Bab 20 - Pertemuan yang Tak Terduga

Lian dan Eris terus menjelajahi labirin yang mematikan. Mereka telah melewati banyak rintangan dan berhasil mengatasi banyak tantangan, tetapi masih belum menemukan jalan keluar dari dunia bawah tanah itu.

Saat mereka berjalan melalui lorong yang sempit, mereka tiba-tiba dihadapkan pada sebuah ruangan yang besar. Di tengah ruangan itu, ada sosok wanita yang duduk di atas tahta yang megah.

Wanita itu terlihat sangat cantik, dengan rambut hitam yang panjang dan mata hijau yang tajam. Dia mengenakan pakaian yang indah, terbuat dari kain sutra yang lembut dan dihiasi dengan permata yang berkilau.

"Selamat datang di istanaku," kata wanita itu dengan suara lembut. "Aku adalah Ratu Sariel, penguasa dunia bawah tanah ini."

Lian dan Eris saling pandang, tak percaya dengan apa yang mereka lihat. Mereka tahu bahwa mereka telah memasuki wilayah yang sangat berbahaya, dan sekarang mereka harus berhadapan dengan Ratu Sariel.

"Kami tidak mencari masalah," kata Lian dengan lembut. "Kami hanya ingin menemukan jalan keluar dari sini."

Ratu Sariel tersenyum. "Tentu saja, itu adalah impian semua orang yang terjebak di sini. Namun, jalan keluar dari dunia bawah tanah ini tidak mudah ditemukan. Butuh keberanian dan kekuatan untuk mencapainya."

"Eris memiliki kekuatan sihir yang luar biasa," kata Lian. "Kami berdua yakin bahwa kami bisa mengatasi semua rintangan yang ada di depan kami."

Ratu Sariel mengangguk. "Saya melihat potensi besar dalam diri Eris. Dia memiliki kekuatan yang luar biasa, yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Namun, kekuatan itu juga membawanya pada bahaya yang lebih besar."

Lian dan Eris saling pandang, tidak yakin dengan apa yang Ratu Sariel katakan.

"Tapi Anda tidak sendiri," kata Ratu Sariel. "Saya akan membantu Anda menemukan jalan keluar dari sini. Namun, ada satu syarat."

Apa itu?" tanya Lian.

"Kamu harus membantu saya menyelesaikan tugas tertentu," kata Ratu Sariel. "Tugas itu sangat berbahaya dan bisa membawa kamu pada bahaya yang besar. Namun, jika kamu berhasil menyelesaikan tugas itu, saya akan memastikan bahwa kamu bisa keluar dari sini dengan selamat."

Lian dan Eris saling pandang, tahu bahwa mereka tidak punya pilihan lain. Jalan keluar dari dunia bawah tanah itu sangat sulit ditemukan, dan mereka harus mengambil setiap kesempatan yang ada.

"Kami akan membantu Anda," kata Eris dengan suara mantap. "Apa yang harus kami lakukan?"

Ratu Sariel tersenyum. "Tugas itu sangat sederhana," katanya. "Kamu hanya perlu menemukan sebuah benda yang sangat berharga bagi saya. Benda itu bernama 'Kristal Kehidupan', sebuah batu permata yang tersembunyi di dalam labirin yang sangat rumit di dunia bawah tanah. Tidak mudah untuk menemukannya, tetapi kamu memiliki kemampuan dan keberanian untuk berhasil."

Lian merasa lega mendengarnya. Tugas itu terdengar jauh lebih mudah daripada yang dia bayangkan. "Di mana saya harus mencarinya?" tanya Lian.

Ratu Sariel menyerahkan peta labirin yang rumit kepadanya. "Di sini," kata Ratu Sariel sambil menunjuk pada salah satu bagian di peta. "Namun, labirin itu penuh dengan jebakan dan rintangan. Kamu harus sangat berhati-hati agar tidak terjebak di dalamnya selamanya."

Lian mengangguk, merasa semakin bersemangat untuk menyelesaikan tugas itu. "Saya akan melakukan yang terbaik," katanya pada Ratu Sariel.

"Bagus," kata Ratu Sariel. "Sekali kamu berhasil menemukan Kristal Kehidupan, bawa itu kembali kepadaku, dan kamu akan mendapat hadiah yang layak."

Lian keluar dari istana Ratu Sariel dan memulai petualangannya menuju labirin bawah tanah. Di sana, dia bertemu dengan berbagai jenis makhluk yang ganas dan jebakan yang berbahaya. Namun, dia tidak merasa takut, karena dia telah dilatih dan siap untuk menghadapi semua yang ada di depannya.

Setelah berjalan selama beberapa jam, Lian akhirnya tiba di sebuah ruangan besar dengan banyak lorong yang saling berhubungan. Dia melihat-lihat peta dan mencoba mencari tahu jalur terbaik untuk dilalui. Namun, dia merasa bingung karena semua jalur terlihat sama.

"Tolong, berikan petunjuk," kata Lian pada dirinya sendiri.

Tiba-tiba, sebuah suara perempuan yang lembut terdengar di telinganya. "Ikuti jalan di sebelah kanan, dan kamu akan menemukan apa yang kamu cari," kata suara itu.

Lian melihat sekelilingnya, mencari asal suara itu, tetapi dia tidak melihat siapa pun. Dia menggelengkan kepalanya dan melanjutkan perjalanannya mengikuti petunjuk tersebut.

Lian terus berjalan hingga dia menemukan sebuah ruangan kecil yang tersembunyi di balik jebakan. Di sana, dia melihat sebuah batu permata besar yang bersinar terang. Kristal Kehidupan. Dia meraihnya dengan hati-hati dan merasa senang bahwa dia telah menyelesaikan tugasnya.

Namun, ketika dia berbalik untuk keluar dari ruangan, dia melihat Eris di depannya, memandangnya dengan tatapan yang dingin dan tajam. "Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Eris.

Lian mencoba menjelaskan tentang tugasnya untuk Ratu Sariel dan tentang bagaimana dia menemukan Kristal Kehidupan. Namun, Eris tidak terlihat terkesan. "Jangan bodoh," kata Eris dengan suara tegas. "Kamu berpikir bahwa hanya dengan menemukan benda itu, kamu bisa keluar dari sini dan kembali ke dunia permukaan? Apa yang membuatmu berpikir begitu naif?"

Lian merasa tersinggung dengan ucapan Eris yang kasar, namun dia tidak ingin terlibat dalam perdebatan. "Maaf jika saya salah, tapi saya tidak tahu apa yang harus dilakukan di sini selain mencoba menyelesaikan tugas ini," jawabnya dengan hati-hati.

Eris menghela napas, dan tiba-tiba dia terlihat sedikit lebih lembut. "Maaf jika aku terdengar kasar. Aku tidak ingin kamu mati di sini karena kebodohanmu. Kristal Kehidupan memang berharga, tapi itu bukan satu-satunya cara untuk keluar dari sini. Ada cara lain, dan aku akan membantumu menemukannya."

Lian terkejut mendengar kata-kata Eris yang tiba-tiba berbalik. Dia tidak tahu apa yang harus dipikirkan tentang wanita misterius ini. Namun, dia merasa lega bahwa dia tidak sendirian dalam upaya untuk keluar dari dunia bawah tanah ini.

"Makasih, Eris," kata Lian dengan senyum. "Aku bersyukur bahwa aku punya teman seperti kamu."

Eris tersenyum samar. "Jangan terlalu senang dulu," katanya. "Masalahnya tidak akan mudah, dan kita akan menghadapi banyak rintangan di depan kita. Tapi kita akan melaluinya bersama."

Lian mengangguk. "Saya siap untuk apa pun yang akan terjadi," katanya dengan tegas.

Eris tersenyum lembut. "Baiklah, pertama-tama kita harus keluar dari ruangan ini. Saya memiliki rencana."

Dengan itu, Eris berjalan ke dinding dan memulai serangkaian mantra yang aneh dan menghasilkan cahaya biru kehijauan. Cahaya itu menyelimuti dinding, dan tiba-tiba sebuah pintu rahasia terbuka di depan mereka.

"Mari kita pergi," kata Eris sambil menggenggam tangan Lian.

Lian mengangguk dan mereka berjalan keluar dari ruangan itu menuju petualangan berikutnya di dunia bawah tanah yang penuh dengan keajaiban dan bahaya.

Lian terdiam, tidak tahu harus berkata apa. Dia merasa seperti Eris menganggap dirinya seorang pembohong dan penipu. Namun, dia tahu bahwa dia harus membuktikan kebenaran kata-katanya.

"Tapi, Ratu Sariel sudah memberikan saya Kristal Kehidupan ini sebagai bukti bahwa saya telah menyelesaikan tugas saya dengan sukses," kata Lian sambil menunjukkan kristal itu.

Eris menerima kristal itu dari tangan Lian dan memeriksanya dengan seksama. Setelah beberapa saat, dia menganggukkan kepalanya.

"Baiklah, kamu bisa pergi sekarang," katanya. "Tapi, aku akan mengawasimu dan jika aku menemukan bahwa kamu memang berbohong, kamu akan menerima hukuman yang layak."

Lian mengangguk, merasa lega. Dia meninggalkan kamar itu dan segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri dari lumpur dan kotoran yang menempel di tubuhnya. Setelah selesai mandi, dia kembali ke kamarnya dan mulai memikirkan apa yang akan dilakukan selanjutnya.

Dia masih belum menemukan jalan keluar dari dunia bawah tanah itu dan dia merasa semakin terjebak di dalamnya. Namun, dia merasa beruntung telah bertemu dengan Eris. Wanita itu mungkin terlihat dingin dan jauh, tetapi dia memiliki kemampuan sihir yang sangat kuat dan bisa menjadi sekutu yang berharga bagi Lian.

Lian memutuskan untuk pergi ke perpustakaan istana dan mencari buku-buku yang mungkin bisa membantunya menemukan jalan keluar dari dunia bawah tanah itu. Dia merasa bahwa dia harus memanfaatkan setiap kesempatan yang ada untuk mencari tahu lebih banyak tentang tempat itu.

Setelah berjalan beberapa saat, Lian akhirnya sampai di perpustakaan. Dia terkejut melihat betapa besar dan luasnya perpustakaan itu. Dinding-dindingnya dipenuhi dengan rak-rak buku dan di tengah ruangan terdapat meja-meja yang dipenuhi dengan buku-buku terbuka.

Lian mulai mencari buku-buku tentang dunia bawah tanah itu. Dia membaca tentang sejarah dan mitos tempat itu, tentang makhluk-makhluk yang ada di sana, dan tentang labirin yang mengelilinginya. Dia belajar bahwa ada banyak bahaya yang mengancam di dunia bawah tanah itu, dan bahwa hanya sedikit orang yang berhasil keluar dari sana.

Namun, ketika Lian mencoba mencari informasi tentang jalan keluar, dia menemukan bahwa hampir tidak ada informasi yang tersedia. Buku-buku itu hanya memberikan sedikit petunjuk tentang jalan keluar, dan Lian merasa semakin putus asa.

Dia menghabiskan beberapa jam di perpustakaan, membaca buku setebal 10 jilid dan mencari informasi tentang jalan keluar. Namun, ketika dia meninggalkan perpustakaan, dia tidak memiliki jawaban yang dia cari. Dia merasa semakin terjebak di dalam dunia bawah tanah itu

Lian terus berjuang untuk mencari jalan keluar dari dunia bawah tanah yang misterius dan berbahaya itu. Ia menjelajahi setiap lorong dan ruangan yang ditemuinya, mencari petunjuk atau tanda-tanda yang mungkin dapat membantunya menemukan jalan keluar.

Namun, semakin lama dia berada di sana, semakin putus asa dia merasa. Tidak ada petunjuk yang jelas, tidak ada tanda-tanda yang membawa ke arah yang benar. Lian mulai meragukan kemampuannya untuk keluar dari tempat itu.

Saat itulah, dia bertemu dengan seorang penjaga yang menjelaskan tentang sebuah gua tersembunyi yang mengarah ke permukaan. Lian merasa terkejut dan gembira, akhirnya ada petunjuk yang jelas tentang jalan keluar.

Tetapi ada satu masalah. Gua itu terletak di wilayah musuh yang sangat berbahaya dan sulit diakses. Lian merasa putus asa lagi, tetapi dia tidak akan menyerah. Dia akan mencari cara untuk menemukan jalan keluar dari dunia bawah tanah itu, bahkan jika itu berarti menghadapi musuh yang lebih kuat daripada yang pernah dia hadapi sebelumnya.

Dengan tekad yang kuat dan semangat yang tak tergoyahkan, Lian dan Eris bersiap untuk menghadapi bahaya dan tantangan yang ada di depan mereka. Mereka mempersiapkan diri dengan hati-hati dan mengumpulkan segala kekuatan yang mereka miliki. Mereka yakin bahwa bersama-sama, mereka dapat mengatasi semua rintangan dan menemukan jalan keluar dari dunia bawah tanah itu.

Ketika mereka tiba di wilayah musuh, mereka berusaha untuk menyelinap tanpa terdeteksi. Mereka melewati jebakan dan menghindari musuh yang mengintai. Ketika mereka sampai di gua tersembunyi, mereka merasa lega dan gembira.

Namun, kemenangan mereka tidak berlangsung lama. Di tengah-tengah jalan, mereka disergap oleh sekelompok musuh yang sangat kuat. Lian dan Eris berusaha untuk melawan, tetapi musuh-musuh mereka terlalu banyak dan terlalu kuat.

Ketika semuanya tampak suram, Eris menggunakan kekuatannya untuk melindungi Lian dan memastikan bahwa dia selamat. Namun, tindakan itu mengorbankan dirinya sendiri. Lian terkejut dan sedih, tetapi dia tahu bahwa dia harus terus maju.

Akhirnya, setelah melalui banyak rintangan dan bahaya, Lian berhasil menemukan jalan keluar dari dunia bawah tanah itu. Dia kembali ke permukaan dengan hati yang berat, merenungkan pengorbanan Eris dan menyadari betapa berharganya persahabatan sejati.

Ketika Lian mencapai permukaan, dia disambut oleh matahari yang terbit di ufuk timur. Dia merasakan kehangatan dan kebebasan yang dia rasakan tidak pernah sebelumnya. Dia tahu bahwa petualangannya di dunia bawah tanah telah berakhir, setidaknya untuk sementara waktu. Namun, ada sesuatu yang terus mengganggu pikirannya - Eris. Dia merasa bahwa dia harus kembali ke dunia bawah tanah dan menemukan Eris. Dia tidak bisa meninggalkannya di sana sendirian.

Lian mengambil napas dalam-dalam dan berbalik untuk melihat ke bawah ke dalam celah di tanah tempat dia turun tadi. Dia mengingat jalan yang telah ia tempuh dan menghitung berapa lama waktu yang akan dibutuhkan untuk kembali ke sana. Setelah memastikan bahwa dia siap secara mental dan fisik, Lian mulai memasuki celah tanah itu lagi.

Dia kembali menavigasi labirin yang berbahaya dan berhati-hati agar tidak terjebak atau terluka. Setelah beberapa saat, dia sampai di lokasi tempat dia meninggalkan Eris. Dia mencari-cari di sekitar tempat itu, namun tidak menemukan jejak Eris. Dia mulai merasa cemas dan kebingungan. Mungkin Eris telah pergi mencari benda yang diminta oleh Ratu Sariel.

Namun, saat dia memutar balik sudut terakhir di lorong, dia melihat bayangan seseorang di kejauhan. Dia mulai berlari menuju bayangan itu, dan semakin dekat, dia merasakan detak jantungnya semakin cepat. Dia merasa seperti melihat kilatan cahaya ketika dia akhirnya sampai di dekat bayangan itu dan menyadari bahwa itu adalah Eris.

"Eris!" teriak Lian dengan gembira. "Kamu baik-baik saja?"

Eris menoleh ke arah Lian dan tersenyum. "Tentu saja," jawabnya. "Aku hanya sedang mencari benda yang diminta oleh Ratu Sariel. Bagaimana kamu bisa sampai ke sini?"

Lian menceritakan tentang keinginannya untuk menemukan Eris dan memastikan bahwa dia baik-baik saja. Eris terlihat terharu dan tersenyum. "Terima kasih, Lian. Aku benar-benar beruntung memiliki teman seperti kamu."

Lian merasa hatinya meleleh saat Eris menyebutnya teman. Dia tidak bisa menahan perasaannya lagi dan mencoba untuk mengungkapkan perasaannya pada Eris. Namun, sebelum dia bisa mengatakannya, Eris tiba-tiba terdiam dan menatap ke arah koridor yang jauh di hadapan mereka.

"Ada sesuatu yang tidak beres," kata Eris dengan nada serius.

Lian mengangkat alisnya. "Apa maksudmu?"

Eris menunjuk ke arah koridor itu. "Aku merasa kehadiran seseorang yang aneh dan tidak dikenal di sana. Kita harus berhati-hati."

Lian merasa sedikit tidak enak. Dia dan Eris sudah melalui banyak hal bersama dan dia tahu betapa kuatnya kemampuan sihir Eris, tetapi dia tidak bisa menghilangkan perasaan tidak enak dalam hatinya.

"Baiklah, mari kita pergi mengambil benda itu dan kemudian kita keluar dari sini secepat mungkin," kata Lian.Eris mengangguk setuju, dan keduanya pun bergerak menuju ke arah pintu keluar. Namun, mereka tiba-tiba terhenti ketika terdengar suara derap langkah kaki di koridor. Lian dan Eris saling pandang, dan mereka berusaha untuk menemukan tempat untuk bersembunyi.

Sesaat kemudian, sekelompok prajurit datang ke arah mereka. Mereka mengenakan baju besi dan membawa senjata tajam di tangan. Lian merasakan detak jantungnya semakin cepat ketika mereka semakin dekat. Dia tidak ingin terlibat dalam pertarungan, tetapi jika itu terjadi, dia siap untuk melindungi dirinya dan Eris.

Namun, untuk keheranan mereka, prajurit-prajurit itu melewati mereka begitu saja, seolah-olah tidak melihat mereka di sana. Lian dan Eris saling pandang, bingung dengan situasi ini. Apa yang terjadi?

Tiba-tiba, sebuah pintu terbuka di dekat mereka, dan keluarlah seorang pria yang mengenakan jubah hitam dan topi bulu yang elegan. Dia melirik ke arah Lian dan Eris, dan kemudian mengangguk sopan.

"Saya melihat Anda mencari jalan keluar," katanya dengan suara rendah. "Namun, Anda terjebak di dalam lingkaran pesona. Saya dapat membantu Anda keluar dari sini, tetapi saya memerlukan bantuan Anda untuk sebuah misi."

Lian dan Eris saling pandang, dan kemudian mengangguk setuju. Mereka siap untuk melakukan apa saja untuk keluar dari dunia bawah tanah itu.

"Baiklah, apa yang harus kami lakukan?" tanya Lian dengan serius.

Pria itu tersenyum. "Saya memerlukan benda yang sangat berharga bagi Ratu Sariel," katanya. "Benda itu berada di dalam tangan musuh kami, dan saya butuh bantuan Anda untuk mengambilnya kembali."

Lian dan Eris saling pandang, dan kemudian mengangguk setuju. Mereka siap untuk melakukan apa saja untuk membantu pria itu dan untuk keluar dari dunia bawah tanah itu. Petualangan baru mereka pun dimulai.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!