Yuki langsung masuk ke dalam auditorium dan menuliskan absennya di depan dosen pembimbing.
“Yuki Aurora, terlambat tujuh menit!” tegur dosen pembimbing Yuki.
“Maaf sebelumnya pak. Saya sudah tiba bersama Yuri, tetapi tadi saya menemui Nachya dengan Mr Ozzie terlebih dahulu. Berarti saya gak terlambat dong pak!” kilah Yuki membuat alasan.
Mendengar nama Ozzie dan Nachya disebutkan oleh Yuki membuat dosen pembimbingnya percaya begitu saja. Akhirnya Yuki pun selamat dari kata terlambat karena alasan yang ia buat tadi.
“Baiklah, cepat duduk dan ikuti pembelajaran kali ini dengan baik!”
“Siap, Pak!”
Senyum Yuki pun merekah lebar sambil melangkahkan kakinya ke kursi yang paling belakang. Tak lama kemudian, Ozzie dan Nachya masuk ke dalam auditorium untuk memulai pembelajaran mereka.
Satu jam berlalu, penjelasan dari Ozzie dan Nachya tentunya membuat para mahasiswa teknik semakin bersemangat menggapai cita cita mereka sebagai seorang arsitek muda.
Namun tidak bagi Yuki yang kini justru tengah mendengarkan musik menggunakan headset yang menempel di telinganya.
Setelah mendengarkan penjelasan dari Ozzie dan Nachya, kini tiba saatnya para mahasiswa berlatih membuat sketsa dengan kertas yang disediakan. Yuki dengan santainya langsung membuat sketsa yang sebelumnya sempat ia pelajari.
Sedangkan Ozzie, Leo, dan kru arsitek yang lain pun mulai berkeliling mengecek hasil karya para mahasiswa satu persatu.
“Temui aku setelah ini di ruang yang tadi!” titah Ozzie sambil melewati Yuki.
Sayangnya Yuki yang sedang fokus membuat sketsa sambil mendengarkan musik sama sekali tidak mendengarkan apa yang baru saja diperintahkan oleh Ozzie. Hingga saat pembelajaran usai, Yuki bergegas keluar dari auditorium dan melenggang pergi.
Tiba-tiba dari arah belakang ada yang menarik bahu Yuki hingga Yuki hampir saja terjatuh ke belakang. Untung saja Yuki cepat berkelit dan berbalik hendak meninju orang yang kini sedang menarik bahunya.
Bugh! Pukulan Yuki mendarat tepat di perut Leo.
“Argh!” pekik Leo kesakitan.
“Makanya jangan macem-macem!” Yuki menepuk kepalan tangannya sambil menatap sinis ke arah Leo.
“Eh, bukannya kamu itu yang tadi ada di ruangan Mr Ozzie ya?” tanya Yuki sambil mengingat ingat siapa sebenarnya lelaki yang baru saja menahannya agar tidak pergi.
“Yap, aku Leo. Asisten Mr Ozzie. Aku diperintahkan untuk membawamu ke ruangan yang tadi.”
“Ck, bukankah masalah yang tadi pagi sudah bisa diatasi?!” balas Yuki sambil mengerutkan dahinya.
“Tapi kau tetap harus menemui Mr Ozzie sekarang juga! Karena jika tidak, ia akan melaporkan kesalahan mu kepada dosen pembimbing dan tentunya akan membuatmu berurusan dengan peraturan yang ada di kampus!”
Dengan kesal Yuki pun mengikuti langkah Leo menuju ke ruangan yang digunakan oleh Ozzie sambil menghentakkan kakinya. Sesampainya di ruangan, tampak Ozzie sudah berdiri menunggu kedatangan Yuki sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
“Jangan berusaha untuk kabur dan tidak bertanggung setelah apa yang kamu perbuat denganku, Yuki!”
“Memangnya aku harus bertanggung jawab seperti apa lagi?” tanya Yuki dengan santainya.
“Presentasi udah berjalan dengan lancar, sketsa yang terkena tumpahan kopi juga masih bisa dimanfaatkan bahkan tampilannya terlihat lebih aesthetik. Trus sekarang aku harus ngapain lagi coba?”
“Kamu harus membantuku membuat beberapa sketsa yang baru dengan ikut serta denganku kembali ke Mansion. Setelah sketsa itu selesai, maka aku anggap kau telah bertanggung jawab atas kesalahanmu tadi pagi!” jawab Ozzie.
“Apaa?! Ini sama sekali tidak adil dan aku tidak setuju. Mana bisa aku harus membuat beberapa sketsa baru untuk mengganti satu lembar sketsa yang terkena tumpahan kopi?”
“Jangan konyol Mr Ozzie!” protes Yuki secara terang-terangan.
“Mudah saja jika kau memang tidak setuju. Aku akan menghubungi pihak kampus dan melaporkan kesalahanmu tadi pagi!” ancam Ozzie.
“Cih, ancaman basi! Aku akan membantu membuat 3 sketsa baru dan setelah itu aku pulang kembali ke asrama.”
“Aku butuh 20 sketsa. Dan jika kau membantuku menyelesaikan ini, maka aku anggap masalah ini selesai!”
“Aaarrrggghhh! Menyebalkan!” gerutu Yuki kesal. “Ini namanya penindasan!”
“Sepertinya kau lebih suka dihukum oleh dosen pembimbing ya?” Ozzie langsung mengambil ponselnya dan bersiap untuk menghubungi dosen pembimbing Yuki.
Cepat-cepat Yuki mendekat ke arah Ozzie dan merebut ponsel yang ada di tangan Ozzie. Sayangnya Yuki justru tersandung karpet dan membuat tubuhnya limbung menabrak Ozzie.
Ozzie yang tidak seimbang pun akhirnya jatuh dan tanpa sengaja ponsel yang ia pegang terlempar mengenai maket akrilik buatannya.
Pyar! Maket akrilik buatan Ozzie kini hancur berantakan.
Posisi Yuki yang kini tengah menindih tubuh Mr Ozzie membuat Leo tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Ia pun mengambil ponselnya dan membidik pose mereka yang tampak begitu intim.
Tidak hanya itu, Leo juga mengambil gambar hancurnya maket akrilik Ozzie sebagai barang bukti jika Yuki telah menghancurkan karya Ozzie untuk kedua kalinya.
‘Oh My God! Aku benar-benar sial hari ini!’ rutuk Yuki dalam hati sambil menyingkir dari atas tubuh Ozzie.
“Aku akan menuruti perintah Mr Ozzie mulai hari ini!” tutur Yuki sambil menundukkan kepalanya.
“Dasar wanita pembawa sial! Kamu tahu gak berapa lama aku menyusun maket akrilik itu dan berapa banyak biaya yang aku keluarkan?!” gertak Ozzie.
“Maaf, Mr!” ucap Yuki yang kini tidak berani lagi mengangkat kepalanya. Ia paham betul betapa mahalnya maket akrilik buatan Mr Ozzie itu.
Dan ia juga sadar diri jika uang sakunya tentu saja tidak cukup jika digunakan untuk membayar ganti rugi atas kecerobohan yang ia buat.
Sedangkan Ozzie langsung bangkit dan mengecek seberapa parah kerusakan maket akriliknya kali ini. Ia menghela nafasnya lega saat mendapati kerusakan maketnya tidak begitu parah.
“Kerusakannya sama sekali tidak parah, tapi hal ini bisa kita gunakan untuk memberi pelajaran anak badung ini!” bisik Leo.
“Good idea, Leo! Aku akan membuatnya menyesal sudah berurusan denganku!” balas Ozzie lirih.
“Segera kemasi semua pakaian dan barang-barangmu di asrama. Aku beri waktu selama tiga puluh menit dari sekarang!” titah Ozzie dengan geram.
“Tepat jam 11 siang, kau harus sudah berdiri lagi di ruangan ini dan aku akan membawamu ke Mansion!”
“Siap, Mr. Ozzie!”
Yuki langsung berbalik meninggalkan ruangan Ozzie. Secepat kilat ia berlari menuju ke asramanya tanpa memperdulikan tatapan mahasiswa yang tengah memperhatikannya berlari terbirit-birit.
“Yuriiii!” teriak Yuki saat melihat saudari kembarnya membuka pintu kamar asramanya.
Betapa terkejutnya Yuri saat mendapati saudarinya sudah dibanjiri keringat dan penampilan yang awut-awutan.
“Ya Ampun Yuki, apa yang sudah terjadi denganmu?” tanya Yuri yang mulai panik melihat keadaan Yuki.
“Bantu aku berkemas, dan aku akan menceritakan semuanya denganmu!” pinta Yuki.
“Berkemas? Memangnya kamu mau ke mana?”
Yuki pun akhirnya menceritakan semua yang terjadi padanya hari ini sambil mengemasi kopernya. Mulai saat ia menumpahkan kopi pada sketsa milik Ozzie sampai ia menghancurkan maket akriliknya.
“Yuki, kali ini aku sangat iri mendengarkan kecerobohan yang kamu buat.”
“Bukankah kita berdua ini kembar identik? Bagaimana jika kali ini kau menggantikan aku untuk bertanggung jawab atas kecerobohan yang aku perbuat?” tanya Yuki menawarkan ide gilanya kepada Yuri.
“Ini adalah tawaran yang tidak dapat aku tolak, Yuki. Siapa yang tidak mau jika ditawari untuk tinggal bersama idolanya sendiri.”
“Tapi menurutku, kau tetap harus bertanggung jawab atas apa yang kau perbuat! Jika suatu saat nanti kamu merasa lelah, maka aku siap untuk menggantikan posisimu!” timpal Yuri.
“Kau memang paling pengertian denganku, Yuri! Aku akan terus menghubungimu setiap waktu!”
“Aku pamit yaaa!” Yuki langsung menarik kopernya dan siap untuk kembali ke ruangan Ozzie yang ada di auditorium.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Sellyta Atmajaya
Jangan galak2 Mr. Ozzle, nanti bucin. Mr. Ozzle modus nih. Tetap semangat & selalu sehat kak😊
2023-03-16
8