Nina yang baru saja sadar dari pingsan segera membuka matanya perlahan meski rasa pusing jelas ia rasakan saat ini. Nina melihat sekeliling tak ada orang sama sekali yang menjaganya. Sejenak ia mengingat wajah pria yang tidak begitu jelas hanya pandangan mata tajam yang begitu ia ingat. Pelan namun pasti ia melepaskan selang infus di tangannya dan memilih untuk keluar dari ruangan itu. Nina ingin pergi entah kemana. Bahkan saat ini posisinya pun ia tidak tahu.
Samar-samar indera pendengarnya menangkap suara orang tengah berceramah. Dan betapa kaget ketika ia baru sadar jika dirinya saat ini tengah berada di wilayah pasukan loreng yang bertugas mengamankan negara. Nina membungkam mulutnya tak menyangka, di depannya begitu banyak orang yang sedang berbaris rapi tengah apel pagi. Dengan tubuh yang masih lemas, Nina berusaha berpikir untuk mencari jalan keluar. Sebab belum pernah berada di tempat itu ia pun kesulitan untuk mencari jalan keluar.
Melihat sikap tegas mereka semua entah mengapa Nina merasa ketakutan. Ia terlalu takut dengan pra yang bertubuh tegap dan suara lantang seperti sang ayah dan keluarganya. Ingatan tentang nyawanya yang hampir saja lenyap, Nina sangat was-was. Ia begitu takut jika sampai ada yang mengancam nyawanya lagi atau bahkan janinnya.
"Aku harus segera pergi dari sini." Ia melihat sekeliling, hanya ada jaket yang terletak di tempat tidurnya barusan. Nina pun menunduk melihat pakaian di tubuhnya yang berlumur darah dan juga robek. Yah, dengan jaket itu ia bisa menutupi semua luka yang di tubuhnya.
Mengendap-endap ia pun ketakutan jika sampai tertangkap. Beberapa kali ia berpapasan dengan beberapa petugas kebersihan. Namun, Nina bersikap seolah biasa saja. Ia pun kini sudah berada di gerbang depan yang memang tak jauh dari tempatnya berada. Nina melangkah secepat mungkin meninggalkan tempat itu. Tak sulit memang keluar dari sana sebab ia di letakkan di tempat rumah sakit tentara. Bukan di bagian dalam yang berisi orang-orang penting yang akan di jaga dengan ketat.
"Dimana wanita itu?" seorang tentara yang baru saja masuk ke ruang rawat tampak mencari keberadaan wanita yang ia bawa tadi malam. Di tangannya ia menenteng sebuah makanan yang baru saja ia beli.
Mata tajamnya melirik ke beberapa sudut ruangan namun tak juga mendapati keberadaan wanita itu. Nina sudah pergi dari sana. Ia pun acuh dan berpikir jika semuanya sudah baik-baik saja. Ia menuju ruang kerjanya dan menikmati sarapan yang sudah ia beli barusan. Sama sekali tak ada perasaan cemas pada wanita yang ia pun tidak mengenalnya.
Berbeda halnya dengan Nina yang kini berada di pinggir jalan. Ia berusaha menenangkan diri dengan duduk istirahat sebab kepalanya terasa sangat pusing. Pagi itu jalanan begitu padat di mana para pekerja akan sangat banyak mengisi jalanan untuk menuju ke kantor. Nina mengerjapkan matanya beberapa kali namun rasa pusing itu semakin terasa.
"Bagaimana ini? Aku harus pergi kemana? Uang pun aku tidak punya." Nina berpikir sembari matanya menatap tubuh yang tak memiliki harta benda yang bisa ia jual itu. Nina bingung, hingga pandangan matanya tertuju pada seorang anak kecil yang menggunakan kantongan untuk mengemis. Hanya cara itu yang bisa Nina lakukan saat ini untuk mengisi perutnya.
Ia pun mencari tempat yang bisa ia pakai meminta. Nina mulai berjalan dengan satu kantong plastik kotor serta kain yang sudah ia basuh di selokan. Berharap niat baiknya bisa mendapatkan uang untuk makan. Nina berdiri di lampu merah ia mengelap setiap kaca mobil orang-orang yang berhenti. Satu persatu memberinya uang koin meski pun kecil Nina bersyukur masih memiliki harapan untuk mendapatkan uang.
Tak jarang pula ia mendapat cacian sebab orang itu tidak ingin di kotori mobilnya dengan lap yang Nina bawa. Sedih tentu saja rasanya sangat menyedihkan namun bagaimana lagi cara ia mendapatkan uang. Ini pertama kali Nina keluar dari rumah dan ke kota seorang diri. Jika biasa ia hanya berada di rumah saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Wirda Wati
llanjut
2023-04-15
0
🇬 🇪 🇧 🇾
ceritanya enak dibacaaaa..
2023-03-12
0
Mardawiah
Awalnya bikin penasaran.semangat ya thor...lanjut
2023-03-12
0