Dilema Cinta Arsitek Muda
“Yuki!” teriak Yuri memanggil saudari kembarnya yang masih mandi sambil menggedor pintu kamar mandi.
“Aku duluan ya, Mau cari tempak duduk paling depan biar jelas ngeliat ketampanan Abang Ozzie!” lanjutnya lagi.
Yuri Amanda, mahasiswi teknik di Bartlett School of Architecture memang sudah lama mengagumi Arsitek Muda ternama yang bernama Ozzie Spahic. Bukan hanya mengagumi hasil karyanya saja, Yuri juga sering memandangi foto Ozzie yang tampak begitu tampan di usianya yang menginjak 30 tahun.
Bahkan Yuri juga menjadikan foto Ozzie sebagai wallpaper di ponselnya. Menurut Yuri, tidak ada lagi lelaki tampan selain Ozzie Spahic, idola hatinya.
“Oke!” balas Yuki sambil berteriak. “Aku nanti nyusul, duduk belakangan juga gak masalah!”
Yuki Aurora, saudari kembar Yuri yang sifatnya bertolak belakang 180 derajat dengan Yuri. Jika Yuri sedikit pendiam, bertutur kata dengan lembut dan sopan, dan jago memasak, maka Yuki tidak memiliki semua itu.
Yuki terkenal jago berkelahi, cerewet, dan bicaranya blak blakkan. Tidak hanya itu, Yuki juga sedikit ceroboh sehingga sering kali menimbulkan masalah dibandingkan dengan Yuri. Meskipun begitu, keduanya tetap memiliki persamaan. Selain paras mereka yang kembar identik, keduanya juga sama-sama mahasiswi berprestasi yang pandai dalam hal pelajaran.
Lima menit kemudian, Yuki menyudahi mandinya dan bergegas mengenakan pakaian yang sudah ia siapkan sebelumnya. Matanya membulat sempurna saat melihat lima menit lagi pembelajaran dari arsitek muda ternama itu dimulai.
“Lima menit lagi aku pastikan akan tiba di Auditorium!” gumam Yuki yang sudah meraih tas punggungnya dan siap untuk berlari.
Namun saat hendak membuka handel pintu, matanya terhenti pada cup coffee buatan Yuri yang terletak di atas meja. Secepat kilat tangannya meraih cup tersebut dan keluar dari kamarnya sambil menikmati kopi karamel yang masih hangat.
‘Lebih baik aku menikmati ini dulu sebelum mengeluarkan tenagaku untuk berlari!’ gumam Yuki sambil mempercepat langkahnya menuruni anak tangga.
Jarak antara asrama dengan auditorium yang hendak ia tuju cukup jauh, sekitar 500 meter. Menurut Yuki, ia dapat tiba di tempat tersebut dalam waktu 3 menit dengan berlari menggunakan kecepatan tinggi.
Yuki sengaja menyisakan kopinya setengah cup dan mulai berlari menuju ke auditorium, dengan harapan sesampainya di sana, baru ia akan kembali menikmati kopinya.
Sayangnya harapan Yuki buyar seketika saat ia menabrak seseorang di depan auditorium dan menyebabkan kopinya tumpah tak bersisa.
“My Coffee!” pekik Yuki kecewa.
Sedangkan pria yang ada di depan Yuki dengan gusar langsung mengibaskan gulungan kertas sketsanya yang tersiram sisa kopi milik Yuki.
“Kau sudah membuat sketsaku hancur berantakan!” semprot Ozzie sambil menatap tajam ke arah Yuki.
“Dan kau juga sudah membuat kopiku habis tak bersisa!” balas Yuki yang tidak kalah garangnya dengan Ozzie.
Yuki yang tampak ngos-ngosan karena habis berlari pun memperlihatkan tampang kesalnya di depan Ozzie.
“Harusnya aku masih bisa menikmati kopiku setelah berlari. Tapi karena kau tidak menggunakan matamu dengan baik saat berjalan, kopiku jadi tumpah!”
Ozzie langsung mengerutkan dahinya melihat Yuki justru lebih galak terhadapnya. Seharusnya dia lah yang pantas untuk marah dengan Yuki karena sketsa bangunan yang hendak ia presentasikan kini terlihat sangat berantakan karena tumpahan kopi dari gadis yang ada di hadapannya.
Tidak hanya Ozzie, asistennya yang bernama Leo pun terhenyak melihat bos yang juga sahabatnya itu terpaku saat digertak dengan seorang gadis belia yang jika ditaksir usianya masih terpaut jauh dengan mereka.
“Sudahlah, lupakan saja! Karena aku sedang terburu-buru, aku tidak akan meminta ganti rugi denganmu!” ucap Yuki lagi sambil merogoh saku celananya dan memberikan uang ke arah Ozzie.
“Anggap saja ini sebagai ganti rugi dariku atas sketsamu yang terkena tumpahan kopi milikku. Yah meskipun sebenarnya bukan aku yang salah!”
“What?! Kamu tidak merasa bersalah setelah melakukan kekacauan ini?!” balas Ozzie geram.
“Ikut denganku dan aku sama sekali tidak butuh uangmu sepeser pun!”
Ozzie langsung memegang pergelangan tangan Yuki dan menariknya menuju ke ruangan khusus yang memang sudah dipersiapkan untuknya.
“Tapi aku harus segera mengisi absen kelas. Jika tidak maka aku akan dicap sebagai mahasiswa badung karena terlambat di acara besar seperti ini!” protes Yuki sambil mengikuti langkah Ozzie.
“Justru seharusnya kampus besar ini mengeluarkan mahasiswa tengil sepertimu yang sama sekali tidak merasa bersalah atas apa yang kamu perbuat!”
Sesampainya di dalam ruangan, Leo langsung mengunci pintu ruangan untuk memastikan Yuki tidak kabur kali ini dan mempertanggung jawabkan apa yang sudah ia perbuat. Sedangkan Yuki justru menelan ludahnya kasar saat melihat nama yang tertera di meja ruangan.
“Apa anda Tuan Ozzie Spahic, arsitek muda ternama yang akan me...”
“Ya, Aku Ozzie Spahic!” jawab Ozzie memotong ucapan Yuki.
‘Oh My God! Mati aku kali ini!’ rutuk Yuki dalam hati.
“Maafkan saya, Tuan. Saya benar-benar tidak sengaja karena terburu-buru. Saya mohon jangan laporkan hal ini dengan dosen pembimbing saya!” pinta Yuki sungguh-sungguh sambil menangkupkan kedua tangannya.
“Aku akan memaafkanmu dengan syarat, kembalikan sketsa gambarku seperti sedia kala!” jawab Ozzie sambil membuka gulungan kertas di atas meja.
Mata Yuki terbelalak sempurna melihat tumpahan kopi membekas di kertas tersebut dan menimbulkan bercak yang sangat buruk. Sketsa indah yang telah dibuat Ozzie kini benar-benar terlihat sangat hancur karena ulahnya.
“Ta-tapi, bagaimana saya bisa mengembalikan sketsa tersebut seperti semula?” tanya Yuki mulai ketakutan.
Matanya mulai melirik ke arah jam dinding yang menunjukkan jika waktu Ozzie presentasi sudah hampir dekat.
“Aku tidak mau tahu! Yang jelas kau harus bertanggung jawab atas semua yang kau perbuat pagi ini!” gertak Ozzie geram.
Tak lama kemudian terdengar pintu ruangan terbuka dan tampak Nachya, sahabat Yuki yang terpilih sebagai mahasiswa magang yang menemani Ozzie datang dengan membawa gulungan kertas di tangannya.
“Hai Yuki!” sapa Nachya yang langsung memeluk sahabatnya. “Apa kau tengah menunggu kedatanganku?” tanya Nachya kemudian yang langsung dijawab Yuki dengan gelengan kepalanya.
“Tidak Nach! Tapi aku baru saja membuat masalah yang besar!” jawab Yuki lirih.
“Haish, aku tidak asing lagi dengan kalimat ini! Bukankah sahabatku yang satu ini memang suka membuat masalah?” timpal Nachya menggoda Yuki sambil melepas pelukannya.
“Memangnya masalah apa yang saat ini kau buat, Yuki sayang?” tanya Nachya.
Yuki tidak menjawab pertanyaan sahabatnya dan hanya menunjuk ke arah sketsa yang terbentang di atas meja. Nachya pun melihat sketsa tersebut dan langsung menyungingkan senyumannya.
“Jadi kau sudah menumpahkan kopi di sketsa buatan Mr Ozzie?” tanya Nachya dan Yuki langsung menganggukkan kepalanya.
“Jangan khawatir! Aku akan mengatasi ini!”
“Hai Mr. Ozzie! Maaf aku sedikit terlambat karena suamiku sedikit ada kendala tadi!” ucap Nachya sambil mendekat ke arah Ozzie.
“Ini sketsa yang anda minta sudah jadi, model dan bentuknya aku buat sama persis!” Nachya membentangkan sketsa buatannya berdampingan dengan sketsa buatan Ozzie.
“Mungkin karena sketsa yang satunya sedikit ada bercak, ini bisa menjadi contoh saat pembelajaran nanti bagaimana kita menyikapi akan hal ini!” jelas Nachya yang tentunya membuat Yuki bernafas lega.
“Bagaimana mengatasinya?” tanya Ozzie kemudian.
Nachya pun langsung mengambil pensil gambar di tasnya dan mulai melukis di setiap tepi bercak kopi yang ditinggalkan Yuki. Baru sedikit saja, sketsa buatan Ozzie tidak tampak seburuk tadi.
“Kau memang sangat genius, Nachya!” puji Ozzie kagum.
“Nachya, kau memang bidadari penyelamatku pagi ini!” Yuki langsung memeluk Nachya dengan erat.
“Heh! Urusanmu tetap saja belum selesai, Yuki!” gertak Ozzie seketika. “Kau tetap harus aku hukum karena jika tidak, aku akan melaporkan ini semua kepada dosen pembimbing!” ancam Ozzie.
“Baik, Tuan! Kalau begitu saya permisi!”
“Bye, Nachya. Aku masuk duluan yaa!” Yuki melambaikan tangannya ke arah Nachya dan segera keluar dari ruangan Ozzie.
💕💕💕
Visual
Yuki Aurora
Yuri Amanda
Ozzie Spahic (Arsitek Muda Ternama)
Leo Ferdinand (Asisten Ozzie)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Ninna Mekayla
Meski kembar identik, Yuki memang terlihat lebih menantang dengan gaya tomboinya. Kereeeeen kaaaak AdindaRa 😘🥰🥰🥰
2023-03-24
2
UQies (IG: bulqies_uqies)
Yuri dan Yuki, semangat
2023-03-20
4
Zea Alfa
Yuki en Yuri kira kira siapa lebih OK ya? Lanjut terus
2023-03-18
6