15. Ep 15

Di basement mall.

Byan membukakan pintu mobil untuk Shevi, tiba-tiba ada yang memanggilnya.

"Byaaannnnn......" teriak wanita itu

Byan menoleh ke arah suara yang memanggilnya. Karena merasa penasaran, dia berjalan menghampiri wanita itu.

"Laras....."

Byan terkejut saat Laras langsung merangkul memeluknya. Byan spontan mendorong tubuh Laras menjauh darinya.

"apa-apaan sih Ras" Byan sedikit keget

"sory..... gitu aja marah. Kan lama nggak ketemu jadi refleks aja langsung meluk kamu" sanggahnya

"ya tapi nggak gitu juga...!!!"

Byan sebenarnya agak jengkel dengan kelakuan Laras yang kelewatan.Mereka memang sudah lama tak bertemu setelah selesai kuliah dulu. Laras adalah salah satu teman kuliahnya.

"aku buru-buru Ras. Duluan ya..." Byan pamit meninggalkan Laras. Tapi Laras mencegahnya.

"masa udah bertahun-tahun nggak ketemu teman lama langsung pergi gitu aja. Ngobrol-ngobrol dulu lah.." ajak Laras

"ok. Tapi di sini aja"

Sedangkan di dalam mobil, Shevi yang memperhatikan semuanya menunjukkan wajah tak sukanya saat Byan dipeluk wanita lain.

"kok hati gue rasanya nyesek gini ya lihat dia pelukan sama cewek lain. Masa iya gue cemburu. Ahhhh..hhh nggak mungkin.... ini bukan rasa cemburu" Shevi bicara sendiri dan berusaha meyakinkan hatinya.

Dilihatnya Byan masih ngobrol dengan wanita itu. Shevi yang merasa bosan menunggu akhirnya memutuskan untuk pulang sendiri. Tanpa pikir panjang dia cepat-cepat keluar dari mobil Byan dan mengendap-endap pergi.

"rasain...gue tinggalin lo. Lo pikir gue sudi nunggu lo yang enak-enakan ngobrol sama cewek lain. Ogaaaahhhhh banget...!!!!!!" Shevi tak henti-hentinya menggerutu dan dia mematikan ponselnya. Karena pasti Byan akan menghubunginya.

Sesampai di luar, Shevi mencari taksi dan memutuskan untuk langsung pulang.

Byan melihat jam tangannya.

"udah 10menit lebih. Gue balik dulu ya" Byan melangkah pergi meninggalkan Laras dan berjalan menuju mobilnya.

Byan baru ingat kalau meninggalkan Shevi di mobil. Byan tampak merasa bersalah pada Shevi. Dia membuka pintu mobilnya dan hendak meminta maaf karena membuat Shevi menunggu lama. Tapi yang dilihatnya, Shevi sudah tak ada di sana.

Byan mencari-cari Shevi mencoba mengelilingi mobilnya karena dia mengira Shevi sengaja bersembunyi. Byan mengeluarkan ponselnya dan mencoba menghubungi Shevi berkali-kali, tapi ponsel milik Shevi tak aktif.

"sayaaanggg kamu kemana. Tega banget kamu ninggalin aku??" Byan menendang ban mobilnya dan mengacak-acak rambutnya karena tak menemukan Shevi.

Byan masuk ke dalam mobilnya dan menyandarkan kedua lengannya di atas setir mobil.

"Sheviiii..... kamu membuatku gila..."

Byan melajukan mobilnya entah dia mau kemana. Pikirannya saat ini melayang. Dan tanpa sadar mobilnya pun berhenti di depan rumah Revan.

"Ehhhh Byan kok sudah lama tidak ke sini?" tanya mamanya Revan yang sedang membaja majalah di teras rumah.

"iya Tante. Revannya ada?"

"ada. Kamu langsung ke kamarnya aja"

"makasih Tante"

Byan menuju kamar Revan. Tanpa mengetukknya dia langsung masuk.Revan yang sedang asyik ngegame dibuat kaget dengan kedatangan Byan.

Byan langsung merebahkan tubuhnya di sofa.

"wuiiihhhh nggak ada angin nggak ada hujan,,, ini manusia satu nongol. Kemarin diajak nongkrong nggak mau. Laahhh ini datang-datang dengan wajah kusutnya kaya baju yang belum disetrika"

"diem lo Van. Gue lagi pusing"

Revan yang tadi berada di atas tempat tidurnya langsung turun pindah mendekati Byan. Dia tak tega melihat sahabatnya seperti itu.

"lo kenapa bro. Gue bisa tebak ya kalo wajah lo kaya gini pasti lagi ada masalah dan ini menyangkut Shevi kan???"

Revan menebak dengan sangat benar. Karena tak ada hal lain yang bisa membuatnya seperti ini selain Shevi.

"Crita aja sama gue. Selain jadi asisten lo, gue kan juga tempat pembuangan semua uneg-uneg lo" lanjut Revan

Byan memejamkan matanya tanpa menjawab Revan. Revan jadi dibuat kebingungan karena Byan hanya terdiam. Dia tak tahu masalah apa yang sedang dihadapi Byan. Revan mondar-mandir bingung sendiri harus berbuat apa.

"lo kenapa Van mondar-mandir kaya setrika. Buat gue tambah pusing aja"

"akhirnya lo buka suara juga. Cepet lo crita. Mungkin aja kan gue bisa bantu" Revan langsung duduk di samping Byan.

Byan mulai menceritakan semuanya dari awal sampai akhir tanpa ada yang terlewatkan. Revan menyimak curhatan sahabatnya. Tiba-tiba suara tawanya memenuhi seluruh ruang kamarnya.

"kalau gue jadi Shevi nih, gue juga bakal kabur. Siapa juga yang mau nunggu si cowok ngobrol lama sama cewek lain. Apalagi lo sampai dipeluk???? pasti salah paham itu Shevi!!! Lo coba telfon lagi deh...!!" Ujar Revan panjang lebar.

Byan mencoba menelfon Shevi lagi.

"udah aktif tapi nggak diangkat-angkat. Kalau gue ke rumahnya, gue harus ngomong apa sama Ibunya. Masa berangkatnya bareng, pulangnya sendiri-sendiri"

"ini pasti Shevi marah!!! gue yakin. Berarti dia cemburu dong bro sama lo. Cemburu artinya cinta. Jangan-jangan Shevi udah mulai suka sama lo. Harusnya lo seneng dong"

"iya juga ya..! tapi gimana gue harus senengnya? dianya aja lagi marah!."

Byan dan Revan berpikir mencari cara supaya Shevi tak marah lagi.

"gini aja bro. Lo tiap menit kirim pesan aja bilang maaf. Pasti lama-lama luluh."

"gila lo. Ide apaan kaya gitu..!!! Gue punya tugas buat lo. Besok lo pesenin bunga tulip putih. Kata orang kan itu melambangkan permintaan maaf. Kirim ke kampusnya Shevi tiap pagi dan siang. Kirim terus sampai dia maafin gue. Jangan lupa kasih tulisan maaf sama nama terang gue"

"gilaaaaaa..... ide lo keren banget. Tapi kenapa jadi gue yang harus pesen itu bunga???? yang punya masalah lo tapi gue juga selalu kena imbasnya!!!"

Byan melirik tajam ke Revan.

"ok...ok..!!! serem banget mata lo." Revan menyanggupi.

"nggak nyangka gue ternyata titik kelemahan lo sekarang ada di Shevi. Padahal setau gue lo dulu nggak selemah ini" lanjut Revan

Byan hanya mengangkat kedua bahunya.

"gue sayang banget sama dia Van...! Lo tahu itu kan"

Revan menganggukan kepalanya. Dia dapat memahami kalau rasa sayang Byan terhadap Shevi sangatlah dalam.

"ya udah Van gue pulang dulu. Jangan lupa besok. Awas aja kalau sampai lo lupa"

"iyaaa....iyaaaaa tenang aja bro"

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***