"Ma, Dimana Dion? Papa nggak melihat bocah itu sejak semalam."
"Biarkan saja dulu, Dion sudah besar, dia pasti bisa mengambil langkah terbaik untuk dirinya sendiri." Agnes kemudian menunjukan beberapa fasilitas yang dipakai Dion sehari-hari kepada suaminya.
"Hasil semalam, hihi..."
"Wah, Papa jadi ngeri berurusan sama mama, hehe..."
Agnes mengantar kepergian suaminya di ujung pintu. Di depan mobilnya, sudah nampak pria tampan berkemeja slim fit warna putih dan celana jins denim favoritnya.
"Lama banget sih!" gerutu Dion.
Sepasang suami istri itu berpandangan. Netranya memindai dari ujung kepala sampai kaki.
Tak mau banyak bicara, akhirnya Dion menyerahkan secarik kertas yang sudah ia tanda tangani.
"Tapi kembalikan dulu, kunci motor Dion!"
Agnes yang merasa bersalah, karena ditatap putranya seperti seorang kriminal, karena telah masuk dalam kamar dan mengambil semua barang miliknya.
Dalam hati wanita itu, dirinya merasa menang, seorang ibu paling tahu apa yang diinginkan atau tidak oleh putranya.
Meskipun badungnya ampun-ampunan, Dion tetaplah seorang anak yang tak ingin membangkang kepada ibunya.
"Good Luck, Boy!" senyum Agnes tersungging melihat Dion membuang muka.
Chandra memberitahu Dion, untuk langsung datang ke kantor pusat. Di Sana ia hanya perlu mengamati apa saja yang perlu dilakukan. Dan pria tampan itu hanya mengangguk.
"Bagi duit dong Pa! semua kartu debit Dion disita Mama," rengek Dion. Sebenarnya ia memiliki banyak uang, namun sayang saja jika tak mengerjai Papanya untuk balas dendam.
Chandra membuka dompetnya, dan menghitung lembaran merah di sana. Sesekali mengintip, bahwa memeras papanya pun kali ini akan berhasil. Namun sayang, rasa percaya dirinya yang besar pupus begitu saja.
Dion melongo, karena hanya diberikan tiga lembar seratus ribuan.
"Untuk seminggu!" sahut papanya, sebelum meninggalkan Dion sendiri yang siap melayangkan protes.
Selama perjalanan, Dion menggerutu. Tiga ratus ribu untuk seminggu, buat jajan motornya saja tidak cukup.
Dion membawa kejengkelannya di kantor papanya. Dan berniat membuat kerusuhan di sana.
Pria itu berkeliling, mengamati orang-orang sibuk yang berlalu lalang di sana.
Saat hendak keluar ruangan untuk menikmati sebatang rokok, ia malah melihat
Seorang gadis tengah menyantap sarapannya dengan terburu-buru.
Rambutnya berantakan, hingga wajah gadis itu tak nampak sama sekali. Bahkan rambutnya ikut masuk ke dalam mulutnya.
"Ck...Ck... Ck..., bisa-bisanya seorang gadis makan dengan seperti itu." Ingin sekali ia mengikat rambut hitamnya yang mengganggu.
Dion tak jadi merokok, ia melihat gadis slebor yang beranjak pergi mengelap bibirnya dengan ujung pakaiannya yang berwarna gelap.
"Hei, tunggu!" Dion menghentikan gadis itu namun enggan menatap wajahnya.
Ia merasa geli, saat melihat ada sayuran di sela giginya.
"Lo karyawan disini?" Dion menanyai Gadis itu, dan di jawab dengan sopan.
"Iya betul, ada apa ya?"
Dion tertawa, memindai gadis itu dari atas ke bawah, lalu memberinya saran untuk berbenah dulu sebelum masuk ke kantor.
Bagaimana cara perusahaan papanya bisa merekrut karyawan yang tidak kompeten seperti ini. Menjaga kebersihan dirinya saja tidak bisa, apalagi, yang lainnya.
Dion mengambil gambar gadis itu dan menyimpannya di ponselnya. Ia akan menunjukan kepada Papanya, jika ada karyawan yang tidak sesuai dengan dirinya.
"Siapa nama Lo?"
Gadis itu bingung, karena merasa tidak mengenal pria di hadapannya. Selain berbuat tidak sopan, ia juga melanggar privasi seseorang dengan mengambil fotonya tiba-tiba.
"Harusnya saya yang bertanya, kamu siapa, untuk apa mengambil foto tanpa seijin dari saya!"
"Kenalin, gue Dion!"
...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
yeeay .... akhirnya ketemu cerita ini di nt. cepet update bab barunya ya.. jgn lama" 🤭
2023-03-09
4