Aku Menyebutnya, Cinta
Eliana Cordely, seorang gadis berusia 17 tahun yang duduk di bangku SMA. Ia tinggal di sebuah perumahan kecil yang setiap bulannya membayar dengan harga murah. Gadis yang kerap dipanggil dengan sebutan Eliana ini hidup bersama dengan ayah, ibu dan seorang kakak perempuan yang dua tahun lebih tua darinya.
Kakaknya bernama Irena Cordely, tidak seperti Eliana yang terbilang bodoh, Irena adalah anak yang pintar. Ia selalu didambakan oleh ibunya.
Walaupun begitu, Irena tak sepintar ataupun sebaik kelihatannya, ia yang sudah usai bersekolah selalu memanfaatkan waktunya dengan cara bermain-main di Club malam bersama para pria asing.
Eliana bersekolah di sebuah SMA yang bernama SMA Kongjae. Sekolah yang lokasinya tak jauh dari rumah membuat Eliana lebih mudah sampai ke sekolahnya walaupun terlambat bangun.
Kehidupan nya yang serba kekurangan juga dengan kondisi keluarga yang berantakan selalu membuat Eliana putus asa, ia seringkali pulang malam untuk menenangkan diri dari rumah yang dirasa seperti neraka baginya.
*Grrrrr!!!***Ngraung!!**
Eliana menghentikan langkah kakinya, setelah mendapati seekor kucing dan seekor anjing yang tengah berkelahi di jalan pulang menuju rumahnya.
Tak tau harus berbuat apa untuk menyelamatkan kucing yang sedang diganggu oleh anjing, membuatnya hanya melempar sebuah ranting yang bisa memancing anjing tersebut agar pergi.
Begitu anjing hitam itu pergi mengejar ranting yang dilempar nya, Eliana pun menghampiri seekor kucing yang berbulu tebal dengan warna putih kebiruan.
Baru beberapa langkah ia mendekati kucing yang tengah merapikan bulunya, kucing itu seketika berlari terbirit-birit.
"Haih, dasar kucing tidak tau terima kasih! Padahal aku juga takut dengan anjing hitam itu, tapi aku tetap menolong mu," keluh nya dengan raut wajah kesal.
Selang beberapa waktu, akhirnya perjalanan pulang menuju rumahnya pun sampai setelah ia melewati sungai kecil. Ia merebahkan tubuhnya di sebuah kasur lantai yang nampak usang.
*Dok! Dok! Dok!!*
Suara ketukan pintu yang terdengar menggema di seluruh ruangan membuat Eliana segera membukakan pintu untuk orang yang berada di luar kamarnya. Ia mendapati sosok wanita yang begitu dikenal nya tengah berdiri sembari menatapnya dengan tatapan arrogant.
"Ada apa, Kak?" tanya Eliana sembari menunduk kan kepalanya.
"Kenapa kau hanya bersantai santai di kamar?! Apa kau masih belum paham apa pekerjaan mu setelah pulang sekolah?" lontar wanita itu yang tak lain adalah Irena, kakaknya sendiri.
"Maafkan aku, Kak. Tapi aku sangat lelah, apa tidak bisa aku beristirahat sebentar saja?" pinta Eliana dengan ragu.
*Plak!!!!**
Tangan ringan mendarat tepat di pipinya. Tubuhnya seketika bergetar hebat begitu mendapat tamparan yang sudah biasa ia rasakan dari anggota keluarganya, baik kakak, ibu maupun ayahnya.
"Apa kau masih berani membantah ku?!" teriak Irena sambil menatap adiknya dengan tatapan tajam.
Tak merespon perkataan kakaknya, Eliana segera mengambil beberapa perlengkapan bersih bersih untuk membersihkan sisa kotoran yang dihasilkan dari pertengkaran antara ibu dan ayahnya.
Kejadian itu sudah berlangsung cukup lama sejak Eliana duduk di bangku SMP kelas 3. Itu artinya, sampai saat ini sudah lebih dari 3 tahun ia hidup dengan beban yang tak sanggup ditanggung nya. Walaupun begitu, ia tetap berusaha keras agar bisa meraih mimpinya dan pergi dari kehidupan yang penuh akan kekacauan.
...****************...
Semburat mentari pagi memanjakan mata Eliana melihat panorama alam yang indah. Ia berjalan mengikuti irama langkah kakinya menuju sekolah yang lokasinya tak jauh dari rumahnya.
"Aku harap sekolah ku hari ini berjalan dengan baik dan menyenangkan," Gumam nya dengan penuh semangat menatap jalanan yang bersih tanpa sampah sedikitpun.
Hanya membutuhkan waktu 15 menit dari rumah, Eliana pun sampai di sekolahnya tepat waktu. Ia kemudian berjalan dengan anggun menuju kelasnya yang berada di lantai 2 gedung sekolah.
"Eliana!!" teriak seorang gadis berambut merah panjang yang cukup dekat dengan nya.
"Ada apa, Clau?" tanya Eliana pada gadis bernama Clau tersebut.
"Hosh ... hosh ... apa kau belum tau? Pagi ini sekolah kita dibuat heboh karena Bomi dan Riu berpacaran!!! Riu mengungkapkan perasaan nya di taman belakang sekolah tadi," ungkap Clau dengan nafas yang tidak teratur.
Mendengar Clau mengatakan bahwa Riu, sahabat masa kecil yang disukainya berpacaran dengan Bomi teman sekelasnya membuat Eliana seketika terdiam. Cukup lama ia menatap Clau yang masih heboh menceritakan kejadian yang baru saja terjadi di sekolah mereka.
"Sekarang mereka ada dimana?" tanya Eliana dengan raut wajah kecewa.
"Setahuku mereka masih berada di taman belakang sekolah. Tapi sekarang aku tidak tau dengan pasti," jawab Clau seadanya.
Ia kemudian menaruh ransel milik nya di samping bangku yang didudukinya selama semester pertama. Entah apa yang melayang dipikiran Eliana hingga membuatnya bertekad untuk menghampiri Riu juga Bomi yang baru saja menyebarkan rumor percintaan di sekolah mereka.
*DRAP! DRAP! DRAP!*
Eliana berlari sekencang mungkin menuju taman belakang sekolah. Hal itu tentu membuatnya terkejut saat ia melihat dengan kedua matanya sendiri. Sosok laki-laki yang dicintainya selama lebih dari 5 tahun ternyata berpacaran dengan teman sekelasnya yang duduk bersebelahan dengan nya.
"Hai, Eliana!" panggil Riu sembari melambaikan tangan pada Eliana.
"Ah, Riu? Selamat, yah ... aku tidak menyangka kau akan mempunyai pacar secepat ini," celetuk Eliana sambil berjalan mendekati Riu.
"Karena hari ini aku berpacaran dengan Bomi, bagaimana jika sepulang sekolah aku mentraktir mu makan?" tawar Riu seraya menarik tangan Bomi ke arahnya.
"Ah, ti-- tidak perlu. Sepulang sekolah nanti aku ada pelajaran tambahan," tolak nya dengan raut wajah kecewa.
"Heuh, sayang sekali, yah. Padahal aku ingin mentraktir mu makan di hari pertama aku berpacaran dengan Bomi. Kau kan sahabat ku yang paling spesial," cetus Riu yang terdengar kecewa mendengar penolakan dari Eliana.
Riu dan Eliana adalah sahabat yang sudah saling mengenal sejak masih bayi. Kedekatan kedua orang tua mereka tentu membuat mereka akrab dengan cepat. Kehidupan Eliana yang awalnya setara dengan keluarga Riu tiba-tiba saja berubah 180° begitu proyek ayahnya gagal.
Namun berlalunya waktu, membuat Riu yang dulu begitu dekat dengan Eliana sedikit demi sedikit mulai menjauh tanpa alasan. Dan kini alasan yang selalu dipertanyakan oleh Eliana akhirnya terjawab sudah.
"Ka-- kalau begitu, aku pergi dulu yah. Masih ada tugas yang belum ku selesaikan," kata Eliana beralasan.
"Eh, tunggu!!" teriak Riu namun tak dihiraukan oleh Eliana yang terus berlari menjauh darinya.
"Memangnya kalian ada tugas?" tanya Riu pada Bomi untuk memastikan bahwa Eliana tidak berbohong padanya.
"Tidak ada, toh biarkan saja dia pergi. Mungkin dia merasa tidak suka padaku karena berpacaran dengan mu," celoteh Bomi yang terdengar menyindir.
𝙱𝚎𝚛𝚜𝚊𝚖𝚋𝚞𝚗𝚐....
𝚃𝚎𝚛𝚒𝚖𝚊 𝚔𝚊𝚜𝚒𝚑 𝚝𝚎𝚕𝚊𝚑 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚊𝚌𝚊 𝚜𝚊𝚖𝚙𝚊𝚒 𝚊𝚔𝚑𝚒𝚛, 𝚓𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚕𝚞𝚙𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚒𝚔𝚊𝚗 𝚍𝚞𝚔𝚞𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚋𝚎𝚛𝚞𝚙𝚊 𝚕𝚒𝚔𝚎, 𝚐𝚒𝚏𝚝, 𝚔𝚘𝚖𝚎𝚗, 𝚟𝚘𝚝𝚎 𝚍𝚊𝚗 𝚏𝚊𝚟𝚘𝚛𝚒𝚝! 𝚂𝚊𝚖𝚙𝚊𝚒 𝚓𝚞𝚖𝚙𝚊 𝚍𝚒 𝚎𝚙𝚒𝚜𝚘𝚍𝚎 𝚜𝚎𝚕𝚊𝚗𝚓𝚞𝚝𝚗𝚢𝚊!!!𝙹𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚕𝚞𝚙𝚊 𝚍𝚞𝚔𝚞𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚜𝚊𝚛𝚊𝚗 𝚗𝚢𝚊 𝚢𝚊🍀
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Rahma AR
semsngat
2023-12-26
0
Angsa Nelangsa
aku mampir.semangat author.
2023-11-29
1