Bab 3

Karena tidak menemukan pakaian pantas pakai yang lain, akhirnya dengan terpaksa Rani memakai pakaian tipis yang ada. Begitu baju tersebut terpasang dibadannya dia sempat hampir teriak jika saja dia tidak langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan. Jika memang dia berteriak pasti suaminya akan langsung menghampiri dan tentu saja dia malah semakin malu.

Bukannya merasa pantas memakai pakaian tersebut justru Rani merasa sangat malu. Karena kain yang sangat tipis dan minim hampir menunjukkan semua lekuk ditubuhnya.

Untung saja selalu tersedia bathrobe di kamar mandi sehingga Rani bisa menutupi tubuhnya yang hampir telanjang meskipun sudah memakai kain dengan bathrobe.

Membuka pintu kamar mandi dengan sangat pelan, karena Rani takut Dito mendengarnya dan mengetahui keberadaannya. Dengan langkah pelan dan tangan yang memegang bathrobe dengan erat seakan takut terlepas, Rani berjalan menghampiri lampu utama dan mematikannya dan hanya menyisakan lampu tidur yang cukup remang.

Bukan bermaksud ingin membuat suasana romantis tetapi Rani berpikir agar Dito tidak melihat apa yang dia kenakan. Dito bisa merasakan pergerakan dari Rani, tetapi dia masih tetap dalam posisinya dengan berpura-pura tidur.

Rani berjalan mendekati sofa dimana Dito berbaring disana. Dia kemudian duduk disamping Dito.

"Boo..." panggil Rani.

Dito sebenarnya mendengar tetapi dia memang sengaja tidak menjawab panggilan dari Rani.

"Boo..." panggil Rani sekali lagi tetapi kali ini dengan sedikit goncangan dibahu Dito.

Dito pun menggeliat seakan baru saja bangun tidur. Kemudian dia segera bangun dan ikut duduk disamping Rani.

"Kenapa? Kog pakai bathrobe gak ada baju tidur?" tanya Dito yang berusaha membuka bathrobe Rani tetapi tetap dipegang erat oleh Rani.

"Gak ada pakaian ku." lirih Rani.

"Gak ada gimana? Gak mungkin lah Mama gak nyuruh Mbak masukin baju kamu." jawab Dito sambil bangkit dari duduknya dan berjalan ke ruangan dimana koper mereka berada.

Dan Rani segera mengikutinya karena ingin menjelaskan memang tidak ada pakaiannya hanya beberapa kain tipis yang ada.

"Bukan gak ada sih Boo, tapi yang ada cuma itu...." ucap Rani dengan menggantungkan kalimatnya.

"Cuma apa?" tanya Dito.

Karena penasaran Dito pun membuka koper mereka dan benar saja dia hanya menemukan beberapa kain tipis dan tidak ada pakaian sama sekali.

Dito memang polos tetapi dia masih bisa tahu untuk apa pakaian itu. Karena Kelvin pernah menunjukkan padanya ketika akan membelikan pakaian itu untuk kekasihnya.

Dengan tersenyum dalam hatinya dan pikiran yang cukup liar, meskipun Dito sendiri juga tidak tahu akan memulai dari mana dia pun menghampiri Rani yang masih berdiri didepan pintu ruangan tersebut.

"Iya kan gak ada Boo?" tanya Rani.

Keduanya pun kembali berjalan ke sofa dan duduk disana.

"Ya pakai itu aja gak apa-apa kan Poo." jawab Dito.

"Tapi badan aku jadi kelihatan semua." ucap Rani dengan menundukkan kepalanya, karena mengingat ketika dia memakainya.

"Memangnya sudah kamu coba?" tanya Dito.

Rani hanya menganggukkan kepalanya.

"Ini malah udah aku pakai. Tapi aku malu makanya aku pakai bathrobe Boo." jawab Rani dengan polos.

"Coba sini lihat." ucap Dito sambil berusaha menarik bathrobe yang dipakai Rani.

"Jangan Boo!" seru Rani dengan sekuat tenaga menahan bathrobe agar tidak terlepas dari tubuhnya.

Seakan tahu ketakutan istrinya, Dito pun mencoba memahaminya. Dia melepaskan bathrobe yang sudah dia pegang.

"Ya sudah sekarang ayo kita tidur diranjang." ucap Dito yang akan bersiap untuk berdiri. Tetapi Rani segera menahannya dan membuat Dito kembali duduk disofa.

"Kan aku uda bilang jangan tidur diranjang Boo!" larang Rani.

"Trus kita tidur dimana kalau gak diranjang?" kesal Dito karena istrinya tidak mengijinkannya tidur diranjang pengantin mereka.

"Kita tidur di sofa ini aja. Kan sofa nya luas juga." jawab Rani sambil memamerkan gigi-gigi putihnya.

Rani segera beranjak dan tidur dibelakang Dito yang masih duduk.

"Uda ayo bobok." lanjut Rani sambil menarik paksa Dito agar berbaring disampingnya.

Dito pun akhirnya hanya bisa menurut, dia berbaring disamping Rani. Dan beberapa detik kemudian keduanya saling terdiam karena merasa canggung dan tidak tahu harus berbuat apa dimalam pengantin mereka.

Hanya suara detak jantung mereka dan jam dinding dikamar itu saja yang seakan bersahutan untuk berbunyi.

Hingga akhirnya Dito pun memposisikan dirinya untuk berbaring menghadap ke arah Rani. Dengan posisi seperti itu membuat Rani menjadi grogi dan panas dingin diruangan ber AC tersebut.

"Kita mau ngapain sekarang Poo?" bisik Dito ditelinga Rani.

Mendapat bisikan seperti itu membuat bulu kuduk Rani semakin merinding. Dia seperti berada diruangan uji nyali yang hanya ada dirinya sendiri. Rani sampai ingin bergerser sedikit menjauh tetapi segera ditahan pinggangnya oleh Dito sehingga membuat Rani tidak bisa berbuat apa-apa.

"Kita... Kita bobok aja ya Boo?" ajak Rani yang langsung memejamkan mata.

"Yakin mau langsung bobok?" tanya balik Dito kepada Rani sambil sedikit memberi rangsangan ditelinga Rani.

Rani pun spontan mengeluarkan desahannya tanpa bisa dia tahan. Karena jujur saja selama hidupnya baru kali ini Rani bersentuhan dengan lawan jenis dengan intim.

Mendengar ******* Rani yang lepas kendali membuat Dito senang dalam hatinya. Dia berusaha terus memberikan rangsangan kepada Rani agar Rani bisa lebih santai menghadapi malam pertama mereka.

Jujur saja sebenarnya Dito juga tidak tahu menahu soal seperti itu. Karena masa mudanya dia habiskan untuk bekerja dengan mandiri terbukti saat ini dia sudah memiliki cafe atas namanya sendiri tanpa ada bantuan dari orang tuanya. Bahkan menjelang pernikahan kemarin Dito tidak sempat belajar mengenai malam pertama karena waktunya dia habiskan untuk mempelajari prosedur-prosedur perusahaan Papanya yang mulai hari ini akan dia pegang sedangkan cafe nya akan dia percayakan istrinya untuk mengelola.

Tetapi untung saja, detik-detik menjelang pernikahan Dito kedatangan tamu spesial pakar percintaan yang datang langsung ke kantornya untuk menemuinya secara khusus. Siapa lagi kalau bukan sahabat baiknya yang tentu saja sudah buka segel sejak dulu, Kelvin.

Sebenarnya Dito tidak menyuruhnya untuk datang ke kantor apalagi untuk menjadikan Kelvin sebagai guru percintaannya, tetapi karena memang Kelvin yang suka iseng maka dia sengaja datang sendiri menemui Dito dan memberikan tips-tips bermanfaat yang bisa Dito gunakan untuk malam pertamanya nanti.

Awalnya Dito menolak tetapi lama-kelamaan dia mulai tertarik dan berpikir bahwa tidak ada salahnya kali ini mengikuti arahan dari Kelvin yang memang sudah pakarnya dalam hal ini.

...****************...

Akankah Dito berhasil mempraktekkan pelajaran dari Kelvin? 🤭

Yuk jangan lupa di favoritin yaa 🥰

Dukung terus, tetap semangat 💪

Like, komen dan hadiahnya jangan lupa kak 🙏

Terpopuler

Comments

Dede Anggraeni

Dede Anggraeni

nyebelin bangt elo rani ga jelas bangt

2023-04-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!