ASEP (Akhir Sebuah Pengkhianatan)

ASEP (Akhir Sebuah Pengkhianatan)

Awal

"Aku harus memberitahu Devan kalau kini aku tengah hamil anaknya" gumam seorang gadis cantik berprofesi model yang bernama Aleta.

Kini Aleta tengah berada disebuah rumah sakit swasta yang dekat dengan lokasi tempatnya melakukan fotoshoot. Dia tadi meminta ijin kepada beberapa crew dan fotografer agar memberikannya istirahat 2 jam untuk memeriksakan tubuhnya yang terasa tak seperti biasanya. Akhirnya mereka mengijinkan dan Aleta pun memutuskan memeriksakan diri ke sebuah rumah sakit terdekat.

Setelah 1 jam memeriksakan diri, Aleta mendapatkan jawaban dari kebingungannya beberapa hari ini. Aleta kini tengah hamil anaknya dengan sang suami. Yap, Aleta adalah seorang model yang telah menikah. Pernikahan Aleta dan suaminya bernama Devan Adrian Megantara telah dilaksanakan sejak laki-laki itu lulus kuliah.

Percintaan keduanya selama ini sampai ke jenjang pernikahan cukup mulus. Dimulai dari mereka bersahabat sejak kecil karena rumah yang bertetanggaan sampai saat SMA akhirnya keduanya memutuskan untuk menjalin hubungan pacaran. Setelah lulus SMA, Aleta memilih untuk berkarir sebagai model sedangkan Devan melanjutkan kuliahnya dibidang arsitektur. Setelah Devan lulus kuliah, keduanya melanjutkan hubungan mereka ke jenjang pernikahan.

Pernikahan hanya digelar sederhana karena keluarga Aleta dan Devan bukanlah termasuk keluarga terpandang. Mereka berdua berasal dari keluarga sederhana namun cita-cita keduanya untuk menaikkan derajat keluarganya kini sudah berhasil. Keduanya juga merupakan akan anak tunggal.

Sudah menjalin hubungan baik dari kecil membuat keduanya selalu menanamkan prinsip saling percaya dalam menjalankan pernikahan. Terlebih Aleta yang sering bepergian keluar kota tentunya akan sering meninggalkan Devan, makanya perempuan itu menanamkan rasa saling percaya antara keduanya.

***

Kini Aleta sudah memantapkan dirinya untuk berhenti dari dunia modelling setelah mengetahui dirinya tengah hamil. Namun Aleta akan menyelesaikan semua pekerjaannya yang sudah terlanjur ia menandatangani kontraknya itu. Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Aleta segera pulang ke rumahnya dengan Devan untuk memberitahu kabar bahagia ini.

Setelah satu jam mengendarai mobilnya, sampailah Aleta didepan sebuah rumah dua lantai yang menjadi saksi betapa keduanya bekerja keras demi bisa membeli hunian mewah itu. Aleta sudah senyum-senyum sendiri membayangkan betapa bahagianya Devan saat mengetahui kalau dirinya tengah berbadan dua. Apalagi pasti ia terkejut melihatnya di rumah setelah 2 hari berada di luar kota.

Saat mobilnya memasuki gerbang rumah, terlihatlah halaman yang begitu asri dan luas. Setelah melajukan mobilnya, Aleta mengernyitkan dahinya heran saat melihat mobil milik suaminya sudah ada di rumah. Ia melirik sekilas kearah jam tangannya.

"Ini masih jam 3, kok Devan sudah pulang? Biasanya dia pulang jam 5" gumam Aleta.

Tak berapa lama, Aleta segera memarkirkan mobilnya disamping milik Devan. Ia segera turun dari mobil kemudian memasuki rumahnya dengan langkah pelan. Entah mengapa perasaannya kini tak enak saat memasuki rumah itu seakan-akan ada sesuatu besar yang akan terjadi.

Ceklek...

Sepi...

Itulah hal pertama yang Aleta lihat dan rasakan saat memasuki rumahnya itu. Aleta semakin bertanya-tanya dimana suaminya berada. Aleta segera saja berjalan menaiki tangga rumahnya menuju kamarnya dengan Devan. Saat sampai didepan kamar, dahinya mengernyit heran saat melihat adanya sepatu hak tinggi berada tepat didekat pintu. Ia merasa tak punya sepatu jenis ini, pikirannya semakin tak enak namun ia tetap mencoba berpikir positif.

Dengan tangan bergetar, Aleta mencoba membuka handle pintu kamarnya dan ternyata pintu itu tak terkunci. Setelah pintu terbuka sedikit, samar-samar Aleta mendengar suara seorang wanita dan laki-laki yang tengah berbincang dengan menyebut namanya.

"Bagaimana kalau Aleta sampai tahu tentang hubungan kita, Dev? Apalagi aku kini tengah mengandung anakmu" ucap wanita yang ada didalam kamar.

Deg...

Jantung Aleta seperti ditikam oleh suatu benda tajam, hatinya tersayat, bahkan kini matanya sudah mengeluarkan rintikan hujan tanpa ia sadari. Mendengar ucapan seorang wanita yang sangat ia kenal itu membuat dunianya begitu hancur. Wanita lain mengandung anak dari suaminya disaat dirinya juga tengah berbahagia atas kehadiran janin yang ada di perutnya.

"Ya jangan sampai Aleta tahu lah. Aku sangat mencintainya, tak mungkin aku meninggalkan dia hanya demi kamu" ucap Devan acuh tak acuh.

"Tapi Dev, bagaimana dengan aku? Tak mungkin anak ini lahir tanpa adanya sosok seorang ayah. Kamu harus tanggungjawab Dev" ucap wanita itu dengan suara isakan yang mengiringi.

Suara wanita yang tengah menangis itu adalah milik sahabat Devan sejak kuliah, Seina Hernawa. Wanita yang terlihat sangat lembut, polos, dan baik hati itu ternyata tak ubahnya seorang wanita licik. Aleta tak menyangka jika keduanya sampai berhubungan jauh seperti ini. Pasalnya ketika bertemu dengannya, tak pernah ada tanda-tanda dari wanita itu yang menginginkan Devan.

"Kau sendiri yang menawarkan diri sebagai simpanan dan penghiburku dikala Aleta sedang tak ada di rumah. Jadi jangan salahkan aku yang tak mau bertanggungjawab dengan anak yang kamu kandung itu. Dan aku yakin kalau janin yang ada di perutmu itu bukanlah anak kandungku karena saat pertama kali kita melakukan hubungan, kau bahkan sudah tak perawan" ucap Devan ketus.

Didepan pintu kamar, Aleta hanya bisa menutup kedua mulutnya dengan tangannya agar bisa menahan isakan yang akan keluar. Namun karena sudah tak tahan dengan pembicaraan mereka, Aleta menyelonong masuk dengan mendorong pintu kamar dengan kerasnya.

Brakkk...

Dua manusia berbeda jenis itu sontak saja terkejut dengan bunyi pintu yang dibuka dengan kerasnya. Keduanya mengalihkan pandangannya kearah pintu dan semakin terkejut saat melihat adanya Aleta disana. Aleta berdiri dengan pipi bercucuran air mata menghadap kearah Devan dan Seina yang ternyata tengah berbaring diatas kasur. Yang semakin membuat hatinya hancur adalah keduanya tampak polos tanpa sehelai benangpun, tubuh mereka hanya ditutupi oleh selembar selimut tebal saja.

Devan gelagapan melihat kedatangan istrinya kemudian dengan cepat mengambil baju dan celana yang berserakan dibawah kasurnya. Begitu pula dengan Seina, namun Aleta melihat jika kini wanita itu tengah tersenyum licik dibalik wajahnya yang panik.

"Aleta dengarin penjelasanku dulu..." panik Devan sambil memakai pakaiannya dengan cepat dari balik selimut yang menutupinya.

Aleta tak menggubris ucapan Devan, ia hanya menatap datar kearah dua orang itu. Bahkan ia tengah menghapus kasar air mata yang masih mengalir di pipinya. Ia mencoba menguatkan hatinya untuk tak menangis dihadapan orang yang telah mengkhianatinya. Ia tak ingin terlihat didepan orang-orang munafik itu.

Setelah Devan selesai mengenakan pakaiannya, ia segera mendekat kearah Aleta namun wanita itu langsung dengan sigap memundurkan langkahnya. Ia tak ingin berdekatan dengan orang yang sudah terkontaminasi dengan kencing Seina. Devan kini ketakutan melihat sikap Aleta yang terlihat datar dan dingin ketika menatapnya.

"Jangan..."

Terpopuler

Comments

Endang Werdiningsih

Endang Werdiningsih

simak

2023-07-25

0

Yenti Ovi

Yenti Ovi

seperti nya bagus ni

2023-07-13

0

Ajusani Dei Yanti

Ajusani Dei Yanti

aku mampir nih thorrrr kuh

2023-06-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!