Suami Samaran
Yura menerima setiap ancaman dari anggota rapat pemegang saham yang terus saja mendesaknya menanyakan keberadaan suaminya.
"Apakah kamu tidak bisa memberikan alasan yang cukup masuk akal atas hilangnya suamimu?" Tanya tuan Luky menahan geram melihat sikap diamnya Yura yang tetap tenang walaupun mendapatkan cercaan dari berbagai arah.
"Saya sedang mencari keberadaannya. Tolong jangan terlalu memaksakan kehendak kalian untuk mengambil alih perusahaan ini!" Sahut Yura.
"Baiklah. Kami hanya memberikan waktu untukmu tiga hari untuk menemukan suamimu atau perusahaan ini akan kami ambil alih!" Ancam beberapa anggota pemegang saham itu yang tidak lain adalah kerabat dan sahabat dari suaminya sendiri.
"Baik. Aku terima tantangan kalian dan silahkan keluar dari ruangan ini!"
Usir Yura tanpa memperdulikan cibiran dan hinaan yang ditujukan pada dirinya yang selama ini merupakan istri Riandra yang hanya seorang guru vokal di salah satu sekolah internasional di Jakarta.
Asisten suaminya Riky, terlihat diam karena dia juga merasa sudah lelah untuk mencari keberadaan bosnya itu.
"Nona Yura! Kenapa anda sangat berani sekali menantang mereka untuk menerima tantangan mereka itu?" Sesal Riky.
"Terus aku harus bagaimana?"
"Setidaknya jangan memberikan janji apapun pada mereka nona. Apakah nona tidak tahu bisa jadi mereka sendiri yang telah melakukan konspirasi untuk menculik tuan Riandra dan berpura-pura datang untuk mendesak Nona agar menghadirkan tuan Riandra di sini." Imbuh asisten Riky.
"Tenang saja! Aku tahu permainan mereka tapi aku percaya Tuhan bersama kita yang tidak berhenti berharap memohon pertolongannya." Ungkap Yura pasrah.
"Baiklah. Ini sudah malam. Sebaiknya nona Yura pulang. Aku akan mengantarmu pulang." Ucap Riky.
"Tidak usah. Aku bawa mobil sendiri tadi, Riky. Biar aku bawa mobilku sendiri."
"Tapi, nona dalam keadaan tertekan. Aku tidak mau terjadi apa-apa pada Anda nona. Nona adalah tanggung jawab saya setelah tuan. Riandra." Ucap Riky yang sangat menghormati Yura.
"Insya Allah. Aku bisa menjaga diriku sendiri Riky. Aku ijin pulang duluan ya. Aku percayakan kepadamu perusahaan ini." Ucap Yura begitu santun.
"Baik nona Yura. Tolong bawa mobilnya hati-hati karena sebentar lagi akan turun hujan." Ungkap Riky lalu mengantar Yura sampai ke lobi hotel.
Yura adalah perempuan berusia 25 tahun yang sudah hidup berumahtangga dengan Riandra suaminya selama empat tahun. Dua tahun pertama pernikahan mereka terlihat harmonis dan sangat menyenangkan. Yura adalah istrinya Riandra yang saat ini menghilang begitu saja selama dua tahun.
Sekitar pukul delapan malam, tiba-tiba saja angin berhembus kencang menerbangkan apa saja yang ada di jalanan di susul petir dengan intensitas hujan ringan hingga lebat membuat jarang pandang Yura mulai terganggu.
Karena jalanan sepi, Yura segera menambah laju kendaraannya hingga tidak memperhatikan seseorang yang sedang menyebrang jalan di jalur cepat itu. Naas bagi Yura yang terlambat menginjak remnya hingga akhirnya ia menabrak seseorang hingga terpental beberapa meter dari mobilnya.
Merasa sangat ketakutan, akhirnya Yura mengangkat wajahnya hati-hati dan melihat tubuh orang itu sudah terlungkup dari kejauhan. Yura hati-hati turun dari mobilnya dengan payung yang siap ia buka. Dengan jalan hati-hati mendekati korban.
"Ya Allah. Aku mohon jangan sampai orang ini mati." Yura menyentuh nadi orang itu ternyata masih hidup.
Ia memberanikan diri untuk membalikkan tubuh korban itu untuk melihat wajahnya. Seketika mata Yura terbelalak ketika melihat wajah korban itu ternyata mirip suaminya.
"Riandra ..?" Sentak Yura gugup.
...----------------...
Di kamar pribadinya, Yura sedang menunggu pria yang belum ia ketahui identitasnya itu di dalam kamarnya. Yura sengaja menjadikan pria itu sebagai suaminya yang sudah ia temukan. Ia berharap pria ini bisa amnesia agar ia bisa mengerjai pria ini.
Walaupun pria ini sangat mirip dengan suaminya, namun ia tidak menemukan tanda lahir yang sama seperti suaminya yang terdapat di paha kirinya.
Tidak lama kemudian pria itu mulai mengerjapkan matanya dan melihat sekitarnya. Pria itu berusaha bangun namun kepalanya terasa sangat pusing.
"Di mana aku? Akhhhhkkk...!" Desis pria itu sambil memegang keningnya.
"Tenanglah...! Anda berada di rumahku." Ucap Yura sembari menyerahkan segelas minum air putih pada pria itu.
Pria itu buru-buru meneguk minumnya karena ia merasa sangat haus. Sekilas ia menatap wajah cantik Yura. Hatinya tergelitik untuk bertanya pada Yura yang terlihat gelisah menatapnya segan.
"Ape kamu yang telah menabrak aku? Mengapa kamu membawaku ke sini dan bukan ke rumah sakit? apakah kamu takut aku menuntut mu masuk ke penjara?"
"A...aku minta maaf karena tidak melihatmu menyebarang jalan semalam karena jarak pandang ku terlihat kabur saking derasnya hujan semalam. Aku memang tidak membawamu ke rumah sakit karena lukamu tidak terlalu parah." Ucap Yura gugup.
"Baiklah. Kalau begitu aku harus pergi dari sini." Ucap pria itu segera beranjak pergi namun di cegah oleh Yura.
"Aku mohon, tolong jangan pergi dari sini. Tinggal lah sebentar di sini karena aku membutuhkan pertolonganmu." Ucap Yura membuat pria itu mengangkat satu alisnya.
"Apakah kamu punya kepentingan yang mendesak hingga ingin meminta pertolonganku?"
"Begitulah. Aku akan membayarmu berapa saja yang kamu inginkan asalkan kamu mau membantuku. Aku mohon pertolonganmu." Pinta Yura terlihat sungguh-sungguh.
"Baiklah. Apa yang kamu inginkan dariku. Aku tidak ingin kamu memanfaatkan aku dalam tindakan kriminal karena aku adalah laki-laki baik-baik."
"Aku tidak memintamu untuk membunuh siapapun. Aku hanya ingin kamu menyamar sebagai suamiku. Apakah kamu mau?"
"Jadi kamu ingin aku jadi simpanan mu untuk memuaskan kamu di ranjang?"
"Tidak...tidak seperti yang kamu pikirkan. Ini lebih kepada urusan bisnis. Aku akan menjelaskan tugasmu dalam penyamaran sebagai suamiku. Setelah itu aku akan membayarmu dan aku akan mendapatkan kembali bisnis suamiku yang saat ini sedang di incar oleh para pesaing bisnisnya. Aku tidak terlalu pintar mengelola perusahaan karena profesi ku hanya sebagai guru vokal di salah satu sekolah internasional." Ucap Yura penuh harap pada pria tampan itu.
"Baiklah. Kalau begitu aku akan membantumu. Berikan informasi apapun yang berkaitan dengan suamimu. Aku akan melakukan yang terbaik sesuai yang kamu inginkan.
Tapi, apakah kita akan tinggal sekamar sebagai suami istri untuk menyempurnakan penyamaran ku?" Tanya pria tampan itu.
"Apakah kamu keberatan jika kita tidur di kamar yang sama?" Tanya Yura.
"Sama sekali tidak keberatan jika kamu juga ingin aku menggantikan posisi suamimu di ranjang ini? untuk memuaskan kamu. Aku dengan senang hati akan memenuhinya. Bagaimana? Apakah kamu juga ingin melakukannya?"
Seringai pria tampan itu membuat Yura mengepalkan kedua tangannya ingin menghajar pria berengsek yang ada di hadapannya saat ini.
"Dasar pria keparat...! Kalau aku tidak butuh bantuan mu, sudah dari semalam ku biarkan kamu mati di jalanan." Batin Yura menahan gemuruh di dadanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Agus
boleh jg
2023-06-15
0
Sweet Girl
mampir Tor....
2023-06-04
0