Chapter 3

Mereka semua terkejut, bukannya terkejut karena pengawas kultivator itu menumpahkan air ke kepala Luo Shi, tapi terkejut karena Luo Shi meminta air sebelum waktunya untuk meminta air.

“ Kakek-kakek yang sedang berbicara ini seperti sedang bercerita saja, apakah itu benar?” Salah satu pemuda yang ada di dekat sana berkata.

“ Ini benar, kakek yang tadi langsung berkata, apakah kau tidak tahu bahwa ini belum waktunya untuk meminta air? atau sudah lupa? ” kakek Hu berkata.

“ Jadi bagaimana mungkin seniman bela diri itu mau untuk memberikan kepadanya, tidak peduli sebagaimana cara dia akan meminta kepada para Kultivator tidak akan memberikannya. ” ucap kakek Hu pada semua orang.

“ Ya, itu memang seperti benar, tidak peduli seberapa lelah dan hausnya anak itu pengawas Kultivator itu tidak akan memberikan air padanya, bahkan orang yang sudah lama di ladang ini saja tidak pernah untuk meminta air untuk minum kalau belum waktunya, ini tinggal beberapa jam lagi, mengapa dia tidak bisa menahannya? ” kata pemuda itu yang heran karena sebentar lagi jam minum tiba, namun anak itu tidak bisa menahannya.

“ Apakah anak itu belum mengetahui temperamen dari pengawas gendut? ” pemuda itu memanggil Kultivator yang bertubuh besar dan gendut itu sebagai pengawas gendut.

“ Haiss... nasib anak yang malang, tidak tahu apa yang akan terjadi padanya karena berani sekali berbicara seperti itu, pada pengawas gendut. ” kata kakek Hu.

“ Itu salahnya sendiri, mengapa meminta air kalau belum waktunya. ” kata salah satu wanita diantara kerumunan orang.

Lihat saja apa yang akan terjadi, “jangan kasian atau apa'lah itu.. karena di sawah ini semua juga menginginkan air untuk minum, bukan hanya anak itu saja, masih banyak anak kecil yang bekerja seperti dia namun tidak pernah meminta air kalau belum waktunya.” perkataan dari salah satu orang yang berbicara membuat semua tersadar.. tidak ada guna untuk kasian karena mereka juga sama-sama haus.

“Hey kau kenapa tidak minum? aku sudah memberikanmu air kan!” pria bertubuh gendut itu berkata.

Luo Shi yang dengan tatapan kosong dan sedih, melihat kearah pria bertubuh gendut itu.

“K-kau ba-bagaimana bisa seperti ini padaku? aku telah bekerja dari pagi hingga sore, dan meminta air itu adalah hal yang wajar.” Luo Shi yang berkata sedih, tanpa ada rasa takut lagi.

“ Kau? beraninya dirimu.. sepertinya kau ingin mati ya?! ” ucap pria gendut itu dengan geram.

“ Berani sekali anak itu berkata begitu kepada pengawas Kultivator, tidak menggunakan sopan santun kepada orang jauh lebih tua dan hebat darinya, apa dia tidak ingin hidup lagi. ” kata orang-orang yang sedang asik menonton kejadian ini.

“ Lihat apa yang akan aku lakukan padamu. ” ucap pria tua bertubuh gendut itu dengan sangat geram, karena orang biasa berani sekali tidak menghormati Kultivator sepertinya.

Pria gendut tadi hanya beberapa langkah saja dari Luo Shi, dan dia berjalan mendekati Luo Shi dengan tatapan kejamnya.. seperti hendak akan membunuh Luo Shi saja.

Ckrak.. Ckrak, suara langkah kaki pria itu berjalan mendekati, yang berbunyi itu adalah ranting-ranting dan dedaunan yang kering dia pijak.

Pria bertubuh gendut itu kini, telah berada didepan Luo Shi.

“ Plak!! ”

Suara tamparan yang keras terdengar, dan itu adalah pria gendut tadi yang mengayunkan tangan ke muka Luo Shi.

“Aargh.. itu sakit.” Luo Shi yang berkata dengan berteriak kepada pria yang menampar nya itu.

“ Sakit? itu belum seberapa lihat ini! ” tamparan kedua'pun langsung melayang ke wajah Luo Shi.

“ Plak! ” tamparan kedua jauh lebih keras dari sebelumnya.

“Aahkk! kau ini sakit kau gila!” Luo Shi yang berkata mencemooh pria yang menampar nya itu.

“ Kau budak anjing! berani sekali kau mengatakan aku gila, ku bunuh kau! ” teriak pria gendut itu. dia kini sekali lagi mengayunkan tangannya, namun bukannya hendak menampar tapi itu seperti tangan yang mengepal, pria gendut itu hendak memukul Luo Shi dengan kepalan tangannya.

Buk.. buk.. hantaman keras dua kali terdengar dan itu dari pria gendut tadi memukulkan tangan pada perut Luo Shi!

“Aarrgh... huk.. huk” Luo Shi yang mendapatkan pukulan itu menjadi terbatuk-batuk, dan dia menahan kesakitan yang sangat sakit.

Biasanya manusia biasa jika dipukul satu pukulan saja bisa ter-muntah darah karena itu, dan bahkan jika kultivator itu hanya di Ranah Hitam tahap satu itu sudah cukup membuat manusia biasa menjadi muntah darah hanya dengan pukulan biasa mereka.

Yang anehnya adalah Luo Shi, yang hanya terbatuk saja dan tidak memuntahkan darahnya sedikitpun oleh dua pukulan yang diberikan! kalau itu orang lain yang mendapatkan pukulan mungkin sudah muntah darah beberapa kali, karena pukulan yang dilakukan pria gendut itu tidak lembut dan pria gendut tadi memukul Luo Shi tidak menahan kekuatannya sama sekali.

“ O-oh kau kuat juga apakah kau berlatih fisik manual? sehingga kekuatan fisik mu cukup kuat untuk bisa menahan pukul dari seniman bela diri ranah hitam tahap tiga. ” pria gendut itu berkata dengan cukup terkejut karena orang biasa bisa menahan pukulannya.

“ Selama ini juga belum ada orang biasa yang bisa menahan pukulanku ini, tanpa ada cedera sedikitpun hanya kau yang pertama ” kata pria gendut itu lagi kepada Luo Shi.

“A-aku ti-tidak pernah berlatih apa'pun selama ini dan juga tidak tau apa itu latihan fisik manual, yang aku ketahui ha-haya menunggu kakek pulang dari ladang dan duduk bersama saat makan malam tiba.” Luo Shi yang berkata dengan menahan rasa sakit, sambil berbicara tentang dia dan kakek yang mengurusnya waktu dulu.

Terpopuler

Comments

Dzikir Ari

Dzikir Ari

Teruskan

2023-06-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!