Matahari telah terbit, cahayanya pun masuk dari selah-selah ventilasi udara yang mengenai wajah ku.
"Huaaaaaaah"
Membangunkan setengah badanku dan menyenderkannya, sambil menguap dan menggosokkan mataku, tanpa sadar aku menoleh ke arah sebelahku.
"Apakah ini mimpi?" ucapku sambil memandangi wanita cantik nan manis yang berada di sebelahku dengan posisi yang sama denganku.
Beberapa detik setelah kami saling menatap, dengan kagetnya kami pun berteriak!.
"AAAAAAAHHHHHHHHHH!!!" sambil aku di dorongnya terjatuh dari ranjang.
"Apa yang sudah kau perbuat?, apa yang kau lakukan di kamarku ini?" Sambil melempar bantal kepadaku dan benda-benda yang ada di sekitarannya, dia pun berteriak meminta tolong.
"Tolong...! Ada maling tolong...!"
Dengan panik aku pun meraih tangannya dan menutup mulutnya yang berisik meminta tolong.
"Woy! … diam apa yang kau lakukan?, bisa-bisa aku dapat masalah kalau kau teriak begini!"
Karena kejadiannya begitu cepat, tiba-tiba kepalan tangan mengarah ke pipiku dengan sangat keras, dan untuk kedua kalinya aku terjatuh kelantai.
"Apa yang kau lakukan!?, berani-beraninya kau menyentuhku!. Kau ingin berbuat buruk kepadakukan?, makanya diam-diam kau masuk ke kamarku!"
Dengan menahan nyeri di pipi sambil memeganginya "Woy!woy! Woy!, bicara apa kau ini!?, Ini kamarku dan resmi Pak Roni memberikanku kunci kamar ini!"
"Halah! aku tidak percaya dengan omongan laki-laki sepertimu!, ngaku gak, atau aku akan mengteriakimu!" ancam wanita itu.
"Tunggu?, kita bicarakan masalah ini baik-baik, ok?" Usulku.
Perlahan-lahan aku menjelaskan kejadiannya agar, dia merasa tenang dan situasi bisa terkendali.
"Jadi begitulah Pak Roni dan Bu Julia memberikanku kunci ini, dan sebagai penghuni kamar ini."
"Aku bahkan tidak tahu kalau kamar ini ada penghuninya, karena kata Pak Roni pun, kamar ini agak sedikit berantakan tapi yang kulihat, kamar ini sangat bersih dan rapih."
"Tentu saja kamar ini bersih dan rapih, itu karena aku selalu membersihkannya setiap hari," jawab gadis itu sambil memeluk bantal dan menyelimuti badannya dengan selimut.
"Tunggu sebentar?, kenapa Pak Roni dan Bu Julia mengatakan kalau kamar ini kosong dan sedikit berantakan?. Sudah berapa lama kau tinggal di kamar ini?" tanyaiku kepadanya.
"Aku sudah berada di kos-kosan ini, tinggal di kamar ini sudah dua bulan, dan besok hari pertamaku untuk bersekolah," jawabnya.
"Memangnya kenapa kau menanyakan itu?" tanyanya kembali.
Dengan berfikir sejenak, dan menyadari situasi saat ini, aku pun berdiri dan ingin menemui pemilik kos-kosan ini, dan ingin menanyakan situasi saat ini yang membuatku bingung.
"Kau mau kemana!?, kau mau kabur yah?" tanya gadis itu sambil melempariku bantal.
"Enak aja kabur!, aku sudah bayar tempat ini untuk 3 tahun ke depan." Dengan lekas aku menuju ke rumah Pak Roni dan Bu Julia.
Dengan langkah kaki yang cepat menuruni tangga, aku pun melewati Adi yang keluar dari kamarnya sambil menyapaku, tapi aku tidak menggubrisnya. Tanpa kusadari, Ica mengintip dari balik jendela kamarnya.
Melihat pasangan suami istri pemilik kos itu pun keluar, dengan sesegera mungkin aku menghampiri mereka berdua.
"Kebetulan sekali Pak, Bu?"
"Ada apa?, kenapa kamu tergesah-gesah di pagi-pagi begini?" tanya Bu Julia menatapku heran.
"Begini Bu, aku ingin menanyakan tentang kamar yang...." Pertanyaanku pun terpotong oleh pak Roni.
"Kalau soal itu nak Adit, nanti saja kita bahas, soalnya kami sedang buruh-buruh, kami sudah telat berangkat kerja.".
"Iya, nanti saja kita bicarakan itu, kami pergi dulu," kata Bu Julia sambil memasuki mobilnya dan pergi begitu saja.
Tidak lama setelah kepergian Pak Roni dan Bu Julia, Adi dan Ica pun datang menemuiku yang masih berdiri depan rumah Pak Roni dan Bu Julia. Dengan sapaan, Adi bertanya-tanya, "Apa yang kau lakukan di sini?, tadi aku menyapamu, tapi kau malah melewatiku begitu saja!"
"Memangnya ada masalah apa sampai kau begitu terburu-buru menemui mereka?, apakah keran air di kamarmu bermasalah?" tanya Ica dengan penasaran.
"Tidak, bukan itu yang ingin kutanyakan kepada mereka." Tanpa kusadari, aku melupakan kalau gadis itu kasih berada di kamarku. Aku pun bergegas kembali ke kamarku.
"Kau mau kemana?" tanya Ica.
"Aku mau kembali ke kamarku dulu dan ingat, kalian jangan pernah naik ke lantai 2 apa pun alasannya!" jawabku sambil meninggalkan mereka berdua.
Dan perbincangan kecil pun terjadi di antara Adi dan Ica, "apakah kau tahu sesuatu?, karena dari tadi aku melihatmu begitu gelisah," tanya Adi ke Ica, yang melihat Adit pergi menjauh.
"Tidak! … tidak apa, cuman aku hanya merasakan sedikit suasana aneh di lantai 2," jawab Ica dengan raut wajah yang cemas.
"Apa tidak apa-apa, Adit tidak diberi tahu?" tanya Bu Julia ke Pak Roni.
"Iya tidak apa-apa!, lagian diakan cucu Bu keti, dan warga dari Desa Bambu,jadi jangan khawatir, pasti hal-hal kayak begitu sudah biasa baginya!" jawab Pak Roni sambil senyum tipis.
Setelah kejadian di depan rumah Pak Roni dan Bu Julia, aku pun bergegas kembali ke kamarku, aku mendapati kalau gadis itu sudah tidak ada. Pikirku dia sudah pergi dari kamar ini, karena takut kalau aku melaporkannya ke pemilik kos, tapi tanpa kusadari saat aku duduk di pinggir ranjang sambil menghela nafas, bersyukur kalau gadis itu telah pergi. Gadis itu pun keluar dari dalam toilet dengan tubuh yang di lilit handuk dan rambut panjangnya yang basah.
"AAAAAHHHH!!"
Dan lagi kami pun bertatapan dan berteriak kaget melihat satu sama lain. Gadis itu pun mengambil gayung dan melemparkannya ke arahku dan mengenai tepat di kepalaku.
Setelah beberapa saat situasi dan kondisi pun kembali normal, dia sudah memakai bajunya dan duduk di atas ranjang, sementara aku duduk melantai saling berhadap-hadapan dengan jarak di antara kami.
Aku pun berpikir, bagaimana cara menyelesaikan masalah ini?, karena pemilik kos sedang tidak ada dan nanti malam baru mereka pulang. Sambil berfikir dan menatapinya, dia pun berkata, "Apa yang kau lihat?, apakah kau berfikir untuk berbuat hal yang tidak senonoh kepadaku?"
"Apa yang kau katakan?, aku tidak akan mendekatimu!, jika aku tahu akan mendapat pukulan darimu!"
"Lantas kenapa kau melihat dengan tatapan mesummu?"
"Aku sedang berfikir apa yang harus kita lakukan setelah ini, karena pemilik kos saat ini sedang tidak di rumah," jawabku..
Dan dengan spontan pun aku menanyakan namanya, entah apa yang kupikirkan.
"Apa maumu?, kau ingin menggodaku yah?" responnya dengan marah saat kutanyakan namnya.
"Apa maksudmu!?, aku hanya ingin mengetahui namamu agar aku bisa menjelaskannya kepada pemilik kos, jadi jangan berfikir yang tidak-tidak, aku bukan lelaki seperti itu!"
"Baiklah aku akan memberi tahukan namaku, tapi jika kau berani macam-macam denganku!, aku akan langsung menghajarmu."
"Dan tetap diam di situ sampai Bapak kos dan istrinya pulang, kau mengerti?" sambungnya.
"Iya, iya! … aku tidak akan melakukan apapun sampai mereka kembali."
"Hmmm!. Namaku indah dan jangan pernah berani mendekatiku."
Dengan nada yang kesal dia pun memberitahukan namanya, dan seketika ketukan pintu kamarku pun terdengar pertanda ada seseorang dari balik pintu itu.
[Tok! … Tok! … Tok! ….]
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
al-fatah
kenapa gak dikasih tau kontollll
2023-07-17
0
Ayano
Cap tangan kedua 🤣🤣🤣. Emang jodoh kalian berdua
2023-04-03
1
Ayano
Selamatkan nyawamu sebelum ganti alam 😅
2023-04-03
1