"Tidak, Ken! Jangan tolong gadis kampung itu!"
Janeta melihat Ara dengan geram. Dia hampir saja mendekati Ara dan menamparnya agar sadar siapa dirinya.
"Jangan kesana, Net. Terlalu banyak orang!" ujar Sisi mengingatkan.
"Kenapa jadi seperti ini? Dasar Upik Abu. Kemana sih tuh anak?!"
Dea malah menyalahkan Upik yang menghilang entah kemana.
Sebenarnya, Upik bersembunyi di tangga karena saking ketakutan. Mengira kalau Ara terluka karena perbuatannya.
"Kamu lagi ngapain disini?"
Upik sangat terkejut ketika melihat Andre, asisten dosen sudah berdiri didepannya.
"Eeeh ti-tidak kenapa-napa kok, Pak. Saya lagi nyari inspirasi aja disini!"
Upik langsung kabur sebelum Andre banyak bertanya.
Andre memang sengaja ingin ke atas gedung. Dia melihat kejadian jatuhnya pot kembang yang hampir menimpa Ara. Dia mengira kalau ada seseorang yang mendorong pot bunga itu hingga terjatuh.
"Jangan-jangan .... akh! Mana mungkin Upik yang melakukannya!"
Andre membuang pikiran itu jauh-jauh. Mana mungkin Upik melakukan perbuatan jahat itu? Dia melihat Upik hanyalah gadis polos.
*****
"Bangunlah! Apa mau gue gendong?" tanya Ken setelah Ara lama tak merespon.
Ara melotot. Mengira kalau Ken hanya menggodanya saja.
"Gue bisa bangun sendiri kok!"
Ara mencoba bangun.
"Aduuh!" teriaknya.
Ternyata, kakinya terkena serpihan pot kembang dan mengeluarkan darah.
"Da-darah?"
Ara gemetaran. Dia memang sangat takut dengan darah. Kejadian menakutkan membuatnya trauma. Sebuah kecelakaan mobil yang merenggut nyawa kedua orang tuanya.
Tiba-tiba, Ken berjongkok dan langsung menggendong Ara. Dia tidak tega melihat Ara ketakutan.
Terdengar suara riuh. Sebagian melihat dengan takjup, sebagian lagi menatap penuh nyinyir. Apalagi Janeta yang benar-benar naik darah.
"Kurang ajar, Si Ara! Kenapa dia yang mendapatkan perhatian Ken?"
"Biar nanti gue kasih pelajaran si ara itu, Net!"
Dea ikut tersulut esmosi.
Ken membawa Ara ke ruang kesehatan dan membaringkannya di ranjang. Jelas Ara semakin salting. Perlakuan Ken sangat tidak masuk akal.
Ken mencari perlengkapan kesehatan di dalam lemari. Sementara Ara masih memandanginya dengan kebingungan.
Biasanya Ken selalu cuek dengan siapapun. Entah kenapa saat ini dia sangat perhatian kepada Ara? Apa dia lagi kesambet jin?
"Obatnya sedikit perih tapi nanti juga hilang!"
Ken membubuhkan obat merah di kaki Ara yang terluka. Dia kelihatan sangat mahir melakukan pengobatan. Itu karena dia kuliah di jurusan kedokteran.
"Makasih ya, Ken. Gue pengen tahu kenapa elo mau bantuin gue? Gue kan bukan siapa-siapa? Nama gue juga elo pasti gak tau, kan?"
Ken cuma diam. Dia masih serius mengobati kaki Ara.
"Seharusnya elo hati-hati. Musibah itu bisa terjadi kapan aja!"
Ken malah ngasih nasihat. Ara jadi tambah bingung dengan sikapnya.
Sebenarnya, Ken memang gak tau nama gadis didepannya. Tapi dia sering melihatnya di bully. Bukan hanya sekali tapi berkali-kali. Dia melihat gadis itu tidak pernah marah. Mungkin itu yang membuat Ken menyukainya.
Tiba-tiba, seseorang masuk ke dalam ruangan. Dia adalah Andre. Asisten dosen yang juga teman kakaknya Ara.
"Ara! Apa kamu baik-baik aja?" tanya Andre penuh kecemasan.
"Eeeh! Kak Andre eee, maksud saya Pak Asdos. Saya udah baikan, kok. Ken sudah mengobati luka saya!"
Ken masih diam saja. Dia mulai memakaikan perban di kaki Ara. Dia baru tahu kalau gadis yang sedang diobatinya bernama Ara.
"Oh, makasih ya, Ken. Aku sudah memeriksa ke atas. Sepertinya ada seseorang yang mendorong pot bunga sehingga terjatuh. Tapi, aku malah menemukan Upik disana. Apa mungkin dia yang mendorong pot bunga itu?"
Ken hanya mengangguk namun mendengarkan pembicaraan mereka.
"Upik? Aah, mana mungkin dia melakukan hal bodoh itu. Mungkin jatuh sendiri pot bunganya. Lagi pula, saya gak kenapa-napa kok!"
"Sebaiknya kamu pulang saja, Ra. Nanti aku akan memberitahu dosenmu," ucap Andre yang masih khawatir.
"Gak, Pak. Saya udah enakan kok! Saya harus tetap kuliah!"
Ara turun dari ranjang. Namun tubuhnya sedikit terhuyung. Andre akan membantunya tapi Ken sudah lebih dahulu menopang tubuh Ara.
"Biar aku yang membawa Ara ke ruang kampusnya. Apa perlu aku gendong lagi?"
"Ken???"
Ara benar-benar merasa aneh dengan sikap Ken yang sangat peduli padanya. Ara suka sih, tapi aakh mungkin semuanya cuma mimpi!
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Mommy Ayu 💖
bisa jadi begitu ya
2023-04-18
0
Ayano
Percaya diri dulu aja. Mungkin kepalanya terbentur dan akhirnya jadi baik 😅
2023-04-18
1