3 hari kemudian,
________________
Kampus,
Kedua sahabat ini duduk nyaman di taman yang berada di area kampus. Reni duduk di kursi taman, dia sibuk menambahkan polesan bedak di wajahnya yang sudah luntur karena aktivitas yang membuatnya berkeringat dari tadi pagi dan tak lupa juga menebalkan lipstik di bibirnya. Sedangkan Shevi duduk bersila di rumput sambil menopang dagu dengan kedua tangannya. Matanya menatap kosong ke depan.
Reni yang masih memegang lipstik di tangannya sedikit melirik ke bawah di mana sahabatnya yang sedang duduk melamun. Dia lalu memasukkan lipstik dan bedaknya ke dalam tasnya. Reni melambaikan tangannya ke depan mata Shevi, tapi tak ada respon.
"woeeeee......." Reni berteriak di telinga Shevi sambil menepuk pundaknya. Shevi yang kaget tersadar dari lamunannya.
"apaan sih Ren... lo ganggu orang yang lagi berkhayal aja!!"
"jangan bilang lo berkhayal yang gitu-gitu sama Byan yaaa...."
"ngawurrr aja lo kalo ngomong" Shevi menabok paha Reni.
"udah nggak usah bengong mulu. Ntar kesambet setan kampus baru tahu rasa lo"
Terlihat dari kejauhan ada teman sekampusnya yang berjalan ke arah mereka sambil membawa bunga lagi.
Reni yang memperhatikannya langsung bisa menebak untuk siapa bunga itu. Karena sudah 3hari berturut-turut ada yang mengirimi bunga untuk Shevi. Siapa lagi kalau bukan Byan.
"bunga lagiiii.... bunga lagiiiiii...!!! bener-bener romantis itu si Byan. Andaikan gue punya cowok kaya dia. Gue bakal jadi cewek yang paling beruntung di dunia ini" Reni berkhayal
"lo tahu nggak Shev kalo bunga tulip putih menandakan permintaan maaf. Udahlah lo maafin aja. Gue tahu Byan cowok baik-baik kok. Nggak mungkin dia asal pelukan sama cewek lain. Pasti dia punya alasan soal itu. Lo jangan kaya gini terus, kasihan kan Byan. Dia udah berkali-kali lho kirimin lo bunga. Ayooo dong buka hati lo, cintai dia, sayangi dia. Udah langka cowok di dunia ini yang kayak Byan. Gue juga tahu lo sebenarnya udah mulai suka kan??? Nyatanya lo cemburu lihat dia sama cewek lain. Gue tegasin ya!!! Yang lo rasain itu namanya Cem....Bu.....Ru..!!!!!! masa lo nggak nyadar-nyadar. Lo nggak sebegok itu Shev......!!!! lanjut Reni mengeluarkan semua uneg-unegnya.
Shevi tak mengeluarkan sepatah kata pun setelah mendengar ceramah dari sahabatnya itu. Karena yang diucapkan sahabatnya itu memang ada benarnya. Dia mencoba mencerna semua kata-kata Reni. Shevi menundukan kepalanya dan memijat keningnya.
"gue tambahin lagi nih biar lo makin sadar!!! Jangan sampai lo nyesel kalau Byan mundur. Ingat ya,,,, penyesalan itu di belakang. Kalau di awal namanya pendahuluan". imbuh Reni lagi mencoba menakut-nakuti Shevi
Shevi sedikit tersenyum mendengar ucapan Reni yang asal.
"ngomong apa sih lo. Pake istilah pendahuluan segala. Nggak jelas!!!"
Reni menatap Shevi yang akhirnya tersenyum karena mendengar ucapannya yang asal keluar dari mulutnya itu.
"Lo inget semua kata-kata gue Shev. Jangan cuma masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Lo suruh mampir ke otak dulu biar dicerna!!!"
"tapi gue masih tahut Ren!!"
Shevi sejenak terdiam,,,, dia kembali teringat dirinya dikhianati.
*Flashback*
_____________
Di salah satu SMA favorit.
Shevi yang masih duduk di kelas 1, saat jam istirahat lebih memilih berada di dalam kelasnya bersama Reni. Dia dan Reni memang sudah menjalin persahabatan sejak mereka bertemu pertama kali saat memasuki SMA tersebut.
Shevi saat itu sedang didekati oleh salah satu kakak kelasnya yang menjadi idaman para murid perempuan di sekolahnya.
"Shev tuh Geovano ke sini..!!" Reni melihat ke pintu kelasnya.
Saat jam istirahat memang Vano sering ke kelas Shevi. Itu juga yang membuat beberapa siswi iri padanya, tapi sebagian ada pula yang mendukungnya. Shevi di sekolahnya juga termasuk cewek yang diidolakan di sekolahnya. Maka dari itu Vano tertantang untuk mendekatinya.
Vano duduk di kursi depan meja Shevi.
"nggak ke kantin??" tanya Vano
"nggak Kak..." jawab Shevi
Vano tiba-tiba memegang tangan Shevi yang berada di atas meja tanpa menghiraukan keberadaan Reni yang duduk satu meja dengan Shevi.
"ini udah 3 hari kamu minta waktu untuk berpikir. Gimana jawaban kamu?? mau apa tidak jadi kekasihku?" Vano memasang wajah serius
Shevi dengan malu menganggukkan kepalanya menandakan dia menerima Vano.
"yeeesssss.....!!!!!!" Vano sedikit berteriak yang membuat beberapa teman Shevi yang berada di kelas menoleh ke arah mejanya.
Hari-hari mereka pun berjalan sewajarnya sebagai sepasang kekasih. Mereka sudah hampir 2 bulan menjalin hubungan.
Saat Shevi akan ke toilet. Dia tak sengaja mendengar percakapan Vano dan temannya. Vano bilang ke temannya kalau dia sebenarnya tidak ada perasaan pada Shevi.
Shevi yang mendengar itu langsung lari kembali ke kelasnya. Dia tak menceritakan apa yang didengarnya pada Reni. Dia takut Reni akan melabrak Vano. Padahal sebenarnya Reni sudah mengetahui lebih awal tentang hal itu. Tapi Reni menyembunyikannya. Takut Shevi terluka. Dia juga tahu kalau Vano adalah cowok playboy di luar sekolah. Shevi memang terlalu polos untuk mengetahui itu.
Sampai pada suatu hari Shevi mendengar dari teman sekelasnya kalau Vano pacaran dengan Lia yang juga satu angkatan dengannya tapi berbeda kelas.
Reni yang duduk di sampingnya mengelus punggung Shevi.
"Shev.... gue saranin ke lo. Mending putusin aja itu si Vano. Gue sebenarnya udah tahu semua. Tapi gue nggak tega kasih tahu lo. Karena gue tau lo lagi cinta-cintanya sama si bre****k Vano itu. Dia itu playboy Shev....!!!"
Shevi hanya menunduk menatap mejanya. Perasaan dalam hatinya campur aduk. Marah, kecewa, benci, tak percaya jadi satu. Sampai tak terasa air matanya pun menetes.
"nggak usah nangis. Air mata lo terlalu berharga buat cowok playboy kaya dia"
Dari pintu kelas salah satu temannya menemui Reni dan berbisik di telinganya.
Setelah Reni mendengar apa yang dikatakan temannya, dia langsung berdiri dan mengajak Shevi.
"mau kemana....????" tanya Shevi sambil menyeka air matanya.
"udah lo ikut gue...!!!! ada yang mau gue tunjukin sama lo!" ajak Reni
Karena saat itu para Guru sedang ada rapat jadi Reni dan Shevi bisa keluar di jam pelajaran. Reni mengajak Shevi ke belakang sekolah. Tempat itu memang sangat sepi. Jadi jarang sekali murid yang ke sana.
Reni menghentikan langkahnya dan menunjuk ke arah Vano yang sedang berduaan dengan Lia.
"Lo lihat itu Shev. Itu bukti yang nyata buat lo..!!!!"
Shevi berdiri membisu melihat dengan mata kepalanya sendiri saat sang kekasih mencium Lia di depan matanya.
Sedangkan Vino tak menyadari kalau ada dua orang yang sedang memperhatikannya.
"Vanoooo......." Shevi berteriak
Vano langsung menoleh ke arah orang yang memanggilnya. Dia kaget saat mendapati Shevi berdiri agak jauh darinya.
"kita putus!!!!! Jangan pernah ganggu gue lagi!!!!!!" teriak Shevi lagi dengan lantang dan berlari meninggalkan tempat itu.
Vano berlari mengejar Shevi, tapi dihadang Reni yang mendaratkan satu tamparan keras di wajah tampan Vano.
"itu balasan buat lo yang udah nyakitin hati sahabat gue!!!!" Reni mengacungkan jari telunjuknya ke wajah Geovano. Reni berlalu meninggalkan Vano yang masih berdiri dan memegangi pipinya.
Reni menyusul Shevi ke kelas.
"Maafin gue Shev.... gara-gara gue nggak kasih tahu lo dari awal, lo jadi kaya gini"
"ini bukan salah lo Ren. Ini salah gue yang langsung percaya gitu aja sama rayuannya"
"udah nggak usah sedih lagi. Masih banyak cowok yang lebih baik dari Vano"
Reni langsung memeluk sahabatnya itu.
_____________
*Flashback off*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments