Curiga

Berulang kali Cassandra berdecak kesal sembari melihat jam yang melingkar di tangannya. Sesekali menoleh ke arah luar halaman  yang tentu saja ramai oleh pekerja perusahaan. Meneguk minumannya yang hampir habis dan meminta lagi untuk mengurai rasa kantuk. 

"Belum pulang juga, Ndra. Suamimu ke mana?" tanya Ibra, salah satu model partner kerja Cassandra. 

"Gak tahu, mungkin saja masih di rumah ibunya. Biasa,  dia itu memang gak peka. Sudah tahu istrinya kerja, masih saja ditinggal kelayapan," jawab Cassandra kaku. 

Ibra mendekat dan duduk di sofa yang sama. Dalam tingkah apapun, wanita itu  memang tetap cantik dan memikat, tentu saja banyak pria yang menyukainya. Namun, mereka hanya bisa berandai-andai untuk memiliki karena sampai kapanpun tidak akan bisa. 

Cassandra bukanlah wanita sembarangan dan gampangan. Meski banyak yang tahu bahwa wanita itu tidak mencintai Yunan, akan tetapi hatinya sekeras batu dan tidak pernah tertarik pada siapapun. Kecuali pada Louis. Entah perasaan apa yang mereka miliki, namun keduanya sangat dekat seolah ada sesuatu yang spesial. 

"Mau aku anter?" tawar Ibra menggantung  kunci mobilnya. 

''Gak usah, sebentar lagi Yunan juga sampai.'' Menggeser duduknya sedikit menjauh. Menjaga jarak seperti ucapan sang suami. Ia pun risih dengan kehadiran pria-pria yang berusaha dekat dengannya. Hubungannya dengan mereka hanya sebatas pekerjaan, tak lebih. 

''Kalau begitu pulang denganku, mau?'' tawar lagi seseorang dari arah pintu. 

Ibra dan Cassandra menoleh ke arah sumber suara. Mereka berdua tersenyum melihat seseorang yang tak asing tengah berdiri di sana. 

''Louis, nggak salah kamu mau nganterin aku?'' tanya Cassandra memastikan. 

Pria yang yang berpenampilan layaknya bos besar itu memasukkan kedua tangannya ke saku celana. Menghadap lurus pada Cassandra yang masih bergeming di tempatnya. 

''Gak lah, bukankah rumah kita searah? Ini sudah terlalu malam, mungkin suamimu lupa menjemput,'' ucapnya lagi. 

Cassandra terdiam memikirkan langkah selanjutnya. Sudah hampir jam sembilan malam. Ia pun sudah sangat lelah dan ingin segera istirahat di rumah, akan tetapi Yunan belum juga datang menjemputnya. Jika ada yang menawarkan untuk mengantar, kenapa tidak?

Apa mungkin dia tidur di rumah ibunya?  

Mencangklong tas mewahnya. Menghampiri Louis yang masih berdiri menunggu jawaban darinya. 

''Baiklah, aku akan pulang dengan kamu,'' ucapnya memutuskan. Melangkah ke depan lebih dulu diikuti pria tampan yang tak lain adalah pemilik perusahaan ia bekerja. 

Baru saja tiba di parkiran, Yunan datang. Pria itu turun dari mobil yang beberapa saat mendarat lalu mendekati sang istri. 

''Maaf, tadi aku ketiduran,'' ucapnya merasa bersalah. 

Cassandra tak menjawab, ia hanya pamit pada Louis lalu masuk mobil di bagian depan, menggerutu kecil mengingat waktunya yang terbuang sia-sia hanya untuk menunggu suaminya. 

''Kamu tahu, aku paling gak suka menunggu, 'kan? Kalau gak bisa jemput bilang saja,'' omel Cassandra saat mobil mulai melaju membelah kegelapan. 

Tidak ada jawaban, Yunan hanya tersenyum kecil dan menoleh ke arah Cassandra yang tampak kesal. Percuma saja membantah, itu hanya akan menimbulkan perdebatan. Memilih mengalah demi ketentraman rumah tangganya. 

''Tadi ibu membuat jamu untuk kamu. Katanya disuruh minum sebelum tidur.'' Menunjuk botol yang ada di dashboard.

Mengalihkan pembicaraan, berharap Cassandra lupa dengan kekesalannya. Dengan begitu, suasana hatinya akan kembali melunak dan lupa tentang masalah yang tadi. 

''Gak mau, lagipula aku sehat-sehat saja, ngapain minum jamu?" tolak Cassandra keras. 

Yunan memasukan mobilnya ke sebuah restoran mewah yang ada di pusat kota. Tentu saja itu membuat Cassandra bingung plus jengkel. Untuk apa ke sana, sedangkan ia sudah terlalu ngantuk dan ingin tidur. 

''Ngapain kita ke sini?'' pekik Cassandra. 

Yunan membuka seatbelt tanpa menjawab lalu membuka pintu mobil dan turun. Memutari mobil dan membukakan pintu untuk istri tercinta yang masih tampak kebingungan. Sejak menikah, mereka memang sering keluar hanya sebatas mengantar bekerja atau membeli baju, bukan bersenang-senang dan menghabiskan waktu di luar. 

''Sebagai permintaan maafku, malam ini aku traktir kamu,'' ucap Yunan mengulurkan tangannya. 

Cassandra menatap gerak-gerik suaminya yang sangat mencurigakan. Seakan tak percaya dengan ajakannya. Mampukah ia membayar makan di dalam yang serba mahal itu?

''Punya uang berapa?'' tanya Cassandra tegas, takut Yunan mempermalukannya dan tak bisa membayar makanan yang dipesan. 

''Alhamdulillah, berapapun itu harus disyukuri, yuk!" ajaknya memaksa. 

Cassandra pun ikut turun dan masuk ke dalam. Ia memilih meja di bagian pinggir. Selain risih dengan pengunjung yang lain, ia juga ingin menikmati pemandangan luar dari jendela kaca di sampingnya. 

Setelah membuka buku menu, ia  memesan makanan termahal di restoran itu, bahkan per porsi harganya mencapai jutaan rupiah. Ingin membuktikan sejauh mana Yunan berkorban untuknya. 

''Itu saja, gak mau pesan yang lain?'' tanya Yunan memastikan. 

Cassandra menggeleng. Sebenarnya ia masih bingung, padahal Yunan sudah melihat harga makanan yang ia pesan, namun pria itu sedikitpun tak merasa terkejut, bahkan cenderung santai. 

''Oh iya, kamu dapat salam dari ibu. Katanya gak boleh telat makan. Gak boleh tidur terlalu malam. Juga harus istirahat yang cukup. Jangan terlalu sibuk dengan pekerjaan.'' Yunan mengucapkan rentetan pesan bu Layin sebelum ia pulang. 

Terkadang Cassandra tersentuh saat mendengar titipan salam dari sang mertua yang begitu perhatian padanya melebihi anak sendiri. Padahal, Margareth pun tak pernah menanyakan kabarnya atau sekedar menelpon saat di luar rumah. Sungguh, itu seperti bentuk kasih sayang dari seorang ibu untuk putrinya.

Sejak menikah hingga sekarang mereka memang hanya sekali bertemu, namun bu Layin langsung terpikat oleh pesona sang menantu, selepas itu ia hanya bisa mendengar kabarnya dari Yunan. Jangankan berbicara, bertemu pun tak pernah. Seolah mereka putus hubungan begitu saja. Sebagai seorang suami dan anak, Yunan selalu menyambung tali di antara keduanya. Selalu berbicara positif dan tidak menjelekkan di antara mereka.

Makanan yang dipesan datang. Mereka segera melahap tanpa berbicara, sesekali Yunan melirik ke arah sang istri yang tampak menyukai makanannya. Pemandangan yang menurutnya sangat indah. 

Aku memang belum bisa memenuhi semua permintaanmu, tapi aku janji akan menjadi suami yang baik. 

Menyuap makanannya di dalam mulut sambil berpikir keras untuk bisa lebih membahagiakan sang istri, dengan ataupun tanpa harta. Bukankah masih banyak cara untuk berbahagia?

Waitress datang dan memberikan bill pembayaran. Bukan Yunan, melainkan Cassandra yang menerimanya. Lalu membuka tas dan mengambil kartu berwarna hitam dari sana. 

''Biar aku yang bayar.'' Yunan mengambil alih kertas putih itu. Melihat jumlah yang harus dibayar lalu merogoh dompet dari saku celana dan membayar dengan uang tunai.

''Kembaliannya gak usah.'' Memberikan uangnya pada waitress.

Tidak ada yang aneh. Sudah sewajarnya seorang suami yang membayar, namun membuat Cassandra semakin curiga dengan sosok suaminya. Bukankah dia pria miskin yang tak punya apa-apa? Tapi kenapa memiliki banyak uang, bahkan ia bisa melihat ada beberapa kartu ATM di dompetnya. 

Terpopuler

Comments

Praised94

Praised94

nitip lapak dulu ya

2023-10-23

1

Imam Sutoto Suro

Imam Sutoto Suro

good luck thor lanjutkan

2023-09-14

0

Fajar Ayu Kurniawati

Fajar Ayu Kurniawati

.

2023-08-25

0

lihat semua
Episodes
1 Dipermalukan
2 Saran seorang Ibu
3 Curiga
4 Siapa Bu Bidan?
5 Berusaha mengabulkan
6 Hadiah untuk ibu
7 Kecelakaan
8 Permintaan Margareth
9 Yunan Abimanyu
10 Status Layin Puspita
11 Kepergian sang pujaan hati
12 Siapa Yunan?
13 Jati diri Yunan
14 Ketakutan Layin
15 Tentang masa lalu
16 Menemukan Layin
17 Pertemuan Sastro dan Layin
18 Mengurai rindu
19 Pelukan pertama
20 Dekapan cinta
21 Rencana Erlan dan Sastro
22 Bijak
23 Rencana Erlan
24 Masih bimbang
25 Persetujuan Layin
26 Berusaha melepas
27 Perpisahan
28 Perasaan Cassandra
29 Tak disangka
30 Selamat
31 Ungkapan Cassandra
32 Pertemuan terakhir
33 Hampir saja...
34 Putus hubungan
35 Mencari keberadaan Yunan
36 Permintaan maaf Cassandra
37 Perubahan Cassandra
38 Kehidupan baru Yunan
39 Hadiah untuk Yunan
40 Tingkah lucu Rafael
41 Tanggapan Layin
42 Kembali bekerja sama
43 Kejutan dari Yunan
44 Fakta mengejutkan
45 Menolak
46 Kejutan
47 Permintaan Yunan
48 Bersatu lagi
49 Lumpuh
50 Berbagi kebahagiaan
51 Tempatku pulang
52 Usaha Cassandra
53 Curiga
54 Memaafkan
55 Menerima syarat
56 Berdebat
57 Fakta tentang Yunan
58 Permintaan Erlan
59 Tinggal di rumah Erlan
60 Kedatangan Ilham
61 PDKT
62 Bimbang
63 Wanita penuh teka-teki
64 Curhat
65 Luluh
66 Gangguan
67 Berubah
68 Ragu
69 Menghibur Rafael
70 Kecewa
71 Mementingkan yang lain
72 Abai
73 Isi hati Yunan
74 Persetujuan Cassandra
75 Sindiran
76 Permintaan Rafael
77 Mengapa harus poligami?
78 Kepergian Cassandra
79 Kepergian Humaira
80 Rindu yang tak berujung
81 Undangan
82 Memilih
83 Lima tahun
84 Jalan-jalan
85 Khalisa
86 Kesal
87 Diizinkan masuk
88 Penjelasan
89 Izin
90 Rumah masa depan
91 Meluapkan isi hati
92 Kado terindah
93 Alergi
94 Ngambek
95 CEO?
96 Masih bimbang
97 Meminta pendapat
98 Masih bimbang
99 Luluh
100 Alat kontrasepsi
101 Sarung?
102 Roda berputar
103 Kedatangan Lolita
104 Berdebat
105 Menolak
106 Cek
107 Pindah
108 Berkumpul
109 Kolam renang
110 Rencana ke Singapura
111 Titik terang
112 Melepaskan
113 Rencana ulang tahun
114 Pesta
115 Pesta 2
116 Dinner
117 Kedatangan ayah Novan
118 Bebas
119 Tak menyerah
120 Pingsan
121 Rumah sakit
122 Singa betina beraksi
123 Minta cerai
124 Meminta kembali
125 Di balik pemilik restoran
126 Panik
127 Hamil
128 Kebahagiaan dan penyesalan
129 Ingin bekerja sama
130 Curiga
131 Mata-mata
132 Fakta
133 Acara dinner
134 Mengelak
135 Kepergok
136 Jujur
137 Pergi
138 Kecolongan
139 Penguntit
140 Jebakan
141 Bertemu Fany
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Dipermalukan
2
Saran seorang Ibu
3
Curiga
4
Siapa Bu Bidan?
5
Berusaha mengabulkan
6
Hadiah untuk ibu
7
Kecelakaan
8
Permintaan Margareth
9
Yunan Abimanyu
10
Status Layin Puspita
11
Kepergian sang pujaan hati
12
Siapa Yunan?
13
Jati diri Yunan
14
Ketakutan Layin
15
Tentang masa lalu
16
Menemukan Layin
17
Pertemuan Sastro dan Layin
18
Mengurai rindu
19
Pelukan pertama
20
Dekapan cinta
21
Rencana Erlan dan Sastro
22
Bijak
23
Rencana Erlan
24
Masih bimbang
25
Persetujuan Layin
26
Berusaha melepas
27
Perpisahan
28
Perasaan Cassandra
29
Tak disangka
30
Selamat
31
Ungkapan Cassandra
32
Pertemuan terakhir
33
Hampir saja...
34
Putus hubungan
35
Mencari keberadaan Yunan
36
Permintaan maaf Cassandra
37
Perubahan Cassandra
38
Kehidupan baru Yunan
39
Hadiah untuk Yunan
40
Tingkah lucu Rafael
41
Tanggapan Layin
42
Kembali bekerja sama
43
Kejutan dari Yunan
44
Fakta mengejutkan
45
Menolak
46
Kejutan
47
Permintaan Yunan
48
Bersatu lagi
49
Lumpuh
50
Berbagi kebahagiaan
51
Tempatku pulang
52
Usaha Cassandra
53
Curiga
54
Memaafkan
55
Menerima syarat
56
Berdebat
57
Fakta tentang Yunan
58
Permintaan Erlan
59
Tinggal di rumah Erlan
60
Kedatangan Ilham
61
PDKT
62
Bimbang
63
Wanita penuh teka-teki
64
Curhat
65
Luluh
66
Gangguan
67
Berubah
68
Ragu
69
Menghibur Rafael
70
Kecewa
71
Mementingkan yang lain
72
Abai
73
Isi hati Yunan
74
Persetujuan Cassandra
75
Sindiran
76
Permintaan Rafael
77
Mengapa harus poligami?
78
Kepergian Cassandra
79
Kepergian Humaira
80
Rindu yang tak berujung
81
Undangan
82
Memilih
83
Lima tahun
84
Jalan-jalan
85
Khalisa
86
Kesal
87
Diizinkan masuk
88
Penjelasan
89
Izin
90
Rumah masa depan
91
Meluapkan isi hati
92
Kado terindah
93
Alergi
94
Ngambek
95
CEO?
96
Masih bimbang
97
Meminta pendapat
98
Masih bimbang
99
Luluh
100
Alat kontrasepsi
101
Sarung?
102
Roda berputar
103
Kedatangan Lolita
104
Berdebat
105
Menolak
106
Cek
107
Pindah
108
Berkumpul
109
Kolam renang
110
Rencana ke Singapura
111
Titik terang
112
Melepaskan
113
Rencana ulang tahun
114
Pesta
115
Pesta 2
116
Dinner
117
Kedatangan ayah Novan
118
Bebas
119
Tak menyerah
120
Pingsan
121
Rumah sakit
122
Singa betina beraksi
123
Minta cerai
124
Meminta kembali
125
Di balik pemilik restoran
126
Panik
127
Hamil
128
Kebahagiaan dan penyesalan
129
Ingin bekerja sama
130
Curiga
131
Mata-mata
132
Fakta
133
Acara dinner
134
Mengelak
135
Kepergok
136
Jujur
137
Pergi
138
Kecolongan
139
Penguntit
140
Jebakan
141
Bertemu Fany

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!