Telfon

...~Happy Reading~...

Setelah beberapa hari di Jakarta, kini akhirnya Baby sudah menemukan keberadaan Meta.

Selama ini, Meta memilih untuk kabur ke Jakarta dan memulai hidup baru di sana. Setelah beberapa hari ia mengintai dan mengamati pergerakan Metta, hari ini Baby memutuskan untuk langsung menemui nya.

Namun, siapa sangka bahwa ternyata Metta sudah tidak ada di rumah kontrakan nya. Baby kembali di buat bingung saat tidak menemukan wanita tersebut.

"Lo kelamaan sih ah!" seru Roby menyalahkan Baby karena tidak bisa sigap dalam menjalankan tugas.

Padahal, selama beberapa hari ini, Baby sudah berusaha dan karena kemarin hari sudah malam, Baby memutuskan untuk menemui nya esok hari saja.

Dan mana ia bisa tahu, jika ternyata hari ini Metta tidak ada di rumah nya. Bahkan di tempat kerja pun juga tidak ada.

"Sumpah deh Rob, kalau kaya gini gue nyerah beneran nyerah!" balas Baby yang sudah mulai lelah dan jengah lantaran terus di salahkan oleh hantu kurang ajar seperti Robby.

Saat Baby hendak mencari taksi di pinggir jalan, tanpa sengaja ia melihat sosok Metta yang juga berada di dalam taksi melewati dirinya.

Tentu saja, hal itu membuat Robby kembali histeris dan memaksa Baby agar segera mengejar nya.

"Buruan Baby, astaga lo jadi manusia lelet banget sih!" seru Robby terus mendesak.

"Lo juga jadi setan, bangsatt banget sih hah!" bentak Baby tiba tiba dengan suara yang begitu keras hingga membuat beberapa orang yang ada di sana seketika langsung menatap ke arah nya.

"Lo yang setan, lo bisa terbang, atau ngilang sono lo aja yang ngejar. Gue yang cuma manusia biasa ini, harus nunggu taksi baru bisa ngejar, NGERTI LO!" imbuh Baby dengan suara lirih namun terdengar begitu tegas dan penuh penekanan.

Robby terdiam, ia bahkan sampai menelan saliva nya dengan sulit ketika mendengar bentakan dari Baby. Ia tidak menyangka, bahwa Baby bisa se menakutkan itu kala sedang marah.

Sepertinya Robby, Baby langsung menarik napas nya dengan cukup panjang. Ia mengambil ponsel nya yang sejak tadi sudah berdering sangat mengganggu di dalam tas nya.

"Halo Pa," jawab Baby sedikit malas saat mengangkat panggilan suara dari sang ayah.

"Kapan kamu akan pulang? Papa tahu, kalau kamu sekarang sudah di Jakarta!" tanya papa Wira dan terdengar helaan nafas dari sana.

"Nanti, saat wisuda Baby pasti akan pulang. Anggap saja, Baby sedang berlibur," jawab Baby ikut menghela napas nya berat.

"Tapi kamu di sana sama siapa, Nak. Kamu tahu, Papa sangat khawatir sama kamu!"

"Iya, Baby tahu kalau Papa khawatir. Tapi, Baby sudah besar, sudah dewasa, jadi akan lebih baik Papa sibuk mengkhawatirkan calon istri baru Papa itu,."

Dan setelah mengatakan itu, Baby langsung mematikan sambungan telefon nya begitu saja, karena taksi yang ia tunggu sudah tiba dan siap mengantarkan nya menyusul Robby.

Baby menarik napas nya panjang, memejamkan mata dan terus memanggil nama Robby. Itu adalah cara bagi Baby selama ini jika memanggil sahabat tak kasat mata nya.

Maka dari itu, ia tidak heran atau takut kehilangan jejak karena ia bisa memanggil Roby kapan saja ia mau.

"Apa manggil manggil?" tanya seorang laki laki remaja yang tiba tiba sudah berada di samping nya.

Baby kembali mengambil ponsel nya, ia meletakkan di sisi telinga nya sebelah kanan.

"Jadi dimana dia sekarang?" tanya Baby yang seolah sedang berbicara dengan seseorang lewat telefon.

"Rumah sakit Delima," jawab Roby singkat membuat Baby hanya bisa menganggukkan kepala nya saja.

"Baiklah, gue ke sana sekarang!" kata Baby sambil melepaskan ponsel nya dan memasukkan nya kembali ke dalam tas.

"Pak, ke Rumah sakit Delima ya," ujar Baby kepada supir taksi yang mengira bahwa Baby benar habis melakukan panggilan telefon.

...~To be continue......

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***