Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 11

Aku membuka mata dan merasakan sedikit nyeri di kepalaku. Juga semua tubuhku yang semula terkena setrika panas karena siksaan ibu mertuaku terasa sangat perih. Aku melihat Rega terdiam memandangiku, entah apa yang difikirkan olehnya.

Mataku melirik kearah lain dan mendapati Mama Siska yang tengah duduk bersandar di sofa dengan Raka yang sibuk memainkan ponselnya.

"Papa Refan juga ada disini? Apa mungkin Papa Refan mencariku karena tak melihat kehadiranku di kamarnya pagi ini? " aku terkejut saat menoleh kearah kiri yang ternyata ada Papa Refan.

"Akhirnya kamu sadar juga, Nak. Papa sangat khawatir, Rega bilang kalau kamu terkilir saat sedang membantu menyetrika pakaian, " ucap papa Refan dengan suara pelan.

"Terkilir? "

Aku memaksa tersenyum agar Papa Refan tidak terlalu khawatir dengan keadaanku yang sebenarnya merasa sangat kesakitan saat ini.

"Bukankah Papa sudah bilang, jangan melakukan pekerjaan berat, itu semua biar pembantu yang melakukannya. Kamu hanya perlu menjaga dirimu dan juga calon cucuku dengan baik, " Papa Refan mendadak bawel dan mengomeliku.

"Robin, berikan dia minum, sepertinya kerongkongan nya kering, " papa Refan memang sangat memahamiku.

Rega melirik sinis saat Robin membantuku minum dengan menggunakan sedotan. Leherku yang dipasangi penyangga membuatku semakin kesulitan bergerak, jadi wajar saja jika aku menerima bantuan dari Robin saat dirinya sendiri tidak sudi membantuku.

Lalu apakah aku bermimpi jika yang menolongku kemarin itu Rega? Jangan-jangan itu bukan Rega, melainkan hanya bayangannya saja.

"Terimakasih, " ucapku pelan.

Robin hanya mengangguk tanpa menjawab. pria itu seperti manusia tanpa ekspresi, selalu datar dan kaku. Berbeda dengan Rega yang ramah dan selalu tersenyum, tapi itu dulu, sebelum sebuah fitnah di berikan padaku dan membuatku mendapatkan cap sebagai istri tukang selingkuh.

Bukan.. mungkin lebih seperti sebagai wanita murahan. Itu yang kulihat dari tatapan Rega yang jijik bila melihatku.

"Maafkan Anggi, Pa. Anggi hanya mau membantu pekerjaan pembantu saja, " aku takut melihat mata ibu mertuaku yang sudah melotot kepadaku seolah-olah berkata, "awas saja kalau kau berani berbicara yang sesungguhnya, "

"Yasudah, semuanya juga sudah terlanjur terjadi, untuk kedepannya jangan pernah lakukan lagi ya. Perbanyaklah istirahat saja, " nasehat Papa.

"Baik, Pa. Meskipun aku akan mati kebosanan jika hanya harus istirahat saja terus menerus sepanjang hari dimasa kehamilan, " balasku pada Papa Refan.

Ia tertawa pelan, "kamu tidak akan kebosanan, Papa akan selalu menemani mu kalau Rega sedang bekerja. Atau, kamu juga bisa pergi berjalan-jalan dengan nya saat dia libur, "

Rega memebelalakkan matanya mendengar perkataan Papa Refan. Sepertinya ia tidak setuju dengan ide dari Papa mertuaku itu.

"Rega akhir-akhir ini sibuk banget, Pa. Pekerjaan Rega lagi nggak bisa ditunda. Tapi kalau Papa mau jalan-jalan sama dia boleh kok, asal tetap hatus ada yang bersama kalian, " tolak Rega secara halus pada ayahnya.

Dia sama sekali tak menyinggung soal aku akan protes atu tidak dan akan mengeluh atau tidak. Dia sama sekali tak peduli pada perasaanku lagi.

Aku tersenyum getir, akan sampai kapan keadaan kami terus menerus seperti ini?

Diabaikan dan diacuhkan oleh suamiku sendiri seperti orang asing.

Apalagi sekarang akan lebih sulit bagiku untuk mengumpulkan bukti-bukti jika semua foto yang Rega dapatkan itu hanyalah rekayasa. Aku bahkan hanya bisa berbaring sekarang. Sedangkan hatiku sudah merasa tak sanggup jika masih harus terus menerus di acuhkan oleh Rega.

Memang foto-foto itu asli adanya, tapi kejadiannya lah merupakan hasil dari rekayasa semata. Karena aku sama sekali tidak tau dan tidak merasa di perlakukan seperti yang ada dalam gambar itu oleh lelaki yang entah siapa itu aku tak tau.

"Baiklah kalau begitu, biar Papa yang jalan-jalan sama Anggita kalau dia sudah sembuh dan keluar dari rumah sakit nanti, " jawab Papa Refan yang di angguki oleh Rega.

Satu minggu aku dirawat di rumah sakit, dengan hanya Ambar yang menunggui dan menemaniku. Dan sesekali Papa Refan datang menjenguk jika kondisi badannya sedang bagus. Sedangkan Rega dan ibu mertuaku entah kemana mereka.

Tapi aku bisa sedikit mengistirahatkan diri dari siksaan ibu mertuaku itu. Tapi rasa sakit akibat siksaannya yang terakhir saja masih membekas rasanya sampai saat ini.

Aku belum tau seperti apa bekas luka akibat setrika panas yang ibu mertuaku tempelkan pada tubuhku. Mungkin akan membekas dan sangat sulit untuk menghilangkannya.

"Bagaimana kamu Rega akan semakin membenciku nanti? " perasaanku yang sensitif membuatku selalu saja menangis hanya karena hal-hal yang kecil.

"Tuh 'kan udah nangis lagi.. baru aja ditinggal ke kamar mandi sebentar. Udah mewek lagi.. mewek lagi, " ucap Ambar yang memergoki aku sedang terisak.

Aku segera mengusap air mataku dan memaksakan senyum, meski Ambar pun tau jika senyumanku adalah sebuah senyum palsu.

"Ambar.. aku boleh minta tolong nggak sama kamu? " tanyaku pada Ambar, gadis itu sedang mengupas buah mangga untukku.

Ambar menoleh menatapku, "minta tolong apa? bilang aja. Kalau aku bisa, pasti aku bantu, "

Aku memberi kode padanya agar mendekat padaku, dan segera ku bisikkan kalimat yang ingin aku sampaikan padanya. Kuharap ia bisa dan bersedia menolongku. Sebab aku tak punya harapan lain lagi selain Ambar untuk saat ini.

"Semoga rencanaku akan berhasil, setidaknya aku berusaha dulu. Untuk hasilnya kita lihat saja nanti, "

Selama aku dirawat di rumah sakit, hanya ragaku saja yang beristirahat dan berbaring, tapi otakku selalu bekerja keras untuk mengumpulkan bukti-bukti jika aku hanyalah korban fitnah dari ibu mertuaku.

"Tapi bagaimana caranya aku meyakinkan Mas Rega? Sedangkan dia sangat menyayangi dan menghormati Mama Siska, ibu tirinya itu, "

Baru saja aku teringat bayangannya, kedua orang itu sudah muncul di hadapanku. Bonus Raka yang selalu mengekor di belakang ibu mertuaku seperti anak ayam yang takut kehilangan induknya.

Laki-laki itu lah yang benalu, hobinya hanya menghambur-hamburkan uang untuk bermain judi dan mabuk-mabukan. Tapi Mama Siska selalu bisa menyembunyikan tabiat buruk anak kesayangannya itu.

"Selamat pagi, Sayang.. Bagaimana kabar kamu? sudah lebih baik kan?" Mama Siska yang baru saja masuk ke ruangan ku langsung memeluk dan menciumi ku.

"Baik, Ma," jawabku pelan.

Rega terlihat memperhatikan interaksi diantara kami.

"Syukurlah.. Mama sangat senang mendengar nya, " wanita itu duduk dan meletakkan sebuah kotak makan di ranjang tempatku berbaring.

"Apa itu? " batinku curiga.

"Mama bawain rujak buat kamu lho! Selama ngidam, kamu belum pernah makan rujak 'kan? " Mama Siska membuka kotak yang dibawanya, ternyata isinya memanglah rujak buah seperti apa yang di katakan nya.

Mendengar kata 'rujak' saja sudah berhasil membuat air liur ku berkumpul, apalagi setelah aku melihat dan mencium aroma buah-buahan asam yang rasanya segar, membuatku tak sabar ingin segera menyantapnya.

Dengan senang aku membuka mulutku saat ibu mertuaku bersandiwara menyuapi ku karena aku memang menginginkannya.

"Makanlah uang banyak, gadis udik yang bodoh! Dan kamu akan segera kehilangan janin mu, "

"Nanas? "

Terpopuler

Comments

Nur Wana

Nur Wana

crita TDK bermutu

2023-08-06

0

lihat semua
Episodes
1 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 1
2 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 2
3 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 3
4 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 4
5 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 5
6 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 6
7 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 7
8 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 8
9 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 9
10 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 10
11 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 11
12 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 12
13 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 13
14 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 14
15 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 15
16 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 16
17 Apa Salahku, Ibu Mertua Bab 17
18 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 18 Dilempar dari Balkon
19 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 19
20 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 20
21 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 21
22 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 22
23 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 23
24 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 24
25 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 25
26 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 26
27 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 27
28 Apa Sahku, Ibu Mertua? " Bab 28
29 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 29
30 Apa
31 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 30
32 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 31
33 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 32
34 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 33
35 Apa Salahku, ibu Mertua? Bab 34
36 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 35
37 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 36
38 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 37
39 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 38
40 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 39
41 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 40
42 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 41
43 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 42
44 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 43
45 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 44
46 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 45
47 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 46
48 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 47
49 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 48
50 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 49
51 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 50
52 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 51
53 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 53
54 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 53
55 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 54
56 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 55
57 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 56
58 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 57
59 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 58
60 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 59
61 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 60
62 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 61
63 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 62
64 Apa Salahku, Itu Mertua? Bab 63
65 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 64
66 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 65
67 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 66
68 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 67
69 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 68
70 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 69
71 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 70
72 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 71
73 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 72
74 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 73
75 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 74
76 Anggita dan Rega Bab 75
77 Anggita dan Rega. Bab 76
78 Anggita dan Rega. Bab 77
79 Anggita Dan Rega. Bab 78
80 Anggita Dan Rega. Bab 79
81 Anggita Dan Rega. Bab 80
82 Rega dan Anggita. Bab 81
83 Anggita dan Rega Bab 82
84 Raga dan Anggita Bab 83
85 Anggita dan Rega Bab 84
86 Anggita dan Rega bab 85
87 Raga dan Anggita Bab 86
88 Anggita dan Rega
89 Rega Dan Anggita
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 1
2
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 2
3
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 3
4
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 4
5
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 5
6
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 6
7
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 7
8
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 8
9
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 9
10
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 10
11
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 11
12
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 12
13
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 13
14
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 14
15
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 15
16
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 16
17
Apa Salahku, Ibu Mertua Bab 17
18
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 18 Dilempar dari Balkon
19
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 19
20
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 20
21
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 21
22
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 22
23
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 23
24
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 24
25
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 25
26
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 26
27
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 27
28
Apa Sahku, Ibu Mertua? " Bab 28
29
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 29
30
Apa
31
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 30
32
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 31
33
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 32
34
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 33
35
Apa Salahku, ibu Mertua? Bab 34
36
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 35
37
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 36
38
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 37
39
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 38
40
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 39
41
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 40
42
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 41
43
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 42
44
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 43
45
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 44
46
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 45
47
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 46
48
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 47
49
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 48
50
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 49
51
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 50
52
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 51
53
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 53
54
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 53
55
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 54
56
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 55
57
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 56
58
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 57
59
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 58
60
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 59
61
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 60
62
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 61
63
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 62
64
Apa Salahku, Itu Mertua? Bab 63
65
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 64
66
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 65
67
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 66
68
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 67
69
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 68
70
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 69
71
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 70
72
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 71
73
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 72
74
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 73
75
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 74
76
Anggita dan Rega Bab 75
77
Anggita dan Rega. Bab 76
78
Anggita dan Rega. Bab 77
79
Anggita Dan Rega. Bab 78
80
Anggita Dan Rega. Bab 79
81
Anggita Dan Rega. Bab 80
82
Rega dan Anggita. Bab 81
83
Anggita dan Rega Bab 82
84
Raga dan Anggita Bab 83
85
Anggita dan Rega Bab 84
86
Anggita dan Rega bab 85
87
Raga dan Anggita Bab 86
88
Anggita dan Rega
89
Rega Dan Anggita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!