Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 14

Papa istirahat ya, biar cepat sembuh.. " ucap Anggita sembari menyelimuti ayah mertuanya sebatas dada.

"Terimakasih, Nak. Kamu juga langsung istirahat ya, jangan malah mengerjakan hal yang tidak-tidak. Karena yang terpenting sekarang ini adalah kesehatan kamu dan juga anak di dalam kandunganmu, " nasehat Papa Refan sebelum memejamkan matanya yang sudah terasa berat karena mengantuk.

Selain obat pelumpuh syaraf, mama Siska juga sering memberikan obat penenang sekaligus obat tidur untuk suaminya. Agar jika ia melakukan segala sesuatu, terutama saat ia melakukan kekerasan terhadap Anggita tidak akan diketahui oleh suaminya tersebut.

"Iya, Pa. Makasih udah sayang sama Anggi, " Papa Refan tersenyum dan langsung tertidur begitu saja tanpa sempat menjawab.

"Makasih udah sayang sama Anggi, " mama Siska menggumam menirukan perkataan Anggita dengan bibir yang mengejek, ia merasa muak melihat dua orang tersebut.

Mama Siska segera menggandeng lengan Anggita keluar dari kamarnya, ia membawa menantunya itu ke dalam gudang dan berencana untuk mengurungnya kembali disana setelah menyiksanya terlebih dahulu tentunya.

Tangan Anggita diseret dengan kuat oleh Mama Siska hingga wanita itu tertatih-tatih mengejar ibu mertuanya. Anggita masih merasakan sakit pada punggungnya yang ia rasa bekas melepuh di punggungnya tersebut pasti mengelupas lagi karena rasa perihnya luar biasa.

Mama Siska kembali menghempaskan tangan Anggita saat mereka baru saja masuk kedalam gudang. Hingga Anggita jatuh terduduk dan meringis kesakitan.

"Ampun, Nyonya, " teriak Anggita disertai tangis yang pecah.

ibu mertuanya menjambak rambut Anggita yang dikuncir kuda, "kamu benar-benar sudah mulai berani sama saya ya.. ha? kamu sudah mau mati rupanya, "

Mama Siska membenturkan kepala Anggita ke tembok, Anggita menjerit kesakitan namun ibu mertuanya itu malah masih mengulangi nya beberapa kali.

"Aaakh.. Ampun, Nyonya.. hentikan!" teriak Anggita sekuat tenaga.

"Rasakan ini! " teriakan mama Siska disertai gerakan tangannya yang membenturkan kepala Anggita.

"Hentikan, Nyonya. Saya mohon.. " rintihan Anggita memegangi kepalanya yang terasa sangat skit dan pening kini.

"Kamu sudah mulai kurangajar, berani-beraninya kamu mau menukar obat itu. Kamu mau mengacaukan rencana saya, hah? " Siska melepaskan genggaman tangannya pada rambut Anggita. Dadanya naik turun akibat emosinya yang meluap.

"Hentikan, Ma! Dia bisa mati, dan Mama bisa saja masuk penjara atas tuduhan pembunuhan. Mama nggak mau itu terjadi 'kan? " Raka memeluk ibunya dari belakang, ia berusaha mengehentikan kemarahan ibu kandung yang semakin hari semakin keterlaluan itu.

Bekas setrika yang mama Siska tempelkan pada tubuh Anggita saja masih ada dan belum sembuh, kini sudah ditambah dengan benturan di kepala, lalu mau apalagi nanti.

Raka memang bukan orang baik, tetapi lelaki itu menyukai Anggita yang membuatnya merasa tak tega jika terus menerus melihat wanita itu disiksa sedemikian rupa oleh ibunya sendiri. Andai itu orang lain, mungkin Raka sudah akan menghajarnya untuk membela Anggita, tapi ia bisa apa jika orang itu adalah ibu kandungnya sendiri.

"Dia sudah mulai berani dengan Mama, Raka. Biarkan Mama menyiksanya sampai Mama puas," ucap Mama Siska mencoba melepaskan diri dari Raka.

"Raka nggak mau kalau Mama sampai masuk penjara. Akan sia-sia usaha kita selama ini jika kita tidak jadi berhasil, " perkataan Raka sedikit membuat wanita paruh baya itu terdiam dan berfikir.

"Benar juga yang kamu bilang, kita bisa kehilangan aset kebahagiaan kita kalau Mama dipenjara dan kamu tidak jadi pemimpin Harsono Grup, "

"Maka dari itu, Ma. Biarkan dia melakukan pekerjaan seperti biasanya saja sebagai hukumannya, atau Mama tambah kalau perlu, " Raka melirik Anggita yang meringkuk dilantai dengan masih memegangi kepalanya.

Tangisan Anggita yang menyayat hati membuat dirinya turut merasakan betapa sakitnya yang wanita itu rasakan saat ini.

"Mama benar-benar keterlaluan, kalau sampai Anggita udah nggak mulus lagi gimana dong? " obsesi Raka terhadap Anggita sudah sampai ke tahap yang overdosis. Dimana ia tidak mau ada cacat sedikitpun di tubuh wanita itu.

"Heh, udik. Lakukan pekerjaan kamu seperti biasanya. Dan sebagai tambahan hukuman kamu, bersihkan juga gudang ini sampai bersih dan rapi, hingga tidak ada lagi debu yang menempel di dalamnya, mengerti kamu? " sentak ibu mertua Anggita di telinga wanita itu.

Anggita mengangguk lemah dengan posisinya yang masih meringkuk di lantai.

"Awas kalau sampai tidak beres, dan malah kamu berani macam-macam lagi," ucap Siska menekan-nekan kepala Anggita dengan jari telunjuk nya.

Mama Siska mendekat dan berbisik di telinga Anggita, "saya akan mengatakan pada Rega kalau kamu sudah menukar obat ayahnya, dan membuat kondisi Refan memburuk,"

Anggita membuka matanya yang semula terkenal erat, pandai sekali ibu mertuanya itu akan Memutar balikkan fakta.

"Dengan begitu Rega akan semakin membencimu dan mengusirnya dari rumah ini, atau dia malah akan menjebloskan mu ke penjara, " ancam Mama Siska, menakut-nakuti Anggita dengan ancaman yang justru hal itu lebih pantas di tujukan padanya.

"Ayo, Raka. Kita pergi dari sini, biarkan si udik kampungan itu merenungi kesalahannya dan berbicara dengan teman-temannya. Yaitu tikus-tikus menjijikkan, " Mama Siska mengajak Raka keluar.

"Hiks.. hiks.. "

Raka menoleh pada Anggita dan menatap wanita malang yang masih terisak itu dengan tatapan yang sulit di artikan.

Anggita bertahan dengan rasa sakitnya. Ia mencoba mendudukkan diri walau kepalanya terasa sangat berat seperti ada tumpukan batu di atasnya.

Ia merintih, "hiks.. sa-kit.."

"Kenapa nyonya Siska sangat jahat padaku.. apa salahku padanya. Padahal aku sama sekali tidak merasa kenal dengannya seblum ini. Tapi kenapa perlakuannya seperti ia memiliki dendam kesumat denganku, " air mata Anggita yang luruh tak bisa terhitung lagi banyaknya.

Anggita hanya bisa menangis meratapi nasibnya yang malang. Iamerasakan tubuhnya yang remuk. Punggungnya kembali terasa panas dan perih, kepalanya pun pusing dan pening.

Ia memegang kepalanya yang berdenyut, ia merasakan kepalanya basah, saat Anggita melihatnya ternyata bercak merah menempel di telapak tangannya.

Lagi dan lagi.. hal ini terjadi..

Penglihatannya mengabur dan berkunang-kunang. Ditambah dengan perutnya yang terasa semakin sakit juga.

"Bertahanlah, Sayang.. kamu tetap harus sehat dan kuat di dalam sana. Jangan kecewakan kakekmu yang begitu mengharapkan kehadiranmu, " gumamnya sembari mengelus perut.

Matanya terpejam erat seiring perutnya yang terasa seperti di remas-remas.

"Ssh.. bertahanlah Anggita.. bertahanlah.. "

•••

"Apa kamu sudah melakukan apa yang saya minta kemarin? "

"Sudah, Tuan, "

"Bagaimana menurutmu? "

"Menurut saya yang pertama, wanita itu seperti menyembunyikan sesuatu dari caranya menjawab yang gugup, "

"Lalu?"

"Yang kedua, sepertinya dia memang di fitnah oleh seseorang. Dan dia sangat takut jika Anda akan membencinya lebih dalam. Bahkan dia juga meminta saya untuk mengatakannya pada Anda,"

"Apa benar itu hanya fitnah? "

Episodes
1 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 1
2 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 2
3 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 3
4 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 4
5 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 5
6 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 6
7 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 7
8 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 8
9 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 9
10 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 10
11 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 11
12 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 12
13 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 13
14 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 14
15 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 15
16 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 16
17 Apa Salahku, Ibu Mertua Bab 17
18 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 18 Dilempar dari Balkon
19 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 19
20 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 20
21 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 21
22 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 22
23 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 23
24 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 24
25 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 25
26 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 26
27 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 27
28 Apa Sahku, Ibu Mertua? " Bab 28
29 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 29
30 Apa
31 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 30
32 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 31
33 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 32
34 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 33
35 Apa Salahku, ibu Mertua? Bab 34
36 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 35
37 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 36
38 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 37
39 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 38
40 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 39
41 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 40
42 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 41
43 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 42
44 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 43
45 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 44
46 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 45
47 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 46
48 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 47
49 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 48
50 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 49
51 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 50
52 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 51
53 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 53
54 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 53
55 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 54
56 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 55
57 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 56
58 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 57
59 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 58
60 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 59
61 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 60
62 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 61
63 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 62
64 Apa Salahku, Itu Mertua? Bab 63
65 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 64
66 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 65
67 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 66
68 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 67
69 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 68
70 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 69
71 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 70
72 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 71
73 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 72
74 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 73
75 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 74
76 Anggita dan Rega Bab 75
77 Anggita dan Rega. Bab 76
78 Anggita dan Rega. Bab 77
79 Anggita Dan Rega. Bab 78
80 Anggita Dan Rega. Bab 79
81 Anggita Dan Rega. Bab 80
82 Rega dan Anggita. Bab 81
83 Anggita dan Rega Bab 82
84 Raga dan Anggita Bab 83
85 Anggita dan Rega Bab 84
86 Anggita dan Rega bab 85
87 Raga dan Anggita Bab 86
88 Anggita dan Rega
89 Rega Dan Anggita
90 Tak Akan Kubiarkan
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 1
2
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 2
3
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 3
4
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 4
5
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 5
6
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 6
7
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 7
8
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 8
9
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 9
10
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 10
11
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 11
12
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 12
13
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 13
14
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 14
15
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 15
16
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 16
17
Apa Salahku, Ibu Mertua Bab 17
18
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 18 Dilempar dari Balkon
19
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 19
20
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 20
21
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 21
22
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 22
23
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 23
24
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 24
25
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 25
26
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 26
27
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 27
28
Apa Sahku, Ibu Mertua? " Bab 28
29
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 29
30
Apa
31
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 30
32
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 31
33
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 32
34
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 33
35
Apa Salahku, ibu Mertua? Bab 34
36
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 35
37
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 36
38
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 37
39
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 38
40
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 39
41
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 40
42
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 41
43
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 42
44
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 43
45
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 44
46
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 45
47
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 46
48
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 47
49
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 48
50
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 49
51
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 50
52
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 51
53
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 53
54
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 53
55
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 54
56
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 55
57
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 56
58
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 57
59
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 58
60
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 59
61
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 60
62
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 61
63
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 62
64
Apa Salahku, Itu Mertua? Bab 63
65
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 64
66
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 65
67
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 66
68
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 67
69
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 68
70
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 69
71
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 70
72
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 71
73
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 72
74
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 73
75
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 74
76
Anggita dan Rega Bab 75
77
Anggita dan Rega. Bab 76
78
Anggita dan Rega. Bab 77
79
Anggita Dan Rega. Bab 78
80
Anggita Dan Rega. Bab 79
81
Anggita Dan Rega. Bab 80
82
Rega dan Anggita. Bab 81
83
Anggita dan Rega Bab 82
84
Raga dan Anggita Bab 83
85
Anggita dan Rega Bab 84
86
Anggita dan Rega bab 85
87
Raga dan Anggita Bab 86
88
Anggita dan Rega
89
Rega Dan Anggita
90
Tak Akan Kubiarkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!