Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 18 Dilempar dari Balkon

Mama Siska melotot dengan urat muka menegang, ia sangat murka saat ini, karena sang putra yang sangat disayangi dan dimanjakannya selama ini, kini berani melawannya hanya demi seorang wanita yang hanya merupakan menantunya dari anak tirinya, menantu yang sangat tak diharapkan olehnya. Bahkan menantu yang amat sangat dibenci olehnya.

"Berikan wanita itu pada Mama, Raka! " teriak mama Siska.

"Enggak! " Raka pun kekeh dengan pendirian nya kini.

"Berikan, Raka!" bentak mama Siska lagi pada putranya.

"Enggak, Ma." Raka makin erat memeluk tubuh Anggita, darah semakin bercucuran dari wanita itu.

"Raka! " teriakan mama Siska sangat nyaring terdengar ditelinga Raka. Tapi suara hujan yang semakin lebat disertai petir membuatnya tak terdengar dari luar.

"Mama mau apain dia kalau Raka kasih ke Mama?" tanya Raka tak kalah kencangnya.

"Mama mau lempar dia dari balkon, " jawab Siska asal, entah itu perkataan yang serius atau hanya karena ia merasa kesal saja dengan anaknya.

Mata Raka membelalak lebar, "apa ...? Mama bener-bener udah nggak waras. Mama mau jadi pembunuh? " tanya Raka berseru.

"Kamu mau jadi anak pembangkang, Raka? " tanya Siska geram.

"Raka nggak akan biarin Mama bunuh dia!" teriak pemuda itu.

"Berikan, Raka! Biar sekalian wanita itu mati, dan hidup Mama bisa tenang. Lalu kamu akan cepat jadi penerus di perusahaan Harsono Grup, bukannya malah Si Rega itu, " seru Mama Siska.

"Tapi nggak harus bunuh orang juga, Ma! Raka nggak mau masuk penjara. Jadi CEO enggak, jadi napi iya, " Raka masih berusaha menyadarkan ibunya.

Walau bagaimanapun, ia sangat menyayangi ibunya tersebut. Ibunya yang selalu memberikan apa yang ia butuhkan bahkan tanpa ia minta sekalipun. Ibunya yang selalu memanjakannya, hingga ia tak tau bagaimana caranya mencari uang dan hanya bisa terus menghambur-hamburkannya saja.

Tapi kini ia juga tak bisa membiarkan jika ibunya akan bertindak diluar batas, ia tak ingin ibunya menajdi seorang pembunuh dan nantinya akan di penjara.

" Haa argghh.. persetan! " Siska menarik paksa Anggita dari dekapan raka.

Raka pun tak mau kalah, ia terus mempertahankan dekapannya agar tak bisa diambil oleh ibunya.

"Raka ... lepas!" Bentak Mama Siska.

"Enggak akan, Ma!" jawab Raka tegas

"Lepas Mama bilang!"

"Enggak. Kalau Raka bilang enggak ya artinya enggak, Ma, "

"Mama... 'makek' ya?" tatap Raka menyelidik terhadap mamanya.

"Emang! Kenapa kalau Mama make? Kamu mau laporin Mama ke polisi?" Mama Siska menatap Raka tak kalah tajamnya.

"Laporin aja sana! Mama nggak takut! Mama nggak takut! Biar sekalian Mama mendekam di penjara kalau itu akan membuat kamu bahagia, "

"Kenapa? Kenapa Mama jadi kayak gini sih? " tanya Raka dengan air mata mengalir.

Melihat Raka yang mulai lengah dan pegangan tangan yang mengendur, tak seerat tadi. Mama Siska menyeringai dan dengan cepat menarik Anggita dari delapan Raka.

"Jangan, Ma...! " jerit Raka saat melihat aksi mamanya yang diluar kendali.

Tubuh Anggita yang mungil dan kurus membuat Siska tak merasa kesulitan sama sekali. Apalagi ditambah dengan wanita paruh baya itu yang sedang dalam pengaruh alkohol dan obat-obatan terlarang, membuatnya seperti memiliki tenaga ekstra.

Mama Siska membohongi tubuh Anggita dan berlari ke balkon yang jaraknya sudah tak jauh lagi dari tempat mereka semula.

Lalu ...

"Mama ... tidak...!!! " teriak Raka sejadi-jadinya.

Raka menangis meraung melihat sang ibu melepas Anggita begitu saja dari atas balkon seperti melempar karung berisi sampah.

Lelaki itu lemas seperti kehilangan tulang belulang nya, membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya pada dirinya dan sang ibu tercinta.

Apakah mereka akan masuk penjara? Atau ibunya sudah punya rencana untuk mensiasatinya.

"Jangan, Ma...! "

Tubuh Raka luruh ke lantai, ia merasa gagal menghentikan sang ibu agar tak menajdi seorang pembunuh.

"Raka nggak mau menjadi pembunuh! "

"Mama jangan jadi pembunuh! " Kedua tangan Raka memukul-mukul lantai yang masih ada bercak darah Anggita.

"Raka nggak mau masuk penjara, " ucap Raka sambil menangis meratap.

Mama Siska tertawa terbahak-bahak, ia merasa seakan bebannya suah hilang bersama dengan terlempar nya Anggita ke bawah sana.

"Hahahahaha! Rasain kamu, udik! Mati sekalian aja sana!" Mama Siska tertawa senang, ia seperti orang gila yang tak memikirkan apa sebab akibat dari perbuatan nya.

Kesadarannya, kewarasannya hilang akibat efek obat-obatan terlarang yang di konsumsi olehnya beramaan dengan minuman beralkohol. Entah akan bagaimana ia nanti setelah tersadar.

"Mama gila! Mama nggak waras! Mama pembunuh! " Raka menangis sesenggukan. Ia menatap nanar lantai yang bersimbah darah dari Anggita.

"Anggita, maafin gue.. gue nggak bisa nyelametin lo dan anak lo, "

"Gue nggak berguna, Nggi! Maafin gue, " lelaki itu menyesali ketidakberdayaan dirinya.

Raka tak bisa membayangkan apa yang terjadi pada Anggita di bawah sana setahun dilempar oleh ibunya.

Apakah Anggita sudah mati?

Apa tulang belulang nya remuk?

Apa kepalanya pecah?

"Apa anak dalam kandungannya juga mati? "

Semua pertanyaan itu terlintas di pikirnanya, tapi ia sama sekali tidak berani untuk melihat keadaan Anggita. Ia perlu menata hati dan otaknya yang kacau.

Ia ingin marah dan memakai, atau bahkan menghajar orang yang sudah menyakiti Anggita. Tapi setelah ia kembali ingat jika orang tersebut adalah ibu kandung nya sendiri, ia langsung merasa tak berdaya.

Tidak mungkin kan dia menghajar ibu kandung nya sendiri? Tidak mungkin ia mencaci maki mamanya sendiri.

Apalagi untuk melaporkan wanita yang lahirkan ya itu ke pihak yang berwajib, ia merasa tak sanggup. Sama sekali tak sanggup jika harus melihat sang ibu mendekam di balik jeruji besi.

Ibunya yang selama ini selalu hidup dalam kemewahan dma bergelimang harta, akan seperti apa jika harus hidup di dalam penjara yang sempit dan pengap? Jika harus tidur hanya beralaskan lantai saja.

"Kenapa Mama harus membunuhnya?" Teriak Raka tiba-tiba.

Fikiran lelaki muda itu berkecamuk, bukan hanya rasa sayangnya terhadap Anggita yang membuatnya merasa hancur.

Tetapi rasa cinta dan kasihnya terhadap sang ibu yang lebih besar lah yang membuatnya merasa marah dan kecewa.

"Kenapa, Ma? " Raka *******-***** bahkan menjambak rambutnya. Ingin sekali rasanya ia menghilangkan bayangan kejadian yang baru saja ia saksikan.

Tapi mana mungkin bisa, saat tragedi memilukan itu terjadi di depan matanya secara langsung. Ia benar-benar melihat secara nyata bahwa ibunya sudah melempar Anggita dari balkon kamarnya ke bawah sana.

"Aku nggak boleh biarin ini terjadi, " ucap Raka tiba-tiba.

"Aku nggak bisa biarin Mama di penjara, "

"Aku akan mempertanggung jawabkan perbuatan Mama. Kau yang kan mengaku di kantor polisi kalau akulah pelakunya, bukan Mama. Ya, benar, " Gumam Raka pada dirinya sendiri. Ia tak bisa membiarkan ibunya menderita di dalam penjara.

Raka beranjak dan berjalan terhuyung, lututnya masih terasa lemas karena syok. Ia bersandar pada teralis besi yang ada di balkonnya. Lalu melongok ke bawah untuk melihat keadaan Anggita terlebih dahulu sebelum mengambil tindakan.

Tapi alangkah terkejutnya saat ia tidak melihat ala-apa si bawah sana.

"Anggita? Dimana dia? " Gumam Raka bertanya.

"Apa maksudmu? "

Terpopuler

Comments

Cctvrumah Modah

Cctvrumah Modah

ceritanya sangat gaknmasuk akal..gak bermutu

2023-10-08

0

Nur Wana

Nur Wana

😁😁😁 film kartun aj d siksa ngk mati2 dasar menulis bego bkin crita

2023-08-06

0

lihat semua
Episodes
1 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 1
2 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 2
3 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 3
4 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 4
5 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 5
6 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 6
7 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 7
8 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 8
9 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 9
10 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 10
11 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 11
12 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 12
13 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 13
14 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 14
15 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 15
16 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 16
17 Apa Salahku, Ibu Mertua Bab 17
18 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 18 Dilempar dari Balkon
19 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 19
20 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 20
21 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 21
22 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 22
23 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 23
24 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 24
25 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 25
26 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 26
27 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 27
28 Apa Sahku, Ibu Mertua? " Bab 28
29 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 29
30 Apa
31 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 30
32 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 31
33 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 32
34 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 33
35 Apa Salahku, ibu Mertua? Bab 34
36 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 35
37 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 36
38 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 37
39 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 38
40 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 39
41 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 40
42 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 41
43 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 42
44 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 43
45 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 44
46 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 45
47 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 46
48 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 47
49 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 48
50 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 49
51 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 50
52 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 51
53 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 53
54 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 53
55 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 54
56 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 55
57 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 56
58 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 57
59 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 58
60 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 59
61 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 60
62 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 61
63 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 62
64 Apa Salahku, Itu Mertua? Bab 63
65 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 64
66 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 65
67 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 66
68 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 67
69 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 68
70 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 69
71 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 70
72 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 71
73 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 72
74 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 73
75 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 74
76 Anggita dan Rega Bab 75
77 Anggita dan Rega. Bab 76
78 Anggita dan Rega. Bab 77
79 Anggita Dan Rega. Bab 78
80 Anggita Dan Rega. Bab 79
81 Anggita Dan Rega. Bab 80
82 Rega dan Anggita. Bab 81
83 Anggita dan Rega Bab 82
84 Raga dan Anggita Bab 83
85 Anggita dan Rega Bab 84
86 Anggita dan Rega bab 85
87 Raga dan Anggita Bab 86
88 Anggita dan Rega
89 Rega Dan Anggita
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 1
2
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 2
3
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 3
4
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 4
5
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 5
6
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 6
7
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 7
8
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 8
9
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 9
10
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 10
11
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 11
12
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 12
13
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 13
14
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 14
15
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 15
16
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 16
17
Apa Salahku, Ibu Mertua Bab 17
18
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 18 Dilempar dari Balkon
19
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 19
20
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 20
21
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 21
22
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 22
23
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 23
24
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 24
25
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 25
26
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 26
27
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 27
28
Apa Sahku, Ibu Mertua? " Bab 28
29
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 29
30
Apa
31
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 30
32
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 31
33
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 32
34
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 33
35
Apa Salahku, ibu Mertua? Bab 34
36
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 35
37
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 36
38
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 37
39
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 38
40
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 39
41
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 40
42
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 41
43
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 42
44
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 43
45
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 44
46
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 45
47
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 46
48
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 47
49
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 48
50
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 49
51
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 50
52
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 51
53
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 53
54
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 53
55
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 54
56
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 55
57
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 56
58
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 57
59
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 58
60
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 59
61
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 60
62
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 61
63
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 62
64
Apa Salahku, Itu Mertua? Bab 63
65
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 64
66
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 65
67
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 66
68
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 67
69
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 68
70
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 69
71
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 70
72
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 71
73
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 72
74
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 73
75
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 74
76
Anggita dan Rega Bab 75
77
Anggita dan Rega. Bab 76
78
Anggita dan Rega. Bab 77
79
Anggita Dan Rega. Bab 78
80
Anggita Dan Rega. Bab 79
81
Anggita Dan Rega. Bab 80
82
Rega dan Anggita. Bab 81
83
Anggita dan Rega Bab 82
84
Raga dan Anggita Bab 83
85
Anggita dan Rega Bab 84
86
Anggita dan Rega bab 85
87
Raga dan Anggita Bab 86
88
Anggita dan Rega
89
Rega Dan Anggita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!