*
Di ruang tamu Kakeknya sedang ngobrol dengan Byan dan sesekali terdengar gelak tawa mereka. Entah apa yang sedang mereka bicarakan.
Shevi dan Ibunya berjalan menuju ke ruang tamu. Jantung Shevi berdegup tak beraturan saat langkah kakinya semakin mendekati dimana Kakek dan calon tunangannya itu berada. Dia tidak dapat melihat wajah lelaki itu karena posisinya yang membelakangi Shevi.
Sang Kakek yang melihat kedatangan Shevi pun memanggilnya...
"Shevi.... duduk sini nak" Kakeknya menepuk-nepuk sofa di sampingnya yang mengisyaratkan Shevi duduk di sebelahnya.
Shevi segera duduk di samping Kakeknya. Dia duduk berhadapan dengan Byan dan sekilas melihat calon yang dipilihkan untuknya. Matanya seketika terbelalak.......
laahhhhh kok dia. Gk salah liat kan gue....Batin Shevi
Sama halnya dengan Byan. Dia tak menyangka kalau gadis yang menabraknya tadi siang adalah cucu dari Kakek Sofyan.
Byan dan Shevi pun hanya saling pandang karena mereka berdua sama kagetnya.
"Uuhuuuukk... uhuukkkk.." Kakeknya pura-pura batuk melihat Byan dan Shevi yang saling beradu pandang
Shevi dan Byan seketika menundukan kepalanya karena merasa malu dengan sang Kakek.
"Kalian sudah saling kenal?" tanya Kakeknya
"Belum Kek.... belum" Shevi menjawab cepat
Sedangkan Dian hanya tersenyum melihat putrinya salah tingkah...
"Byan... kenalkan ini Shevi cucu Kakek.." Byan mengangguk dan tersenyum. Sesekali dia mencuri pandang melihat ke arah Shevi
"Shevi... Itu Byan calon tunanganmu sekaligus calon suamimu yang Kakek ceritakan tadi" lanjut Kakeknya
Shevi pun menyunggingkan senyumnya yang sedikit dipaksakan.
"Pa sebaiknya kita makan malam sekarang, nanti setelah makan kita lanjut ngobrolnya" Dian mengajak semua pindah ke meja makan
Setelah selesai makan mereka pun pindah ke ruang keluarga. Byan masih mencuri pandang ke arah Shevi, yang tanpa Dia sadari, Dian memperhatikannya dari tadi.
Shevi pun juga begitu. Merasa ada sepasang mata yang menatap ke arahnya. Shevi pun membalas tatapan itu yang membuat Byan kelabakan karna dirinya kepergok.
Dian yang melihat tingkah keduanya tak kuasa menahan tawa.....
"Kalian berdua ini lucu ya kalau saling curi pandang. Benar-benar pasangan yang serasi..." Dian menggoda keduanya
Seketika ucapan Dian membuat wajah Byan dan Shevi pun memerah mendengar ucapan yang keluar dari mulut sang Ibu.
"Bu..........." Shevi protes
"Jadi kalian memutuskan minggu kapan akan bertunangan?" Kakeknya mulai berbicara serius.
"Saya ikut Shevi saja Kek..." jawab Byan langsung.
Jawaban Byan seketika membuat Shevi menoleh ke arahnya.
"Kok jadi aku????????"
"Baiklah kalau kalian tidak memutuskan, Kakek yang akan mengatur kapan kalian akan bertunangan" ucap sang Sofyan.
"Bagaimana kalau minggu besok kalian mempersiapkan semuanya. Dan baru Minggu depannya lagi pertunangan kalian dilaksanakan" usul Kakeknya
"Dian setuju Pa......" Dian mendukung ide Papanya
Tiba-tiba Shevi yang dari tadi hanya diam. Akhirnya mulai angkat bicara...
"Shevi ada syarat Kek....... " Shevi menatap Kakeknya dalam
"Syarat apa nak. Jangan membuat ulah dengan syaratmu yang tak masuk akal Shevi" ucap Kakeknya.
"Shevi hanya minta jangan mengundang siapa pun di acara pertunangan nanti Kek. Cukup kita saja.....!!" pinta Shevi.
"Syarat macam apa itu Shevi. Kamu ini aneh-aneh saja. Kakek tetap akan mengundang kenalan Kakek" ujar Kakeknya.
"Ya sudah kalau Kakek tidak mau. Shevi juga nggak akan bertunangan dengannya" Shevi mengeluarkan ancamannya.
Kakeknya kaget mendengar jawaban cucunya. Kakeknya pun menghela nafasnya.
"Kamu ini memang keras kepala.Baiklah Kakek mengalah.Kakek tidak akan mengundang siapa pun.Tapi setidaknya kita mengundang keluarga dekat Shev" ucap Kakeknya.
"Benar kata Kakekmu Shevi..... tidak enak kan kalau keluarga dekat kita tak diundang" Ibunya kembali mendukung sang papa.
"Baiklah..... Shevi setuju" jawab Shevi.
"Kalian lanjut ngobrol berdua,,, supaya semakin dekat. Ayoo Dian berikan mereka waktu..... biarkan saling kenal satu sama lain" Kakek dan Ibunya meninggalkan mereka berdua.
Ya Tuhan...... kenapa Ibu juga ikut-ikutan Kakek coba....... Batin Shevi
Mereka berdua hanya diam tanpa bicara sepatah kata pun. Akhirnya Byanlah yang mengawali pembicaraan.
"Tidajk disangka ya.Ternyata itu kamu.Dunia benar-benar sempit......" Byan tersenyum ke arah Shevi
"Yaaaa begitulah......" jawab Shevi singkat.
"Apa kamu tak menginginkan pertunangan ini?" tanya Byan.
"Mau nggak mau aku harus tetap setuju kan??Kecuali kalau kamu mau bantu aku untuk menolak keinginan Kakek!!!!!!! Karena menurutku yaaaa..... Kamu ini kan tampan, kaya, karier cemerlang,... Pastinya banyak wanita di sekelilingmu. Kamu tinggal pilih.... banyak kan yang lebih baik dariku.....!!!Aku heran,,,,, kenapa kamu bisa-bisanya menyetujui keinginan Kakek yang aneh ini.." jawab Shevi.
Sebelum menjawab Byan menatap Shevi dalam. Kemudian dia duduk mendekati Shevi.
waduuuuhhhhh...hhhh ini orang maunya apa coba... palah duduk sebelah gue..... ahhhhhhgghhhhh... bisa gila gue ngadepin orang kaya gini.. 'Batin Shevi'
"Aku akan menjawabnya satu persatu.
Pertama... aku bukanlah tipe orang yang dengan mudah menarik ucapanku kembali.
Kedua... aku bukanlah laki-laki yang mudah tertarik dengan seorang wanita.Dan kenapa aku langsung mengiyakan permintaan Kakek,..... itu karenaaa..aaa..
Aku sudah jatuh cinta denganmu sejak pertama kali kita bertemu.
Satu lagi..... bukannya secara tidak langsung kamu mengakui ketampananku .....??" jelas Byan.
aaarrgghhhhh...hhhh bisa jebol pertahan hati gue kalo digombalin kaya gini. Nggak..... nggak.. gue nggak boleh percaya gitu aja. Lo harus kuat Shev...... lo harus kuatkan hati lo.... "Batin Shevi meyakinkan dirinya sendiri"
"Kapan aku bilang kamu tampan....?" Shevi pura-pura lupa.
"Ini sudah malam... kamu nggak pulang?" lanjut Shevi
"Baiklahhh..... aku akan pulang.Tapi kamu bilang dulu aku tampan atau tidak?" Byan mulai menggoda Shevi.
"Apa'aaaaannnnn sihhh. Jadi orang kelawat PD. Cepetan pulang......." Shevi menyuruh Byan pulang.
"Kamu ngusir aku??" tanya Byan.
Shevi yang dibuat jengkel langsung mengambil bantal di sampingnya, dan hendak dia pukulkan ke Byan. Byan dengan gesit segera berdiri sebelum terkena pukulan dari Shevi......
"Ok.....ok aku pulang nona cantik..." Byan menggodanya lagi
Shevi pun melempar bantal itu ke arah Byan, tapi tidak mengenainya. Tiba-tiba Ibunya muncul....
"Shevi kok main lempar-lempar bantal ke Byan sih" Ibunya memungut bantal yang dilempar Shevi.
"Lhoo Nak Byan mau kemana.....?" tanya Dian
"Byan pamit pulang Tante. Ini sudah malam..." jawab Byan sambil melihat jam di tangannya.
"Ya sudah... hati-hati di jalan ya Nak. Biar Shevi antar kamu sampai ke depan" kata Dian.
Shevi melihat ke arah Ibunya sambil menunjuk wajahnya sendiri dengan jari telunjuknya.
"Ya kamu.... masak Ibu sih....." Ibunya mempertegas.
Shevi pun menuruti perintah Ibunya. Shevi berjalan di belakang Byan. Sesampai di pintu Byan tiba-tiba menghentikan langkahnya,,,,
Shevi yang tak memperhatikannya pun menabrak punggung Byan..
"Brrruuugghhhhhhh......."
"Aduuuhhhhh.....hhh... gak liat di belakang ada orang....???" Shevi mengelus hidung mancungnya.
"Maaf.... nggak sengaja. Masih sakit..?" tanya Byan.
"Nggak......" jawab Shevi ketus dan masih mengelus hidungnya
"Besok kamu kuliah .??" tanya Byan
"Yaaaa... memang kenapa tanya-tanya" jawab Shevi ketus.
"Galak banget.Besok aku jemput boleh?"tanya Byan lagi.
Shevi berpikir sejenak. Dia tampak menyunggingkan senyum jahilnya. Entah apa yang ada di benaknya.
"Ok...!!Aku tunggu besok" jawab Shevi.
Byan mengangguk dan berlalu berjalan menuju mobilnya. Dia sama sekali tidak curiga terhadap Shevi yang bisa dengan mudah mengiyakan tawarannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments