Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 3

Pov Anggita

"Aakh.. sakit, Ma.. " rintihku mengiba.

Tapi seakan tuli, ibu mertuaku malah menarik rambutku semakin kencang hingga tubuhku terseret. Aku meronta-ronta mencoba melepaskan cengkraman tangan Mama Siska, tapi tenagaku kalah dengannya. Tubuhku yang kurus dan mungil sangat tak seimbang dengan postur tubuhnya yang tinggi semampai.

"Aku bukan mamamu! Sudah kubilang, panggil aku nyonya! Kamu budeg, hah! " teriaknya tanpa melepas genggamannya pada rambutku.

Aku diseret ke kamar mandi dan mertuaku menghempaskan rambut dan kepalaku dengan kasar hingga terhantuk ke dinding. Aku mengerang tapi ia tak peduli, bahkan setiap erangan ku ia sambut dengan tawa.

"Ampun, Nyonya. Ampuni saya, saya tidak sengaja melihatnya saat ingin membuang sampah, " ucapku dengan sesenggukan.

Kepalaku terasa sangat nyeri, saat aku menyentuh keningku aku merasakan basah, ternyata keningku berdarah akibat terbentur dinding tadi.

Melihat hal itu bukannya merasa kasihan, Mama Siska justru malah menyiramku dengan shower berkecepatan tinggi. Rasa sakit, perih, pening dan pusing bercampur menjadi satu.

"Ampun, Nyonya. Tolong hentikan.. hiks.. tolong berhenti, Nyonya... " pintaku memohon belas kasihan.

Ia berhenti dan membanting shower ke lantai, dan tepat mengenai kakiku.

"Aww, " pekik ku reflek karena merasa sakit.

Lalu ia mencengkeram kedua pipiku, "jangan sampai Rega tau tentang semua ini, juga tentang apa yang telah aku lakukan terhadap Refan, " matanya melotot dan wajahnya sangat sadis.

"Kalau sampai kamu memberitahukan hal ini pada Rega, maka aku tidak akan segan-segan membunuhmu, juga mertua tersayangmu itu sekalian, " ancamnya dengan penuh penekanan.

"Ba-baik, Nyonya. Ampuni saya, " ucapku lirih.

Pandanganku mulai mengabur, aku merasa sangat lemah dan sekujur tubuhku terasa sakit. Hingga akhirnya aku tak ingat apa-apa lagi.

"Dasar sampah! Nyusahin aja, "

Dalam ketidak sadaranku, aku samar-samar merasakan ada yang membelai kakiku. Bisik-bisik suara seseorang juga mulai masuk kedalam indera pendengaranku.

Aku seperti merasakan dan mendengar, tapi kenapa mataku enggan sekali terbuka, ada apa denganku?

Aku merasa belaian di betis ku tadi perlahan semakin keatas, hingga kurasakan ada yang meraba pahaku. Aku menggelinjang dan memberontak saat tangannya sudah mulai mendekati area sensitifku.

Aku benar-benar sadar sekarang, mataku terbuka dan aku mendapati Raka, adik tiri suamiku yang sedang tersenyum memandangiku. Aku mencoba mendudukkan diriku meski rasa sakit di kepala dan sekujur tubuhku masih terasa. Bahkan kini tubuhku menggigil karena kedinginan.

"Kamu sudah bangun, Kakak ipar? Apa tidurmu nyenyak? " raut wajah Raka terlihat sangat menakutkan, ia seperti harimau yang sudah siap menerkam mangsanya.

Aku menoleh sekeliling, dan baru tersadar jika aku bukan sedang berada di kamar, tapi di dalam ruangan yang penuh dengan barang-barang rusak dan banyak sarang laba-laba disini. Ternyata tempat ini adalah gudang. Siapa yang membawaku kesini? Apakah Raka?

"Apa mau kamu, Raka? Kenapa aku bisa ada disini? " tanyaku ketakutan.

Aku menyilangkan tangan di dada, daerah yang sejak tadi ditatap oleh Raka. Aku menjerit dalam hati, berharap ini hanyalah sebuah mimpi buruk yang tak akan pernah terjadi dalam kehidupan nyataku.

"Kamu bertanya apa mauku, Kakak Ipar? Maka jawabanku adalah, aku mau kamu, " bisiknya mendekat ke sebelah telingaku, membuat bulu kudukku meremang.

"Tidak! Aku harus bisa pergi dari sini. Aku harus bisa terlepas dari iblis berwujud manusia ini, tolong aku, Tuhan... " ratapku dalam hati.

Aku menggeleng, "jangan, Raka. Aku ini istri kakakmu, aku kakak iparmu sendiri, Raka, "

"Lebih tepatnya tiri, Anggita. Kuharap kamu tau itu, " balas Raka.

"Kamu orang yang baik, Raka. Aku mohon lepaskan aku, " ucapku memohon.

"Bahkan aku tidak mengikatmu, kenapa kamu memohon seperti itu padaku, Anggita?" mulutnya berkata begitu, tapi tubuhnya semakin mendekat padaku.

"Kamu sangat cantik, Anggita. Apalagi saat kamu habis keramas di pagi hari, aku semakin terpesona denganmu. Tapi saat membayangkan apa yang kamu lakukan dengan Rega saat malamnya, hatiku merasa sakit, " ucap Raka.

"Tolong sadar, Raka. Aku ini istri orang, "

"Ya, dan istri orang memang lebih menantang, " Raka menyeringai.

"Kenapa, Anggita? Kenapa harus Rega yang menikah denganmu? Kenapa semuanya harus Rega yang memilikinya? aku juga mau, Nggi! " teriak Raka di depan wajahku.

Tangisku pecah, apa yang dimaksud Raka sebenarnya.

Raka menciumku dengan paksa, aku menolak dan memberontak, tapi ia mengunci kedua tanganku, tenaganya sangat kuat. Raka menggigit bibirku hingga terbuka, ia memaksa mengeksplor seluruh isi mulutku.

Air mataku terus berjatuhan, sama sekali tak menyangka kehidupanku akan seperti di neraka untuk kedua kalinya.

Raka melepaskan cengkeraman tangannya pada lenganku, tapi dengan cepat berpindah pada buah dadaku. Aku menjerit sekuat tenaga, memintanya untuk berhenti, dan meminta tolong pada siapapun untuk menolongku.

Lelaki itu juga sudah membuka kedua kakiku, aku terus menjerit dengan tenaga yang tersisa meski tenggorokanku sudah terasa sangat kering dan perih.

Tiba-tiba pintu terbuka, aku merasa sedikit lega karena merasa ada yang menolongku dari upaya pemerkosaan yang akan dilakukan oleh Raka.

"Apa yang kamu lakukan, Raka? " hardik ibu mertuaku pada Raka.

"Ah, Mama ganggu kesenangan ku aja sih, " Raka beranjak dari atas tubuhku.

"Mama memang tidak menyukai wanita gembel ini, Raka. Tapi Mama juga nggak sudi kalau kamu bergaul dengannya, apalagi menyentuhnya, " mama Siska terlihat sangat murka atas perlakuan Raka terhadapku.

Meskipun alasannya adalah karena merasa jijik terhadapku, tapi aku tetap bersyukur karena terlepas dari pelecehan yang Raka lakukan.

"Tapi aku suka dia, Ma, " ucap Raka membuat kemarahan mama mertuaku semakin menjadi. Tapi aneh saat kulihat ibu mertuaku tiba-tkba berubah tersenyum.

"Kalau begitu, Mama punya penawaran buat kamu, " Kedua orang itu pergi dan meninggalkanku sendirian di dalam gudang yang pengap dan dingin.

Aku menangis dalam diam meratapi nasib hidupku. Hingga aku lelah dan akhirnya tertidur.

Entah berapa lama aku tertidur, tapi saat aku bangun, aku sudah mendapati diriku ada di dalam kamarku dan juga Rega. Aku hanya memakai gaun tidur tipis, padahal seingatku aku masih memakai bajuku kemarin.

Senyumku mengembang saat melihat Rega mendekat kearahku, ternyata dia sudah pulang.

"Kamu sudah pulang, Mas? " tanyaku padanya.

"Kenapa? kamu nggak suka aku pulang, biar kamu bisa tidur dengan lelaki lain? " Aku terkejut mendengar jawaban darinya.

"Apa maksud kamu, Mas? Bahkan aku tidak pernah kemana-mana, jadi mana mungkin aku bisa bersama dengan orang lain? " wajahku sudah kembali berderai air mata, sakit rasanya dituduh seperti itu oleh suamiku sendiri.

Rega melemparkan beberapa lembar foto ke wajahku, "lihat itu! "

Aku tersentak kaget, terlebih saat melihat yang ada di dalam foto tersebut adalah aku yang tengah tertidur dengan seorang pria, tapi wajah pria itu tidak terlihat.

"Ini nggak mungkin, Mas. Aku berani bersumpah atas langit dan bumi, aku tidak pernah berselingkuh di belakangmu, " ucapku meyakinkannya, aku mencoba meraih tangannya, namun ia menepisnya.

"Jangan-jangan, anak yang ada dalam kandungan mu itu juga bukan anakku? Apa memang saat aku tak dirumah kamu selalu membawa lelaki lain seperti ini? " aku bisa melihat kesedihan yang mendalam pada sorot matanya.

Tapi kenapa dia tega mengucapkan nya dan melukai perasaanku.

"An-anak? Aku hamil, Mas? " tanyaku menyentuh perutku yang rata.

"Cih! Memang benar ternyata yang Mama bilang, bahwa asal usulmu yang tidak jelas itu mencerminkan apa adanya dirimu, " ungkap Rega menunjuk-nunjuk wajahku.

Jleb.

Aku luruh ke lantai mendengar perkataan nya, begitu hina aku dimatanya. Hancur hatiku sudah tak tergambarkan lagi, satu-satunya orang yang kuharap akan menjadi pelindungku, kini juga turut membenciku.

"Kamu nggak percaya aku, Mas?" Rega bergeming di tempat, dia diam membisu.

Aku bangkit perlahan, ku seret langkah dan mencoba menatap wajahnya. Ingin kupastikan sekali lagi bahwa ia memang tak percaya padaku dan membenciku, untuk menentukan langkahku.

"Tatap mataku, Mas. Apa kamu benar-benar tak percaya padaku? " Rega terdiam di tempatnya berdiri.

"Apa kamu benar-benar membenciku? " hening, sama sekali tak ada pergerakan darinya.

"Baiklah, akan kuterima fitnah ini dengan lapang dada. Tapi asal kamu tau, ibu tirimu itu yang sudah memfitnahku. Dia ibu mertua yang kejam, bukan ibu mertua baik seperti yang kamu lihat selama ini, " kepalanya yang semula tertunduk kini mendongak.

"Kamu jangan coba-coba memfitnah Mama Siska, dia itu wanita yang mulia. Dia orang yang rela menyelamatkan ku dulu, " Rega berteriak padaku, dan ini adalah pertama kalinya, demi membela ibu tirinya.

"Baiklah jika itu yang kamu percaya, biarkan aku pergi bersama anak yang kamu bilang bukan anakmu. Hanya Tuhan yang tau semua kebenarannya, kuharap kamu segera sadar. Aku menyayangimu, Mas Rega, " perlahan-lahan aku berjalan mundur hingga sampai pada pembatas besi balkon.

Hatiku sudah mantap, tak ada gunanya lagi aku hidup. Selama ini hanya ada penderitaan dalam hidupku, terutama siksaan dan fitnah yang diberikan oleh ibu mertuaku yang berhasil membuat suamiku turut membenciku. Membuatku tak ingin lagi melanjutkan hidup.

Aku tau akan ada yang tertawa bahagia melihat keterpurukan ku, dan keputusasaan ku, tapi biarlah mereka merasakan kebahagian semua itu.

"Selamat tinggal dunia fana, " kupejamkan mata dan menjatuhkan diri dari atas balkon.

Terpopuler

Comments

Arda Handara

Arda Handara

lnjuuuut

2023-03-12

1

lihat semua
Episodes
1 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 1
2 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 2
3 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 3
4 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 4
5 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 5
6 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 6
7 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 7
8 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 8
9 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 9
10 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 10
11 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 11
12 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 12
13 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 13
14 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 14
15 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 15
16 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 16
17 Apa Salahku, Ibu Mertua Bab 17
18 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 18 Dilempar dari Balkon
19 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 19
20 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 20
21 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 21
22 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 22
23 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 23
24 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 24
25 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 25
26 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 26
27 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 27
28 Apa Sahku, Ibu Mertua? " Bab 28
29 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 29
30 Apa
31 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 30
32 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 31
33 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 32
34 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 33
35 Apa Salahku, ibu Mertua? Bab 34
36 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 35
37 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 36
38 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 37
39 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 38
40 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 39
41 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 40
42 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 41
43 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 42
44 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 43
45 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 44
46 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 45
47 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 46
48 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 47
49 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 48
50 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 49
51 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 50
52 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 51
53 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 53
54 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 53
55 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 54
56 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 55
57 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 56
58 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 57
59 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 58
60 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 59
61 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 60
62 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 61
63 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 62
64 Apa Salahku, Itu Mertua? Bab 63
65 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 64
66 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 65
67 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 66
68 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 67
69 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 68
70 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 69
71 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 70
72 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 71
73 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 72
74 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 73
75 Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 74
76 Anggita dan Rega Bab 75
77 Anggita dan Rega. Bab 76
78 Anggita dan Rega. Bab 77
79 Anggita Dan Rega. Bab 78
80 Anggita Dan Rega. Bab 79
81 Anggita Dan Rega. Bab 80
82 Rega dan Anggita. Bab 81
83 Anggita dan Rega Bab 82
84 Raga dan Anggita Bab 83
85 Anggita dan Rega Bab 84
86 Anggita dan Rega bab 85
87 Raga dan Anggita Bab 86
88 Anggita dan Rega
89 Rega Dan Anggita
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 1
2
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 2
3
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 3
4
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 4
5
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 5
6
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 6
7
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 7
8
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 8
9
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 9
10
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 10
11
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 11
12
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 12
13
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 13
14
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 14
15
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 15
16
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 16
17
Apa Salahku, Ibu Mertua Bab 17
18
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 18 Dilempar dari Balkon
19
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 19
20
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 20
21
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 21
22
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 22
23
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 23
24
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 24
25
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 25
26
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 26
27
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 27
28
Apa Sahku, Ibu Mertua? " Bab 28
29
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 29
30
Apa
31
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 30
32
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 31
33
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 32
34
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 33
35
Apa Salahku, ibu Mertua? Bab 34
36
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 35
37
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 36
38
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 37
39
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 38
40
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 39
41
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 40
42
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 41
43
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 42
44
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 43
45
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 44
46
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 45
47
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 46
48
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 47
49
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 48
50
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 49
51
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 50
52
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 51
53
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 53
54
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 53
55
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 54
56
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 55
57
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 56
58
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 57
59
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 58
60
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 59
61
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 60
62
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 61
63
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 62
64
Apa Salahku, Itu Mertua? Bab 63
65
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 64
66
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 65
67
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 66
68
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 67
69
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 68
70
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 69
71
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 70
72
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 71
73
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 72
74
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 73
75
Apa Salahku, Ibu Mertua? Bab 74
76
Anggita dan Rega Bab 75
77
Anggita dan Rega. Bab 76
78
Anggita dan Rega. Bab 77
79
Anggita Dan Rega. Bab 78
80
Anggita Dan Rega. Bab 79
81
Anggita Dan Rega. Bab 80
82
Rega dan Anggita. Bab 81
83
Anggita dan Rega Bab 82
84
Raga dan Anggita Bab 83
85
Anggita dan Rega Bab 84
86
Anggita dan Rega bab 85
87
Raga dan Anggita Bab 86
88
Anggita dan Rega
89
Rega Dan Anggita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!