Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 12

"Nanas? " gumam Ambar tertahan, ingin ia mengatakan jika orang yang sedang hamil muda tidak boleh mengkonsumsi nanas dalam jumlah banyak. Apalagi jika buah nanas tersebut masih muda. Karena bisa menyebabkan si ibu hamil merasakan kontraksi sehingga menyebabkan keguguran.

Anggita yang tak tau menahu tentang hal tersebut terus saja menikmati suapan demi suapan yang diberikan oleh ibu mertuanya. Terlihat jika wanita itu sangat menikmati rujak yang Mama Siska suapkan padanya.

Sedangkan Rega hanya diam saja karena tidak tau jika buah yang dibuat rujak itu adalah nanas muda. Ia hanya melihatnya itu adalah rujak saja, karena sudah dicampur dengan buah lain dan bumbunya yang berwarna gelap. Apalagi ditambah es krim diatas nya, hingga rasa segar, asam, pedas dan dingin menyatu dan lumer dengan sempurna di dalam mulut.

Mama Siska sudah sedemikian rupa membuat rujak itu agar tak ada yang menyadarinya, tapi Ambar yang jeli tau jika rujak tersebut di dominasi oleh nanas muda, karena terlihat dari warnanya yang masih putih pucat.

Tak berapa lama dokter memasuki ruangan tersebut, Mama Sinta dengan gelagapan menutup kotak yang berisi rujak tersebut lalu menyembunyikannya di laci nakas.

"Selamat pagi semua," sapa dokter yang merawat Anggita selama di rumah sakit.

"Pagi, Dok, "

"Bagaimana kabar Anda, Nyonya Anggita? Apa sudah lebih baik? Sepertinya sih sudah ya kalau dilihat dari raut wajah Anda yang ceria hari ini, " dokter memberi kode pada perawat yang bersamanya untuk memasang alat pendeteksi tekanan darah pada lengan Anggita seraya mengajak wanita itu mengobrol.

"Sudah, Dok, " jawab Anggita senang.

"Bagus, tekanan darah normal, detak jantung normal, dan rasa sakit Anda juga sudah berkurang kan? " tanya dokter itu setelah memeriksa detak jantung Anggita juga.

Anggita mengangguk, "sudah, Dok, "

"Cepatlah pulang, Udik! Sudah banyak pekerjaan yang menunggu belaian tanganmu di rumah, juga tanganku ini rasanya sudah gatal karena sudah lama tak menyiksamu, " batin mama Siska terkekeh seorang diri.

"Semuanya sudah normal dan membaik, jika nanti hasil pemeriksaan kandungan Anda juga baik, maka Anda sudah diperbolehkan untuk pulang mulai besok, " ucapan dokter membuat senyum yang semula terukir di bibir Anggita musnah seketika.

Bayangan-bayangan siksaan dari ibu mertuanya mulai berdatangan dan menari-nari di otaknya. Tiba-tiba tubuhnya menegang, ia merasakan takut yang amat sangat. Anggita meremas kuat-kuat selimut yang menutupi tubuhnya.

Rupanya perlakuan dan siksaan dari ibu mertuanya selama ini menjadikan trauma tersendiri bagi wanita itu. Ditambah dengan pelecehan yang dilakukan oleh Raka terhadapnya, Anggita jadi terganggu psikisnya.

"Aku nggak mau pulang, aku mau disini aja, " gumamnya mencicit tanpa sadar.

Rega mengernyitkan dahi, samar-samar ia mendengar cicitan istrinya itu tapi enggan menanggapi. Hanya suara hatinya saja yang berucap.

"Kenapa wanita itu tidak mau pulang? Apa dia lebih senang tinggal di rumah sakit? Atau ada hal yang lain yang menjadi penyebabnya, "

Rega jadi teringat jika ia sudah melupakan sesuatu, ia lupa mengatakan pada Robin mengenai rencananya untuk membuktikan kecurigaannya.

"Hah.. benar. Aku lupa mengatakannya pada Robin. Kenapa aku mendadak bisa jadi se ceroboh ini, " Rega berjalan keluar dari ruangan Anggita.

Melihat Rega yang sudah menjauh dari ruangan Anggita, Mama Siska langsung mencengkeram pipi Anggita.

"Ngomong apa kamu, Udik? kamu nggak mau pulang dan mau disini saja?"

"Huh! Jangan mimpi kamu! " Mama Siska menekan pipi Anggita makin kuat, hingga wanita itu mulai menangis.

"Kamu fikir perawatan selama kamu disini itu gratis apa? Enggak! Dan bayarannya itu sangat mahal. Sampai kau menjual diri pun tak akan bisa membayarnya, "

"Am-pun, Nyo-nya.. sak-kit, " Anggita berucap dengan susah payah.

Raka yang melihat Anggita kesakitan pun merasa tak tega, ia mencoba menghentikan perbuatan ibunya itu.

"Ma.. hentikan,"

"Kamu belain wanita udik ini, Raka? " Mama Siska menoleh pada Raka dan menatapnya nyalang.

"Bukan begitu, Ma. Tapi ini di rumah sakit. Siapa saja bisa masuk ke dalam ruangan ini, bagaimana kalau tiba-tiba ada orang yang masuk? " sangkal Raka tak ingin terlihat jika memang dirinya membela Anggita.

"Kamu benar juga, "

Mama Siska melepaskan cengkeraman tangannya, "kali ini lolos kamu, awas kalau sampai ku berani ngomong macam-macam lagi, kamu akan tau akibatnya, " ancam nya pada menantu yang dibencinya.

Ambar hanya mampu tertunduk takut di belakang Mama Siska. Ingin juga rasanya ia memukul wanita paruh baya yang kejam itu. Namun ia masih mempertimbangkan konsekuensi yang akan ia terima nantinya.

Jangan sampai hanya karena perbuatan nya yang gegabah malah akan semakin mengancam keselamatan Anggita juga dirinya sendiri.

Raka menarik sudut bibir dan menaikkan kedua alisnya saat tatapan matanya bertemu pandang dengan Anggita.

"Aku sudah menyelamatkanmu lagi dari ibuku, Anggita. Aku harap kamu tidak melupakan kebaikan ku ini, " Raka menatap miring Anggita yang masih meringis kesakitan dan memegangi kedua pipinya.

Dokter sudah melepaskan alat penyangga yang semula terpasang di leher Anggita. lehernya sudah sembuh meski belum sempurna. Anggita Masih harus berhati-hati selama masa pemulihan.

Perban di tangan dan kaki Anggita pun sudah di ganti menjadi lebih tipis, tidak setebal saat awal masuk ke rumah sakit. Terkadang rasa gatal menyerang di sekitar luka-luka itu, mungkin karena lukanya mulai mengering dan akan segera sembuh.

Pagi harinya Anggita benar-benar kembali ke kediaman keluarga Harsono, yang disebut sebagai neraka bersampul surga oleh Anggita. Karena tampilan rumah itu yang sangat mewah dan suasana rumah itu sebenarnya sangatlah sejuk.

Hanya aura dari penghuninya saja yang seperti setan juga perlakuan ibu mertuanya yang seperti malaikat penyiksa itulah yang membuatnya seperti di dalam neraka.

Kepulangannya mendapat sambutan hangat dari Papa Refan yang sudah rindu untuk saling bercerita dengan sang menantu. Begitu pula Mama Siska yang sudah tak sabar ingin mememberikan syok terapi untuk menantunya itu. Ia sudah sangat merindukan suara rintihan juga teriakan meminta pengampunan dari Anggita yang disiksanya.

"Welcome back to your hell (selamat datang kembali ke nerakamu) , udik, " bisik Mama Siska persis di belakang telinga Anggita.

"Cegluk," Anggita menelan ludahnya susah payah.

Inilah yang Anggita takutkan, seberapapun ia mencoba untuk kuat dan tegar, tapi ia tetap lah hanya seorang wanita lugu yang lemah.

Anggita meringis saat merasakan mulas pada perutnya, sebenarnya ia sudah merasakan hal tersebut sejak kemarin ia diberikan rujak oleh sang ibu mertua. Hanya saja ia menganggap jika hal itu adalah lumrah dialami oleh ibu hamil.

Tetapi rasa itu kembali hadir dan ia hanya bisa menahannya saja, tak tau harus berbicara pada siapa. Tidak mungkin memberitahu kan pada ibu mertuanya yang jelas-jelas benci padanya. Bicara pada Rega pun percuma rasanya karena suaminya itu masih saja acuh padanya.

Sedangkan mengatakannya pada ayah mertuanya juga tidak tega, karena hanya akan menambah beban fikiran lelaki yang sudah sangat baik padanya tersebut. Alhasil Anggita hanya bisa menahannya seorang diri.

Episodes
1 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 1
2 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 2
3 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 3
4 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 4
5 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 5
6 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 6
7 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 7
8 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 8
9 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 9
10 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 10
11 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 11
12 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 12
13 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 13
14 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 14
15 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 15
16 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 16
17 Apa Salahku, Ibu Mertua Bab 17
18 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 18 Dilempar dari Balkon
19 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 19
20 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 20
21 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 21
22 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 22
23 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 23
24 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 24
25 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 25
26 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 26
27 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 27
28 Apa Sahku, Ibu Mertua? " Bab 28
29 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 29
30 Apa
31 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 30
32 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 31
33 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 32
34 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 33
35 Apa Salahku, ibu Mertua? Bab 34
36 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 35
37 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 36
38 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 37
39 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 38
40 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 39
41 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 40
42 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 41
43 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 42
44 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 43
45 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 44
46 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 45
47 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 46
48 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 47
49 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 48
50 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 49
51 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 50
52 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 51
53 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 53
54 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 53
55 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 54
56 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 55
57 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 56
58 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 57
59 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 58
60 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 59
61 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 60
62 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 61
63 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 62
64 Apa Salahku, Itu Mertua? Bab 63
65 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 64
66 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 65
67 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 66
68 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 67
69 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 68
70 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 69
71 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 70
72 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 71
73 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 72
74 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 73
75 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 74
76 Anggita dan Rega Bab 75
77 Anggita dan Rega. Bab 76
78 Anggita dan Rega. Bab 77
79 Anggita Dan Rega. Bab 78
80 Anggita Dan Rega. Bab 79
81 Anggita Dan Rega. Bab 80
82 Rega dan Anggita. Bab 81
83 Anggita dan Rega Bab 82
84 Raga dan Anggita Bab 83
85 Anggita dan Rega Bab 84
86 Anggita dan Rega bab 85
87 Raga dan Anggita Bab 86
88 Anggita dan Rega
89 Rega Dan Anggita
90 Tak Akan Kubiarkan
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 1
2
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 2
3
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 3
4
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 4
5
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 5
6
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 6
7
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 7
8
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 8
9
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 9
10
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 10
11
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 11
12
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 12
13
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 13
14
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 14
15
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 15
16
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 16
17
Apa Salahku, Ibu Mertua Bab 17
18
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 18 Dilempar dari Balkon
19
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 19
20
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 20
21
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 21
22
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 22
23
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 23
24
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 24
25
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 25
26
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 26
27
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 27
28
Apa Sahku, Ibu Mertua? " Bab 28
29
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 29
30
Apa
31
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 30
32
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 31
33
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 32
34
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 33
35
Apa Salahku, ibu Mertua? Bab 34
36
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 35
37
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 36
38
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 37
39
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 38
40
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 39
41
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 40
42
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 41
43
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 42
44
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 43
45
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 44
46
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 45
47
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 46
48
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 47
49
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 48
50
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 49
51
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 50
52
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 51
53
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 53
54
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 53
55
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 54
56
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 55
57
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 56
58
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 57
59
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 58
60
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 59
61
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 60
62
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 61
63
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 62
64
Apa Salahku, Itu Mertua? Bab 63
65
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 64
66
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 65
67
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 66
68
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 67
69
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 68
70
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 69
71
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 70
72
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 71
73
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 72
74
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 73
75
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 74
76
Anggita dan Rega Bab 75
77
Anggita dan Rega. Bab 76
78
Anggita dan Rega. Bab 77
79
Anggita Dan Rega. Bab 78
80
Anggita Dan Rega. Bab 79
81
Anggita Dan Rega. Bab 80
82
Rega dan Anggita. Bab 81
83
Anggita dan Rega Bab 82
84
Raga dan Anggita Bab 83
85
Anggita dan Rega Bab 84
86
Anggita dan Rega bab 85
87
Raga dan Anggita Bab 86
88
Anggita dan Rega
89
Rega Dan Anggita
90
Tak Akan Kubiarkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!