Aku Bebasss!

Hampir Dua jam, belum juga ada kabar dari Sora. Ardy pun semakin menggerutu dengan semua kekacauan ini. Pekerjaannya amburadul, jadwalnya tak terkendali. Padahal, semua jadwal sudah begitu tertata rapi dari beberapa minggu lalu. Kini Ia hanya bisa diam menunggu kabar sembari terus menemani Sang Papi.

"Ardy...." panggil Sang Papi padanya.

"Iya, Pi_ ada apa? Apa ada yang sakit?" tanya Ardy dengan begitu khawatir, begitu juga dengan Ayu.

"Sora?"

"Maaf, Pi... Belum ada kabar, bahkan mereka sudah mencari hingga ke Bandara, dan memajang foto Sora di sana." jawab Ardy dengan lembut.

"Pergi kemana, kamu Sora?" gumam Papi.

"Pi... Bagaimana dengan pernikahan Sora dengan Rayan?" tanya Ardy lagi.

"Waktu hanya tinggal beberapa hari lagi. Dengan berita kemarin saja rasanya sudah mencoreng nama keluarga, apalagi kini dia kabur? Bagaimana seharusnya? Pernikahan jangan sampai gagal lagi?"

"Baiklah, Ardy akan terus berusaha, Pi. Bagaimana pun caranya." ucap Ardy.

Ia pun pergi, berusaha mencari Sora di rumah teman terdekatnya. Meski Ia tahu, Sora tak pernah memiliki sahabat dekat diluar. Di rumah pun, hanya Puspa orang kepercayaannya.

"Tapi, dari wajahnya dapat diketahui, jika Puspa memang tak tahu apa-apa tentang semua ini." gumamnya selama dalam perjalanan.

***

Sora kini tiba di Loket Bus antar Nusa. Dimana Bus itu dapat melayani keberangkatan ke seluruh kota di Indonesia. Sora pun segera memesan tiketnya sesuai tempat yang akan Ia tuju, tempat yang bahkan tak akan pernah terfikir oleh Ardy dan Papinya untuk mencari Sora.

Semua orang di persilahkan naik sesuai urutan kursi masing-masing. Sora yang memang membeli tiket dadakan, harus terima dengan urutannya yang paling di belakang.

"It's okey, lumayan di sini." ucapnya, dengan menyandarkan bahu di badan kursi.

Akan butuh waktu setidaknya Sehari semalam untuk tiba di kota tujuan Sora, dan bahkan harus menyeberangi laut selama setidaknya Dua jam, dan memulai perjalanan panjangnya lagi.

Sora tertidur dengan pulas, selama perjalanan darat pertamanya. Apalagi setelah Dua malam ini, Ia bahkan tak dapat memejamkan matanya sama sekali.

"Mba... Bangun, Mba..." ucap kernek Bus itu.

"Iya, Mas_kenapa?" tanya Sora yang kaget.

"Bus sudah masuk kapal Ferry, dan kini di perut kapal. Sebaiknya Mba keluar, karena kalau disini, bisa kepanasan."

"Oh, iya_maaf." ucap Sora, lalu keluar dari Busnya dan naik ke atas kapal.

Terbentang lautan yang luas di hadapan Sora sekarang. Semilir angin pun begitu dingin menembus hingga ke tulangnya. Tapi itu tak berpengaruh, Sora justru begitu bahagia dengan suasana itu. Ia pun berlari kepinggir kapal, dan berteriak sekuat tenaganya.

"AKU BEBASSSSSSS!!!" sampai orang lain mentapnya heran, karena Sora bagai anak kecil yang baru saja di lepas main oleh orang tuanya.

Tapi Sora pun tak perduli, ini adalah hidup dan kebahagiaannya. Dan yang lain tak akan memahami itu.

Dua jam sudah perjalanan laut, dan kini tiba waktunya kembali ke bus. Masuk dan kembali duduk di posisi masing-masing lagi.

Ia telah tiba di pelabuhan Bangkaheuni, Yaitu sebuah pelabuhan penyeberangan yang terletak di Kecamatan Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan. Terletak di ujung selatan dari Jalan Raya Lintas Sumatra, pelabuhan Bakauheni menghubungkan Sumatra dengan Jawa via perhubungan laut.

Perjalanan darat yang panjang kembali dilakukan. Setidaknya malam hari Sora akan tiba ditempat tujuan. Awak Bus pun tak lupa untuk mampir makan siang di sebuah rumah makan padang yang terletak di sebuah daerah disana.

Kota Lubuklinggau adalah suatu kota setingkat kabupaten paling barat wilayah provinsi Sumatra Selatan, Indonesia. Dan melanjutkan kembali perjalanan setelah kembali segar dan perut kenyang.

"Mba... Bangun, Mba_sudah sampai kita."

"Hah? Sampai?" tanya Sora yang lelap tidurnya.

"Iyo, la di Bengkulu kito nih. (Iya, sudah di Bengkulu kita ini." jawabnya dengan aksen daerah itu.

Ya, Sora melarikan diri ke sebuah provinsi yang jauh. Tempat dimana Ia dan Ibunya sempat di asingkan dan di rahasiakan dari publik, karena Maminya adalah istri ke Dua sang Papi. Mereka sempat Dua tahun tinggal di kota kecil ini, hingga akhirnya di jemput dan di bawa pulang ke rumah utama..

"Dan andai aku tahu, saat kembali itu adalah malapetaka, pasti aku akan meminta Mami untuk tetap disini." gumamnya.

Sora keluar dari loket, lalu mencari ojek ataupun angkot yang lewat.

"Pak, bisa antar saya ke hotel?" tanya dan sapa Sora dengan ramah.

"Mau ke hotel mana dek?" tanya mang ojek dengan aksen bengkulu yang kental.

Sora berfikir lagi sejenak. Ia tak mungkin ke hotel besar saat ini, karena Ia takut dengan jaringan Papi dan Ardy yang ada dimana-mana. Sora akhirnya meminta untuk di antar ke sebuah penginapan kecil, asalkan aman dan nyaman.

"Oh, tempat kos? Bisa, ayo naik," ajak tukang ojek itu.

Mereka pun berjalan agak jauh dari tempat sebelumnya. Melewati jalanan pinggir pantai panjang dengan pemandangan pohon cemara yang bejejer begitu rapi dan lebat. Tampak jelas dan begitu indah, karena di pasangi lampu, dan banyak orang berdagang makanan di bawahnya.

Tiba di sebuah pemukiman padat penduduk, yang juga tak jauh dari wilayah perhotelan yang berjejer di area pantai itu. Kang ojek membawa Sora ke sebuah rumah kost, yang kecil, tapi nampak rapi.

"Nah, diskusi lah dengan pemiliknya. Bapak mau mangkal lagi." ucap tukang ojek itu.

Sora pun akhirnya membayar ongkos, lalu masuk ke dalam bedengan yang sudah sepi itu.

"Permisi..." ucap Sora di depan pintu sang pemilik bedengan.

"Ya... Siapa?" sahutnya dari dalam.

Pemilik bedengan pun keluar, dan menyambut Sora dengan ramah. Sora pun memperkenalkan diri, dan mengutarakan maksud kedatagannya pada pemilik yang bernama Bu Norma itu.

"Ada bedengannya, mau buat berapa lama? Soalnya, biasanya yang ngisi anak kost. Dan mereka bayarnya bulanan." ucapnya dengan ramah.

"Wah, saya mungkin hanya beberapa minggu saja. Karena saya juga ngga terlalu lama di sini. Saya juga mau keliling cari kerjaan, Bu."

"Wah, Ibu jadi bingung." ucap Bu Norma.

"Gini aja. Berapa lamanya, saya ngga tahu. Tapi, biar saling menguntungkan, saya bayar dulu untuk sebulan." ucap Sora, dengan mengeluarkan uang merah Seratus ribuan Lima lembar.

"Nah, kalau saya lebih lama, akan saya tambah. Tapi kalau saya cepat perginya, ini buat Ibu saja. Bagaimana?" imbuhnya.

"Ya janganlah, Nak. Kalau buat Ibu, nanti kamu rugi. Ya, bisalah Ibu nanti yang ngatur semuanya." ucap Bu Norma dengan antusias.

Sora akhirnya di bawa ke bedengan yang akan menjadi tempat tinggalnya. Bu Norma pun membukakan pintu, agar Sora dapat melihat semua isi di dalamnya.

" Biasanya, mereka bawa sendiri peralatan dapur, lemari, dan tempat tidurnya. Tapi, ini ada tempat tidur bekas yang kemarin, pakai aja. Dia udah lulus kuliah, dan pulang ke kampungnya. Ngga akan balik lagi." ucap Bu Norma, lalu membentangkan kasur berukuran single itu untuk Sora.

Bu Norma pun kemudian keluar, dan kembali memberikan selembar selimut dan bantal pada Sora. Serta sebuah perlengkapan mandi untuknya.

"Nah, pakai. Istirahatlah dulu malam ini. Besok pagi, kalau mau sarapan, ada yang jual nasi uduk, lotek, sama lontong di depan." tunjuknya.

Sora hanya mengangguk, dan mengucapkan banyak terimakasih pada Ibu kost yang baik itu. Ia pun mngistirahatkan diri, sembari mengatur jadwal untuknya sendiri esok hari.

Terpopuler

Comments

Alya Yuni

Alya Yuni

Sudah tau si Ayu prmpuan jhat smoga suatu dia kena btunya dsar prmpuan serakah

2023-03-25

0

Wiwik widyawati

Wiwik widyawati

haaaa di bengkulu ...nginep aj di rmh kak erna sora..gratis tissss😂😂

2023-03-17

0

Pujiastuti

Pujiastuti

semoga kamu bahagia dit4 pertama kamu tinggal dengan mamimu Sora,,,,

2023-03-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!