Ken sudah menyiapkan sebuah rencana. Dia berniat menembak Ara. Apalagi ada asdos yang selalu mengikuti Ara. Ken gak mau keduluan.
Jelas dong, Ken jadi takut kehilangan dewi cintanya! Siapa lagi kalo bukan Ara hehe
Janet mendengar rencana Ken dan Ara nanti siang. Otak iblisnya mulai jalan lagi.
"Pokoknya ajak si Ara ke ruangan itu, Pik. Itu untuk mengganti tugas loh yang gagal kemarin!"
"Maaf, Net. Gue harus ke perpus," jawab Upik mencari alasan.
"Elleeeh! Jangan nyari alasan lagi deh, Pik!"
"Iya, Pik. Cuman ngajak Ara ke ruangan itu doang, apa susahnya sih?"
Sisi dan Dea selalu jadi kompor.
"Emangnya kalian mau apain Ara?"
Upik mulai curiga.
"Elo cuman nemenin dia satu jam aja, kok!"
Upik terdiam. Rasa bersalahnya atas kejadian pot bunga masih ada. Kini harus ditambah lagi dengan rencana Janet selanjutnya.
"Ra! Gue mau ngomong sebentar, bisa kan?" tanya Upik setelah selesai kuliah.
Akhirnya, Upik menuruti kemauan Janet. Dia memang gak tahu apa-apa. Setidaknya, Upik berencana membuat pengakuan.
"Mau ngomong apaan, Pik?"
Ara melirik jam yang terpampang di layar hapenya. Hampir jam dua siang. Ken belum muncul juga.
"Ada deh! Tapi jangan disini. Gimana kalau di ruang kesehatan aja!"
"Ngomong disini aja, Pik. Gue lagi nunggu seseorang!"
"Sorry, Ra. Gue malu kalau didenger sama yang lain!"
Upik tetap mengajak Ara pergi dari kelas.
Ara melihat layar hapenya sekali lagi. Gak ada pesan dari Ken.
Akhirnya, Ara mengikuti permintaan Upik sambil menunggu pesan Ken.
"Ken! Kamu dipanggil ke ruang admin," ujar Andre yang bertemu Ken sehabis kuliah.
"Nanti saja. Saya ada janji!"
Ken gak mau Ara lama menunggunya.
"Katanya penting, Ken!"
Ken terdiam. Hatinya jadi bimbang.
"Kamu akan jadi duta kampus, Ken!" ujar Hendrik, pegawai bagian administrasi begitu Ken muncul.
"Duta kampus? Maaf, pak. Yang lain saja. Saya sibuk kuliah, pak!"
"Ini untuk kebaikan kampus kita juga, Ken. Lagipula bapak pimpinan yang memerintahkan agar kamu yang jadi dutanya!"
Ken tertegun. Dia sangat tahu siapa bapak pimpinan itu.
"Nanti saya pikirkan lagi, pak!"
Ken bergegas pergi ke ruang kelas Ara. Namun, yang ada di sana adalah Janet.
"Hai, Ken. Elo sudah dapat kabar kan? Elo dan gue akan jadi duta kampus!"
"Apa? Gue sama elo? Apa gak salah?"
Ken sangat terkejut setelah tahu Janet juga dijadikan duta kampus. Namun, saat ini Ken gak terlalu peduli. Dia hanya ingin bertemu dengan Ara secepatnya.
Sementara itu, Ara sudah berada di ruang kesehatan bersama Upik.
"Ada apa sih, Pik?"
Ara langsung menanyakan niat Upik mengajaknya bicara.
Upik mulai gelisah. Dia sempat melihat bayangan Sisi dan Dea mengikuti mereka.
"Anu, Ra. Gue ... mau minta maaf!"
Ara menatap Upik lekat.
"Emang lo salah apaan, kok sampe minta maaf segala, Pik?"
Upik mulai gemetaran. Dia benar-benar bingung harus ngomong apa.
Tiba-tiba, sebuah pesan masuk di hape Ara. Dia pun langsung membacanya.
Ra, elo dimana?
Ara langsung menjawab.
Gue sama Upik di ruang kesehatan ....
Ya udah, gue kesana!
Ken akan menemui Ara secepatnya.
"Tunggu, Ken. Gue lagi ngomong serius. Kenapa elo malah mau pergi?"
"Sorry, Net. Gue ada janji sama Ara!"
Ken melangkahkan kakinya menuju ke arah pintu keluar. Namun, Janet langsung menarik tangannya.
"Elo kenapa sih, Ken? Sikap lo sekarang sangat berubah sama gue! Kita kan selalu sama-sama dari kecil!"
"Gue gak pernah berubah, Net. Elo aja yang berubah menjadi orang yang menyebalkan. Jangan ganggu gue lagi!"
Janet tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Dia hanya melihat Ken pergi. Hatinya terasa sangat sakit.
"Ingat, Ken! Gue gak akan membiarkan elo jadian sama Ara!"
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Download
Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Comments