Selfish

Selfish

Selfish : 01

Pindah rumah? Lagi?

Sudah tiga kali kejadian ini terulang, dikarenakan sang kepala keluarga yang mendapat tugas kerja di lain-lain tempat membuat nya mau tidak mau harus mengajak anak dan istrinya untuk ikut merantau bersamanya, jauh dari kampung halamannya. Rumah mereka yang semula terpaksa dijual untuk biaya pindahan, soalnya semua tidak ditanggung oleh Bos nya (dasar bos jahat).

Keluarga beranggotakan tiga orang ini tengah berdiri di depan sebuah rumah yang lumayan besar dan luas jika dilihat dari dalam, kalo dari luar akan terlihat minimalis. Cat nya putih, ada taman nya juga tapi tidak terlalu besar cukup lah buat tanam mayat, ehh maksudnya bunga.

"Arin cepat tata barang-barang kamu, setelah itu Mama akan daftarkan kamu sekolah," ujar wanita paruh baya yang diduga bernama Rima. Melihat putrinya yang tampak anteng rebahan di sofa setelah sampai tadi langsung membuatnya terganggu, bukannya kemas-kemas malah rebahan.

"Mah daftar sekolahnya besok saja, Arin cape banget," rengeknya seraya merentangkan tangannya meregangkan otot-otot tangan, pegal habis bawa koper dan tas berat berisi baju dan barang lainnya.

"Kalo daftar besok acara pendaftarannya tutup, kamu gak denger tadi kata tetangga kita?"

"Tapi Arin cape pengen bobo."

"Daftar dulu baru tidur, Mama gak mau ya kalo kamu gak sekolah," ucapan Rima sudah tegas itu tandanya gak bisa dibantah. Arin menghela nafas pelan kemudian meraih koper dan tasnya lalu menuju anak tangga, menurut arahan sang Papa bahwa kamarnya ada di lantai dua.

"Kenapa harus ada tangga sih disini? Bisa gak kalo beli rumah yang ada lift nya biar gak capek naik turun tangga," keluhnya sambil terus menyeret paksa kakinya yang sudah kesemutan dari tadi keliling cari rumah yang cocok dan deket dari tempat kerja Papa nya dan terlebih juga deket dari sekolah baru Arin nantinya.

Arin baru saja lulus SMP, itu artinya hari ini dia akan mendaftar sebagai siswi SMA, untung acara pindahannya pas dia libur kelulusan jadi gak terlalu ribet ngurus ini itu.

Arin membuka pintu kamarnya.

"Uhhh debunya banyak sekali, ini lebih mirip rumah hantu, berapa lama gak dibersihin nih kamar kotor banget," Arin mengibaskan tangannya menghalau debu-debu yang memaksa masuk ke rongga pernapasannya. Karena malas jika harus membersihkannya, Arin lebih memilih untuk meletakkan koper dan tasnya di atas ranjang, masalah beres-beres bisa nanti, sekarang dia hanya perlu membersihkan diri karena suara berat sang Mama mulai menyapa indra pendengaran nya.

Arin memakai pakaian simple, hanya daftar sekolah saja kan? Gak perlu pakai seragam atau apa lah itu.

"Kita pergi naik apa Mah?" tanya Arin tiba-tiba sudah berdiri di belakang sang Mama, membuanta beliau terperanjat kaget hampir tersungkur.

"Ya Allah, Arin! Bisa gak kalo ngomong tuh nada suara kamu dipelankam sedikit. Mama sudah pesan taxi kamu tunggu di luar, Mama ganti baju dulu," Rima Mama dari Arin segera memasuki kamarnya yang ada di lantai satu dekat dapur. Arin menghela nafas pelan kemudian keluar rumah.

Di luar, Arin melihat Papa nya sedang bicara lewat telpon, terlihat serius sekali.

"Huh pasti masalah kerjaan, Papa memang orang yang super duper sibuk," gumamnya pelan lalu berjalan kecil menuju jalanan.

Tak berselang lama, taxi yang dimaksud Rima akhirnya sampai sesuai alamat. Arin dan Mamanya segera masuk karena waktu mengejar mereka, pendaftarannya sebentar lagi berakhir. Tidak sampai 10 menit untuk menempuh perjalanan ke sekolah barunya Arin.

"Wahh besar sekali? Seriusan Arin bakal sekolah disini?" tanya Arin takjub melihat bangunan yang gede dan luas sampai ke belakang.

"Ya mau sekolah di mana lagi, hanya ini yang terdekat, kalo kamu gak suka ya gak usah sekolah, jadi gelandangan aja," kekeh Rima kemudian menuntunnya masuk menuju ruang kepala sekolah.

Ruangan kepala sekolahnya sangat elit, AC nya 5 gak beku tuh gurunya disandingin dengan AC 5.

Setelah menyerahkan semua data yang diperlukan, akhirnya Arin diterima sebagai siswa di SMA Puspa Bangsa ini, katanya sih SMA ini salah satu sekolah elit yang siswa dan siswinya kebanyakan dari kalangan holang kaya semua, tapi Arin sih gak percaya sama kayak begituan sekaligus gak peduli juga, sekolah ya sekolah aja gak usah pamer kekayaan, biasanya sih gitu kan.

Arin menggerutu setelah mendengar penuturan kepala sekolah yang katanya besok harus mulai masuk karena siswa dan siswi baru akan mengikuti MOS. Harusnya kan libur satu minggu dulu baru masuk sekolah, (pemikiran anak jaman sekarang seperti saya).

"Huh terpaksa harus bangun pagi nih besok, padahal Arin mau istirahat full," Arin lagi-pagi merengek dan menarik-narik lengan Mamanya.

....

Seperti yang dikatakan kemarin, Arin bangun sangat pagi itupun karena bantuan alarm, Arin tidak mau terlambat untuk masuk sekolah, masa baru daftar udah di skor aja kan gak lucu, mana hari ini MOS lagi untung saja belum disuruh bawa benda aneh, soalnya ini juga hari pertama, Arin pakai seragam olahraga seperti ketentuan pihak sekolah.

"Tumben bangun pagi, biasanya selalu jam 11," goda Mamanya yang tengah memasak sarapan untuk mereka.

"Membiasakan diri," jawab Arin seadanya kemudian meminum susu yang dibuatkan oleh Mamanya.

"Bagus, itu baru anak Mama," Rima mencubit gemas hidung Arin sampai memerah.

"Masa Arin naik taxi lagi Mah?" tanya Arin disela kunyahannya.

"Gak dong sayang, kita kan sudah punya mobil," sahut Hendri Papa Arin.

"Oh iya? Kok Arin gak tau? Papa kapan belinya?"

"Bukan Papa, tapi Bos Papa yang mengantarnya semalam sebagai kendaraan buat bolak-balik Kantor, jadi mulai hari ini Papa yang akan mengantar kamu ke sekolah," ujar Hendri.

"Horeee, gak perlu naik taxi lagi," Arin berjingkrak bahagia bak anak kecil yang diberikan mainan. Kedua orang tuanya hanya menggeleng melihat tingkah putrinya yang konyol.

"Sudah bawa bekal?" tanya Rima kala melihat Arin sibuk memasukkan beberapa buku ke dalam tas nya.

"Gak usah deh Mah, Soalnya tas Arin gak muat," jawabnya.

"Ah masa, lagian kamu bawa apaan sampai gak muat?" Rima mengintip isi tas anaknya.

"Ya ampun, kamu mau sekolah apa mau kemah? Kok bawa boneka sih, lah kipas angin juga ada, senter buat apa sayang?" Rima mengeluarkan barang-barang aneh yang di packing Arin, susah payah dia nyusun tuh barang supaya muat, eh Mamanya asal ngeluarin aja membuatnya mendengus kesal.

"Itu buat jaga-jaga Mah."

"Memangnya MOS kamu sampai malam sampai harus bawa senter segala, kipas angin bisa Mama maklumin lah ini bawa boneka juga," keluh Rima.

"Heyy sudah-sudah, acara debatnya dilanjutkan nanti. Sebaiknya kita berangkat sekarang, nanti telat," Hendri menengahi, dia terlihat buru-buru keluar sambil mengangkat telpon. Arin menata kembali barang-barang yang tadi dikeluarkan Mamanya, tak lupa salim dulu habis itu berlari kejar Papanya yang sudah duluan masuk mobil.

Welcome di novel baru aku, semoga suka walaupun kurang menarik...

Terpopuler

Comments

pingzcy

pingzcy

puas lowh bca nya

2023-10-26

0

Nov Tomic

Nov Tomic

mangat kak

2023-10-02

1

lihat semua
Episodes
1 Selfish : 01
2 Selfish : 02
3 Selfish : 03
4 Selfish : 04
5 Selfish : 05
6 Selfish : 06
7 Selfish : 07
8 Selfish : 08
9 Selfish : 09
10 Selfish : 10
11 Selfish : 11
12 Selfish : 12
13 Selfish : 13
14 Selfish : 14
15 Selfish : 15
16 Selfish : 16
17 Selfish : 17
18 Selfish : 18
19 Selfish : 19
20 Selfish : 20
21 Selfish : 21
22 Selfish : 22
23 Selfish : 23
24 Selfish : 24
25 Selfish : 25
26 Selfish : 26
27 Selfish : 27
28 Selfish : 28
29 Selfish : 29
30 Selfish : 30
31 Selfish : 31
32 Selfish : 32
33 Selfish : 33
34 Selfish : 34
35 Selfish : 35
36 Selfish : 36
37 Selfish : 37
38 Selfish : 38
39 Selfish : 39
40 Selfish : 40
41 Selfish : 41
42 Selfish : 42
43 Selfish : 43
44 Selfish : 44
45 Selfish : 45
46 Selfish : 46
47 Selfish : 47
48 Selfish : 48
49 Selfish : 49
50 Selfish : 50
51 Selfish : 51
52 Selfish : 52
53 Selfish : 53
54 Selfish : 54
55 Selfish : 55
56 Selfish : 56
57 Selfish : 57
58 Selfish : 58
59 Selfish : 59
60 Selfish : 60
61 Selfish : 61
62 Selfish : 62
63 Selfish : 63
64 Selfish : 64
65 Selfish : 65
66 Selfish : 66
67 Selfish : 67
68 Selfish : 68
69 Selfish : 69
70 Selfish : 70
71 Selfish : 71
72 Selfish : 72
73 Selfish : 73
74 Selfish : 74
75 Selfish : 75
76 Selfish : 76
77 Selfish : 77
78 Selfish : 78
79 Selfish : 79
80 Selfish : 80
81 Selfish : 81
82 Selfish : 82
83 Selfish : 83
84 Selfish : 84
85 Selfish : 85
86 Selfish : 86
87 Selfish : 87
88 Selfish : 88
89 Selfish : 89
90 Selfish : 90
91 Selfish : 91
92 Selfish : 92
93 Selfish : 93
94 Selfish : 94
95 Selfish : 95
96 Selfish : 96
97 Selfish : 97
98 Selfish : 98
99 Selfish : 99
100 Selfish : 100
101 Selfish : 101
102 Selfish : 102
103 Selfish : 103
104 Selfish : 104
105 Selfish : 105
106 Selfish : 106
107 Selfish : 107
108 Selfish : 108
109 Selfish : 109
110 Selfish : 110
111 Selfish : 111
112 Selfish : 112
113 Selfish : 113
114 Selfish : 114
115 Selfish : 115
116 Selfish : 116
117 Selfish : 117
118 Selfish : 118
119 Selfish : 119
120 Selfish : 120
121 Selfish : 121
122 Selfish :122
123 Selfish : 123
124 Selfish : 124
125 Selfish: 125
126 Selfish : 126
127 Selfish : 127
128 Selfish : 128
129 Selfish : 129
130 Selfish : 130
131 Selfish : 131
Episodes

Updated 131 Episodes

1
Selfish : 01
2
Selfish : 02
3
Selfish : 03
4
Selfish : 04
5
Selfish : 05
6
Selfish : 06
7
Selfish : 07
8
Selfish : 08
9
Selfish : 09
10
Selfish : 10
11
Selfish : 11
12
Selfish : 12
13
Selfish : 13
14
Selfish : 14
15
Selfish : 15
16
Selfish : 16
17
Selfish : 17
18
Selfish : 18
19
Selfish : 19
20
Selfish : 20
21
Selfish : 21
22
Selfish : 22
23
Selfish : 23
24
Selfish : 24
25
Selfish : 25
26
Selfish : 26
27
Selfish : 27
28
Selfish : 28
29
Selfish : 29
30
Selfish : 30
31
Selfish : 31
32
Selfish : 32
33
Selfish : 33
34
Selfish : 34
35
Selfish : 35
36
Selfish : 36
37
Selfish : 37
38
Selfish : 38
39
Selfish : 39
40
Selfish : 40
41
Selfish : 41
42
Selfish : 42
43
Selfish : 43
44
Selfish : 44
45
Selfish : 45
46
Selfish : 46
47
Selfish : 47
48
Selfish : 48
49
Selfish : 49
50
Selfish : 50
51
Selfish : 51
52
Selfish : 52
53
Selfish : 53
54
Selfish : 54
55
Selfish : 55
56
Selfish : 56
57
Selfish : 57
58
Selfish : 58
59
Selfish : 59
60
Selfish : 60
61
Selfish : 61
62
Selfish : 62
63
Selfish : 63
64
Selfish : 64
65
Selfish : 65
66
Selfish : 66
67
Selfish : 67
68
Selfish : 68
69
Selfish : 69
70
Selfish : 70
71
Selfish : 71
72
Selfish : 72
73
Selfish : 73
74
Selfish : 74
75
Selfish : 75
76
Selfish : 76
77
Selfish : 77
78
Selfish : 78
79
Selfish : 79
80
Selfish : 80
81
Selfish : 81
82
Selfish : 82
83
Selfish : 83
84
Selfish : 84
85
Selfish : 85
86
Selfish : 86
87
Selfish : 87
88
Selfish : 88
89
Selfish : 89
90
Selfish : 90
91
Selfish : 91
92
Selfish : 92
93
Selfish : 93
94
Selfish : 94
95
Selfish : 95
96
Selfish : 96
97
Selfish : 97
98
Selfish : 98
99
Selfish : 99
100
Selfish : 100
101
Selfish : 101
102
Selfish : 102
103
Selfish : 103
104
Selfish : 104
105
Selfish : 105
106
Selfish : 106
107
Selfish : 107
108
Selfish : 108
109
Selfish : 109
110
Selfish : 110
111
Selfish : 111
112
Selfish : 112
113
Selfish : 113
114
Selfish : 114
115
Selfish : 115
116
Selfish : 116
117
Selfish : 117
118
Selfish : 118
119
Selfish : 119
120
Selfish : 120
121
Selfish : 121
122
Selfish :122
123
Selfish : 123
124
Selfish : 124
125
Selfish: 125
126
Selfish : 126
127
Selfish : 127
128
Selfish : 128
129
Selfish : 129
130
Selfish : 130
131
Selfish : 131

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!