Pencuri Jaket

Belum sempat Nina berkata lagi, tangannya sudah di genggam kuat oleh tangan kekar itu. Ia ketakutan bukan main melihat sosok pria yang berdiri menariknya kuat untuk ikut berdiri.

“Itu tidak layak kau makan.” ujarnya membuat Nina menggenggam kuat bungkusan nasi.

Bagaimana mungkin ia membuangnya dengan mudah sementara nasi yang hendak ia makan susah payah ia dapatkan. Nina berusaha memberontak ia menarik-narik tangannya namun tak membuahkan hasil sama sekali.

“Tolong lepaskan tangan saya. Saya mohon tolong jangan jahat dengan saya.” Nina memohon begitu takut, bukannya mengikuti permintaan Nina, pria itu justru membawa paksa tubuh Nina masuk ke mobil yang sepertinya bisa Nina yakini adalah milik pria itu.

“Kau harus di hukum karena mencuri jaket milikku.”

Betapa terkejut Nina mendengar ucapan pria itu. Ia menoleh pada tubuhnya yang kumal dan bau matahari itu. Yah benar saat ini Nina memakai jaket yang bukan miliknya. Tapi, ia tahu itu bukan jaket curian.

“Tidak. Ini bukan jaket curian. Saya membawanya kok.” ujar Nina membela dirinya dengan memeluk jaket itu.

“Jaket ini saya bawa karena seseorang yang baik meminjamkannya. Tolong biarkan saya pergi dan makan. Saya sangat ingin makan.” Mata Nina menatap penuh permohonan.

Namun, pria yang melajukan mobil tak lagi berkata apa pun. Ia terus memacu laju mobil hingga beberapa menit tak jauh dari lokasi semula akhirnya ia memarkirkan mobil itu.

Nina ketakutan. Ia berpikir pria ini seperti kebanyakan di berita, meski berwajah tampan namun sangat jahat. Nina memeluk tubuhnya berusaha berlindung.

“Matanya seperti aku ingat.” batin Nina yang buyar saat pintu mobil di sampingnya sudah di buka.

“Ayo, makanlah di tempat ini. Aku akan membayarnya. Makanlah sepuasmu.” pria itu menarik Nina kembali untuk masuk.

Benar, Nina sampai melongo tak percaya melihat tempat makan yang ia kunjungi. Berbagai macam makanan lezat ada di tempat itu. Dengan segera ia memesan makanan dengan perut yang sudah meronta-ronta minta di isi.

“Jaketku bisa kau kembalikan saat ini?” tanya pria itu lagi dan membuat Nina menghentikan makannya.

“Iya, aku adalah pemilik jaket yang sudah membawamu malam itu. Kenapa harus kabur?” tanyanya dengan tatapan yang dalam.

Melihat jelas bagaimana paras cantik di depannya ini sangat dekil dan kusam. Nina memanglah sangat cantik dan polos tanpa make up sedikit pun. Ia lama terdiam mencerna dan menyimpulkan jika pria di depannya adalah pria yang baik menolong dan membawanya ke kota.

“Maaf, aku tidak bermaksud mencuri ini. Sebab bajuku banyak robeknya dan hanya ini yang bisa aku pakai untuk menutupi luka di tubuhku…” Nina pun kehilangan selera makan. Ia tertunduk sedih kala mendapat julukan pencuri dari pria di depannya.

Rasanya begitu sakit. Tak cukupkan julukan wanita rendahan yang ia dapatkan dari keluarga? Mengapa harus ada tambahan pencuri lagi untuknya. Nina benar-benar tak menyangka garis hidupnya bisa berubah sangat menyedihkan seperti ini.

“Lanjutkan makan mu. Kita akan segera pulang.” tutur pria itu melihat Nina melamun sedih.

Kepala segera ia gelengkan cepat. Nina ketakutan tubuhnya mendadak gemetar.

“Pulang? Tidak. Aku tidak mau pulang. Tolong jangan bawa aku pulang kembali, aku mohon.” Nina tak sengaja memohon dengan memegang tangan pria di depannya.

Ketakutan jelas Nina rasakan saat menyangka ajakan itu tertuju pada desa yang hampir merenggut nyawanya.

Terpopuler

Comments

Wirda Wati

Wirda Wati

lanjuut

2023-04-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!