Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 6

Ternyata yang Rega katakan memang benar adanya, jika aku saat ini tengah hamil. Tubuhku sangat lemah karena aku baru mengandung semester awal, aku mengetahuinya karena merasakan mual dan pusing yang berkepanjangan dan aku juga tak memiliki nafsu makan sama sekali.

Yang menjadi keherananku, dari mana ibu mertuaku tau kalau aku sedang hamil, sedangkan aku sendiri saja tak menyadarinya.

Apa dia hanya sekedar menerka, atau sebenarnya itu hanya usahanya untuk memfitnah ku di hadapan Rega? Yang ternyata hal itu benar, dan semakin menyempurnakan rekayasa fitnahannya terhadapku.

Pagi ini suasana di ruang makan seperti hari biasanya. Meskipun keadaannya menjadi sangat hening dan canggung karena wajah Rega yang sangat dingin. Hanya suara dentingan sendok sesekali yang terdengar di telinga.

Suamiku itu hanya fokus pada makanan di piringnya yang tak seberapa, dan segera menyudahinya dengan cepat. Bahkan aku saja belum sempat menyentuh makananku sama sekali karena merasa mual sejak tadi.

Aku memang tidak nafsu makan karena morning sickness yang kualamai sejak kehamilan ini. Tapi aku tetap butuh asupan 'kan untuk mengisi energiku, juga untuk janin yang kini ada di dalam rahimku.

"Aku berangkat dulu, Ma. Kalau ada apa-apa sama papa, tolong kabari aku secepatnya, " Rega berucap kepada Mama Siska usai meneguk minumannya dan mengusap bibirnya dengan tisu.

"Tentu saja, Sayang.. Kamu hati-hati ya di jalan. Yang semangat kerjanya, " ucap Ibu mertuaku dengan senyum palsu dan sandiwaranya seperti biasa.

Mama Siska memang sangat hebat dalam bersandiwara, bahkan setelah berpuluh tahun pun Rega tetap belum menyadarinya.

"Nanti biar Raka nyusul ke perusahaan buat bantu-bangu kamu disana. Ya 'kan, Raka? " Mama Siska menepuk lengan Raka yang duduk di sampingnya.

Raka yang sedang asyik menikmati makanannya pun mendongak menatap Mama Siska dan Rega secara bergantian, lalu mengangguk mengiyakan tanpa bersuara.

"Iya, Ma. Silahkan saja kalau mau datang ke kantor, " Rega lalu berdiri tanpa mengatakan sepatah katapun padaku.

Tanganku yang sudah memegang tas kerjanya, ia tepis dengan kasar. Aku bermaksud ingin mengantarkan Rega sampai depan pun tak dihiraukan, ia sudah lebih dulu mengambil tas tersebut dan berjalan begitu saja tanpa menoleh kearahku.

"Dia benar-benar mengabaikanku, bahkan ia juga mulai ikut kasar padaku, " batinku menangis pilu.

Hatiku terasa sangat sakit, lebih sakit daripada saat aku menerima perlakuan buruk dari ibu mertuaku. Kini hal sekecil apapun selalu berhasil membuat air mataku menetes dengan sendiri nya tanpa aku minta.

Aku merasa menjadi lebih sensitif tapi tidak ada yang peduli, bahkan semuanya malah dengan senang menyakiti perasaanku, juga fisik ku.

Mama mertua mengantarkan Rega keluar, dan aku tetap mengikuti mereka dari belakang meski tak ada yang menganggap aku ada.

"Loh, Rega.. kamu nggak pamit sama istrimu? " mama Siska berpura-pura bertanya meskipun ia sudah tau masalah apa yang menimpa kami. Bahkan dirinyalah sumber dari masalah itu.

Rega hanya mendengus, tanpa menggubris ucapan Mama Siska, ia langsung masuk ke dalam mobil yang sudah siap dengan supir di dalamnya.

Sepeninggal mobil Rega, Mama Sinta berbalik dan melirik sinis padaku.

"Kau lihat? Sekarang tidak ada lagi yang perduli padamu, bahkan Rega saja sudah membuangmu," Mama Siska berjalan dan menabrak sebelah bahuku dengan sengaja.

Aku mengelus bahuku yang terasa kembali nyeri karena memang sebelumnya sudah sakit. Bahuku yang kemarin ditarik dan dihempaskan oleh ibu mertuaku ke dinding kamar mandi sebelum ia mengguyuriku air dengan membabi buta sampai aku pingsan karena kedinginan.

Ku langkahkan kakiku yang terasa lemas karena sejak semalam aku hanya bisa menangis merasakan sesak di abaikan oleh Rega. Belum ada sedikitpun makanan yang masuk kedalam perutku sejak kemarin.

Aku bermaksud kembali ke ruang makan dan mencari makananku tadi, tapi saat aku sampai di meja makan disana sudah tak ada apapun lagi. Semuanya sudah bersih di rapikan oleh para pembantu.

Kembali ku seret langkahku ke dapur, membuka lemari makanan, tak ada apapun kecuali tepung terigu, minyak goreng, gula dan teman-temannya yang lain.

"Kemana perginya semua makanan itu? Tadi masih ada banyak makanan, bahkan yang ada di piring ku juga belum aku makan sama sekali, " aku mengelus perutku yang terasa melilit dan mual menjadi satu.

Kulirik kulkas berpintu empat yang menyatu dengan dinding. "Apa disana? " fikirku.

Baru saja tanganku menyentuh gagang kulkas, tapi sudah ada suara yang menggema memenuhi ruangan dapur, suara yang sudah sangat tak asing lagi masuk ke dalam pendengaranku.

"Mau ngapain kamu, udik? Jangan berani-beraninya kamu menyentuh kulkas saya! Bisa berpindah semua nanti bakterinya dari kamu ke kulkas dan semua yang ada di dalemnya, " seru ibu mertuaku dengan keras di belakang telingaku.

Telingaku terasa sakit dan berdengung setiap kali ia bersuara keras tepat di samping telingaku, hingga aku merasa akan menjadi tuli dengan cepat jika terus menerus begini.

Kembali ia sentakkan tanganku yang menggantung di udara hingga terhempas ke belakang. Aku yang sudah sangat lemah pun jadi ikut terjatuh.

"Dasar wanita lemah! Di sentuh dikit jatuh, kesenggol dikit terjengkang, di dorong dikit nyungsep. Dasar nggak berguna! " toyoran di kepala kembali kudapatkan untuk kesekian kalinya.

Meski masih merasakan sakit pada pantatku yang baru saja kembali mencium lantai, tapi aku memberanikan diri untuk berbicara pada ibu mertuaku.

"S-saya sangat lapar, Nyonya. Tong beri saya sedikit saja makanan untuk mengisi perut saya, " ucapku dengan suara lemah.

"Apa? Kamu lapar? Sudah kerja apa kamu, udah minta-minta makan aja. Kerja dulu sana! " teriak Mama Siska.

"T-tapi saya belum makan dari kemarin, Nyonya. Anak saya juga butuh asupan makanan, " aku mengiba, berharap ibu mertuaku sedikit berbelas kasih padaku.

Mama Siska berkacak pinggang, "siapa yang peduli sama anak kamu, hah? Satu orang aja udah jadi beban, malah mau nambah orang lagi, "

"Setelah makan saya akan langsung bekerja lagi, Nyonya. "

"Nggak ada! Kerja dulu baru kamu dapat makanan! "

Tubuhku yang sudah sangat lemah dan lemas, wajahku pun sudah memucat, tapi hal itu tak membuat sedikitpun ibu mertuaku merasa iba. Ia tetap memberiku pekerjaan berat di setiap harinya.

Bahkan ia tak segan-segan menyiksaku jika aku ketahuan sedang beristirahat karena merasa sangat lemah.

"Dasar pemalas! Saya suruh kamu kerja, bukan cuma senderan aja, udik! " dijambaknya rambutku yang terkuncir asal hingga semua terurai berantakan.

Sakit, kepala sangat pening sekarang. Aku tak sanggup lagi menopang tubuhku, aku ambruk begitu saja. Sedangkan ibu mertuaku malah tertawa bahagia.

Bahkan ia hanya memberiku makan saat Rega dirumah saja, itupun ia akan segera mengambil dan membuangnya meski aku belum selesai makan, jika Rega sudah keburu pergi bekerja seperti tadi.

Episodes
1 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 1
2 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 2
3 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 3
4 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 4
5 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 5
6 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 6
7 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 7
8 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 8
9 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 9
10 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 10
11 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 11
12 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 12
13 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 13
14 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 14
15 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 15
16 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 16
17 Apa Salahku, Ibu Mertua Bab 17
18 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 18 Dilempar dari Balkon
19 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 19
20 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 20
21 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 21
22 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 22
23 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 23
24 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 24
25 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 25
26 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 26
27 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 27
28 Apa Sahku, Ibu Mertua? " Bab 28
29 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 29
30 Apa
31 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 30
32 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 31
33 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 32
34 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 33
35 Apa Salahku, ibu Mertua? Bab 34
36 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 35
37 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 36
38 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 37
39 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 38
40 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 39
41 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 40
42 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 41
43 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 42
44 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 43
45 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 44
46 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 45
47 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 46
48 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 47
49 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 48
50 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 49
51 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 50
52 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 51
53 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 53
54 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 53
55 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 54
56 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 55
57 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 56
58 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 57
59 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 58
60 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 59
61 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 60
62 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 61
63 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 62
64 Apa Salahku, Itu Mertua? Bab 63
65 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 64
66 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 65
67 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 66
68 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 67
69 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 68
70 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 69
71 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 70
72 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 71
73 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 72
74 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 73
75 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 74
76 Anggita dan Rega Bab 75
77 Anggita dan Rega. Bab 76
78 Anggita dan Rega. Bab 77
79 Anggita Dan Rega. Bab 78
80 Anggita Dan Rega. Bab 79
81 Anggita Dan Rega. Bab 80
82 Rega dan Anggita. Bab 81
83 Anggita dan Rega Bab 82
84 Raga dan Anggita Bab 83
85 Anggita dan Rega Bab 84
86 Anggita dan Rega bab 85
87 Raga dan Anggita Bab 86
88 Anggita dan Rega
89 Rega Dan Anggita
90 Tak Akan Kubiarkan
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 1
2
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 2
3
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 3
4
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 4
5
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 5
6
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 6
7
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 7
8
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 8
9
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 9
10
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 10
11
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 11
12
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 12
13
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 13
14
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 14
15
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 15
16
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 16
17
Apa Salahku, Ibu Mertua Bab 17
18
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 18 Dilempar dari Balkon
19
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 19
20
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 20
21
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 21
22
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 22
23
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 23
24
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 24
25
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 25
26
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 26
27
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 27
28
Apa Sahku, Ibu Mertua? " Bab 28
29
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 29
30
Apa
31
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 30
32
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 31
33
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 32
34
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 33
35
Apa Salahku, ibu Mertua? Bab 34
36
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 35
37
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 36
38
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 37
39
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 38
40
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 39
41
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 40
42
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 41
43
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 42
44
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 43
45
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 44
46
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 45
47
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 46
48
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 47
49
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 48
50
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 49
51
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 50
52
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 51
53
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 53
54
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 53
55
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 54
56
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 55
57
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 56
58
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 57
59
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 58
60
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 59
61
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 60
62
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 61
63
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 62
64
Apa Salahku, Itu Mertua? Bab 63
65
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 64
66
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 65
67
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 66
68
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 67
69
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 68
70
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 69
71
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 70
72
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 71
73
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 72
74
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 73
75
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 74
76
Anggita dan Rega Bab 75
77
Anggita dan Rega. Bab 76
78
Anggita dan Rega. Bab 77
79
Anggita Dan Rega. Bab 78
80
Anggita Dan Rega. Bab 79
81
Anggita Dan Rega. Bab 80
82
Rega dan Anggita. Bab 81
83
Anggita dan Rega Bab 82
84
Raga dan Anggita Bab 83
85
Anggita dan Rega Bab 84
86
Anggita dan Rega bab 85
87
Raga dan Anggita Bab 86
88
Anggita dan Rega
89
Rega Dan Anggita
90
Tak Akan Kubiarkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!