9. Ep 9

Rumah Shevi

Shevi menyenderkan tubuhnya santai di sofa dan dengan wajah seriusnya menatap layar televisi sambil terus menikmati camilan yang dipegangnya.

Tiba-tiba Ibunya ikut duduk di samping Shevi dan terus memperhatikan putrinya yang tanpa henti memasukkan snack kentang ke dalam mulutnya. Shevi tak menyadari keberadaan sang Ibu yang dari tadi menatapnya dengan penuh keheranan...

"Sayang udah dong ngemilnya. Nanti kalau gendut gimana. Bisa-bisa Byan berpaling lho...." Ibunya menggoda Shevi

"Biarin aja Bu. Sekalian batalin pertunangan juga nggak masalah" jawab Shevi santai

"Huuusssshhhh....!! Kamu itu kalo ngomong suka seenaknya saja" ujar sang Ibu

"Walaupun kamu gendut aku tetep setia kok." tiba-tiba terdengar suara yang tak asing bagi Shevi yang membuatnya kaget dan mencari dari mana asal suara itu.

"Malam Tante...! Apa kabar?" Byan menyapa Ibu Dian dan mencium tangannya

"Baik nak. Kamu gimana?" tanya Ibu Dian

Belum sempat Byan menjawab, Shevi sudah memotongnya.

"Hey ngapain kamu ke sini...?" tanya Shevi yang melihat Byan berdiri di sampingnya.

"Shevi kok kamu gitu sih..!!! Yang sopan dong sama tamu. Nak Byan kan tamu kita" Ibunya membela Byan

"Yang anaknya Ibu itu Shevi atau dia?? Ibu selalu saja belain dia" Shevi merasa kesal.

"Kalian berdua kan anak Ibu. Yang satu putri Ibu dan yang satu lagi menantu Ibu"

"Terserah Ibu sajalah..." ucap Shevi.

"Nak Byan ayo duduk..! Kok masih berdiri. Kamu kapan datangnya nak?? Kok Ibu sampai nggak tahu" tanya Dian.

Byan pun lalu duduk di samping Shevi.

"Baru saja Tante. Belum lama kok" jawab Byan

"Kamu ngapain duduk di sini. Itu masih ada sofa kosong" Shevi menunjuk sofa di depannya

"Shevi........." Ibunya menegur Shevi. Dan Shevi pun hanya bisa diam mendapat teguran dari sang Ibu

"Byan mau minum apa biar Ibu buatkan..." tanya Dian.

"Makasih Tan. Tidak perlu repot-repot" jawab Byan.

"Kok Tante?? Panggil Ibu saja kan enak. Lagian kan kamu calon menantu Ibu..." ujar Dian pada Byan.

"Baik Tan.......!! Ehhh Bu maksud saya" kata Byan.

Mbok Ami datang membawa nampan yang di atasnya terdapat 1 cangkir teh untuk Byan.

"Eeehhh Ibu lagi mau buatin kamu, sudah keduluan Mbok Ami" ujar Dian

Mbok Ami menaruh secangkir teh di meja depan Byan duduk dan mendapat ucapan terima kasih dari Byan.

"Bu... Byan ke sini mau mengajak Shevi keluar" tanpa basa-basi Byan mengungkapkan niat kedatangannya.

Seketika Shevi menatap Byan....

"Enggaakk enggaakkkk. Aku nggak bisa. Tugas kuliahku numpuk" Shevi mencari alasan untuk menolaknya

"Shevi jangan cari-cari alasan deh...!! Dari tadi saja kamu santai-santai nonton tv. Terima saja ajakan Byan. Kasihan kan udah datang ke sini masak kamu tolak" ujar Ibunya.

"Iya Shev.....!! Kakek dan Ibumu pasti mengizinkan kamu. Kasian Byan...." Kakeknya tiba-tiba muncul...

ahhhhh tamat sudah.... kalo Kakek dan Ibu udah bergabung,, nggak bakal bisa di lawan. Lagian si Byan pakai pelet apaan sih sampai-sampai Kakek dan Ibu selalu dukung dia... Batin Shevi

"Sana cepetan ganti baju...! Jangan pakai lama sayang" perintah Ibunya.

Shevi berdiri dan berjalan menghentak-hentakkan kakinya di lantai. Dia merasa kesal karena terpaksa harus menuruti perintah Kakek dan Ibunya.

"Kek... Bu.. sebelumnya Byan minta maaf kalau Byan lancang. Byan mengajak Shevi pergi mungkin baru pulang besok pagi. Byan janji akan menjaga Shevi dan tidak akan macam-macam padanya karena Byan sangat menyayangi Shevi. Byan berani bersumpah Kek." Byan mencoba meyakinkan Kakek dan Ibunya Shevi

"Tapi kalau Kakek dan Ibu tidak memberi izin, tidak apa kok Kek. Niat saya hanya ingin Shevi bisa mengenal lebih dekat Byan. Itu saja tidak lebih." lanjut Byan.

Sofyan pun tampak sedang berpikir...

"Baik. Kakek mengizinkanmu membawa Shevi. Tapi kamu harus menjaga Shevi, dia cucu Kakek satu-satunya" pesan Sofyan.

"Ibu juga. Ibu percayakan Shevi padamu" Dian juga memberi izin

Akhirnya berjalan sesuai rencana...Batin Byan

"Tapi tolong Ibu dan Kakek jangan memberi tahu Shevi dulu. Byan takut Shevi tidak mau pergi dengan Byan." ucap Byan.

"Baiklah Kakek akan merahasiakannya. Iya kan Dian" Dian menganggukan kepalanya.

"Itu anak lama sekali. Coba kamu susul ke atas Dian" perintah papanya.

" Baik Pa.." jwb Dian

Saat Dian akan berdiri.. tampak Shevi keluar dari kamarnya. Shevi terlihat anggun dengan baju yang dia pakainya. Membuat Byan pun tak henti memandangnya,,, dari Shevi mulai menuruni tangga sampai tangga terakhir yang dipijaknya. Shevi langsung berjalan ke arah Byan.

"Jadi nggak nih...?? Keburu malam ntar!!" ujar Shevi.

"Kamu nggak sabaran banget sayang??" goda Ibunya.

"Buuuu.....!!!!! Mulai dehhhh!!!" ucap Shevi sambil cemberut.

"Kek, Bu... Byan berangkat." Byan mencium punggung tangan Kakek dan Ibunya Shevi.

"Ya. Kalian hati-hati...." pesan Kakek Shevi.

"Apa kalian tidak sebaiknya makan malam dulu??" tanya Ibunya shevi.

"Tidak Bu. Nanti kami akan makan di luar..." jawab Byan

"Ya sudah kalau begitu..." kata Dian.

Byan dan Shevi berjalan keluar menuju mobil yang terparkir di halaman rumah Shevi. Byan membukakan pintu untuk Shevi. Disusul Byan yang masuk ke mobilnya. Byan perlahan mulai melajukan mobilnya.

"kamu mau mengajakku kemana...?" tanya Shevi

"Rahasia....!!" jawab Byan singkat yang membuat Shevi penasaran

"Ciiihhihhhh pakai rahasia-rahasiaan segala" kata Shevi.

Byan menatap Shevi sekilas, dia senang melihat gadisnya cemberut.

"Kamu tambah manis kalau cemberut..." goda Byan yang membuat wajah Shevi merah.

Shevi memalingkan wajahnya menatap keluar jendela menyembunyikan wajahnya.

Byan yang melihatnya hanya tersenyum.

"Kita makan malam dulu ya. Kamu mau makan dimana?" tanya Byan.

"Terserah......" jawab Shevi singkat

Byan menghentikan mobilnya disalah satu restoran. Mereka keluar bersamaan dan berjalan memasuki restoran itu.

"Kamu mau makan apa Shev..??" tanya Byan.

" Terserah kamu aja!!!" jawab Shevi.

Byan membolak-balik daftar menu yang disodorkan oleh pelayan restoran. Dia memesan menu yang sama dengan Shevi.

Sambil menunggu makanan mereka datang, Shevi menyibukkan dirinya dengan mengotak-atik ponsel miliknya untuk menghilangkan rasa groginya karena dari tadi Byan terus memandangnya.

Tak selang berapa lama pelayan pun datang membawa makanan yang mereka pesan.

"Ayo makan...!! Jagan pegang ponsel terus" suruh Byan.

"Ya...." Shevi menyimpan ponselnya ke dalam tas.

Mereka pun mulai menikmati makanan yang telah tersaji di atas meja. Byan menunjukkan perhatiannya dengan mengambilkan beberapa lauk dan menaruhnya ke piring Shevi.

***

Reni dan Mamanya keluar membawa beberapa barang belanjaan dari salah satu minimarket yang bangunannya bersebelahan dengan restoran tempat Byan dan Shevi makan malam. Saat Reni akan memasuki mobilnya, tiba-tiba mata Reni tertuju pada sosok yang tak asing baginya. Reni dapat melihatnya dengan jelas karena restoran itu berdindingkan kaca.

"Shevi...... dia sama siapa?. Apa itu calon tunangannya. Sial,,,,, gue nggak bisa liat wajah itu cowok. Coba gue nggak sama Mama.. pasti gue samperin lo Shev!!!!" Reni berbicara sendiri. Dia lalu memasuki mobilnya dan segera melajukan mobilnya.

Byan dan Shevi sudah selesai makan dan tampak mereka berjalan meninggalkan restoran itu menuju mobilnya.

Byan perlahan melajukan mobilnya..

Di tengah perjalanan,,Shevi sudah menguap berkali-kali dan tak bisa lagi menahan rasa kantuknya.

"Masih lama nggak sih? Aku ngantuk banget nih...." tanya Shevi yang berusaha melawan rasa kantuknya

Byan menoleh ke arah Shevi dengan senyuman manisnya.

"Kamu tidur aja...!! Nanti kalau udah sampai pasti aku bangunin" kata Byan meyuruh Shevi.

"Tapi kamu nggak akan macam-macam kan kalo aku tidur??" Shevi pasang wajah waspada

"Janji.....!! Percaya sama aku." Byan meyakinkan Shevi

Shevi mulai memejamkan matanya yang sudah sangat berat. Byan kembali fokus mengemudikan mobilnya.

bersambung....

jangan lupa like&comment'nya.....😁

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***