Jurus Pembelah Langit
Pagi itu suasana di sekte Elang putih sudah mulai tampak ramai karena para murid di sana sudah bersiap untuk berlatih.Mereka semua sudah berdiri rapi dengan membentuk barisan memanjang dengan lima sap.
Tidak lama kemudian munculah seorang pria yang berumur sekitar 25 tahunan dari depan mereka , pria itu lalu berdiri di hadapan mereka sambil menatap mereka satu per satu, dia adalah murid utama di sekte elang putih yang bernama Bagus Dento.
Melihat semua murid sudah berbaris rapi Bagus Dento kemudian memberikan sebuah arahan pada mereka semua sebelum mulai berlatih.
"Dengarkan oleh kalian semua, mulai hari ini menu latihan kalian akan saya tambah menjadi dua kali lipat dari biasanya,karena lima bulan lagi sekte ini akan mengirimkan sekitar sepuluh orang untuk mengikuti ujian di hutan Sunyi"ucap Bagus Dento dengan nada terdengar serius.
Semua murid pun langsung bergemuruh mendengar perkataan Bagus Dento itu, karena mereka semua tahu kalau keadaan di hutan Sunyi itu sangat berbahaya dan mengerikan.
Mendengar para murid bergemuruh tidak jelas Bagus Dento pun tahu apa yang sedang mereka pikirkan.
"Aku tahu apa yang kalian semua pikirkan maka dari itu aku menambah jatah latihan kalian, supaya kalian dapat lebih siap untuk menghadapi ujian di hutan Sunyi nanti"ucap Bagus Dento.
"Agar tidak memalukan sekte kita ini nanti, kalian akan saya seleksi satu persatu untuk menentukan siapa yang pantas dan tidak untuk mewakili sekte ini "lanjut Bagus Dento.
"Aku ingin bertanya kakang"ucap salah satu dari sekian murid itu.
"Silahkan,apa yang akan kau tanyakan Prawoto"ucap Bagus Dento.
"Berapa Sekte yang akan mengikuti ujian di hutan senyap itu kakang dan apa yang akan kami dapatkan jika berhasil lulus dalam ujian itu"tanya Prawoto.
"Baiklah ,saya akan beritahu pada kalian mengenai sekte sekte yang akan mengikuti ujian itu dan hadiah apa yang kalian peroleh jika bisa melewati ujian itu dengan selamat "ucap Bagus Dento.
"Sekte yang akan mengikuti ujian itu diantaranya adalah sekte Awan Hitam,Sekte Pedang Terbang, Sekte Harimau, Sekte Angin dan Sekte kita ini sekte Elang Putih.Jika kalian bisa menyelesaikan ujian ini kalian akan banyak mendapatkan hadiah seperti pedang pusaka,kitab , uang dan yang paling menarik adalah Kalian akan mendapatkan kesempatan berlatih di Sekte Langit "ucap Bagus Dento.
Mendengar penjelasan itu para murid menjadi bersemangat, selain mendapatkan banyak hadiah juga bisa berlatih di Sekte Langit.
Sekte langit adalah Sekte yang terletak di gunung petir, yang mana sekte itu sudah banyak melahirkan kesatria kesatria hebat yang sudah malang melintang di dunia persilatan.
"Bagaimana apakah kalian tertarik dengan semua hadiah itu"tanya Bagus Dento.
"Benar kakang kami semua sangat tertarik dengan hadiah hadiah itu"ucap Para murid serempak.
"Satu lagi yang perlu saya sampaikan pada kalian, setelah kalian menjalani ujian di hutan senyap satu bulan kemudian kelima sekte akan mengadakan turnamen beladiri untuk pemilihan murid terkuat dan terbaik, yang nanti murid itu akan di jadikan sebagai pengawal kerajaan Tataran, karena setiap tahun kerajaan Tataran selalu memesan para pengawal dari Sekte kita ini"ucap Bagus Dento.
"Jadi murid di Sekte kita ini selalu menjadi langganan kerajaan Tataran begitu Kakang"tanya salah seorang murid.
"Benar ,sudah lama Sekte kita ini mengirimkan murid terbaiknya ke sana"ucap Bagus Dento.
"Kalau begitu mulailah kalian berlatih dan aku akan mengawasi kalian semua supaya tidak ada yang bermalas malasan"ucap Bagus Dento mengakhiri penjelasannya.
Setelah mendengar penjelasan dari Bagus Dento itu, para murid murid mulai berlatih dengan penuh semangat.
Sementara itu di dalam sekte tampak Brawijaya sedang duduk minum teh sambil di temani istrinya yang bernama Sumirah. Brawijaya adalah tetua Sekte Elang Putih, yang merupakan orang terkuat dari lima tetua sekte tersebut.
"Bukankah ujian di hutan sunyi dan turnamen beladiri itu masih lama kakang, kenapa para murid sudah harus berlatih keras"ucap Sumirah seraya duduk di samping suaminya itu.
"Kau benar sumirah aku sengaja melakukan hal itu supaya para murid berkemampuan matang saat hari itu tiba"ucap Brawijaya seraya menengguk teh yang masih terasa agak panas itu.
"Sumirah kemana anak kita Arini dan Ratih kenapa tidak kelihatan bukan kah hari sudah siang"tanya Brawijaya, ketika tidak melihat kedua putri kesayangannya .
"Seperti tidak tahu kebiasaan Arini saja kakang ini, dari pagi ia sudah sibuk berlatih di hutan belakang sedang kan Ratih masih berdiam diri di kamarnya "ucap Sumirah.
"Oh begitu, ya sudah aku mau lihat para murid berlatih dulu untuk mengetahui kemajuan mereka"ucap Brawijaya kemudian melangkah keluar meninggalkan istrinya.
Begitu tiba di halaman depan Brawijaya tersenyum sambil manggut-manggut setelah melihat para muridnya berlatih dengan semangat.
"Bagaimana dengan latihan mereka Bagus Dento "tanya Brawijaya .
"Oh tetua, seperti yang tetua lihat mereka semua berlatih dengan penuh bersemangat sekali"ucap Bagus Dento sambil memberi hormat.
Brawijaya hanya mengangguk mendengar jawaban Bagus Dento itu dan segera pergi.
Sementara itu di belakang sekte terlihat seorang pemuda yang sedang duduk dengan tubuh di penuhi keringat , sepertinya pemuda itu sehabis menyelesaikan pekerjaannya.
"Huuuuuf.....haaaah.... akhirnya selesai juga pekerjaan ku membersihkan kandang kuda ini"ucap pemuda itu sambil menyeka keringat di dahinya.
Karena merasa pekerjaannya sudah selesai pemuda itu pun memutuskan untuk beristirahat sebentar sambil mengipas ngipas tubuhnya dengan kedua tangannya karena merasa panas dan berkeringat.
"Jaka....!!!! kenapa kau malah enak enakkan duduk,cepat belah kayu bakar,karena persediaan sudah habis"ucap seorang perempuan paruh baya dari arah belakangnya.
Pemuda yang di panggil jaka itu tidak menyahut karena merasa bukan menjadi tugasnya.
"Jaka apa kamu sudah tuli...!!!"teriak wanita itu lagi dengan suara keras.
"Tapi itu bukan tugas saya bibi Wati."ucap Jaka.Mencoba menolaknya.
"Maksud mu tugas anak ku Darmo begitu "tanya bibi Wati dengan marah .
"iya bibi"jawab Jaka.
"Sejak kapan kau berani melawan ku,kamu tahu tidak Darmo sekarang ini sedang ikut berlatih, tidak seperti diri mu yang tidak becus dalam olah kanuragan dan malah bermalas malasan di sini"ucap Bibi wati.Dengan mata melotot penuh rasa marah.
Panas hati Jaka mendengar perkataan bibi Wati yang sangat keterlaluan seperti itu, karena wanita itu selalu saja menghina dan merendahkan kan dirinya.Mentang mentang dekat sudah lama tinggal di sini.
Ternyata keributan antara Jaka dan bibi Wati terdengar oleh Arini yang sedang berjalan menuju ke rumah karena sudah selesai dengan latihannya.
Tanpa banyak pikir Arini langsung menuju ke tempat Jaka dan bibi wati berada,ia ingin tahu ada keributan apa dengan dua orang itu.
"Ada apa ini bibi, kenapa pagi pagi sudah marah marah "ucap Arini setelah tiba di tempat itu.
"Oh nona Arini ini tukang kuda ,saya lihat dari tadi duduk duduk saja dan tidak mau bekerja, ketika saya suruh untuk membelah kayu bakar dia malah melawan saya nona"ucap Bibi wati dengan di buat buat.
"Kurang ajar ,dasar tukang kuda kamu, yang lain sibuk berlatih kamu malah bermalas-malasan di sini,apa kamu sudah bosan tinggal di Sekte ini heeh..!!!"tanya Arini dengan marah di sertai dengan mata melotot.
"Ini tidak seperti yang bibi Wati bilang nona ,aku cuma beristirahat sebentar setelah selesaikan membersihkan kandang kuda "ucap Jaka menerangkan.
"Buka telinga mu lebar lebar tukang kuda,kamu di sini itu cuma pelayan jadi tugas mu itu tidak hanya mengurus kuda saja,membelah kayu itu juga tugas mu,jika kamu ingin tetap tinggal di sini cepat kerjakan apa yang bibi wati suruh"ucap Arini sambil mengacungkan pedangnya.
"Baik nona , akan saya kerjakan apa saja perintah bibi Wati "ucap Jaka, walaupun dalam hatinya merasa marah dengan kata-kata yang di lontarkan Arini itu .Jaka akhirnya mau tidak mau harus membelah kayu bakar.
"Bibi Wati,jika dia macam macam cepat lapor kepada saya ,akan saya hajar sampai babak belur dia"ucap Arini segera meninggalkan tempat itu.
"Baik nona ,"ucap bibi Wati.
"Kamu dengar itu jaka"ucap bibi Wati kemudian pergi meninggalkan Jaka.
Jaka pun akhirnya segera mengerjakan apa yang di perintahkan Arini itu,ia membelah kayu kayu yang jumlahnya sangat banyak yang ada di samping kandang kuda.
Di tengah kesibukannya itu Jaka teringat saat saat dia dan ibunya pertama kali tiba di sekte itu,waktu itu ia dan ibunya tidak punya tempat tinggal karena di usir oleh paman dan bibinya.
Semenjak ayahnya meninggal jaka dan ibunya sering mendapatkan perilaku yang tidak mengenakkan dari paman dan bibinya itu.
Karena sudah tidak kuat dengan sikap mereka itu,Ibu Jaka pun akhirnya memilih pergi angkat kaki dari rumah mereka.
Di malam yang gelap yang di sertai hujan lebat Jaka dan ibunya menyusuri jalan tak tahu tujuan mau kemana, mereka terus berjalan tak peduli hujan yang mengguyurnya.
Jaka yang saat itu masih kecil sekali tidak mengeluh dengan nasib yang dideritanya itu,ia tidak mau terlalu membebani pikiran ibunya yang saat itu sedang sedih.
Setelah sekian lama berjalan akhirnya mereka tiba di sekte Elang putih, dengan penuh harapan ia dan ibunya pun mendekati penjaga sekte itu.
"Maaf tuan boleh kami berteduh disini"ucap ibu jaka.
"Kalian siapa dan dari mana"ucap penjaga itu.
"Kami dari desa seberang tuan izinkanlah kami untuk berteduh di sini"ucap ibunya jaka.Dengan pakaian basah kuyup.
"Baik , silahkan kalau kalian mau berteduh"ucap penjaga itu.Merasa iba.
"Terima kasih tuan "ucap jaka dengan bibir bergetar karena kedinginan.
Penjaga yang melihat keadaan jaka dan ibunya itu merasa kasihan dan memberikan beberapa ketela rebus pada mereka berdua.
"Ini makanlah kalian berdua pasti kelaparan"ucap penjaga itu.
"Terima kasih tuan"ucap Jaka.
"Kalau boleh tahu , sebenarnya mau kemana ibu ini malam malam begini"tanya penjaga itu.
Mendengar pertanyaan dari penjaga yang baik hati itu ,ibu jaka pun menceritakan keadaan dirinya.
Penjaga itu menggelengkan kepalanya karena merasa terlalu berat beban yang di terima oleh wanita dan anak yang ada hadapannya itu.
"Benar benar malang nasib ibu beserta anak ibu mu ini,saya akan mencoba membantu kalian berdua, kalian tunggulah di sini"ucap penjaga itu dan segera pergi meninggalkan jaka dan ibunya.
"Ibu orang itu sangat baik ya tidak seperti paman dan bibi"ucap Jaka sambil makan ketela dengan lahapnya.
Ibunya hanya tersenyum mendengar perkataan jaka itu,tak lama kemudian penjaga itu sudah tiba di hadapan jaka dan ibunya.
"Mulai saat ini apakah kalian bersedia tinggal di sini"ucap penjaga itu.
"Jadi tuan mengizinkan kami tinggal di sini"ucap ibunya dengan rasa tidak percaya.
"Bukan aku yang mengizinkan tapi tetua Sekte ini ibu "ucap penjaga itu.
"Baik tuan,saya sangat berterima kasih sekali pada tuan"ucap ibu jaka dengan sangat senang.
Sejak saat itu jaka dan ibunya pun tinggal di Sekte Elang Putih ,tapi tetua Sekte tidak mengizinkan bagi jaka untuk ikut mempelajari ilmu Kanuragan, karena Sekte Elang Putih hanya mau menerima orang orang yang jelas latar belakangnya dan hal itu tidak menjadi masalah bagi jaka dan ibunya asal diberi kesempatan untuk tinggal di sekte itu sudah sangat bersyukur sekali.
Lamunan Jaka hilang seketika setelah ada orang yang memanggil dari arah belakangnya nya.
"Jaka cepat kesini"ucap orang itu yang ternyata adalah Bagus Dento.
"Ada apa kakang"jawab jaka.
"Cepat ambil aku air untuk cuci muka"ucap bagus Dento.
"Maaf kakang aku sedang sibuk membelah kayu bakar ,saya takut nanti terkena marah nona Arini "ucap Jaka.
"Kurang ajar berani kau membantah ku, terima ini , wuusss.... sebuah batu pun meluncur terbang ke arah jaka dan Duuug... brak...tepat mengenai jaka hingga ia pun terjatuh di tumpukan kayu.
Akh.. terdengar suara jaka mengerang kesakitan.
"Cepat ambilkan aku air"ucap Bagus Dento.
"Baik kakang."ucap Jaka dan segera pergi ke belakang untuk mengambil air .
"Cuma tukang kuda saja banyak tingkah dia pikir nyawanya berharga apa "ucap Bagus Dento.
Sesaat kemudian jaka pun sudah kembali di hadapan Bagus Dento dengan membawa satu ember air yang terbuat dari kayu.
"Ini airnya kakang "ucap jaka sambil meletakkan ember di hadapan Bagus Dento.
"Kenapa lama sekali, dasar pemalas "ucap Bagus Dento.
"Maaf kakang."ucap jaka .
Bagus Dento pun segera membasuh mukanya ,rupanya ia baru saja selesai melatih para murid juniornya.
"Oh,ya jaka sekalian gosok kaki ku "ucap Bagus Dento.
"Tapi kakang...."ucap jaka.
"Kamu berani membantah perintah ku haah..!!!."ucap Bagus Dento dengan tatapan penuh dengan ancaman.
"Baiklah kakang."ucap jaka dengan terpaksa melakukan apa yang Bagus Dento perintahkan.
"Sudah sana lanjutkan pekerjaan mu"ucap Bagus Dento.
Jaka pun kemudian melanjutkan pekerjaannya hingga akhirnya pekerjaan itu pun ia selesaikan tepat tengah hari.
Jaka pun kemudian beranjak dari situ dan menuju ke kandang kuda tempat biasa dia beristirahat,tapi kemudian ia menghentikan langkahnya ketika mendengar seseorang memanggilnya.
"Jaka....!"teriak orang itu.
Jaka menoleh ke belakang kearah suara yang memanggilnya itu dan tersenyum setelah tahu siapa yang datang.
"Ada apa ratih , sepertinya ada yang penting"tanya Jaka.
"Ini aku bawakan makanan dan minuman aku tahu kamu pasti lapar dan haus"ucap Jaka.
"Kebetulan sekali mana makanannya"tanya Jaka.
Kemudian Ratih memberikan makanan yang di bawanya itu kepada jaka, lalu mereka berdua berjalan menuju ke kandang kuda.
"Sebaiknya kamu cepat cepat pergi dari sini Ratih,bisa bahaya kalau nona Arini atau ayahmu melihat kita berdua di sini"ucap Jaka sambil makan.
"Kamu tenang saja jaka, kak Arini dan ayah sedang keluar jadi tidak usah takut"ucap Ratih
"Oh ya Ratih , kenapa kamu selalu baik pada ku ,tidak seperti yang lainnya yang sangat membenciku "tanya Jaka.Sambil mulutnya sibuk mengunyah makanan.
"Memangnya kenapa kalau aku baik pada kamu,apa tidak boleh "ucap Ratih balik bertanya.
"Haaaahaaa.....hahahaha..kamu ini ditanya malah balik bertanya."ucap Jaka dengan tertawa.
"Apa yang lucu , Jaka "tanya Ratih.
"Tidak ada sih,cuma jawaban mu itu seperti waktu kita masih anak anak dulu."ucap Jaka.
"Jadi kau bilang aku ini masih anak-anak begitu."ucap Ratih seraya menjewer telinga jaka.
"Akh.... ampun Ratih.. ampun...."teriak Jaka merasa kesakitan.
"Makanya jangan ngatain aku anak kecil"ucap Ratih dengan tangan dilipat.
"Baik tuan putri "ucap Jaka.
Ratih dan Jaka adalah sahabat sejak kecil, karena sejak kecil mereka terbiasa main bersama dan tumbuh besar di Sekte itu.Makanya Ratih tidak segan segan pada Jaka jika dia membuatnya kesal.
"Ratih ada yang ingin aku tunjukkan pada mu,kamu pasti suka"ucap Jaka.
"Apa itu Jaka"tanya Ratih penasaran.
"Ayo ikut dengan aku"ucap Jaka.
"Kemana"tanya Ratih.
"Sudah jangan banyak tanya nanti kau akan tahu"ucap jaka sembari menarik tangan Ratih.
Jaka pun mengajak Ratih berjalan menyusuri hutan lebat menuju ke suatu tempat.Mereka berdua melewati jalan setapak yang ada di tengah hutan belantara.Bagi Ratih yang tidak terbiasa melewati jalan itu merasa agak takut kalau ada binatang buas yang datang tiba-tiba.
"Kita mau kemana Jaka sudah berjalan lama sekali kenapa belum sampai juga."ucap Ratih.
"Apa kamu sudah lelah Ratih"tanya Jaka.
"Kamu meremehkan aku jaka,aku hanya takut kalau ada hewan buas di hutan ini.!"Seru Ratih dengan mata melotot.
"Tidak.... tidak..."ucap Jaka takut kena jewer.
"Ayo kita percepat langkah kita dengan berlari"ucap Ratih.
"Siapa takut"ucap Jaka.
Wuuuuus...Ratih pun berlari cepat dengan menggunakan tenaga dalamnya,Jaka terkejut melihat kemampuan ratih itu.
"Ratih tunggu...."teriak Jaka.Mengejar dari belakang.
Jaka pun lalu mempercepat larinya,tapi masih saja tertinggal jauh di belakang karena tidak mempunyai tenaga dalam.
Setelah sekian lama mereka berlari tak lama kemudian sampailah mereka di tempat yang mereka tuju,yaitu sebuah padang rumput yang di penuhi berbagai macam macam bunga.
"Bagai...mana menurut mu Ra..tih tem.....pat ini"ucap Jaka dengan nafas tersengal sengal.Seakan nafasnya mau habis.
Ratih hanya terdiam mendengar pertanyaan Jaka itu ,karena kagum dengan keindahan tempat itu.
"Wah.. benar benar tempat yang indah , banyak bunga dan kupu-kupu"ucap Ratih merasa sangat senang.
"Inilah tempat dimana aku beristirahat sehabis mencari rumput Ratih dan aku tidak akan pernah untuk melupakan tempat ini."Ucap Jaka.
"Tapi kenapa kau baru tunjukkan tempat ini pada ku Jaka."ucap Ratih dengan mata menatap tajam.
"Hee....hee.... soalnya kalau aku mengajakmu ke sini terus kakak mu tahu, kau pergi dengan aku kan bisa bahaya nanti"jawab Jaka.
"Kalau begitu mari kita jelajahi tempat ini"ucap Ratih kemudian masuk lebih dalam di tempat itu.
"Aku mau ke sana Ratih, apakah kau mau ikut aku"ucap Jaka.
"Tidak aku tunggu kamu di sini saja aku mau menikmati bunga bunga itu"ucap Ratih.
"Baiklah tunggu aku disini "ucap jaka.
Ratih benar benar mengagumi tempat itu tak henti hentinya ia memuji pemandangan di situ,sepertinya ingin berlama-lama di situ.
Disaat Jaka berjalan belum jauh dari tempat Ratih tiba tiba,
"Aduuh kaki ku"teriak Jaka kesakitan setelah kakinya tersandung sebuah besi.
"Jaka kamu kenapa"ucap Ratih setelah mendengar suara jaka mengaduh kesakitan dan segera berlari menghampiri.
"Aku tersandung benda ini Ratih "ucap Jaka sambil menunjuk sebuah besi yang tertancap di tanah.
Ratih pun kasihan melihat kaki jaka berdarah seperti itu dan langsung menyobek bajunya untuk membalut kaki Jaka yang luka.
"Terima kasih Ratih"ucap Jaka.
"ya lain kali hati hati"ucap Ratih.
"Tapi ini benda apa jaka , sepertinya sebuah gagang pedang"ucap Ratih.
Jaka pun mengamati benda yang membuat kakinya sakit itu.
"Iya ratih ini seperti sebuah pedang tai kenapa usang banget"ucap jaka.
"Tentu sudah usang karena sudah lama berada di sini, mungkin dibuang oleh pemiliknya,aku akan mencoba mencabutnya "ucap Ratih , kemudian ia pun mencoba mencabutnya namun pedang itu tetap saja tidak bergerak.
"Akh seperti pedang ini menancap terlalu dalam ,jaka coba giliran kau cabut benda ini "ucap Ratih dengan menyerah.
"Tidak mau ah,kamu yang punya kesakitan saja tidak bisa apa lagi aku"jawab Jaka tidak mau buang buang tenaga.
"Coba dulu , kenapa kau sudah menyerah begitu "ucap Ratih kesal.
"Ya....ya...saya akan coba minggir kamu"ucap Jaka.
Ratih segera memberikan tempat pada Jaka untuk mencabut pedang itu dan memperhatikan dari sampingnya.
Jaka pun mulai mencabut gagang pedang itu dengan mengerahkan seluruh tenaganya.
Ratih yang berdiri di sampingnya sangat terkejut melihat pedang itu dapat di cabut Jaka dengan mudah.
"Aku berhasil ratih mencabut benda usang ini"ucap Jaka setelah memperhatikan pedang itu.
"Aneh kenapa tadi aku tidak bisa mencabutnya, pasti kau menyembunyikan kekuatan mu pada ku kan Jaka"ucap Ratih agak marah karena merasa di permainkan.
"Kekuatan apa maksud mu, bukan kah kau tadi bersandiwara kalau kau tidak bisa mencabut pedang ini"ucap Jaka balik menuduh.
"Sudah... sudah tidak usah berdebat,coba aku lihat pedang itu"ucap Ratih, kemudian mengambil pedang itu dari tangan Jaka, tapi keanehan tiba-tiba kembali terjadi , ternyata ratih tidak kuat mengambil pedang itu dan membatalkan niatnya, hal ini membuat Jaka heran.
"Kamu kenapa Ratih , katanya mau melihat benda usang ini"ucap Jaka.
"Tidak... tidak.. tidak aku takut tangan ku kotor"ucap Ratih menyembunyikan kejadian itu pada Jaka.
"Kau benar dari pada benda ini mengotori tangan mu lebih baik buang saja benda usang ini"ucap Jaka , kemudian melemparkan pedang itu.
"Kenapa kamu membuangnya Jaka siapa tahu benda itu bisa berharga suatu saat"ucap Ratih .
"Kalau kamu mau ambil saja buat mu,cuma besi tua yang usang apa gunanya"jawab jaka.
Sebenarnya Ratih mau menjelaskan kejadian yang ia alami pada Jaka waktu mencabut dan memegang pedang itu,tapi Ratih tahu Jaka pasti tidak akan percaya pada perkataannya jadi percuma.
Tanpa terasa hari pun sudah menjelang sore tanpa mereka sadari dan mereka pun buru buru meninggalkan tempat itu.
"Celaka hari sudah petang kita harus pulang Jaka, bagaimana kalau nanti ayah mencari aku"ucap Ratih cemas.
"Kau benar Ratih mari kita pulang, jangan sampai kita kemalaman"ucap Jaka yang juga merasakan kecemasan.
"Sepertinya kita harus cepat Jaka aku takut kalau ayah dan kakak sudah pulang"ucap Ratih.
"Sepertinya kita akan terlambat Ratih,kita bisa celaka kena marah ayah dan kakak mu"ucap Jaka.
"Pegang tangan ku dengan erat aku akan membawa mu supaya kita sampai sekte dengan cepat "ucap Ratih.
Tanpa banyak bertanya jaka segera memegang tangannya kemudian Ratih pun menggunakan kekuatannya untuk berlari dengan cepat.
Dalam perjalanan pulang itu Ratih dibuat terkejut untuk yang ketiga kalinya,ia merasakan kekuatannya tiba-tiba naik,ia merasa berlari begitu cepat dan ringan sekali tapi yang bikin dia terkejut lagi jaka ada di depannya seolah olah Jaka yang membawanya,tapi Jaka tidak menyadari akan hal itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Fia
lanjutkan
2024-11-21
0
Kharisma Honda
p
2024-10-26
0
Anonymous
n
2024-10-05
0