Di Rumah Shevi,
_______________
Dian yang gelisah karena sudah jam 8 malam putrinya belum juga pulang dan tanpa memberinya kabar hanya bisa mondar-mandir di ruang tamu. Karena tidak seperti biasanya putrinya seperti itu. Sesekali dia melihat ke ponsel yang dia genggam. Dian sudah mencoba menelfon Shevi berkali-kali tapi tidak diangkat.
Sofyan yang duduk di sofa hanya melihat Dian yang dari tadi tak hentinya mondar-mandir di depannya.
"Kamu kemana sih nak. Seneng banget bikin Ibu khawatir." ucap Dian
"Kamu sudah mencoba telfon Byan?" Tanya Sofyan
Dian sama sekali tidak kepikiran akan hal itu. Dia segera menelfon Byan dan menanyakan keberadaan Shevi. Tapi Byan juga tak mengetahui dimana Shevi. Dan itu juga membuat Byan ikut panik.
"Gimana...?"tanya Sofyan lagi.
"Byan nggak tahu Pa. Katanya dia akan ke sini. Papa istirahat saja dulu. Papa harus jaga kesehatan. Nanti kalau sudah ada kabar, Dian akan memberitahu Papa."
"Baiklah. Papa ke kamar dulu"
"Iya Pa".
Dian kembali mencoba menghubungi Shevi lagi. Tapi sekarang ponselnya tidak aktiv. Terlihat kepanikan di raut wajahnya.
"Ibu duduk dulu. Ini diminum teh panasnya" kata mbok Ami
"Taruh di meja saja mbok, nanti saya minum"
Mbok Ami yang melihat Dian pun juga ikut gelisah memikirkan Shevi yang tak kunjung pulang.
20 menit kemudian,
Byan pun sampai di rumah Shevi. Dia tadi melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Sehingga tak memakan waktu lama untuk sampai di rumah Shevi. Apalagi ini sudah malam, jalanan mulai sepi.
Byan langsung masuk tanpa mengetoknya terlebih dahulu karena pintunya sedikit terbuka.
"Bu apa sudah ada kabar dari Shevi..?" Tanya Byan
"Belum nak. Tadi ponselnya aktiv. Tapi barusan Ibu coba telfon lagi sudah tidak aktiv."
Byan mengeluarkan ponselnya dan mencoba menelfon Shevi. Tapi hasilnya sama. Ponsel Shevi tidak aktiv.
Sayaaanggg kamu kemana. Apa kamu mencoba kabur dari pertunangan kita. Apa kamu sebegitunya tidak menginginkanku?? Tapi kenapa harus seperti ini? Kita kan bisa bicara baik-baik.. Batin Byan
Byan mulai berpikiran yang tidak-tidak.
Dia menelfon Revan untuk mengerahkan orangnya mencari keberadaan Shevi.
"Apa Ibu punya nomornya Reni?" Byan tiba-tiba saja teringat Reni
"Ada. Oiyaa Ibu sampai lupa bertanya padanya"
"Boleh Byan minta Bu?"
Dian memberikan nomor Reni. Dan Byan segera menelfon Reni. Tapi sama, ponsel Reni juga tidak aktiv.
"Gimana Byan??"
"Ponsel Reni juga tak aktiv Bu."
"Oiya... Ibu punya nomor mamanya Reni. Ibu coba menelfonnya."
Dian menelfon mamanya Reni. Ternyata mamanya Reni juga sedang gelisah karena putrinya juga belum pulang.
"Reni juga belum pulang Byan. Katanya tadi pagi pergi kuliahnya di jemput Shevi"
"Ibu tenang dulu. Kita coba tunggu. Byan sudah meminta tolong teman saya untuk bantu mencari Shevi."
Di Taman,
__________
Shevi melihat jam di tangannya. Dia teringat tadi belum meminta izin Ibunya. Shevi mencari ponselnya di tas. Tapi dia tak menemukannya. Dia teringat kalau ponselnya masih di mobil.
"aduuhhhh... ponsel gue tertinggal di mobil" Shevi menepuk jidatnya.
"Ren pinjem handphone lo dong. Gue mau telfon nyokap. Tadi gue lupa nggak minta izin kalau mau pergi sama lo." lanjut Shevi
Reni mengeluarkan ponselnya dan memberikannya ke Shevi.
"kok mati Ren.....??" tanya Shevi
"masa sih????. Gue lupa ngecas ditambah tadi dipakai buat kita selfie. Wah nyokap gue juga pasti kebingungan ini."
"kita pulang aja yuk..! Lagian ini juga udah hampir jam 9 malam. Belum lagi perjalanan pulang. Mungkin sampai rumah jam setengah sebelas. Sekalian gue mau ambil ponsel di mobil buat nelfon nyokap gue." ajak Shevi
"yuk.....!!! pasti kita bakal kena marah Shev. Kita belum pernah pulang sampai selarut ini." ujar Reni
Mereka meninggalkan taman itu dan bergegas menuju mobil Shevi. Sampai di mobil Shevi langsung meraih ponselnya yang ditaruh di dashboard.
"yaahhhhhh... ponsel gue mati Ren."
"ya udah kita pulang sekarang. Nggak usah kebanyakan mikir lagi ntar keburu makin malam."
Shevi melajukan mobilnya meninggalkan taman itu. Dia terlihat fokus mengemudi dengan kecepatan penuh.
"Shev.... jangan ngebut. Pelan-pelan aja...!!" ucap Reni
"kalau pelan, kapan sampai rumahnya??" jawab Shevi tanpa menoleh Reni.
"tapi nggak gini juga..... gue takut..!! ingat Shev... kita belum merasakan menikah. Aku nggak mau mati muda."
"kalau ngomong jangan asal. Ucapan itu do'a Reeennn...."
Reni langsung menutup mulutnya.
"udah.... sekarang lo diam. Gue mau konsentrasi. Lumayan kan bisa lebih cepat sampai rumah...!!!" lanjut Shevi.
Rumah Shevi
____________
Revan menemui Byan di rumah Shevi. Dia mengajak Byan keluar dan memberitahunya kalau belum mendapatkan kabar tentang Shevi. Mereka bicara di depan rumah Shevi karena Byan tak mau Ibu Dian semakin khawatir karena belum ada kabar tentang putrinya.
Byan mengacak-acak rambutnya. Dia terlihat frustasi karena belum menemukan wanita yang di cintainya.
Byan mengepalkan tangan kanannya dan memukul tembok di sampingnya yang mengakibatkan jari tangannya sedikit berdarah.
"By..... stop. Jangan menyakiti diri lo sendiri." ucap Revan dan memegangi tangan Byan.
"Apa mungkin dia kabur karena nggak mau tunangan sama gue Van....????" tanya Byan dengan wajah sedihnya
"kita tidak bisa hanya asal menebak By. Gue yakin Shevi bukan cewek seperti itu." Revan mencoba menenangkan Byan dan mengajaknya kembali ke dalam.
Rumah Reni,
___________
Mobil Shevi sudah memasuki halaman rumah Reni. Mamanya Reni sudah menunggu di depan rumah. Shevi keluar mobil dan meminta maaf ke mamanya Reni karena merasa bersalah sudah mengajak Reni sampai semalam ini.
"Tante, Shevi minta maaf karena mengajak Reni keluar dan pulang sampai selarut ini."
"tidak apa-apa Shev. Yang penting kalian selamat sampai rumah. Kamu sekarang cepat pulang. Tadi Ibumu menelfon Tante, kelihatannya sangat mencemaskanmu." ucap mamanya Reni
"baik Tante. Shevi pamit dulu Tan.."
"kamu hati-hati di jalan Shev.." Reni melambaikan tangannya.
*
Di jalanan yang sudah sepi, Shevi melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi karena dia ingin cepat sampai rumah. Shevi memikirkan Ibunya yang pasti sangat khawatir dengannya.
Sesampai di rumahnya, Shevi tampak bingung karena ada dua mobil di sana terutama mobil Byan karena Shevi sudah sangat hafal.
kenapa selarut ini dia di sinii????
Shevi segera berlari memasuki rumahnya. Dia mengira terjadi sesuatu dengan Ibu atau Kakeknya.
Byan, Dian, Revan, secara bersamaan melihat ke sosok yang berdiri di pintu.
Byan sontak lari menghampiri Shevi dan memeluknya erat.
Shevi yang kaget karena tiba-tiba Byan memeluknya, dia hanya diam mematung.
"kamu nggak apa-apa kan sayang??? tidak terjadi sesuatu kan??? kamu kemana saja??? kenapa tidak memberi kabar. Apa kamu tahu, semua yang di sini sangat mencemaskanmu." ucap Byan dengan suara agak bergetar dan masih memeluk Shevi erat.
"Lepasin dulu,,,, aku nggak bisa nafas." Shevi meronta.
Byan pun segera melepaskan pelukannya.
"maaf, aku terlalu khawatir.." kata Byan
"pertanyaanmu itu terlalu banyak. Aku bingung mau jawab yang mana."
"kita duduk dulu.." ajak Byan.
Shevi duduk di sofa dekat Ibunya.
"Bu maafkan Shevi karena pulang selarut ini. Dan maaf juga Shevi pergi dengan Reni tidak meminta ijin dulu sama Ibu. Ibu pasti sangat khawatir." ucap Shevi
"Ibu mana yang tidak khawatir anak gadisnya tak pulang-pulang. Tidak memberi kabar Ibu. Di telfon nggak diangkat." jelas Ibunya
"handphone Shevi mati dan tertinggal di mobil Bu." Shevi menundukkan kepalanya merasa bersalah kepada sang Ibu.
"lain kali jangan kamu ulangi lagi. Tidak baik anak gadis pulang selarut ini."
"iyaa Bu..."
"Ibu ke kamar Kakekmu dulu mau memberitahu kalau kamu sudah pulang. Kalian lanjut saja ngobrolnya." Dian sengaja meninggalkan mereka.
Revan pun begitu, dia paham dan pamit pulang terlebih dahulu.
bersambung....
Jangan lupa like&coment......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Umii
lanjut
2020-06-25
0
Agung Manik
ah....aku takut thor mereka kenapa2 di jln😬😬😬
2020-06-25
0