Vivianne Margue, tinggal di kota Kecil bernama Broken Bridge. Ia juga tidak mengerti kenapa kota itu dinamai dengan nama Jembatan Rusak. Konon kata neneknya, Mrs. Arabella Margue, jembatan besar yang sekarang menghubungkan sungai diantara dua kota kecil Broken Bridge lah yang merupakan asal dari nama kota itu. Jembatan rusak itu tentu saja berpuluh tahun yang lalu sudah dibangun dan diperbaiki. Tapi nama Jembatan Rusak tetap melekat di kota kecil Vivianne.
Vivianne dilahirkan di kota itu. Lalu setelah orang tuanya meninggal saat usianya sepuluh tahun, Vivianne tinggal dengan neneknya. Sepupunya Frederic Margue yang saat itu berusia delapan belas dan telah tinggal dengan sang nenek dari usia sepuluh tahun memutuskan untuk pergi dan mencari pekerjaan.
Frederic adalah kakak sepupu dari Vivianne, ayah Frederic adalah kakak dari ayah Vivianne. Namun Frederic juga tidak beruntung, ayahnya meninggal karena kecelakaan di sebuah gedung yang baru akan dibangun. Lalu setahun kemudian ibu Frederic menyusul, meninggal karena penyakit jantung.
Saat ayahnya meninggal, Fred dan ibunya tinggal bersama nenek, lalu setahun kemudian ibu Fred meninggalkan putranya juga.
Sekarang Vivianne sangat mengerti bagaimana perasaan sepupunya saat itu. Saat orang tuanya mengalami kecelakaan dan dinyatakan meninggal di tempat, Vivianne saat itu merasakan ditinggal seorang diri. Usianya sepuluh tahun, sama seperti Fred saat kehilangan ayahnya.
Lalu Vivi dibawa ke rumah nenek. Nenek Arabella dan sepupu Frederic selalu menghibur dan menemaninya. Sehingga dukanya tidak terlalu terasa meski kesedihannya tidak akan pernah hilang.
Kemudian sepupu Fred memutuskan pergi dari rumah nenek Arabella. Sepupunya pergi untuk mencari pekerjaan dan sepertinya sepupu Fred sangat sukses dengan pekerjaannya. Sepupu Fred menyekolahkan Vivianne hingga ia menyelesaikan kuliah. Mengirim uang setiap bulan untuk kebutuhan nenek dan Vivianne.
Sekarang usia Vivianne 22 tahun. Ia baru saja menyelesaikan kuliahnya. Vivi berpikir untuk mencari pekerjaan dan menghentikan bantuan yang selalu dikirimkan sepupu Fred. Sepupunya itu belum juga menikah, Vivi berpikir apa mungkin itu karena dirinya dan nenek Arabella.
Vivi tidak mau menjadi beban sepupu Fred lagi. Ia akan mencari pekerjaan dan menghidupi dirinya dan juga nenek Arabella.
Namun bencana itu datang. Adik ibunya bibi Helen dan suaminya paman Dominic tiba-tiba mendatangi rumah nenek Arabella. Bibinya yang genit dan suaminya yang mata keranjang itu membawa satu surat utang yang menyatakan bahwa ayah dan ibu Vivianne telah meminjam uang dalam jumlah besar dari paman Dominic. Suami bibi Helen memang pengusaha kaya, itulah yang pernah ibu Vivi katakan.
Surat itu ditandatangani oleh ayahnya. Seorang pengacara keluarga paman Dom yang datang bersama mereka menyatakan bahwa surat itu benar adanya.
Saat itu, Vivianne melihat tangan keriput nenek Arabella gemetar, Air mata jatuh berderai dari kedua bola mata neneknya.
Tidak ingin membuat neneknya bersedih, Vivianne mengatakan apa yang ia bisa untuk menyelesaikan masalah itu.
"Bibi Helen ... Paman Dom ... Kalian pasti tahu, aku tidak punya uang sebanyak itu. Tapi aku akan mencari pekerjaan ... aku akan melunasi utangnya walaupun harus mencicilnya seumur hidupku."
Bibi Helen memandanginya dengan pandangan menilai, dari atas rambut hitamnya yang halus, kulitnya yamg putih, tubuhnya yang ramping cenderung kurus sampai ke kedua kakinya. Vivi dibuat merinding oleh tatapan bibinya itu.
Paman Dom melakukan hal yang sama, Vivi dibuat bergidik ketika pandangan mata paman Dom berhenti di dadanya. Seolah mata itu mau merobek gaunnya dan melihat apa yang disembunyikan dibalik gaun katun rumahan yang ia pakai.
"Helen ... kami akan berusaha melunasinya ... tapi berikan kami sedikit kelonggaran. Aku akan menjual rumah ini sebagai uang pangkal pembayaran. Rumah ini kecil dan berada di pinggir kota. Tapi kurasa akan ada yang membelinya. Uangnya akan cukup membayar seperempat dari jumlah hutang itu. Sisanya ... kuharap kau memberikan waktu ... kami akan mencicilnya ...."
Vivi mendengar bibi Helen mendengus meremehkan.
"Dan apa yang bisa kau kerjakan untuk mencicil hutang itu, Nenek Tua? Mencuci piring di restoran india!? Atau jadi penjaga anjing di pet shop!?"
"Bibi! " teriak Vivi memperingatkan.
"Kenapa memangnya!?" tanya Helen sinis.
"Ucapanmu tidak sopan, Bibi! Sudah kubilang aku akan bekerja! Aku akan melunasi sisanya!"
Tawa terkekeh dari paman Dom membuat bulu roma Vivianne berdiri.
"Keponakan ku yang mungil dan cantik ... kami punya solusi yang amat baik dan bisa membuat lega kita semua. Kau tidak perlu bekerja seumur hidup untuk membayar utang. Dan kami akan mendapatkan pelunasan yang cepat dan menguntungkan."
"So ... solusi apa, Paman Dom?"
"Menikah, Sayangku. Kau menikah dengan putra salah seorang kawan dekat yang juga relasi bisnisku. Dia ingin menikahkan putranya dengan putriku. tapi seperti yang kau ketahui, aku hanya punya seorang putra yang masih berumur dua puluh tahun. Jadi kami mengajukan bagaimana jika seorang keponakan. Masih berhubungan darah dan sangat dekat. Ia setuju. Ia akan menandatangani perjanjian bisnis yang memberikan keuntungan sangat besar pada kami hanya jika putranya terikat pernikahan dengan keluargaku. Ikatan itu akan dijadikan jaminan bahwa aku tidak menipunya."
Tawa riang paman Dom menggema di ruang tamu kecil rumah nenek Arabella. Kali ini Vivianne tidak hanya merinding, tapi ia juga merasa mual.
"Temanku, Verone Marchetti hanya akan menjalin kerja sama bila putranya menikah dengan salah satu anggota keluargaku. Sebagai jaminan aku akan melaksanakan bagian dari kesepakatan kami. Nah, Vivi Sayang ... kau bisa membantu kami. Aku akan menganggap lunas utang orang tuamu bila kau mau menikahi Verga Marchetti, putra temanku itu. Itu nilai kecil yang harus kau bayar dibanding jumlah hutang itu.
Vivi mengernyit sakit hati. Sama saja pamannya itu mengatakan secara tidak langsung bahwa hidupnya lebih kecil nilainya dibanding jumlah utang orang tuanya.
Paman Dom mengulurkan tangan, meletakkan sebuah foto di atas surat utang orang tua Vivianne. Seorang pria dengan wajah tegas dan pandangan mata keras, kesan kejam dan penuh kuasa terlihat jelas. Vivianne bergidik ... setampan apapun, bila hanya dijadikan alat tukar dan budak dalam satu pernikahan, maka itu tidak layak untuk dijalani.
"Kami sudah cukup memdengarkan, Helen, Dominic. Sekarang pergilah ...."
"Kami memang mau pergi, Arabella. Tidak perlu mengusir. Vivianne ... pikirkan ini, atau aku akan membuatmu tidak hanya kehilangan tempat tinggal. Tapi akan membuat kau dan nenekmu sampai mati harus bekerja siang dan malam. Nenek tua itu harus membayar juga. Karena dialah orang tuamu harus berhutang sebanyak ini! Sebulan Vivianne ... aku hanya punya waktu sebulan. Sebulan dari sekarang, aku akan datang lagi."
Setelah berkata kasar, Helen meraup surat dan foto di atas meja, lalu ia memberi kode pada pengacara dan suaminya untuk pergi. Paman Dom bangkit, lalu menatap lagi ke arah Vivianne, satu kedipan nakal diberikan oleh pria paruh baya itu padanya. Membuat isi perut Vivi terasa berputar dan ingin keluar.
Akhirnya para pengganggu mengerikan itu pergi. Vivianne melirik neneknya. Wanita tua itu menangis sesenggukan sekarang. Vivi mendekat dan memeluk neneknya.
"Shhhh ... Jangan menangis, Nonna. Aku akan mengatasi masalah ini."
Satu nama terlintas di otak Vivianne ketika ia selesai mengucapkan kalimat menghibur untuk neneknya itu.
Frederic ....
NEXT >>>>
**********
Catatan :
Nonna : Nenek
**********
Cast : Vivianne Margue
Cast : Mrs. Arabella Margue
**********
From Author,
Halo Readers, terima kasih sudah membaca Mr. Costra. Mohon bantuan untuk tekan like, tekan favorite atau love, klik rate bintang lima dan juga komentarnya. Untuk penyemangat author dalam menulis dan melanjutkan kisah.
Terima kasih banyak ya. Luv you ....
Salam hangat, DIANAZ.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Lea_Rouzza
ak sdh bc ini,,2x mlh d akun sblmny,,tp masih ttp asiik d bc lg k3 x ny
2023-10-12
0
jie ung
belom ada novel baru kah
2023-05-23
0
Dian Ayu Cahyono
Victoria justice bukan sih yang jadi Vivian?
2023-04-23
0