Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 9

Raka menatap mataku intens. Wajahnya semakin mendekat hingga hanya tersisa beberapa centi saja. Aku menahan nafas karena tak kuat mencium aroma alkohol yang keluar dari mulutnya. Rupanya saat ini Raka sedang dibawah pengaruh minuman keras, lelaki itu mabuk, pantas saja tindakannya semakin nekat.

"Kamu jangan munafik, Anggita. Aku bahkan baru saja mendengarmu memanggil nama lelaki lain dalam tidurmu, siapa lelaki itu? apa dia selingkuhanmu?" ucap Raka yang mencengkeram kedua pipiku.

Aku terkejut, apa aku memanggil nama Mas Ridwan tadi, "nggak mungkin, jangan mengada-ada kamu, " sangkal ku menolehkan kepala meski leherku terasa sakit.

"Aku bahkan bisa menjadi selingkuhan mu dan bisa lebih memuaskanmu, Anggi, " Raka melepaskan cengkraman nya dan beralih membelai wajahku lembut.

"Jangan gila kamu, Raka! " teriakku padanya.

"Aku memang sangat tergila-gila padamu, Anggi, " ucapnya tepat di depan wajahku, hingga bau alkohol semakin menyeruak ke indera penciumanku.

"Kamu hanya terobsesi sementara saja, Raka. Aku mohon jangan lakukan hal ini padaku, " aku menangis dan memohon padanya kini.

"Anggita... " tangan Raka turun ke leherku yang masih kaku efek pukulan ibu mertuaku semalam.

"Raka... dimana kamu?" panggilan ibu mertuaku menghentikan aksinya.

Raka menggeram, "sial, gagal lagi, " aku mendengar gumaman nya seiring langkahnya berlalu.

Aku bernafas lega selepas kepergian Raka. Hari ini aku masih bisa lolos, entah sampai kapan lagi aku harus bertahan dari tindakan pelecehan Raka itu. Aku merasa jijik. Bukan karena Raka adalah lelaki jelek, tapi tatapannya yang begitu seperti singa kelaparan saat memandangku. Membuatku sangat ketakutan setiap waktu.

Entah jam berapa ini, aku tidak tau karena ruangan ini selalu gelap meski pada waktu siang hari. Hanya ada sedikit celah di dinding bagian atas sebagai ventilasi. Juga sebuah lampu kecil yang menerangi jika ada orang yang akan mauk untuk mengambil sesuatu yanga ada disini.

Aku kembali terlelap karena masih merasakan kantuk. Entahlah, aku jadi semakin mudah lelah dan mengantuk sekarang. Apa ini termasuk efek hormon ibu hamil?

Belum lagi rasa mual yang juga sering melanda disaat pagi hari. Atau pada saat aku mencium apapun bebauan yang menyengat, termasuk aroma parfum yang sering dipakai mama Siska. Lagipula aku juga tak tau harus melakukan apa di ruangan ini, membereskannya pun mungkin akan terasa percuma saja. Hanya akan menambah kelelahanku saja.

Byurr...

Aku gelagapan saat tiba-tiba mendapatkan guyuran air, rupanya ibu mertuaku sudah memulai kegiatan kesukaannya, yaitu menyiksaku.

"Hujan.. banjir.. " gumamku tak jelas.

"Bangun, pemalas! Mau sampai kapan kamu tidur terus? kamu fikir disini itu piknik? Atau kamu ingin tidur selamanya? " seru mama Siska. Ibu mertuaku membelai wajahku yang basah dengan kakinya yang bersandal.

"Mungkin itu lebih baik daripada harus Anda siksa setiap hari, Nyonya, " gumamku yang terkadang mendapatkan sedikit keberanian.

Ia menjambak rambutku hingga aku terbangun dari baringku, "kamu udah berani nantangin saya ya.. "

"Ampun, Nyonya.. " aku memegangi tangannya yang kembali menjambak rambutku lebih hingga tubuhku ikut terseret.

Aku memegangi tangannya tak kalah kuat agar kulit kepalaku tidak ikut tercabut bersama rambutku yang di genggamnya. Tapi seakan kekuatannya seperti mempunyai baterai baru, ia dengan entengnya menarikku dengan sebelah tangan saja.

Dia membawaku ke ruangan loundry, "mau apa dia? " batinku bertanya-tanya.

Sungguh akau ingin melawannya, tapi tenagaku selalu kalah kuat dibanding tenaganya. Ibu mertuaku memiliki postur tubuh yang tinggi dan besar, meski tidak tergolong gemuk. Sedangkan aku hanyalah seorang wanita yang kurus dan jauh lebih pendek darinya. Jelas saja aku kalah tenaga.

Apalagi ditambah dengan kondisi ku yang sedang hamil saat ini, sangat tidak mungkin bagiku akan bisa mengalahkannya.

Lagi dan lagi kepalaku dihempaskan nya, sampai leherku yang masih terasa sakit kini berbunyi.

Krek

Apa leherku patah?

"Aaakh... " aku memekik memegangi leherku dengan kedua tangan.

Kini kepalaku benar-benar tidak bisa aku gerakkan lagi. Aku berharap jika leherku sekalian patah saja agar aku bisa mati dan tidak akan merasakan sakit lagi.

Belum usai rasa sakit di leherku, aku kembali terpekik kencang karena merasakan punggungku terbakar. Bukan, ini bukan panas api, melainkan panasnya setrika yang ibu mertuaku tempelkan di punggungku.

"Aaaakh.. Ampun, Nyonya. Jangaan..! " teriakku dengan sisa kekuatan yang ada.

Leherku tak bisa kugunakan untuk menoleh, jadi aku mencoba meraih tangannya degan memutar tanganku kebelakang. Ia malah kembali menempelkan setrika panas itu ke tanganku yang membuatku semakin memekik lagi.

"Aaaakh... sakiit, " rintihan bercampur dengan deraian air mata.

Rasa panas, sakit, perih sudah tidak bisa ku gambarkan lagi bagaimna rasanya. Mungkin memang kematianlah yang lebih baik menurutku saat ini.

"Mau kemana kamu, udik? kamu bilang kau akan melawan ku, buktikan! ayo lawan aku. " tantang Mama Siska dengan tangan yang terus menempelkan setrika ke tubuhku.

Hanya area wajah dan leher saja yang ia hindari, karena hal itu akan memicu kecurigaan Rega.

Aku merangkak, mencoba menjauh dari ibu mertuaku. Tapi ia menarik kakiku dan menempelkan kembali setrika disana.

"Aaaakh, " pekikku yang kini tertahan karena merasakan sakit di sekujur tubuhku, apalagi leherku yang rasanya seperti benar-benar akan patah.

"Rasakan ini!" serunya dengan menekan semakin kuat setrika yang di pegangnya.

"Biar kamu sadar, siapa yang berkuasa disini, " ucap ibu mertuaku.

"Aaakh.. " teriakan kesakitanku seolah-olah adalah musik yang merdu di telinganya, ia tertawa terbahak melihatku kesakitan.

"Hahahaha... hanya aku yang berkuasa disini, bukan kamu atau siapapun itu, " tawanya seperti suara malaikat maut ditelingaku.

Aku terus berusaha menjauh dari ibu mertuaku, aku mengesot dan meraba meja loundry, dimana disana ada satu botol detergen cair. Rasa sakit yang kurasakan membuat otakkku seakan tak bisa lagi berfikir jernih. Hanya mengakhiri hidupku lah jalan satu-satunya bagiku agar bisa terlepas dari kekejaman ibu mertuaku.

Aku berhasil meraih botol itu, dengan cepat kubuka tutupnya dan segera ku tenggak cairan yang ada di dalamnya.

"Anggita, hentikan! " aku mendengar teriakan panik seorang laki-laki disertai langkah kaki yang berlari.

Lelaki itu mendekat dan merebut botol deterjen yang ada di tanganku lalu melemparkan nya sembarangan.

"Mas Rega? " gumamku.

Apa dia melihat semuanya?

Apa dia melihat perbuatan ibu tirinya kepadaku?

"Re-Rega? " aku sempat melihat ibu mertuaku ketakutan sebelum kesadaranku menghilang.

Ibu mertua ikut berlari mendekat kearahku dan kembali menjalankan aktingnya.

"Anggita.. kamu kenapa, Nak? " tanyanya berpura-pura panik.

"Kenapa kamu melakukan hal itu, Nak? itu bisa membahayakan dirimu dan calon cucu Mama, " aku rasanya benar-benar muak mendengar perkataan sandiwaranya.

"Ayo, Rega. Cepat bawa Anggita ke rumah sakit, " Samar-samar aku masih bisa mendengar ucapan ibu mertuaku sebelum kesadaranku benar-benar menghilang.

Terpopuler

Comments

Risky Titi sarlinda

Risky Titi sarlinda

semoga sampai akhir Raka tidak bisa meleceh kan mu ya Anggita harapan ku si dan kamu rega CEO bodoh kemana akal mu kemana kekayaan mu kenapa gak ada cctv yah yah nama juga cerita aku aja yang bodoh ya kalau gak gini kan cerita cepat tamad nya

2023-06-04

0

lihat semua
Episodes
1 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 1
2 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 2
3 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 3
4 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 4
5 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 5
6 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 6
7 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 7
8 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 8
9 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 9
10 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 10
11 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 11
12 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 12
13 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 13
14 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 14
15 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 15
16 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 16
17 Apa Salahku, Ibu Mertua Bab 17
18 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 18 Dilempar dari Balkon
19 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 19
20 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 20
21 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 21
22 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 22
23 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 23
24 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 24
25 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 25
26 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 26
27 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 27
28 Apa Sahku, Ibu Mertua? " Bab 28
29 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 29
30 Apa
31 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 30
32 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 31
33 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 32
34 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 33
35 Apa Salahku, ibu Mertua? Bab 34
36 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 35
37 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 36
38 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 37
39 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 38
40 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 39
41 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 40
42 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 41
43 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 42
44 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 43
45 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 44
46 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 45
47 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 46
48 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 47
49 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 48
50 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 49
51 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 50
52 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 51
53 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 53
54 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 53
55 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 54
56 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 55
57 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 56
58 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 57
59 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 58
60 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 59
61 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 60
62 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 61
63 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 62
64 Apa Salahku, Itu Mertua? Bab 63
65 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 64
66 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 65
67 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 66
68 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 67
69 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 68
70 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 69
71 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 70
72 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 71
73 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 72
74 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 73
75 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 74
76 Anggita dan Rega Bab 75
77 Anggita dan Rega. Bab 76
78 Anggita dan Rega. Bab 77
79 Anggita Dan Rega. Bab 78
80 Anggita Dan Rega. Bab 79
81 Anggita Dan Rega. Bab 80
82 Rega dan Anggita. Bab 81
83 Anggita dan Rega Bab 82
84 Raga dan Anggita Bab 83
85 Anggita dan Rega Bab 84
86 Anggita dan Rega bab 85
87 Raga dan Anggita Bab 86
88 Anggita dan Rega
89 Rega Dan Anggita
90 Tak Akan Kubiarkan
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 1
2
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 2
3
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 3
4
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 4
5
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 5
6
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 6
7
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 7
8
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 8
9
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 9
10
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 10
11
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 11
12
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 12
13
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 13
14
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 14
15
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 15
16
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 16
17
Apa Salahku, Ibu Mertua Bab 17
18
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 18 Dilempar dari Balkon
19
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 19
20
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 20
21
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 21
22
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 22
23
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 23
24
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 24
25
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 25
26
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 26
27
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 27
28
Apa Sahku, Ibu Mertua? " Bab 28
29
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 29
30
Apa
31
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 30
32
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 31
33
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 32
34
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 33
35
Apa Salahku, ibu Mertua? Bab 34
36
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 35
37
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 36
38
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 37
39
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 38
40
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 39
41
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 40
42
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 41
43
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 42
44
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 43
45
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 44
46
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 45
47
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 46
48
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 47
49
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 48
50
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 49
51
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 50
52
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 51
53
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 53
54
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 53
55
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 54
56
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 55
57
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 56
58
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 57
59
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 58
60
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 59
61
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 60
62
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 61
63
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 62
64
Apa Salahku, Itu Mertua? Bab 63
65
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 64
66
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 65
67
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 66
68
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 67
69
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 68
70
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 69
71
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 70
72
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 71
73
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 72
74
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 73
75
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 74
76
Anggita dan Rega Bab 75
77
Anggita dan Rega. Bab 76
78
Anggita dan Rega. Bab 77
79
Anggita Dan Rega. Bab 78
80
Anggita Dan Rega. Bab 79
81
Anggita Dan Rega. Bab 80
82
Rega dan Anggita. Bab 81
83
Anggita dan Rega Bab 82
84
Raga dan Anggita Bab 83
85
Anggita dan Rega Bab 84
86
Anggita dan Rega bab 85
87
Raga dan Anggita Bab 86
88
Anggita dan Rega
89
Rega Dan Anggita
90
Tak Akan Kubiarkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!