Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 13

Hari itu Anggita sedikit terhibur dengan acara bincang-bincangnya dengan sang ayah mertua di taman belakang rumah. Yang anehnya Robin pun juga ikut menemani. Entah kenapa laki-laki itu tidak ikut ke kantor bersama Rega seperti hari biasanya.

Bahkan lelaki yang memiliki usia jauh diatas Anggita itu mau turut meladeni obrolan mereka, dan juga melontarkan beberapa pertanyaan kepada Anggita.

"Apa Anda dan tuan besar sudah biasa melakukan hal ini setiap harinya, Nona? " tanya Robin pada Anggita yang duduk di hadapannya.

Ketiga orang tersebut duduk melingkar mengitari meja bulat di depan mereka yang diatasnya terdapat papan catur lengkap dengan formasi bidaknya. Tak lupa pula ada minuman segar dan makanan ringan sebagai cemilan mereka.

Papa Refan sangat menikmati momen-momen seperti itu, yang sudah lama tak ia rasakan semenjak dirinya lumpuh. Siska sebagai istrinya hanya sibuk dengan urusannya sendiri, seperti jalan-jalan, shopping, arisan dan kumpul-kumpul dengan geng sosialitanya.

Anggi memang masih bisa tenang saat pagi hari, apalagi ia sedang bersama dengan Papa Refan ataupun Tega dan Robin. Karena pada jam-jam tersebut, ibu mertuanya masih terbuai dalam mimpinya. Papa Refan pun sudah tak kaget lagi akan hal itu.

Anggi mengerutkan kening, merasa heran sekaligus tak menyangka akan mendapatkan pertanyaan seperti itu dari asisten kaku suaminya.

"Ya, benar. Apa ada yang salah dengan kegiatan kami ini? " jawab sekaligus tanya Anggita.

Robin menggeleng, "tentu saja tidak ada yang salah, saya hanya sekedar bertanya saja, "

Papa Refan pun tak kalah herannya dengan Anggita, tapi ia tak mau mengambil pusing akan hal itu.

"Skak! " seru Anggita yang membuat ayah mertuanya terkejut karena sedang memperhatikan Robin.

"Bagaimana bisa tiba-tiba aku ter-skak? " ucap papa Refan pura-pura kecewa.

Anggota tertawa bahagia dengan kemenangan yang baru saja di dapatkannya. Untuk sejenak ia dapat melupakan penyiksaan yang dilakukan oleh ibu mertuanya. Papa Refan bisa menjadi sedikit obat penenang baginya.

"Yah.. Papa kalah dong. Baiklah tidak apa-apa, demi cucu Papa bahagia, Papa akan mengalah kali ini, " papa Refan menata ulang pion-pion itu agar bisa dimainkan kembali.

"Yee.. kalau sudah kalah ya kalah saja, Pa. Pakai bilang pura-pura mengalah ih papa, " kedua orang berbeda status dan beda generasi itu tertawa bahagia bersama.

Siapapun yang melihatnya akan merasa jika mereka adalah ayah dan anak yang saling menyayangi, hubungan kedua orang itu sangat harmonis. Tapi ada satu orang yang benci melihat tawa bahagia kedua orang tersebut, yakni mama Siska yang tak pernah rela melihat suami dan menantunya itu merasa senang.

Melihat keharmonisan itu hati Robin menghangat, tanpa sadar sudut bibirnya terangkat, lelaki itu tersenyum tipis, sangat tipis hingga tak. ada yang menyadarinya.

"Lalu apa lagi yang biasanya Anda lakukan setelah tuan Rega pergi bekerja dan tuan besar beristirahat? " tanya Robin lagi setelah menyesap minumannya.

"Emm.. itu, aku.. aku juga beristirahatlah yang pasti, kan papa Refan sudah melarangmu untuk membantu pekerjaan rumah tangga, " jawab Anggita yang terdengar gugup.

Robin mengagguk-anggukkan kepala mendengar jawaban Anggita, dari cara menjawab Anggita yang gugup itu membuatnya menyimpulkan memang ada yang disembunyikan oleh wanita itu.

"Apa Anda pernah keluar rumah selain dengan saya dan tuan besar? "

Anggi menggeleng dengan cepat, lama-kelamaan ia berfikir jika Robin tengah menginterogasi nya terkait dengan foto-foto yang sudah pernah Rega dapatkan beberapa waktu lalu.

"Tidak pernah, saya sama sekali tidak pernah pergi kemanapun dan dengan siapapun. Bahkan saya tidak kenal dengan satu orang pun diluar sana. Saya hanya tau dan kenal dengan orang-orang yang tinggal di dalam rumah ini saja," jelas Anggita dengan cepat pula.

Ia tak ingin Robin ikut terhasut oleh fitnahan yang di ciptakan oleh ibu mertuanya dan turut membenci dirinya pula seperti suaminya.

"Sungguh, Tuan. Tolong katakan itu pada Mas Rega, saya mohon.." ucap Anggita memohon, membuat papa Refan semakin keheranan melihat ekspresi menantunya mendadak panik.

"Saya tidak pernah sekalipun berhubungan dengan siapa pun kecuali orang-orang di dalam rumah ini, itupun hanya seperlunya saja. Saya juga tidak pernah berbicara berlama-lama juga dengan mereka, " jelas Anggita berkelanjutan, wanita itu tak ingin menyia-nyiakan kesempatan.

Robin adalah orang kepercayaan Rega, suaminya. Jadi ia sangat berharap jika Robin dapat membantunya menjelaskan permasalahan yang ada antara dirinya dengan suaminya.

Papa Refan merasa ada yang aneh dengan Anggita, ia pun ingin menanyakan ada masalah apa sehingga menantunya itu terlihat seperti orang yang sedang berusaha menjelaskan sesuatu.

Melihat situasinya mulai tak terkendali, dan ia melihat papa Refan yang sudah mulai curiga, Robin segera menghntikan perkataan-perkataan Anggita yang semakin melebar kemana-mana.

"Ehm, saya permisi dulu, Tuan Besar.. Nona. Masih banyak pekerjaan yang harus saya urus, permisi, " Robin berdiri dari duduknya, lalu berpamitan dan membungkukkan tubuhnya sebelum berlalu.

"Apa ada masalah, Anggita?" Anggi baru tersadar jika ada ayah mertuanya di sampingnya yang tidak boleh sama sekali mngetahui masalahnya dengan Rega.

"Tidak ada apa-apa kok, Pa. Mari Anggi antar ke kamar. Sudah waktunya Papa meminum obat dan beristirahat, " Anggita beranjak, lalu mendorong kursi roda yang menjadi alat bantu berjalan ayah mertuanya selama ini.

Anggita menyiapkan obat untuk diminum ayah mertuanya sebelum istirahat. Saat dirinya menyentuh botol yang ia yakini adalah obat pelumpuh syaraf, ia menoleh ke kanan dan kiri memastikan situasinya aman. Ia ingin menukar obat laknat itu dengan vitamin yang sesungguhnya.

Tapi ibu mertuanya tiba-tiba datang dari arah belakangnya dan langsung meremat punggungnya yang terdapat bekas luka setrika disana. Ia memekik tertaha karena tak ingin papa mertuanya tau jika ia kesakitan.

"Kamu lagi apa, Anggita? Bukannya kamu seharusnya memberikan obat dan vitamin itu segera pada Papa Refan supaya papa bisa cepat istirahat? " tanya Mama Siska sok lembut dan dibuat-buat.

"I-iya, Mah.." balas Anggita ketakutan.

Ia merasa sedang diujung tanduk kini, ia sudah yakin kalau setelah ini ibu mertuanya akan menyiksanya kembali. Karena ia tertangkap basah akan menukar obat dari mama Siska dengan obat yang asli.

"Sshh.. " Anggita menggigit bibir bawahnya menahan rasa sakit yang muncul dari bekas luka melepuh di punggungnya yang masih di remas oleh mama Siska.

"Cepat berikan pada papa, " titah mama Siska dengan senyum yag terlihat seringai di mata Anggita.

"Ba- baik, " suara Anggita bergetar. Rasa bersalah memenuhi rongga dadanya.

"Maafin Anggi, Pa. Anggita tak berdaya di hadapan mama Siska. Jadi Anggi terpaksa harus memberikan obat racun ini lagi pada Papa, " batin Anggi menangis pilu.

Setiap harinya memang Anggi lah yang menyuapi makan dan memberikan obat untuk ayah mertuanya dengan pengawasan mama Siska yang selalu menungguinya.

Ia fikir tadi ia mendapatkan kesempatan untuk menukar kembali obat itu dengan yang asli karena ibu mertuanya tidak ada disana, tapi entah dari mana asalnya mama Siska kembali muncul secara tiba-tiba.

"Bagus, menantu pintar.. "

"Dengan begitu akan lebih cepat papa mertua kesayanganmu itu beristirahat dengan tenang di alam baka, dan kamulah yang menjadi penyebab nya, hahahaha.."

Terpopuler

Comments

Nur Wana

Nur Wana

cerita film kartun yg menarik tp membosankan 😁😁

2023-08-06

0

lihat semua
Episodes
1 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 1
2 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 2
3 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 3
4 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 4
5 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 5
6 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 6
7 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 7
8 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 8
9 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 9
10 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 10
11 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 11
12 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 12
13 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 13
14 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 14
15 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 15
16 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 16
17 Apa Salahku, Ibu Mertua Bab 17
18 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 18 Dilempar dari Balkon
19 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 19
20 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 20
21 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 21
22 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 22
23 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 23
24 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 24
25 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 25
26 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 26
27 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 27
28 Apa Sahku, Ibu Mertua? " Bab 28
29 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 29
30 Apa
31 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 30
32 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 31
33 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 32
34 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 33
35 Apa Salahku, ibu Mertua? Bab 34
36 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 35
37 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 36
38 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 37
39 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 38
40 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 39
41 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 40
42 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 41
43 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 42
44 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 43
45 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 44
46 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 45
47 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 46
48 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 47
49 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 48
50 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 49
51 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 50
52 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 51
53 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 53
54 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 53
55 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 54
56 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 55
57 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 56
58 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 57
59 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 58
60 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 59
61 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 60
62 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 61
63 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 62
64 Apa Salahku, Itu Mertua? Bab 63
65 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 64
66 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 65
67 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 66
68 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 67
69 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 68
70 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 69
71 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 70
72 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 71
73 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 72
74 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 73
75 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 74
76 Anggita dan Rega Bab 75
77 Anggita dan Rega. Bab 76
78 Anggita dan Rega. Bab 77
79 Anggita Dan Rega. Bab 78
80 Anggita Dan Rega. Bab 79
81 Anggita Dan Rega. Bab 80
82 Rega dan Anggita. Bab 81
83 Anggita dan Rega Bab 82
84 Raga dan Anggita Bab 83
85 Anggita dan Rega Bab 84
86 Anggita dan Rega bab 85
87 Raga dan Anggita Bab 86
88 Anggita dan Rega
89 Rega Dan Anggita
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 1
2
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 2
3
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 3
4
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 4
5
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 5
6
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 6
7
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 7
8
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 8
9
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 9
10
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 10
11
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 11
12
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 12
13
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 13
14
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 14
15
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 15
16
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 16
17
Apa Salahku, Ibu Mertua Bab 17
18
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 18 Dilempar dari Balkon
19
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 19
20
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 20
21
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 21
22
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 22
23
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 23
24
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 24
25
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 25
26
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 26
27
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 27
28
Apa Sahku, Ibu Mertua? " Bab 28
29
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 29
30
Apa
31
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 30
32
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 31
33
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 32
34
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 33
35
Apa Salahku, ibu Mertua? Bab 34
36
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 35
37
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 36
38
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 37
39
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 38
40
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 39
41
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 40
42
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 41
43
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 42
44
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 43
45
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 44
46
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 45
47
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 46
48
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 47
49
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 48
50
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 49
51
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 50
52
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 51
53
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 53
54
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 53
55
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 54
56
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 55
57
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 56
58
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 57
59
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 58
60
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 59
61
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 60
62
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 61
63
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 62
64
Apa Salahku, Itu Mertua? Bab 63
65
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 64
66
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 65
67
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 66
68
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 67
69
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 68
70
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 69
71
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 70
72
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 71
73
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 72
74
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 73
75
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 74
76
Anggita dan Rega Bab 75
77
Anggita dan Rega. Bab 76
78
Anggita dan Rega. Bab 77
79
Anggita Dan Rega. Bab 78
80
Anggita Dan Rega. Bab 79
81
Anggita Dan Rega. Bab 80
82
Rega dan Anggita. Bab 81
83
Anggita dan Rega Bab 82
84
Raga dan Anggita Bab 83
85
Anggita dan Rega Bab 84
86
Anggita dan Rega bab 85
87
Raga dan Anggita Bab 86
88
Anggita dan Rega
89
Rega Dan Anggita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!