Jurus Pembelah Langit

Jurus Pembelah Langit

Pedang Legendaris

Pagi itu suasana di sekte Elang putih sudah mulai tampak ramai karena para murid di sana sudah bersiap untuk berlatih.Mereka semua sudah berdiri rapi dengan membentuk barisan memanjang dengan lima sap.

Tidak lama kemudian munculah seorang pria yang berumur sekitar 25 tahunan dari depan mereka , pria itu lalu berdiri di hadapan mereka sambil menatap mereka satu per satu, dia adalah murid utama di sekte elang putih yang bernama Bagus Dento.

Melihat semua murid sudah berbaris rapi Bagus Dento kemudian memberikan sebuah arahan pada mereka semua sebelum mulai berlatih.

"Dengarkan oleh kalian semua, mulai hari ini menu latihan kalian akan saya tambah menjadi dua kali lipat dari biasanya,karena lima bulan lagi sekte ini akan mengirimkan sekitar sepuluh orang untuk mengikuti ujian di hutan Sunyi"ucap Bagus Dento dengan nada terdengar serius.

Semua murid pun langsung bergemuruh mendengar perkataan Bagus Dento itu, karena mereka semua tahu kalau keadaan di hutan Sunyi itu sangat berbahaya dan mengerikan.

Mendengar para murid bergemuruh tidak jelas Bagus Dento pun tahu apa yang sedang mereka pikirkan.

"Aku tahu apa yang kalian semua pikirkan maka dari itu aku menambah jatah latihan kalian, supaya kalian dapat lebih siap untuk menghadapi ujian di hutan Sunyi nanti"ucap Bagus Dento.

"Agar tidak memalukan sekte kita ini nanti, kalian akan saya seleksi satu persatu untuk menentukan siapa yang pantas dan tidak untuk mewakili sekte ini "lanjut Bagus Dento.

"Aku ingin bertanya kakang"ucap salah satu dari sekian murid itu.

"Silahkan,apa yang akan kau tanyakan Prawoto"ucap Bagus Dento.

"Berapa Sekte yang akan mengikuti ujian di hutan senyap itu kakang dan apa yang akan kami dapatkan jika berhasil lulus dalam ujian itu"tanya Prawoto.

"Baiklah ,saya akan beritahu pada kalian mengenai sekte sekte yang akan mengikuti ujian itu dan hadiah apa yang kalian peroleh jika bisa melewati ujian itu dengan selamat "ucap Bagus Dento.

"Sekte yang akan mengikuti ujian itu diantaranya adalah sekte Awan Hitam,Sekte Pedang Terbang, Sekte Harimau, Sekte Angin dan Sekte kita ini sekte Elang Putih.Jika kalian bisa menyelesaikan ujian ini kalian akan banyak mendapatkan hadiah seperti pedang pusaka,kitab , uang dan yang paling menarik adalah Kalian akan mendapatkan kesempatan berlatih di Sekte Langit "ucap Bagus Dento.

Mendengar penjelasan itu para murid menjadi bersemangat, selain mendapatkan banyak hadiah juga bisa berlatih di Sekte Langit.

Sekte langit adalah Sekte yang terletak di gunung petir, yang mana sekte itu sudah banyak melahirkan kesatria kesatria hebat yang sudah malang melintang di dunia persilatan.

"Bagaimana apakah kalian tertarik dengan semua hadiah itu"tanya Bagus Dento.

"Benar kakang kami semua sangat tertarik dengan hadiah hadiah itu"ucap Para murid serempak.

"Satu lagi yang perlu saya sampaikan pada kalian, setelah kalian menjalani ujian di hutan senyap satu bulan kemudian kelima sekte akan mengadakan turnamen beladiri untuk pemilihan murid terkuat dan terbaik, yang nanti murid itu akan di jadikan sebagai pengawal kerajaan Tataran, karena setiap tahun kerajaan Tataran selalu memesan para pengawal dari Sekte kita ini"ucap Bagus Dento.

"Jadi murid di Sekte kita ini selalu menjadi langganan kerajaan Tataran begitu Kakang"tanya salah seorang murid.

"Benar ,sudah lama Sekte kita ini mengirimkan murid terbaiknya ke sana"ucap Bagus Dento.

"Kalau begitu mulailah kalian berlatih dan aku akan mengawasi kalian semua supaya tidak ada yang bermalas malasan"ucap Bagus Dento mengakhiri penjelasannya.

Setelah mendengar penjelasan dari Bagus Dento itu, para murid murid mulai berlatih dengan penuh semangat.

Sementara itu di dalam sekte tampak Brawijaya sedang duduk minum teh sambil di temani istrinya yang bernama Sumirah. Brawijaya adalah tetua Sekte Elang Putih, yang merupakan orang terkuat dari lima tetua sekte tersebut.

"Bukankah ujian di hutan sunyi dan turnamen beladiri itu masih lama kakang, kenapa para murid sudah harus berlatih keras"ucap Sumirah seraya duduk di samping suaminya itu.

"Kau benar sumirah aku sengaja melakukan hal itu supaya para murid berkemampuan matang saat hari itu tiba"ucap Brawijaya seraya menengguk teh yang masih terasa agak panas itu.

"Sumirah kemana anak kita Arini dan Ratih kenapa tidak kelihatan bukan kah hari sudah siang"tanya Brawijaya, ketika tidak melihat kedua putri kesayangannya .

"Seperti tidak tahu kebiasaan Arini saja kakang ini, dari pagi ia sudah sibuk berlatih di hutan belakang sedang kan Ratih masih berdiam diri di kamarnya "ucap Sumirah.

"Oh begitu, ya sudah aku mau lihat para murid berlatih dulu untuk mengetahui kemajuan mereka"ucap Brawijaya kemudian melangkah keluar meninggalkan istrinya.

Begitu tiba di halaman depan Brawijaya tersenyum sambil manggut-manggut setelah melihat para muridnya berlatih dengan semangat.

"Bagaimana dengan latihan mereka Bagus Dento "tanya Brawijaya .

"Oh tetua, seperti yang tetua lihat mereka semua berlatih dengan penuh bersemangat sekali"ucap Bagus Dento sambil memberi hormat.

Brawijaya hanya mengangguk mendengar jawaban Bagus Dento itu dan segera pergi.

Sementara itu di belakang sekte terlihat seorang pemuda yang sedang duduk dengan tubuh di penuhi keringat , sepertinya pemuda itu sehabis menyelesaikan pekerjaannya.

"Huuuuuf.....haaaah.... akhirnya selesai juga pekerjaan ku membersihkan kandang kuda ini"ucap pemuda itu sambil menyeka keringat di dahinya.

Karena merasa pekerjaannya sudah selesai pemuda itu pun memutuskan untuk beristirahat sebentar sambil mengipas ngipas tubuhnya dengan kedua tangannya karena merasa panas dan berkeringat.

"Jaka....!!!! kenapa kau malah enak enakkan duduk,cepat belah kayu bakar,karena persediaan sudah habis"ucap seorang perempuan paruh baya dari arah belakangnya.

Pemuda yang di panggil jaka itu tidak menyahut karena merasa bukan menjadi tugasnya.

"Jaka apa kamu sudah tuli...!!!"teriak wanita itu lagi dengan suara keras.

"Tapi itu bukan tugas saya bibi Wati ", ucap Jaka.

"Maksud mu tugas anak ku Darmo begitu "tanya bibi Wati dengan marah .

"iya bibi"jawab Jaka.

"Sejak kapan kau berani melawan ku,kamu tahu tidak Darmo sekarang ini sedang ikut berlatih, tidak seperti diri mu yang tidak becus dalam olah kanuragan dan malah bermalas malasan di sini"ucap Bibi wati.

Panas hati Jaka mendengar perkataan bibi Wati yang sangat keterlaluan seperti itu, karena wanita itu selalu saja menghina dan merendahkan kan dirinya.

Ternyata keributan antara Jaka dan bibi Wati terdengar oleh Arini yang sedang berjalan menuju ke rumah karena sudah selesai dengan latihannya.

Tanpa banyak pikir Arini langsung menuju ke tempat Jaka dan bibi wati berada,ia ingin tahu ada keributan apa dengan dua orang itu.

"Ada apa ini bibi, kenapa pagi pagi sudah marah marah "ucap Arini setelah tiba di tempat itu.

"Oh nona Arini ini tukang kuda ,saya lihat dari tadi duduk duduk saja dan tidak mau bekerja, ketika saya suruh untuk membelah kayu bakar dia malah melawan saya nona"ucap Bibi wati dengan di buat buat.

"Kurang ajar ,dasar tukang kuda kamu, yang lain sibuk berlatih kamu malah bermalas-malasan di sini,apa kamu sudah bosan tinggal di Sekte ini heeh..!!!"tanya Arini dengan marah di sertai dengan mata melotot.

"Ini tidak seperti yang bibi Wati bilang nona ,aku cuma beristirahat sebentar setelah selesaikan membersihkan kandang kuda "ucap Jaka menerangkan.

"Buka telinga mu lebar lebar tukang kuda,kamu di sini itu cuma pelayan jadi tugas mu itu tidak hanya mengurus kuda saja,membelah kayu itu juga tugas mu,jika kamu ingin tetap tinggal di sini cepat kerjakan apa yang bibi wati suruh"ucap Arini sambil mengacungkan pedangnya.

"Baik nona , akan saya kerjakan apa perintah bibi Wati "ucap Jaka, walaupun dalam hatinya merasa marah dengan kata-kata yang di lontarkan Arini itu Jaka akhirnya mau tidak mau harus membelah kayu bakar.

"Bibi Wati,jika dia macam macam cepat lapor kepada saya ,akan saya hajar sampai babak belur dia"ucap Arini segera meninggalkan tempat itu.

"Baik nona ,"ucap bibi Wati.

"Kamu dengar itu jaka"ucap bibi Wati kemudian pergi meninggalkan Jaka.

Jaka pun akhirnya segera mengerjakan apa yang di perintahkan Arini itu,ia membelah kayu kayu yang jumlahnya sangat banyak itu.

Di tengah kesibukannya itu Jaka teringat saat saat dia dan ibunya pertama kali tiba di sekte itu,waktu itu ia dan ibunya tidak punya tempat tinggal karena di usir oleh paman dan bibinya.

Semenjak ayahnya meninggal jaka dan ibunya sering mendapatkan perilaku yang tidak mengenakkan dari paman dan bibinya itu.

Karena sudah tidak kuat dengan sikap mereka itu Ibu Jaka pun memilih pergi angkat kaki dari situ.

Di malam yang gelap yang di sertai hujan lebat Jaka dan ibunya menyusuri jalan tak tahu tujuan mau kemana, mereka terus berjalan tak peduli hujan.

Jaka yang saat itu masih kecil sekali tidak mengeluh dengan nasib yang dideritanya itu,ia tidak mau terlalu membebani pikiran ibunya yang saat itu sedang sedih.

Setelah sekian lama berjalan akhirnya mereka tiba di sekte Elang putih, dengan penuh harapan ia dan ibunya pun mendekati penjaga sekte itu.

"Maaf tuan boleh kami berteduh disini"ucap ibu jaka.

"Kalian siapa dan dari mana"ucap penjaga itu.

"Kami dari desa seberang tuan izinkanlah kami untuk berteduh di sini"ucap ibunya jaka.

"Baik , silahkan kalau kalian mau berteduh"ucap penjaga itu.

"Terima kasih tuan "ucap jaka dengan bibir bergetar karena kedinginan.

Penjaga yang melihat keadaan jaka dan ibunya itu merasa kasihan dan memberikan beberapa ketela rebus pada mereka berdua.

"ini makanlah kalian berdua pasti kelaparan"ucap penjaga itu.

"Terima kasih tuan"ucap Jaka.

"Kalau boleh tahu , sebenarnya mau kemana ibu ini malam malam begini"tanya penjaga itu.

Mendengar pertanyaan dari penjaga yang baik hati itu ,ibu jaka pun menceritakan keadaan dirinya itu.

"Benar benar malang nasib kamu beserta anak mu ini,saya akan mencoba membantu kamu dan anak mu ,kamu tunggulah di sini"ucap penjaga itu dan segera pergi meninggalkan jaka dan ibunya.

"Ibu orang itu sangat baik ya tidak seperti paman dan bibi"ucap Jaka sambil makan ketela dengan lahapnya.

Ibunya hanya tersenyum mendengar perkataan jaka itu,tak lama kemudian penjaga itu sudah tiba di hadapan jaka dan ibunya.

"Mulai saat ini apakah kalian bersedia tinggal di sini"ucap penjaga itu.

"Jadi tuan mengizinkan kami tinggal di sini"ucap ibunya dengan rasa tidak percaya.

"Bukan aku yang mengizinkan tapi tetua Sekte ini ibu "ucap penjaga itu.

"Baik tuan,saya sangat berterima kasih sekali pada tuan"ucap ibu jaka dengan sangat senang.

Sejak saat itu jaka dan ibunya pun tinggal di Sekte Elang Putih ,tapi tetua Sekte tidak mengizinkan bagi jaka untuk ikut mempelajari ilmu Kanuragan, karena Sekte Elang Putih hanya mau menerima orang orang yang jelas latar belakangnya dan hal itu tidak menjadi masalah bagi jaka dan ibunya asal diberi kesempatan untuk tinggal di sekte itu sudah sangat bersyukur sekali.

Lamunan Jaka hilang seketika setelah ada orang yang memanggil dari arah belakangnya nya.

"Jaka cepat kesini"ucap orang itu yang ternyata adalah Bagus Dento.

"Ada apa Raden"jawab jaka.

"Cepat ambil aku air untuk cuci muka"ucap bagus Dento.

"Maaf Raden aku sedang sibuk membelah kayu bakar ,saya takut nanti terkena marah nona Arini "ucap Jaka.

"Kurang ajar berani kau membantah ku, terima ini , wuusss.... sebuah batu pun meluncur terbang ke arah jaka dan Duuug... brak...tepat mengenai jaka hingga ia pun terjatuh di tumpukan kayu.

Akh.. terdengar suara jaka mengerang kesakitan.

"Cepat ambilkan aku air"ucap Bagus Dento.

"Baik Raden"ucap Jaka dan segera pergi mengambil air .

"Cuma tukang kuda saja banyak tingkah dia pikir nyawanya berharga "ucap Bagus Dento.

Sesaat kemudian jaka pun sudah kembali di hadapan Bagus Dento dengan membawa satu ember air yang terbuat dari kayu.

"Ini airnya raden "ucap jaka sambil meletakkan ember di hadapan Bagus Dento.

"Kenapa lama sekali, dasar pemalas "ucap Bagus Dento.

"Maaf Raden ", ucap jaka .

Bagus Dento pun segera membasuh mukanya ,rupanya ia baru saja selesai melatih para murid juniornya.

"Oh,ya jaka sekalian gosok kaki ku "ucap Bagus Dento.

"Tapi Raden...."ucap jaka.

"Kamu berani membantah perintah ku haah..!!!."ucap Bagus Dento dengan tatapan penuh dengan ancaman.

"Baiklah Raden"ucap jaka dengan terpaksa.

"Sudah sana lanjutkan pekerjaan mu"ucap Bagus Dento.

Jaka pun kemudian melanjutkan pekerjaannya hingga akhirnya pekerjaan itu pun ia selesaikan tepat tengah hari.

Jaka pun kemudian beranjak dari situ dan menuju ke kandang kuda tapi kemudian ia menghentikan langkahnya ketika mendengar seseorang memanggilnya.

"Jaka....!"teriak orang itu.

Jaka menoleh ke belakang kearah suara yang memanggilnya itu dan tersenyum setelah tahu siapa yang datang.

"Ada apa ratih , sepertinya ada yang penting"tanya Jaka.

"Ini aku bawakan makanan dan minuman kamu pasti lapar dan haus"ucap Jaka.

"Kebetulan sekali mana makanan"tanya Jaka.

Kemudian Ratih memberikan makanan yang di bawanya itu kepada jaka dan mereka berdua berjalan menuju ke kandang kuda.

"Sebaiknya kamu cepat cepat pergi dari sini Ratih,bisa bahaya kalau nona Arini atau ayahmu melihat kita berdua di sini"ucap Jaka sambil makan.

"Kamu tenang saja jaka Kakak Arini dan ayah sedang keluar jadi tidak usah takut"ucap Ratih

"Oh ya Ratih , kenapa kamu selalu baik pada ku ,tidak seperti yang lainnya yang sangat membenciku "tanya Jaka.

"Memangnya kenapa kalau aku baik pada kamu,apa tidak boleh "ucap Ratih balik bertanya.

"Haaaahaaa.....hahahaha..kamu ini "ucap Jaka dengan tertawa.

"Apa yang lucu , Jaka "tanya Ratih.

"Tidak ada sih,cuma jawaban mu itu seperti waktu kita masih anak anak dulu"ucap Jaka.

"Jadi kau bilang aku ini masih anak-anak begitu "ucap Ratih seraya menjewer telinga jaka.

"Akh.... ampun Ratih.. ampun...."teriak Jaka merasa kesakitan.

"Makanya jangan ngatain aku anak kecil"ucap Ratih dengan tangan dilipat.

"Baik tuan putri "ucap Jaka.

Ratih dan Jaka adalah sahabat sejak kecil, karena sejak kecil mereka terbiasa main bersama dan tumbuh besar di Sekte itu.

"Ratih ada yang ingin aku tunjukkan pada mu,kamu pasti suka"ucap Jaka.

"Apa itu Jaka"tanya Ratih penasaran.

"Ayo ikut dengan aku"ucap Jaka.

"Kemana"tanya Ratih.

"Sudah jangan banyak tanya nanti kau akan tahu"ucap jaka sembari menarik tangan Ratih.

Jaka pun mengajak Ratih berjalan menyusuri hutan lebat menuju ke suatu tempat .

"Kita mau kemana Jaka sudah berjalan lama sekali kenapa belum sampai ucap Ratih.

"Apa kamu sudah lelah Ratih"tanya Jaka.

"Kamu meremehkan aku jaka"tanya Ratih.

"Tidak.... tidak..."ucap Jaka takut kena jewer.

"Ayo kita percepat langkah kita dengan berlari"ucap Ratih.

"Siapa takut"ucap Jaka.

Wuuuuus...Ratih pun berlari cepat dengan menggunakan tenaga dalamnya,Jaka terkejut melihat kemampuan ratih itu.

"Ratih tunggu...."teriak Jaka.

Jaka pun lalu mempercepat larinya,tapi masih saja tertinggal jauh di belakang karena tidak mempunyai tenaga dalam.

Setelah sekian lama mereka berlari tak lama kemudian sampailah mereka di tempat yang mereka tuju,yaitu sebuah padang rumput yang di penuhi berbagai macam macam bunga.

"Bagai...mana menurut mu Ra..tih tem.....pat ini"ucap Jaka dengan nafas tersengal sengal.

Ratih hanya terdiam mendengar pertanyaan Jaka karena kagum dengan keindahan tempat itu.

"Wah.. benar benar tempat yang indah , banyak bunga dan kupu-kupu"ucap Ratih merasa sangat senang.

"Inilah tempat dimana aku beristirahat sehabis mencari rumput makan kuda"jawab Jaka.

"Tapi kenapa kau baru tunjukkan tempat ini pada ku"ucap Ratih dengan mata melotot.

"Hee....hee.... soalnya kalau aku mengajakmu ke sini terus kakak mu tahu, kau pergi dengan aku kan bisa bahaya nanti"jawab Jaka.

"Kalau begitu mari kita jelajahi tempat ini"ucap Ratih kemudian masuk lebih dalam di tempat itu.

"Aku mau ke sana Ratih, apakah kau mau ikut aku"ucap Jaka.

"Tidak aku tunggu kamu di sini saja aku mau menikmati bunga bunga itu"ucap Ratih.

"Baiklah tunggu aku disini "ucap jaka.

Ratih benar benar mengagumi tempat itu tak henti hentinya ia memuji pemandangan di situ sepertinya ingin berlama-lama di situ.

Disaat Jaka berjalan belum jauh dari tempat Ratih tiba tiba,

"Aduuh kaki ku"teriak Jaka kesakitan setelah kakinya tersandung sebuah besi.

"Jaka kamu kenapa"ucap Ratih setelah mendengar suara jaka mengaduh kesakitan dan segera berlari menghampiri.

"Aku tersandung benda ini Ratih "ucap Jaka sambil menunjuk sebuah besi yang tertancap di tanah.

Ratih pun kasihan melihat kaki jaka berdarah seperti itu dan langsung menyobek bajunya untuk membalut kaki Jaka yang luka.

"Terima kasih Ratih"ucap Jaka.

"ya lain kali hati hati"ucap Ratih.

"Tapi ini benda apa jaka , sepertinya sebuah gagang pedang"ucap Ratih.

Jaka pun mengamati benda yang membuat kakinya sakit itu.

"Iya ratih ini seperti sebuah pedang tai kenapa usang banget"ucap jaka.

"Tentu sudah usang karena sudah lama berada di sini, mungkin dibuang oleh pemiliknya,aku akan mencoba mencabutnya "ucap Ratih , kemudian ia pun mencoba mencabutnya namun pedang itu tetap saja tidak bergerak.

"Akh seperti pedang ini menancap terlalu dalam ,jaka coba giliran kau cabut benda ini "ucap Ratih dengan menyerah.

"Tidak mau ah,kamu yang punya kesakitan saja tidak bisa apa lagi aku"jawab Jaka tidak mau buang buang tenaga.

"Coba dulu , kenapa kau sudah menyerah begitu "ucap Ratih kesal.

"Ya....ya...saya akan coba minggir kamu"ucap Jaka.

Ratih segera memberikan tempat pada Jaka untuk mencabut pedang itu dan memperhatikan dari sampingnya.

Jaka pun mulai mencabut gagang pedang itu dengan mengerahkan seluruh tenaganya.

Ratih yang berdiri di sampingnya sangat terkejut melihat pedang itu dapat di cabut Jaka dengan mudah.

"Aku berhasil ratih mencabut benda usang ini"ucap Jaka setelah memperhatikan pedang itu.

"Aneh kenapa tadi aku tidak bisa mencabutnya, pasti kau menyembunyikan kekuatan mu pada ku kan Jaka"ucap Ratih agak marah karena merasa di permainkan.

"Kekuatan apa maksud mu, bukan kah kau tadi bersandiwara kalau kau tidak bisa mencabut pedang ini"ucap Jaka balik menuduh.

"Sudah... sudah tidak usah berdebat,coba aku lihat pedang itu"ucap Ratih, kemudian mengambil pedang itu dari tangan Jaka, tapi keanehan tiba-tiba kembali terjadi , ternyata ratih tidak kuat mengambil pedang itu dan membatalkan niatnya, hal ini membuat Jaka heran.

"Kamu kenapa Ratih , katanya mau melihat benda usang ini"ucap Jaka.

"Tidak... tidak.. tidak aku takut tangan ku kotor"ucap Ratih menyembunyikan kejadian itu pada Jaka.

"Kau benar dari pada benda ini mengotori tangan mu lebih baik buang saja benda usang ini"ucap Jaka , kemudian melemparkan pedang itu.

"Kenapa kamu membuangnya Jaka siapa tahu benda itu bisa berharga suatu saat"ucap Ratih .

"Kalau kamu mau ambil saja buat mu,cuma besi tua yang usang apa gunanya"jawab jaka.

Sebenarnya Ratih mau menjelaskan kejadian yang ia alami pada Jaka waktu mencabut dan memegang pedang itu,tapi Ratih tahu Jaka pasti tidak akan percaya pada perkataannya jadi percuma.

Tanpa terasa hari pun sudah menjelang sore tanpa mereka sadari dan mereka pun buru buru meninggalkan tempat itu.

"Celaka hari sudah petang kita harus pulang Jaka, bagaimana kalau nanti ayah mencari aku"ucap Ratih cemas.

"Kau benar Ratih mari kita pulang, jangan sampai kita kemalaman"ucap Jaka yang juga merasakan kecemasan.

"Sepertinya kita harus cepat Jaka aku takut kalau ayah dan kakak sudah pulang"ucap Ratih.

"Sepertinya kita akan terlambat Ratih,kita bisa celaka kena marah ayah dan kakak mu"ucap Jaka.

"Pegang tangan ku dengan erat aku akan membawa mu supaya kita sampai sekte dengan cepat "ucap Ratih.

Tanpa banyak bertanya jaka segera memegang tangannya kemudian Ratih pun menggunakan kekuatannya untuk berlari dengan cepat.

Dalam perjalanan pulang itu Ratih dibuat terkejut untuk yang ketiga kalinya,ia merasakan kekuatannya tiba-tiba naik,ia merasa berlari begitu cepat dan ringan sekali tapi yang bikin dia terkejut lagi jaka ada di depannya seolah olah Jaka yang membawanya,tapi Jaka tidak menyadari akan hal itu.

Terpopuler

Comments

Jonathan Nirel

Jonathan Nirel

lanjutkan

2024-06-07

2

𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄

𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄

good

2024-05-30

0

4wied

4wied

hutan senyap atau hutan sunyi, walaupun artinya hampir sama. tentukan namanya dgn pasti

2024-05-21

0

lihat semua
Episodes
1 Pedang Legendaris
2 Dewi kebahagiaan
3 Menuju Ke Hutan Sunyi
4 PEMBANTAIAN
5 KEKHAWATIRAN RATIH
6 Misteri hutan sunyi
7 Hutan sunyi kembali memakan korban.
8 SEKTE KUMBANG MERAH
9 Sekte Langit
10 Kegelisahan Rawa Candra
11 JURUS PEMBELAH LANGIT
12 Kembali
13 Keadaan gawat
14 Sanca Buana
15 Kedatangan sesepuh Paksi Darma
16 Tidak Terduga
17 Penghuni baru Sekte Langit
18 Sekte Mawar merah
19 Memburu sekte mawar merah
20 Dendam masa lalu
21 Di kedai
22 Kembali memakan korban
23 KECEROBOHAN JAKA
24 Menjalin persahabatan.
25 pertarungan di bawah sang rembulan
26 Kedatangan Jaka
27 Mimpi buruk Kerajaan Sangguling
28 Hancurnya istana Sangguling
29 Pencarian
30 Terluka parah
31 Tim pemburu
32 pengejaran.
33 Ketempat pelelangan
34 Pil seratus tahun
35 Tetua Sekte bintang timur
36 Kekacauan di benua selatan
37 Lahirnya Pedang awan naga petir
38 persiapan
39 Penyerangan
40 Menumpas Habis
41 Rencana
42 mutiara batu prasasti
43 Menunggu kedatangan tetua Agung
44 Kemunculan tetua Agung
45 Akhirnya
46 Menuju ke sekte bintang Utara
47 pergi ke sekte api angin
48 Kekhawatiran Kalapati
49 Sinjung Wanara
50 Kejutan di malam buta
51 Peta misterius
52 Tokoh-tokoh sakti berdatangan
53 Pertarungan di depan gerbang
54 Akhir dari sebuah dendam
55 Tamu tidak di undang
56 Perasaan terpendam seorang gadis
57 Keputusan Arini dan Sinta
58 Ada apa dengan Ratih
59 Malam yang panjang
60 harapan yang pupus
61 CELAKA
62 Kemunculan pasukan tengkorak iblis
63 Keputusan Ki Balung Waja
64 Iblis gunung Kemukus
65 Kekesalan Dewi Racun
66 Nasib sekte bintang timur di ujung tanduk
67 Kedatangan Karadurga dan Kumbara
68 Pertemuan pertama dan terakhir
69 Nyaris Saja
70 Kerajaan tengkorak iblis
71 Kota pertarungan Makarsari
72 Si caping Bambu
73 PENGUASA BARU HUTAN SUNYI
74 Kekuatan Damar Wungu
75 Misi balas dendam bgn 1
76 Misi balas dendam bagian 2
77 Misi balas dendam bagian 3.
78 Pertarungan sesama tokoh sakti.
79 Korban korban pun berjatuhan
80 pasukan Kerajaan api ungu.
81 perang pun berakhir.
82 Mencari Ratih di Benua Utara
83 Cermin langit.
84 Petunjuk dalam peta
85 pergi ke sekte Kelalawar Hitam
86 Tidak Ada Kata Ampun
87 Gua Naga
88 Kemarahan sekte bintang Sembilan
89 Di bawah kaki gunung batu.
90 Darah di kaki gunung batu
91 Seorang tabib
92 Surya Wisesa
93 Gendawa Dewa (Busur Panah Dewa)
94 Gendawa Dewa Bertemu Dengan Tuannya
95 Sekte Embun Beku
96 Gadis Malang
97 Salindri dan Jaka semakin dekat
98 Perjamuan
99 Jurus bangau terbang mengepakkan sayap
100 sekte teratai putih
101 Jaka vs Surya Wisesa
102 Tumbangnya dua sesepuh
103 perjalanan yang tertunda
104 Gadis Bercadar.
105 Singgah di Sekte bintang Utara
106 Buah bintang langit
107 khasiat buah bintang langit
108 Pasukan Tebing Hitam
109 Mutiara Tirta putih
110 Ujian Dari ayah Mertua
111 Tersenyum Lebar.
112 Menghadap Tetua Sekte teratai putih
113 Bertemu Kembali
114 penemuan tak terduga
115 Siapakah pengkhianat itu?
116 Dendam yang terpendam
117 Kemarahan orang orang tebing hitam bag 1
118 Kemarahan orang orang tebing hitam bag 2
119 Kemarahan orang orang tebing hitam bag 3
120 kemarahan orang orang dari tebing hitam bag 4
121 Hancurnya markas tebing hitam
122 Secepatnya masalah harus di selesaikan
123 Bukannya aku kejam tapi kalian yang keras kepala
124 Kedatangan orang orang dari Benua Barat
125 Bencana di sekte teratai putih
126 Saling beradu jurus
127 Kemarahan seorang tetua sekte untuk bertarung habis-habisan .
128 Nyawa bertaburan di sekte langit
129 Terancam
130 Merasa kehilangan
131 Bergabung
132 Ratih merasakan kehilangan
133 Pertarungan di Hutan Jati
134 Kabar mengejutkan
135 Kota Padalarang
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Pedang Legendaris
2
Dewi kebahagiaan
3
Menuju Ke Hutan Sunyi
4
PEMBANTAIAN
5
KEKHAWATIRAN RATIH
6
Misteri hutan sunyi
7
Hutan sunyi kembali memakan korban.
8
SEKTE KUMBANG MERAH
9
Sekte Langit
10
Kegelisahan Rawa Candra
11
JURUS PEMBELAH LANGIT
12
Kembali
13
Keadaan gawat
14
Sanca Buana
15
Kedatangan sesepuh Paksi Darma
16
Tidak Terduga
17
Penghuni baru Sekte Langit
18
Sekte Mawar merah
19
Memburu sekte mawar merah
20
Dendam masa lalu
21
Di kedai
22
Kembali memakan korban
23
KECEROBOHAN JAKA
24
Menjalin persahabatan.
25
pertarungan di bawah sang rembulan
26
Kedatangan Jaka
27
Mimpi buruk Kerajaan Sangguling
28
Hancurnya istana Sangguling
29
Pencarian
30
Terluka parah
31
Tim pemburu
32
pengejaran.
33
Ketempat pelelangan
34
Pil seratus tahun
35
Tetua Sekte bintang timur
36
Kekacauan di benua selatan
37
Lahirnya Pedang awan naga petir
38
persiapan
39
Penyerangan
40
Menumpas Habis
41
Rencana
42
mutiara batu prasasti
43
Menunggu kedatangan tetua Agung
44
Kemunculan tetua Agung
45
Akhirnya
46
Menuju ke sekte bintang Utara
47
pergi ke sekte api angin
48
Kekhawatiran Kalapati
49
Sinjung Wanara
50
Kejutan di malam buta
51
Peta misterius
52
Tokoh-tokoh sakti berdatangan
53
Pertarungan di depan gerbang
54
Akhir dari sebuah dendam
55
Tamu tidak di undang
56
Perasaan terpendam seorang gadis
57
Keputusan Arini dan Sinta
58
Ada apa dengan Ratih
59
Malam yang panjang
60
harapan yang pupus
61
CELAKA
62
Kemunculan pasukan tengkorak iblis
63
Keputusan Ki Balung Waja
64
Iblis gunung Kemukus
65
Kekesalan Dewi Racun
66
Nasib sekte bintang timur di ujung tanduk
67
Kedatangan Karadurga dan Kumbara
68
Pertemuan pertama dan terakhir
69
Nyaris Saja
70
Kerajaan tengkorak iblis
71
Kota pertarungan Makarsari
72
Si caping Bambu
73
PENGUASA BARU HUTAN SUNYI
74
Kekuatan Damar Wungu
75
Misi balas dendam bgn 1
76
Misi balas dendam bagian 2
77
Misi balas dendam bagian 3.
78
Pertarungan sesama tokoh sakti.
79
Korban korban pun berjatuhan
80
pasukan Kerajaan api ungu.
81
perang pun berakhir.
82
Mencari Ratih di Benua Utara
83
Cermin langit.
84
Petunjuk dalam peta
85
pergi ke sekte Kelalawar Hitam
86
Tidak Ada Kata Ampun
87
Gua Naga
88
Kemarahan sekte bintang Sembilan
89
Di bawah kaki gunung batu.
90
Darah di kaki gunung batu
91
Seorang tabib
92
Surya Wisesa
93
Gendawa Dewa (Busur Panah Dewa)
94
Gendawa Dewa Bertemu Dengan Tuannya
95
Sekte Embun Beku
96
Gadis Malang
97
Salindri dan Jaka semakin dekat
98
Perjamuan
99
Jurus bangau terbang mengepakkan sayap
100
sekte teratai putih
101
Jaka vs Surya Wisesa
102
Tumbangnya dua sesepuh
103
perjalanan yang tertunda
104
Gadis Bercadar.
105
Singgah di Sekte bintang Utara
106
Buah bintang langit
107
khasiat buah bintang langit
108
Pasukan Tebing Hitam
109
Mutiara Tirta putih
110
Ujian Dari ayah Mertua
111
Tersenyum Lebar.
112
Menghadap Tetua Sekte teratai putih
113
Bertemu Kembali
114
penemuan tak terduga
115
Siapakah pengkhianat itu?
116
Dendam yang terpendam
117
Kemarahan orang orang tebing hitam bag 1
118
Kemarahan orang orang tebing hitam bag 2
119
Kemarahan orang orang tebing hitam bag 3
120
kemarahan orang orang dari tebing hitam bag 4
121
Hancurnya markas tebing hitam
122
Secepatnya masalah harus di selesaikan
123
Bukannya aku kejam tapi kalian yang keras kepala
124
Kedatangan orang orang dari Benua Barat
125
Bencana di sekte teratai putih
126
Saling beradu jurus
127
Kemarahan seorang tetua sekte untuk bertarung habis-habisan .
128
Nyawa bertaburan di sekte langit
129
Terancam
130
Merasa kehilangan
131
Bergabung
132
Ratih merasakan kehilangan
133
Pertarungan di Hutan Jati
134
Kabar mengejutkan
135
Kota Padalarang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!