Pengkhianatan

Aleta sudah tak bisa lagi menahan emosinya kali ini saat wanita yang disebut sebagai sahabat suaminya itu dengan perlahan mendekat kearah Devan dan dirinya. Ingin rasanya dia mencabik-cabik muka sok polos Seina itu. Pura-puranya saja sok polos bahkan menundukkan kepalanya agar tak terlihat seringaian liciknya itu.

"Jangan pernah mendekat kearahku. Kalian sangat menjijikkan" seru Aneta dengan mata berapi-api.

"Sayang, aku mohon dengarkan penjelaskanku dulu" ucap Devan dengan tatapan permohonan.

"Cih... Apa yang mau kamu jelaskan padaku? Aku sudah mendengar semua ucapanmu dengan dia dari balik pintu" ucap Aleta dengan tatapan penuh kebencian.

Devan dan Seina tentunya terkejut dengan apa yang diucapkan oleh Aleta itu. Berarti kemungkinan besar Aleta mendengar semua percakapan keduanya. Devan semakin kelabakan dan panik karena takut kalau istrinya akan meninggalkan dirinya. Ia takkan mampu kehilangan Aleta yang sudah menemaninya dari kecil hingga sukses seperti ini.

Devan kini menjadi seorang arsitek sesuai cita-citanya dulu saat kecil. Bahkan Aleta juga yang selalu memberinya dukungan ketika dia merasa lelah dan putus asa karena harus berkuliah sambil bekerja demi membayar biaya kuliahnya. Bahkan tak tanggung-tanggung Aleta juga ikut membantu keuangan Devan, namun kini dirinya sangat merasa bersalah karena tak puas dengan apa yang sudah diberikan istrinya itu kepadanya.

Devan sekarang bekerja sebagai seorang arsitek di sebuah perusahaan besar. Hal ini juga atas bantuan Aleta yang mempunyai banyak koneksi perusahaan yang selalu bekerjasama menggunakan jasanya sebagai pemasaran. Devan merasa tak tahu diri dengan membalas segala kebaikan Aleta dengan melemparkan telur busuk diwajahnya.

"Maafkan aku, Aleta. Tapi Devan harus bertanggungjawab dengan janin yang ada diperutku. Dia tak salah, aku dan Devanlah yang salah. Jadi ku mohon untuk kamu mengikhlaskan Devan bertanggungjawab pada bayiku, aku rela kok jika harus menjadi kedua" ucap Seina dengan tatapan disedih-sedihkan sambil mengusap perutnya yang masih datar.

"Jangan berbicara sembarangan, Seina. Aku yakin kalau bayi yang ada dikandunganmu itu bukanlah anakku" sentak Devan sambil menunjuk-nunjukkan jari telunjuknya kearah Seina.

Aleta hanya menatap datar pemandangan dua orang yang tengah bertengkar dihadapannya ini. Rasanya hatinya sudah mati setelah mengetahui pengkhianatan yang dilakukan oleh suaminya itu. Dia juga patut disalahkan disini karena waktunya yang tak selalu ada untuk Devan membuat laki-laki itu mencari perempuan lain untuk menemani dirinya.

"Berhenti berdrama didepanku. Saya tidak mau dengar lagi apapun tentang kalian. Bahkan jika kalian mau menikah pun, aku tak peduli. Tapi yang pasti, aku tak suka diduakan atau menjadi yang kedua. Jadi silahkan kamu talak aku sekarang Devan" seru Aleta diakhir ucapannya.

Permintaan Aleta yang sangat ia takuti akhirnya keluar juga dari bibir mungilnya itu. Devan menggelengkan kepalanya tak mau, bahkan air matanya sudah menetes di pipinya. Ia tak mau kehilangan wanita yang sudah menjadi separuh jiwanya itu. Ia takkan bisa hidup tanpa hadirnya Aleta disisinya.

"Ku mohon Aleta, jangan pernah berbicara seperti itu. Sampai kapanpun aku takkan pernah melepaskanmu bahkan menjatuhkan talak kepadamu. Aku sangat mencintaimu, Aleta. Ku mohon jangan tinggalkan aku" ucap Devan dengan tatapan permohonan.

"Kalau kau mencintaiku, seharusnya kau tak membawa wanita ini masuk kedalam kehidupan rumah tangga kita. Bahkan dengan seenaknya, kamu membawanya masuk kedalam kamar pribadi kita. Aku sungguh kecewa padamu" ucap Aleta dengan menggelengkan kepalanya.

Sedari tadi Seina sangat menikmati drama yang tersaji didepannya ini. Ia sungguh bahagia melihat pasangan suami istri ini bertengkar hebat bahkan akan segera berpisah. Sedari mengenal Devan saat kuliah, memang dirinya sudah menaruh hati pada laki-laki itu. Bahkan dia sengaja mendekati Devan dengan berpura-pura menjadi sahabatnya.

Setelah berhasil menjadi sahabat Devan, Seina berusaha menarik perhatian laki-laki itu dengan berpura-pura bersifat lemah lembut, polos, dan sangat penurut. Hingga akhirnya dia tahu kalau Devan telah mempunyai seorang kekasih, namun Seina sama sekali tak mempedulikan itu. Ia terus saja berusaha menarik perhatian Devan sampai akhirnya mereka lulus kuliah dan laki-laki itu menikah dengan Aleta.

Seina merasa hancur karena lelaki pujaan hatinya memilih perempuan lain dibandingkan dirinya. Ia tetap selalu mencari berbagai cara agar Devan dan Aleta berpisah dengan memanfaatkan situasi hubungan jarak jauh mereka. Salahnya Devan adalah ia selalu menceritakan semua tentang rumah tangganya kepada Seina membuat wanita itu dengan mudah menyusun rencana untuk menjebak laki-laki itu.

Devan yang kesepian membuat Seina yang selalu memberikan perhatian kepadanya menjadi luluh. Pada akhirnya setanlah yang memainkan perannya kini, Devan mengkhianati Aleta dengan menjalin hubungan gelap dengan Seina. Padahal sebenarnya Seina hanya dianggap sebagai partner ranjang laki-laki itu saja, tidak lebih.

***

"Pergi dari rumahku, Sei" sentak Devan tiba-tiba.

Seina yang sedari tadi senyum-senyum tak jelas karena membayangkan hubungannya dengan Devan yang akan segera dipersatukan dalam ikatan pernikahan pun tersentak kaget dengan seruan bernada tinggi dari laki-laki itu. Seina memandang Devan tak percaya karena laki-laki itu mengusirnya dari rumah itu.

"Tapi Dev..."

"Pergi dan jangan kembali. Kalau kau sampai menginjakkan kakimu di rumah ini, aku pastikan kedua kakimu itu akan hilang dari tempatnya" sentak Devan sebelum Seina menyelesaikan ucapannya.

Karena takut kalau Devan akan semakin marah, ia segera saja mengambil tasnya yang berada diatas nakas kemudian berlalu keluar dari kamar. Sebelum keluar kamar, Seina sempat melirik sinis kearah Aleta yang menatapnya tajam. Melihat Seina telah pergi, Aleta juga akan bergegas keluar dari kamarnya ini.

"Mau kemana, sayang? Kita harus bicara dulu" tanya Devan mencegah istrinya keluar dari kamar.

"Aku tak ingin berada di kamar menjijikkan ini. Kalau perlu, aku ingin membakar semua perabotan yang sudah disentuh oleh wanita itu" ucap Aleta dengan sinis.

Tanpa bisa dicegah lagi, Aleta segera saja melangkahkan kakinya keluar dari kamar diikuti oleh Devan dibelakangnya. Devan akan terus mengikuti kemanapun istrinya itu pergi agar Aleta tak meninggalkannya. Padahal dalam otak Aleta, dirinya sudah mempunyai rencana licik demi bisa pergi menghilang dari kehidupan Devan.

Ternyata Aleta melangkahkan kakinya menuju gazebo belakang rumahnya. Ia duduk disana sambil menikmati semilir angin yang menerpa wajah dan rambutnya. Devan mengikuti Aleta untuk duduk disana, membiarkan istrinya itu terdiam dulu agar bisa menenangkan dirinya.

Dari samping, Devan memandangi wajah Aleta yang tampak cantik sedari dulu. Bahkan wajahnya yang putih itu tampak membulat dibagian pipinya. Devan begitu beruntung memiliki istri yang begitu cantik dan mandiri seperti Aleta,bahkan disaat ekonominya sedang menurun dia tak pernah mengeluh. Dia selalu mendukung semua apa yang dikerjakan olehnya, lalu kurang apa Aleta dimatanya hingga ia dengan tega mengkhianati dirinya?.

"Aleta..."

Terpopuler

Comments

Ajusani Dei Yanti

Ajusani Dei Yanti

semangat thorrrr kuh lanjut

2023-06-26

0

վմղíα | HV💕

վմղíα | HV💕

lanjut thor 👍

2023-03-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!