Selfish : 05

Selesai sarapan Arin membereskan dan memeriksa kembali isi tas nya dan apa saja yang perlu dibawa sesuai daftar yang kemarin.

"Arin, ini seriusan kamu disuruh bawa ini?, kok ada-ada saja ya?" tanya Rima datang dari arah tangga, dia membawa sebuah kain untuk melapisi sebuah telur, tapi bukan telur ayam ataupun bebek.

"Gak tau Mah, sekolah nya memang aneh. Masa disuruh bawa telur cicak, mau dimasak kali tuh telur," ujar Arin seraya bergidik ngeri membayangkan jika benar telur cicak dimakan sama pengurus Osis.

"Ini, hati-hati pecah," Rima menyerahkan kain berisi tiga butir telur cicak. (Aneh memang😭)

"Banyak banget Mah? Mama nemu dimana?"

"Di belakang lemari, kebetulan Mama ternak cicak, besok kalo sudah hari Jum'at baru deh Mama bunuh itung-itung nambah pahala," kekeh Rima kemudian berlalu pergi menuju dapur untuk menyiapkan bekal untuk Arin.

"Oke, semua sudah lengkap dan beres," Arin bernafas lega. Setelah mengambil bekal dari Mamanya, Arin segera menuju mobil karena sudah ditunggu oleh Papanya.

"Papa gak lembur lagi kan nanti? Soalnya Arin gak mau pulang sendiri, belum terlalu kenal sama lingkungan di sini," ujar Arin di perjalanan menuju sekolah.

"Iya sayang, Papa akan usahakan buat jemput kamu nanti, telpon saja," Hendri mengelus pucuk kepala putri kesayangannya. Arin sungguh bahagia mendengarnya, dia tidak perlu capek-capek nyari taxi atau nebeng sama ketos menyebalkan itu.

Sampai di depan gedung sekolah, Arin berdiri mematung memandangi anak seumuran dengannya mulai memasuki halaman sekolah. Entah kenapa Arin merasa enggan untuk melangkah, kakinya terasa berat.

"Gak masuk? Bentar lagi bel loh," suara berat dari arah belakang membuat Arin merenggut kesal karena dibuat kaget oleh oknum bernama Zian, lagi-lagi ketemu sama nih orang. Bukan hanya Zian di sana ternyata ada yang lain juga, ini mereka gak pernah pisah ya, barengan mulu.

Arin membungkuk sedikit sebagai rasa hormat pada yang lebih tua kemudian berlari masuk tanpa menjawab pertanyaan Zian, karena Arin merasa gak penting juga buat jawab.

Taman adalah tempat faovorit Arin, sebelum menuju aula dia menyempatkan diri untuk ke taman, entah kenapa tapi dia sangat menyukai tempat itu, sepertinya dia akan memasukkan tempat itu ke dalam list Favorite place.

"Hai, masih inget aku nggak?" gadis seumuran dengannya yang sempat berebut benda kemarin itu datang menghampirinya dan tanpa izin langsung duduk di samping Arin.

"Nayla?" tanya Arin dengan nada suara yang malas, jujur saat ini dia lagi males untuk berinteraksi dengan siapapun, lagi hemat suara.

"Sendirian?" tanya Nayla pelan. Arin menoleh sekilas ke arahnya kemudian menghela nafas. Udah tau sendiri malah nanya lagi, kenapa sih ada manusia seperti ini di muka bumi? gumam Arin dalam hati. Sebagai jawaban yang sedikit sopan dia hanya mengangguk.

"Oh iya kemarin aku liat kamu sama kak Zian bicara di pojok, kalian deket ya?"

Pertanyaan macam apa itu?, ya jelas nggak lah.

"Nggak, gue gak deket," jawab nya simple, padat dan jelas.

"Oh iya?, tapi aku liat kak Zian sampai pegang tangan kamu loh kemarin. Dan satu lagi, kamu juga dianter pulang sama dia, beneran nggak deket?" setiap kalimat Nayla seperti mengintrogasi bagi Arin, dia sampai segitunya naksir Zian.

"Kalo lo mau tau semuanya mending nanya sama orangnya langsung deh, yang jelas gue gak ada apa-apa sama dia, waktu diantar pulang juga karena kemarin dia gak tega liat gue nunggu sampai lumutan di depan gerbang," jelas Arin sembari beranjak berdiri hendak pergi menuju aula karena indra pendengaran nya menangkap suara yang memerintahkan semua siswa baru untuk berkumpul di tempat biasa.

Nayla menatap kepergian Arin dengan pandangan tidak suka, jujur dia ingin mendapatkan perlakuan yang sama seperti Arin karena dia memang benar-benar naksir sama Zian, ibaratnya cinta pada pandangan pertama lah. Nayla segera menghubungi Papanya.

"Pah, nanti gak usah jemput Nayla."

......................

Di sepanjang kegiatan, Nayla selalu nempel pada Arin membuat sang empunya tidak nyaman alias risih dengan kelakuan Nayla yang menurutnya sangat aneh. Tadi aja waktu pemilihan kelompok dengan percaya dirinya Nayla asal nyelonong masuk ke dalam kelompok yang di dalamnya ada Arin, yang lain sih gak masalah termasuk Arin juga gak terlalu peduli, sekelompok sama siapa saja asalkan semuanya kerja dan tidak mengandalkan satu orang saja. Tapi di pertengahan kegiatan mulai tuh kelihatan kelakuan aneh Nayla yang nempel nya kayak lem, kemana pun pergianya Arin dia selalu ikut. Arin kebagian untuk mencari telur cicak yang sudah disembunyikan oleh para anggota Osis, dan tugas bagi setiap kelompok beda-beda termasuk Arin. Isi kelompok ada empat orang, tadinya mau mencar satu-satu tapi gak jadi karena usul dari Nayla yang maunya dua-dua saja biar pas dan mudah nyarinya, ya udahlah mereka semua setuju dan mulai mencari. Tujuan kegiatan ini kurang lebih untuk mengajari para siswa baru mengenal lingkungan sekolah namanya juga MPLS, kalo yang kemarin tempatnya di area taman saja kalo sekarang bebas di mana saja.

"Sial banget gue kebagian cari telur cicak. Gue benci banget lagi sama hewan satu ini," Arin ngedumel dalam perjalanan misi mencari telur cicak. Clue bagi para pencari telur ini adalah di sekitar gudang dan Perpustakaan sekolah.

"Yeayy aku dapet satu," teriak Nayla dari arah pojok Perpustakaan, Arin menoleh sekilas kemudian lanjut nyari, dia belum dapat satu biji pun dari tadi, mungkin karena niat dia nggak ada makanya gak nemu-nemu.

"Kamu dapat berapa?" tanya Nayla datang menghampiri, di tangannya membawa sebuah plastik kecil berisi objek yang mereka cari.

"Belum, ini lagi nyari."

"Kok belum dapet sih? Padahal kamu loh yang duluan nyari dari pada aku," nada Nayla seperti mengejek membuat Arin jadi jengkel.

"Namanya juga lagi usaha ya harus sabar, ini bukan masalah siapa yang duluan atau nggaknya," ketus Arin lalu berpindah tempat untuk menghindari Nayla.

"Hey kalian! Sudah dapat berapa?" Kia salah satu anggota kelompok mereka berteriak dari arah gudang. Keduanya memutuskan untuk menghampiri Arin dan Nayla.

"Lihat, aku dapat lima, banyak kan? Tau nggak, Arin gak dapet satu pun padahal dia nyarinya paling teliti," bisik Nayla tapi suara dikencengin agar si oknum yang dibicarakan mendengarnya, bisa dibilang sengaja lah.

Arin gak terima dong, dia samperin tuh si Nayla dan protes.

"Maksud lo apa hah? Gak usah sombong jadi orang, kalo gak suka bilang gak usah ngomong di belakang gue," bentak Arin kesal. Kia dan Rini langsung menengahi keduanya agar tidak terjadi pertengkaran yang lebih serius.

"Sudah-sudah yang penting kalian berdua sudah berusaha dan mau bekerja, ayo balik ke aula," ajak Rini kemudian menarik lengan Arin agar tidak terjadi kontak fisik dengan Nayla yang sudah memasang wajah sangarnya hendak melawan.

"Udahlah Nay, lo gak usah bikin masalah di sini, bisa hancur image lo depan kak Zian," kini Kia ikut-ikutan narik lengan Nayla menyusul teman-teman yang lain.

Episodes
1 Selfish : 01
2 Selfish : 02
3 Selfish : 03
4 Selfish : 04
5 Selfish : 05
6 Selfish : 06
7 Selfish : 07
8 Selfish : 08
9 Selfish : 09
10 Selfish : 10
11 Selfish : 11
12 Selfish : 12
13 Selfish : 13
14 Selfish : 14
15 Selfish : 15
16 Selfish : 16
17 Selfish : 17
18 Selfish : 18
19 Selfish : 19
20 Selfish : 20
21 Selfish : 21
22 Selfish : 22
23 Selfish : 23
24 Selfish : 24
25 Selfish : 25
26 Selfish : 26
27 Selfish : 27
28 Selfish : 28
29 Selfish : 29
30 Selfish : 30
31 Selfish : 31
32 Selfish : 32
33 Selfish : 33
34 Selfish : 34
35 Selfish : 35
36 Selfish : 36
37 Selfish : 37
38 Selfish : 38
39 Selfish : 39
40 Selfish : 40
41 Selfish : 41
42 Selfish : 42
43 Selfish : 43
44 Selfish : 44
45 Selfish : 45
46 Selfish : 46
47 Selfish : 47
48 Selfish : 48
49 Selfish : 49
50 Selfish : 50
51 Selfish : 51
52 Selfish : 52
53 Selfish : 53
54 Selfish : 54
55 Selfish : 55
56 Selfish : 56
57 Selfish : 57
58 Selfish : 58
59 Selfish : 59
60 Selfish : 60
61 Selfish : 61
62 Selfish : 62
63 Selfish : 63
64 Selfish : 64
65 Selfish : 65
66 Selfish : 66
67 Selfish : 67
68 Selfish : 68
69 Selfish : 69
70 Selfish : 70
71 Selfish : 71
72 Selfish : 72
73 Selfish : 73
74 Selfish : 74
75 Selfish : 75
76 Selfish : 76
77 Selfish : 77
78 Selfish : 78
79 Selfish : 79
80 Selfish : 80
81 Selfish : 81
82 Selfish : 82
83 Selfish : 83
84 Selfish : 84
85 Selfish : 85
86 Selfish : 86
87 Selfish : 87
88 Selfish : 88
89 Selfish : 89
90 Selfish : 90
91 Selfish : 91
92 Selfish : 92
93 Selfish : 93
94 Selfish : 94
95 Selfish : 95
96 Selfish : 96
97 Selfish : 97
98 Selfish : 98
99 Selfish : 99
100 Selfish : 100
101 Selfish : 101
102 Selfish : 102
103 Selfish : 103
104 Selfish : 104
105 Selfish : 105
106 Selfish : 106
107 Selfish : 107
108 Selfish : 108
109 Selfish : 109
110 Selfish : 110
111 Selfish : 111
112 Selfish : 112
113 Selfish : 113
114 Selfish : 114
115 Selfish : 115
116 Selfish : 116
117 Selfish : 117
118 Selfish : 118
119 Selfish : 119
120 Selfish : 120
121 Selfish : 121
122 Selfish :122
123 Selfish : 123
124 Selfish : 124
125 Selfish: 125
126 Selfish : 126
127 Selfish : 127
128 Selfish : 128
129 Selfish : 129
130 Selfish : 130
131 Selfish : 131
Episodes

Updated 131 Episodes

1
Selfish : 01
2
Selfish : 02
3
Selfish : 03
4
Selfish : 04
5
Selfish : 05
6
Selfish : 06
7
Selfish : 07
8
Selfish : 08
9
Selfish : 09
10
Selfish : 10
11
Selfish : 11
12
Selfish : 12
13
Selfish : 13
14
Selfish : 14
15
Selfish : 15
16
Selfish : 16
17
Selfish : 17
18
Selfish : 18
19
Selfish : 19
20
Selfish : 20
21
Selfish : 21
22
Selfish : 22
23
Selfish : 23
24
Selfish : 24
25
Selfish : 25
26
Selfish : 26
27
Selfish : 27
28
Selfish : 28
29
Selfish : 29
30
Selfish : 30
31
Selfish : 31
32
Selfish : 32
33
Selfish : 33
34
Selfish : 34
35
Selfish : 35
36
Selfish : 36
37
Selfish : 37
38
Selfish : 38
39
Selfish : 39
40
Selfish : 40
41
Selfish : 41
42
Selfish : 42
43
Selfish : 43
44
Selfish : 44
45
Selfish : 45
46
Selfish : 46
47
Selfish : 47
48
Selfish : 48
49
Selfish : 49
50
Selfish : 50
51
Selfish : 51
52
Selfish : 52
53
Selfish : 53
54
Selfish : 54
55
Selfish : 55
56
Selfish : 56
57
Selfish : 57
58
Selfish : 58
59
Selfish : 59
60
Selfish : 60
61
Selfish : 61
62
Selfish : 62
63
Selfish : 63
64
Selfish : 64
65
Selfish : 65
66
Selfish : 66
67
Selfish : 67
68
Selfish : 68
69
Selfish : 69
70
Selfish : 70
71
Selfish : 71
72
Selfish : 72
73
Selfish : 73
74
Selfish : 74
75
Selfish : 75
76
Selfish : 76
77
Selfish : 77
78
Selfish : 78
79
Selfish : 79
80
Selfish : 80
81
Selfish : 81
82
Selfish : 82
83
Selfish : 83
84
Selfish : 84
85
Selfish : 85
86
Selfish : 86
87
Selfish : 87
88
Selfish : 88
89
Selfish : 89
90
Selfish : 90
91
Selfish : 91
92
Selfish : 92
93
Selfish : 93
94
Selfish : 94
95
Selfish : 95
96
Selfish : 96
97
Selfish : 97
98
Selfish : 98
99
Selfish : 99
100
Selfish : 100
101
Selfish : 101
102
Selfish : 102
103
Selfish : 103
104
Selfish : 104
105
Selfish : 105
106
Selfish : 106
107
Selfish : 107
108
Selfish : 108
109
Selfish : 109
110
Selfish : 110
111
Selfish : 111
112
Selfish : 112
113
Selfish : 113
114
Selfish : 114
115
Selfish : 115
116
Selfish : 116
117
Selfish : 117
118
Selfish : 118
119
Selfish : 119
120
Selfish : 120
121
Selfish : 121
122
Selfish :122
123
Selfish : 123
124
Selfish : 124
125
Selfish: 125
126
Selfish : 126
127
Selfish : 127
128
Selfish : 128
129
Selfish : 129
130
Selfish : 130
131
Selfish : 131

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!