Dengan membawa Pedang Muramasa, Ryushiki berjalan keluar dari rumah Rangetsu. Saat ini, Ryushiki berniat untuk menemui Misha yang sedang menjenguk makam mendiang kakaknya, Reinhard.
Saat Ryushiki keluar dari rumah Rangetsu, Ryushiki melihat Hiroyuki Ranmaru dan Hiroyuki Takeshi. Mereka berdua adalah pengawal pribadi Rangetsu.
Ranmaru dan Takeshi yang baru pertama kali melihat Ryushiki pun terkejut saat Ryushiki membawa Pedang Muramasa.
"Hoi anak muda, bagaimana kondisimu? Apa kau sudah agak mendingan?" tanya Ranmaru, ia bertanya tentang kondisi Ryushiki saat ini, kemudian Ranmaru sekilas melihat Pedang Muramasa di pinggang Ryushiki. Kenapa pemuda itu membawa pedang terkutuk itu? Kata Ranmaru dalam benaknya.
"Aku baik-baik saja paman, huehehehe!! Aku berterima kasih kepada Paman Rangetsu dan kalian berdua yang telah menolongku..! Huehehehe!!" ucap Ryushiki, ia tertawa terbahak-bahak. Ia berterima kasih kepada Rangetsu dan kedua pengawalnya.
"Oi Anak muda, mau pergi kemana? Apa ingin aku antar jalan-jalan sekitar wilayah Hiroyuki?" Takeshi berniat untuk mengajak Ryushiki jalan-jalan sekitar wilayah Hiroyuki.
"Ah tidak usah paman..!" Ryushiki tersenyum lebar."Aku mau nanya, lokasi pemakaman keluarga Hiroyuki dimana?" tanya Ryushiki.
Ranmaru dan Takeshi pun memberi tahu lokasi pemakaman keluarga Hiroyuki kepada Ryushiki.
"Baiklah, paman! Terima kasih! Aku pergi dulu!!" Ryushiki pun berpamitan kepada Ranmaru dan Takeshi kemudian bergegas pergi.
"Yo! Hati-hati! Anak muda!"
Scene pun berpindah di tempat pemakaman keluarga Hiroyuki. Terlihat, Misha sedang berdiri di depan batu nisan Reinhard, kakaknya.
Misha berkaca-kaca dan nampak sedih ketika ia tahu kenyataannya, bahwa kakaknya telah tiada."Kak Reinhard, aku ingat saat dulu kakak melatihku menggunakan pedang.."
"Aku ingat saat kakak selalu menghiburku disaat aku dimarahi ayah.."
"Aku ingat saat kakak menjadi ksatria hebat yang telah menyelamatkan penduduk Hiroyuki dari serangan monster.."
"Ya, Kak Reinhard telah menjadi sosok panutan bagiku. Sekarang, aku akan meneruskan impian kakak untuk menjadi seorang pendekar pedang terhebat.."
Misha mengingat kenangan-kenangan indah bersama kakaknya, Reinhard. Ia sangat sedih ditinggal oleh kakaknya secepat itu.
Beberapa saat kemudian, Ryushik puni tiba di pemakaman dan langsung menyapa Misha yang sedang meratapi kenangan indahnya di depan batu nisan kakaknya.
"Pasti mustahil ya, menerima kenyataan bahwa orang yang kita cintai telah tiada.." ucap Ryushiki, ia berjalan mendekati Misha.
Misha pun langsung menoleh ke arah Ryushiki yang sedang berjalan menghampirinya."Kau, Ryushiki ya? Apa tubuhmu sudah pulih?"
"Ya, tubuhku pulih dengan cepat karena aku terlalu banyak makan. Makanan keluargamu sangat lezat..!" Ryushiki tersenyum lebar.
"Syukurlah.." jawab Misha, sekilas Misha melihat pedang Muramasa yang berada di pinggang Ryushiki. Misha pun langsung bertanya tentang hal itu."Ryushiki, kenapa pedang terkutuk itu bersamamu?"
"Pedang yang merenggut kakekmu dan kakakmu ini kan? Sekarang pedang ini telah menjadi milikku. Pedang ini pemberian paman Rangetsu.." jawab Ryushiki.
Misha terkejut karena Ryushiki tahu tentang kejadian kakeknya dan kakaknya."K-kenapa kau bisa tahu tentang hal itu?! Apa kau berniat jahat kepada keluarga Hiroyuki ya!!" Misha pun langsung menarik pedang kayunya dari sarung pedangnya.
"Duh, kenapa pikiranmu sejauh itu, Misha. Aku tak ada niat buruk sama sekali, banyak yang terjadi setelah berbincang-bincang dengan ayahmu." ucap Ryushiki.
"B-banyak yang terjadi?!!" Misha bingung dengan apa yang diucapkan Ryushiki.
"Sekarang aku menjadi bagian dari Clan Hiroyuki, namaku adalah Hiroyuki Ryushiki..! Huahahahahah!!" Ryushiki tertawa terbahak-bahak.
"A-apa ada yang lucu?! Kenapa kau tertawa terbahak-bahak!? Kau mengejekku ya?!!" Misha pun langsung mencoba menebas Ryushiki."Hyaatttt!!!"
Namun, Ryushiki sangat mudah menghindari tebasan pedang kayu milik Misha."Hoi Misha, kenapa kau menyerangku? Dan pedang yang kau pakai itu hanyalah pedang kayu.."
"Memangnya kenapa kalau pedang kayu? Aku adalah orang yang akan meneruskan impian kak Reinhard untuk menjadi pendekar pedang terhebat..!!" ucap Misha dengan tegas kepada Ryushiki.
"Pendekar pedang terhebat ya?" Ryushiki pun tersenyum setelah mendengarkan perkataan Misha barusan.
"Heeeeeee!! Kenapa kau malah tersenyum?! Kau mengejekku lagi ya?!!" Misha berpikiran bahwa Ryushiki telah mengejeknya.
"Misha, aku punya permintaan untukmu.." ucap Ryushiki.
"Permintaan apa? Pasti kau meminta yang aneh-aneh kan?" tanya Misha, ia selalu berpikiran negatif kepada Ryushiki.
"Bersama pedang Muramasa ini, bolehkah biar aku saja yang meneruskan impian kakakmu, Reinhard? Huehehehe..." ucap Ryushiki, Ryushiki tersenyum lebar.
"Heh? Tidak mungkin aku menyerahkan impian kakakku kepada orang sepertimu.." ucap Misha.
Ryushiki pun berjalan ke hadapan makam Reinhard, "Reinhard, aku tahu kau adalah sosok yang hebat. Bahkan, kau menggunakan pedang Muramasa ini. Pedang milik orang itu memanglah sangat kuat, tapi kau bisa menggunakannya hingga akhir hayatmu.."
"Pedang milik orang itu?" Misha kebingungan dengan kata-kata Ryushiki."Apa maksudmu dengan pedang milik orang itu?" tanya Misha.
"Apa kau penasaran siapa pemilik asli pedang ini ya, Misha?" Ryushiki pun tersenyum sambil melirik Misha.
"Pemilik asli pedang ini sebelumnya kan kakakku dan kakekku, kan? Memangnya ada lagi pemilik pedang itu?" tanya Misha.
"Ya, orang pertama yang menggunakan pedang ini. Suatu saat kau pasti akan mengetahui nya sendiri, Misha." ucap Ryushiki."Aku juga masih berharap bertemu dengan orang itu, walaupun sepertinya mustahil.." lanjut nya.
"Perkataanmu aneh, Ryushiki. Mungkin gara-gara benturan yang terjadi setelah kau menabrak sebuah kedai." ucap Misha.
"Huahahahahah!!!" Ryushiki tertawa terbahak-bahak ketika mendengarkan ucapan Misha.
"Kenapa kau mentertawai-" ucap Misha.
Ryushiki pun langsung mengelus rambut Misha dengan tangan kanannya."Umurmu masih lima belas tahun kan?"
"Ya.." jawab singkat Misha.
"Umurku delapan belas tahun, berarti kau lebih muda tiga tahun dariku. Kau boleh menganggap ku kakakmu. Jadi, jangan sedih lagi, okey? Hehehe.." Ryushiki tersenyum lebar.
Mendengar kan perkataan Ryushiki barusan, Misha pun tersipu malu sampai pipinya memerah."B-baka.."
Kemudian, Ryushiki kembali melihat seekor rubah dari jarak lima meter di depannya. Terlihat, rubah tersebut seolah-olah sedang mengamati Ryushiki.
Melihat ada keanehan pada rubah tersebut, Ryushiki pun berniat untuk mendekati rubah yang sedang mengamatinya itu.
"Misha, aku pergi dulu ya.." ucap Ryushiki, ia berpamitan kepada Misha.
"Kau mau pergi kemana?" tanya Misha.
"Aku merasakan ada sesuatu yang aneh, aku pergi dulu Misha.." ucap Ryushiki, kemudian Ryushiki pun berjalan mendekati seekor rubah yang sedang mengamatinya tersebut.
Ketika Ryushiki berjalan mendekati rubah tersebut, tiba-tiba rubah tersebut langsung berlari menjauhi Ryushiki.
Melihat rubah tersebut berlari menjauhi Ryushiki. Ia pun langsung berlari mengejar rubah tersebut.
"Sepertinya ada keanehan pada rubah itu, Ki yang kurasakan berbeda dari hewan-hewan lainnya.." batin Ryushiki.
Ryushiki pun masih terus mengejar rubah tersebut sampai keluar dari pemukiman Clan Hiroyuki.
Ryushiki masih terus mengejar rubah tersebut. Rubah itu terus berlari sampai memasuki hutan di dekat wilayah Hiroyuki.
Ryushiki masih terus mengejar rubah tersebut sampai memasuki hutan dan tiba-tiba rubah itu berhenti saat sudah memasuki hutan.
Melihat rubah tersebut berhenti dari larinya, Ryushiki pun juga berhenti berlari mengejar, Ia merasa aneh dengan rubah tersebut yang seketika menghentikan larinya.
"Aku merasakan Ki yang berbeda dengan hewan lainnya. Siapa kau sebenarnya?" tanya Ryushiki.
Tiba-tiba rubah kecil tersebut berubah menjadi sosok manusia, "Tak kusangka, identitasku telah terbongkar. Tapi apa boleh buat.."
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
glanter
jangan2 rubah ekor 9 kyubi milik naruto...😲😲😲😲
2023-01-16
1
glanter
seperti samurai x yg memiliki rubar ekor 9....😲😲😲😲
2023-01-16
1
Sendtot Haryanto Gawi
lanjut
2021-05-10
0