Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 4

Ternyata untuk mati pun tak semudah itu..

Saat aku sudah benar-benar berpasrah pada Tuhan, dan aku berniat menjatuhkan diri dari atas balkon bermaksud untuk mengakhiri hidupku yang penuh penderitaan ini.

Hidup yang seperti terlepas dari kandang singa, tapi kembali masuk ke kandang srigala. Sama saja, sama-sama membuatku tersiksa lahir dan bathin.

Tiba-tiba aku merasa ada yang menangkap dan menggenggam tanganku erat, lalu menariknya sekuat tenaga hingga aku kembali terjatuh di teras balkon tepat diatas tubuh orang itu.

Aku membuka mata, dan senyumku terkembang saat tau orang yang sudah menyelamatkanku adalah Rega, suamiku yang sudah mulai aku cintai sejak ia menyatakan perasaannya padaku dulu.

"Makasih, Mas. Udah percaya sama aku, " ucapku padanya dengan rona bahagia.

Karena aku berfikir jika ia menyelamatkan ku karena ia sudah sadar atas apa yang sudah aku ucapkan padanya dan ia sudah percaya padaku.

Aku pun sempat memiliki sedikit harapan kebahagiaan saat tiba-tiba Rega menangkap tanganku dan menolongku dengan raut wajahnya yang panik. Seperti orang yang sangat takut kehilangan orang yang paling dicintai.

Untuk sesaat aku merasa bahagia, aku kembali berharap padanya. Berharap untuk dia menjadi pelindungku dari orang-orang yang sudah jahat padaku.

Tapi ternyata tidak, aku salah besar.Rega menyelamatkan ku hanya karena tidak ingin rumahnya ternoda oleh darahku.

"Kalau kamu mau mati, di jalan atau rel kereta sana! Jangan di rumahku. Yang ada nanti dikira aku yang membunuh mu, " ucap Rega dengan keras dan wajahnya tampak sengit.

Perkataan Rega sungguh sangat menyayat hatiku. Harapanku musnah sudah. Kalian bisa bayangkan itu, bagaimana jika suami yang kalian cintai berucap seperti itu pada kalian?

Apa sebenarnya yang sudah membuatnya membenciku begitu saja, babakan dalam waktu beberapa jam saja aku berubah menjadi orang asing baginya.

"Bunuh aku jika memang itu maumu, Mas!" seruku memukul dada yang terasa sesak.

Rega mendengus. Tak menganggap perkataanku.

" Aku ikhlas.." tak terhitung lagi air mata yang tumpah dari kedua bola mataku, menangisi kenyataan yang begitu pahit mendera hidupku.

"Cih! " Raga hanya bersedih melihat aku bersimpuh dengan uraian air mata.

Meskipun aku tak ingin menangis, tapi kenyataan ini membuat air mataku luruh terus dan terus tanpa aku minta.

"Tapi aku nggak akan pernah mengakui perbuatan yang memang nggak pernah aku lakukan, " ucapku dengan air mata yang semakin berderai.

"Mana ada orang yang selingkuh itu ngaku, kalau ada berarti tolol banget tuh orang, " Rega sudah berdiri dan berkacak pinggang. Sedangkan aku masih bersimpuh dibawah kakinya.

Masih terbayang di ingatanku perlakuan manisnya padaku saat awal-awal pernikahan kami. Meskipun ia tergolong orang yang kaku, tapi tak pernah sedikitpun Rega berkata kasar padaku.

Ia selalu memperlakukan orang dengan baik, sekalipun dulu dia baru saja mengenalku, bahkan ia belum tau asal usul ku. Dia mau menerimaku apa adanya. Hal itulah yang membuatku sangat bahagia dan mau saat ia memintaku untuk menjadi istrinya.

Tapi apa kenyataannya sekarang, hanya karena sebuah fitnahan ia berubah menjadi orang yang kasar. Bahkan aku belum pernah melihat sikapnya yang seperti ini sebelumnya.

"Apa yang musti aku lakukan biar kamu percaya sama aku, Mas? " seruku sambil menyeka air mata agar pandanganku sedikit lebih jelas.

"Nggak ada! " jawabnya ketus.

"Foto-foto itu semua rekayasa, Mas, " ucapku dengan sesenggukan.

"Rekayasa? kamu fikir aku bodoh? " Rega menunjuk kepalaku bahkan juga menekannya hingga kepalaku terdongak ke belakang.

"Enggak, Mas.. itu benar-benar hanya tipuan, itu bohong!" ucap ku masih berusaha menjelaskan.

"Aku nggak buta, Anggita! Aku tau mana yang nyata dan mana yang settingan. Dan foto-foto itu nyata adanya, " suara Rega semakin mengeras, hingga nyaliku menciut dibuatnya.

Sepertinya dia benar-benar murka saat ini.

"Tapi aku bahkan pingsan semalam, dan saat bangun, aku sudah lihat kamu pulang. Aku senang, tapi kamu sudah langsung melemparkan foto-foto itu padaku, " aku tetap pada pendirian ku, aku berusaha berbicara apa adanya meski aku tau semuanya hanya akan sia-sia saja.

"Pingsan karena kelelahan habis bercinta dengan pria itu maksudmu? " ucap Rega merendahkanku.

Aku menggeleng lalu mendongak untuk melihat wajahnya. Ada kesedihan, kekecewaan dan luka yang mendalam dari sorot matanya yang memerah.

Aku pun sama, bahkan aku lebih hancur. Saat tak lagi dipercaya oleh suamiku sendiri, orang yang kuanggap pelindungku, kini turut mengabaikanku.

"Aku cinta sama kamu, Mas.. aku nggak mungkin mengkhianati kamu, " ucapku yang seperti gumaman.

Tenggorokanku kering dan terasa sakit, apalagi sekujur tubuhku yang sudah sangat lemah karena sejak pagi belum terisi apapun dan malah sudah mendapat siksaan dari ibu mertua ku.

"Aku sayang sama kamu, Mas. Kamu jangan kayak gini sama aku. Aku sakit.. " ucapku merintih dan mengiba.

Namun bukannya peduli, Rega malah berlalu begitu saja dan masuk ke dalam kamar.

Dari balkon kamar lain yang aku tau itu adalah balkon kamar Raka, aku menangkap dua bayang orang. Ibu mertuaku tersenyum puas melihat Rega marah-marah padaku.

Sedangkan anak kesayangannya menatapku dengan tatapan lapar, tatapan yang sangat menakutkan bagiku.

Aku membenahi gaun tidur yang terpasang di tubuhku, gaun yang kupakai sudah melorot kesana kemari tak karuan. Sebuah gaun tipis berwarna merah menyala, dengan model mini dan sangat menerawang.

Seingatku, aku tak memakai pakaian ini sebelumnya. Bahkan aku sama sekali tak tau kalau aku punya gaun seperti ini. Terlihat sangat seksi dan nakal, pantas saja Raka menyeka air liurnya sejak tadi. Sedangkan Rega menatapku dengan jijik.

Karena aku sudah terlihat seperti ****** yang baru saja menjajakkan tubuhnya.

"Rasain kamu, emang enak dibenci sama Rega, " aku mendengar samar-samar ucapan mama Siska.

Apa dia yang sudah memfitnah ku?

Kenapa? Kenapa dia begitu tega padaku?

Aku jadi teringat foto-foto tadi, didalam foto itu laki-laki yang berbaring disampingku tidak terlihat wajahnya. Tapi tubuhnya, postur tubuhnya seperti tidak asing.

"Apa lelaki itu Raka?" tanyaku pada diri sendiri.

Aku berdiri dengan sempoyongan, tubuhku terasa lemah tak bertenaga. Aku merambat berpegangan pada dinding untuk masuk kedalam kamar.

Kuambil foto-foto yang masih berserakan di lantai. Foto yang tadi Rega lemparkan padaku. Sangat banyak. Ada berbagai macam pose disana.

Aku menutup mulut saat melihat salah satu foto, disana terdapat aku dan lelaki itu seperti sedang berhubungan badan. Pantas saja Rega menyebutku murahan, dan ja-lang.

Hidupku kini terasa lebih buruk daripada di penjara. Setelah Rega menarikku dan menyelamatkanku tadi, hingga aku terlepas dari upaya bunuh diri.

Terpopuler

Comments

Helen Gunawan

Helen Gunawan

menarik keren thor critanya

2023-10-23

1

Rin Rs

Rin Rs

Adehhh kau sja yg kepedean d kira ditolongin sok banget

2023-10-12

1

lihat semua
Episodes
1 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 1
2 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 2
3 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 3
4 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 4
5 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 5
6 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 6
7 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 7
8 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 8
9 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 9
10 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 10
11 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 11
12 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 12
13 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 13
14 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 14
15 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 15
16 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 16
17 Apa Salahku, Ibu Mertua Bab 17
18 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 18 Dilempar dari Balkon
19 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 19
20 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 20
21 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 21
22 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 22
23 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 23
24 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 24
25 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 25
26 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 26
27 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 27
28 Apa Sahku, Ibu Mertua? " Bab 28
29 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 29
30 Apa
31 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 30
32 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 31
33 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 32
34 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 33
35 Apa Salahku, ibu Mertua? Bab 34
36 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 35
37 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 36
38 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 37
39 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 38
40 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 39
41 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 40
42 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 41
43 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 42
44 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 43
45 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 44
46 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 45
47 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 46
48 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 47
49 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 48
50 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 49
51 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 50
52 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 51
53 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 53
54 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 53
55 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 54
56 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 55
57 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 56
58 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 57
59 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 58
60 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 59
61 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 60
62 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 61
63 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 62
64 Apa Salahku, Itu Mertua? Bab 63
65 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 64
66 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 65
67 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 66
68 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 67
69 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 68
70 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 69
71 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 70
72 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 71
73 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 72
74 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 73
75 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 74
76 Anggita dan Rega Bab 75
77 Anggita dan Rega. Bab 76
78 Anggita dan Rega. Bab 77
79 Anggita Dan Rega. Bab 78
80 Anggita Dan Rega. Bab 79
81 Anggita Dan Rega. Bab 80
82 Rega dan Anggita. Bab 81
83 Anggita dan Rega Bab 82
84 Raga dan Anggita Bab 83
85 Anggita dan Rega Bab 84
86 Anggita dan Rega bab 85
87 Raga dan Anggita Bab 86
88 Anggita dan Rega
89 Rega Dan Anggita
90 Tak Akan Kubiarkan
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 1
2
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 2
3
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 3
4
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 4
5
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 5
6
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 6
7
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 7
8
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 8
9
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 9
10
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 10
11
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 11
12
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 12
13
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 13
14
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 14
15
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 15
16
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 16
17
Apa Salahku, Ibu Mertua Bab 17
18
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 18 Dilempar dari Balkon
19
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 19
20
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 20
21
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 21
22
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 22
23
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 23
24
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 24
25
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 25
26
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 26
27
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 27
28
Apa Sahku, Ibu Mertua? " Bab 28
29
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 29
30
Apa
31
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 30
32
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 31
33
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 32
34
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 33
35
Apa Salahku, ibu Mertua? Bab 34
36
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 35
37
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 36
38
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 37
39
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 38
40
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 39
41
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 40
42
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 41
43
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 42
44
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 43
45
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 44
46
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 45
47
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 46
48
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 47
49
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 48
50
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 49
51
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 50
52
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 51
53
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 53
54
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 53
55
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 54
56
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 55
57
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 56
58
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 57
59
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 58
60
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 59
61
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 60
62
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 61
63
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 62
64
Apa Salahku, Itu Mertua? Bab 63
65
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 64
66
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 65
67
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 66
68
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 67
69
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 68
70
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 69
71
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 70
72
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 71
73
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 72
74
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 73
75
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 74
76
Anggita dan Rega Bab 75
77
Anggita dan Rega. Bab 76
78
Anggita dan Rega. Bab 77
79
Anggita Dan Rega. Bab 78
80
Anggita Dan Rega. Bab 79
81
Anggita Dan Rega. Bab 80
82
Rega dan Anggita. Bab 81
83
Anggita dan Rega Bab 82
84
Raga dan Anggita Bab 83
85
Anggita dan Rega Bab 84
86
Anggita dan Rega bab 85
87
Raga dan Anggita Bab 86
88
Anggita dan Rega
89
Rega Dan Anggita
90
Tak Akan Kubiarkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!