Ara melihat bayangan dirinya di cermin. Dia sudah semaksimal mungkin untuk tampil cantik dengan make-up punya neneknya. Kenyataannya, dia malah seperti badut.
"Neng, anak ganteng itu sudah ada di depan. Keluar sono! Kasian dia nunggu kelamaan."
Nek Miah muncul dari balik pintu. Membuat Ara hampir berjingkrak karena kaget.
"Eet dah, Nek. Bikin kaget Ara aja!"
"Lah! Elu aja yang bengong. Lagian, ngapain dandan kayak begitu? Emang elu mao ngelenong?"
Ara tersadar. Memang ada yang salah dengan penampilannya. Dia pun segera menghapus make-up tebal yang menutupi wajahnya.
Tak lama, Ara sudah di depan rumahnya. Tapi, dia gak melihat Ken.
Jangan-jangan, Ken kabur karena jin peletnya udah lenyap hhhhh ....
Di seberang jalan hanya ada sebuah mobil sedan mevah. Terdengar suara klakson yang memecahkan keheningan.
"Maaf, om! Cewek cantik ini sedang menunggu pangeran!" kelakar Ara dalam hati.
Namun, klakson itu tetap bunyi. Membuat Ara sedikit kesal.
Ara berniat akan mendamprat om genit yang ada didalam mobil itu. Namun yang muncul dari balik pintu mobil adalah Ken!
"Ke-ken???
Ken hanya tersenyum melihat wajah Ara yang membeku dan langsung menghampirinya.
Aakh, Ken! Kamu kok ganteng banget sih?
Ara hampir saja pingsan. Penampilan Ken mirip banget dengan idol korea. Gadis itu pun mencubit pipinya.
Aaauuuch! Pastinya sakit dong, Araaa!
"Elo kenapa, Ra? Kok muka lo merah. Elo gak sakit, kan?"
Ken meletakan telapak tangannya di kening Ara.
"Gue baik-baik aja kok, Ken!"
Ara berusaha menutupi dadanya yang gak berhenti berdebar.
"Oke! Ya udah. Kita langsung aja, sebentar lagi filmnya mulai!"
Ken langsung menarik tangan Ara menuju ke mobil.
Araaa! Elo fix deh jadi ciderella! Asal jangan mimpi aja ya ....
*****
Keesokan paginya .....
"Neeng, bangun! Elo kan mao sekolah!"
"Bentar lagi, nek. Tanggung, nih!"
Ara kembali menarik selimut. Peristiwa semalam enggan dilupakannya. Semua perlakuan Ken padanya persis seperti mimpi.
Di bioskop, dada Ara gak berhenti berdebar. Ken sangat dekat. Bahkan sering kali tangan mereka bersentuhan karena berebut mengambil popcorn.
"Sudah jam setengah tujuh, Neng. Nanti elu terlambat sekolah!"
Teriakan Nek Miah membuat Ara langsung bangun.
"Apa? Setengah tujuh? Nenek, Ara telaaat!"
Ara langsung ke kamar mandi. Tapi, Aldi sudah ada di dalamnya terlebih dahulu.
"Kaaak! Cepet doong. Ara telat nih!"
Teriakan Ara terdengar sampai jauh. Namun, Aldi gak keluar juga.
"Kaaak Aldiii!"
Ara terus menggedor pintu kamar mandi.
"Yeee! Salahnya sendiri kenapa susah bangun! Makanya jangan pacaran mulu!"
Akhirnya Aldi keluar sambil nyerocos.
Ara melotot. Bagaimana kakaknya tahu soal pacaran?
"Aau aaach!"
Ara gak mau ambil pusing dan segera masuk ke kamar mandi.
"Semalam Ara pulang jam berapa, Nek?"
"Jam sebelasan kayaknya. Nenek udah tidur duluan!" jawab Nek Miah seraya mengingat soal semalam.
"Bener anak itu ganteng, Nek? Apa nenek gak salah liat? Bagaimana dia mau sama Ara yang cupu begitu?"
"Heeeh! Sama adiknya sendiri kok begitu sih, Al?"
Aldi hanya cengengesan sambil ngeluyur ke kamarnya. Dia memang selalu pulang malam karena harus kerja setelah selesai kuliah. Makanya jarang ketemu adiknya. Kadang neneknya yang suka cerita soal Ara.
Sementara Nek Miah hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah cucu-cucunya. Meski begitu, dia bersyukur keduanya baik-baik saja setelah orangtuanya meninggal.
*****
Ara gak bisa menutupi rasa senangnya. Sesampainya di sekolah, dia gak berhenti tersenyum.
Masalahnya, orang-orang memandangi Ara dengan tatapan aneh. Menganggap Ara sudah sedeng!
Ken dimana, ya? Mungkin kalau melihat Ara seperti itu, dia gak mau dekat dengan Ara lagi!
"Raaa!"
Ara menoleh. Andre sedang berlari mengejarnya.
"Ada apa, Kak?"
"Gak knapa-napa. Aku hanya mau jalan bareng aja sama kamu!"
Eeiiit! Tanda-tanda ada masalah lagi, nih!
Bener aja perasaan Ara. Sebenarnya Janet dan geng sudah menunggu di depan gerbang.
Mereka sudah siap memberikan Ara pelajaran. Tapi rencana itu batal karena ada Andre.
"Kenapa juga pak asdos didekat si Ara?"
"Jangan-jangan, si Ara pake pelet kali! Kenapa cowok-cowok ganteng deketin dia."
Sisi dan Dea mulai ngompor-ngomporin. Janet merasa gerah padahal masih pagi.
Tak lama, Ken muncul dengan sepeda motornya. Sekilas dia melihat Ara berjalan bersama Andre.
Ken segera mengarahkan sepeda motornya ke arah Ara dan berhenti pas di depannya.
"Ken!!!"
Ara spontan berteriak.
Dengan tenang, Ken membuka helmnya.
"Tunggu gue, Ra! Ada yang mau gue bicarakan."
Ken langsung menarik tangan Ara tanpa permisi menunggu persetujuannya lagi.
Andre hanya diam saja. Dia kurang suka dengan sikap Ken yang angkuh. Rata-rata anak orang kaya emang seperti itu. Termasuk Ken!
"Ada apa sih, Ken? Gue kan gak enak sama Kak Andre!"
"Abis kuliah gue mau ngajak lo makan siang. Lo mau kan?"
Aakh! Lagi-lagi pergi berdua. Araaa! Nasib lo emang lagi mujur yeee....
"Ma-mauu Ken! Emang kita mau kemana?"
"Lihat aja nanti. Ayo kita kekelas loh!"
Ara langsung mengangguk. Gak peduli Janet memerhatikannya dengan tatapan maut. Mencari waktu untuk mencabut nyawanya.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Ayano
Dia kagak tau peraturan di sinetron apa. Cowok ganteng tuh kadang demennya ma cewek cupu tau
2023-04-20
1
Ayano
Berasa jalan ma oppa oppa
2023-04-20
0