Bab 18: Kembali ke Permukaan

Setelah perjalanan yang melelahkan, Lian dan Eris akhirnya berhasil kembali ke permukaan. Mereka keluar dari gua yang berada di kaki gunung dan duduk di atas bebatuan untuk istirahat sejenak.

Lian menghirup udara segar dengan lega. Dia merasa senang bisa kembali ke dunia di luar sana setelah terperangkap di dalam gua selama beberapa minggu. Dia juga merasa senang bisa melihat langit lagi dan merasakan sinar matahari yang hangat di kulitnya.

"Eris, terima kasih atas bantuannya selama di bawah sana," ucap Lian sambil tersenyum.

Eris hanya mengangguk sebagai balasan. Dia masih terlihat sedikit tertutup, tetapi Lian bisa melihat ekspresi tulus di matanya.

"Mari kita kembali ke desa dan memberi tahu orang-orang bahwa kita selamat," kata Lian.

Eris setuju, dan mereka berjalan menuju desa terdekat. Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan sekelompok petualang yang sedang menuju ke arah gunung. Mereka memberi tahu petualang tersebut bahwa mereka berhasil keluar dari gua dan meminta mereka untuk memberitahu desa terdekat tentang keberadaan mereka.

Setelah tiba di desa, Lian dan Eris disambut dengan sukacita oleh penduduk desa. Mereka menceritakan kisah mereka tentang petualangan di dalam gua dan tentang teman-teman baru yang mereka temui di sana.

Keesokan harinya, mereka mengunjungi pemimpin desa dan menceritakan semuanya. Pemimpin desa memberi mereka hadiah sebagai penghargaan atas keberanian mereka dan atas membantu mengungkapkan kebenaran tentang gua tersebut. Dia juga memberi mereka saran tentang bagaimana melanjutkan hidup mereka dan meminta mereka untuk mengunjungi kota terdekat jika mereka membutuhkan bantuan lebih lanjut.

Lian dan Eris memutuskan untuk kembali ke kota tempat mereka bertemu untuk pertama kalinya. Di sana, mereka menemukan bahwa kota tersebut telah berubah. Ada bangunan baru dan jalan-jalan yang lebih besar, dan banyak orang yang sibuk beraktivitas.

Mereka juga bertemu dengan orang-orang yang telah mereka temui sebelumnya, termasuk para pedagang yang telah membantu mereka memulihkan kesehatan mereka setelah melarikan diri dari makhluk yang menyerang mereka di gua. Lian dan Eris bersyukur bisa bertemu dengan mereka lagi, dan mereka berbicara tentang pengalaman mereka selama di bawah tanah.

Saat malam tiba, Lian dan Eris duduk di atas bukit kecil di luar kota. Mereka menikmati pemandangan kota yang indah di bawah cahaya bintang. Mereka juga membicarakan tentang masa depan mereka dan apa yang akan mereka lakukan selanjutnya.

"Eris, apa yang akan kamu lakukan sekarang?" tanya Lian.

Eris menggelengkan kepalanya. "Aku belum memutuskan Lian menatap Eris dengan wajah bingung. "Apa maksudmu?"

"Aku belum memutuskan apakah aku ingin kembali ke dunia bawah tanah atau tidak," ulang Eris dengan lembut. "Aku harus memikirkan semuanya dengan hati-hati. Aku punya banyak tanggung jawab dan kewajiban di sana, tapi juga ada banyak bahaya yang mengancam."

Lian merasa kecewa mendengar itu. Dia telah membayangkan mereka berdua berpetualang bersama lagi, dan sekarang tampaknya itu tidak akan terjadi. "Tapi aku merindukanmu," ujarnya dengan suara lembut.

Eris tersenyum. "Dan aku merindukanmu juga, Lian. Tapi kita masih bisa tetap berteman, kan?"

Lian tersenyum kembali, merasa lega. "Tentu saja! Aku akan selalu menganggapmu sebagai temanku yang paling dekat."

"Dan aku akan selalu menghargai persahabatan kita," balas Eris. "Kita selalu bisa saling menghubungi, baik melalui surat atau sihir."

Mereka berdua berpelukan, dan Lian merasa hangat di dalam hatinya. Meskipun mereka mungkin tidak berpetualang bersama lagi, persahabatan mereka akan selalu bertahan. Dan itu membuatnya merasa bahagia.

Setelah berpisah dari Eris, Lian kembali ke rumahnya di desa kecil tempat dia dibesarkan. Dia kembali bekerja sebagai tukang kayu, tetapi sekarang dia merasa lebih percaya diri dan berani daripada sebelumnya. Dia merasa bahwa dia telah mengalami banyak hal selama petualangannya di dunia bawah tanah, dan dia telah belajar banyak tentang dirinya sendiri.

Walaupun dia merindukan Eris dan petualangan yang mereka lalui bersama, Lian merasa bahwa dia telah menemukan kedamaian dan kebahagiaan di tempat yang sekarang dia panggil rumah. Dan dia tahu bahwa, meskipun dia mungkin tidak pernah kembali ke dunia bawah tanah, dia akan selalu membawa pengalaman dan pelajaran yang dia dapatkan selama petualangannya bersama Eris di hatinya. Akhirnya, Lian merasa bahwa dia telah menemukan tempatnya di dunia.

Lian tersenyum lega. "Aku juga merindukanmu," ucapnya sambil menggenggam tangan Eris. "Aku tidak tahu apakah aku bisa melewati semua itu tanpamu."

Eris tersenyum, "Kamu bisa melakukan apa saja, Lian. Kamu adalah seorang petualang yang tangguh dan berani."

Lian tersenyum, "Terima kasih, Eris. Aku bersyukur kau ada di sampingku selama petualangan di dunia bawah tanah."

Mereka berjalan bersama di sepanjang jalan yang ramai. Lian merasa lega bisa melihat matahari kembali. Dia merindukan cahayanya dan hangatnya sinar mentari. Dia juga merindukan dunia di permukaan, dengan segala keindahan dan keajaibannya.

Sementara mereka berjalan, Eris tiba-tiba berhenti dan menatap Lian dengan serius. "Ada satu hal yang harus kita lakukan sebelum kamu pergi," katanya.

Lian menatap Eris, "Apa itu?"

Eris tersenyum lembut, "Kamu harus memperoleh sesuatu sebagai tanda penghargaanmu atas petualangan kita bersama."

Lian mengangkat alisnya, "Apa itu?"

Eris mengeluarkan sesuatu dari dalam jubahnya dan memberikannya kepada Lian. "Ini adalah bola kristal yang saya ambil dari salah satu makhluk yang kita lawan di dunia bawah tanah," katanya. "Ini mengandung kekuatan sihir yang kuat. Ini akan membantumu melalui petualanganmu berikutnya."

Lian mengambil bola kristal itu dan memandanginya dengan takjub. "Terima kasih, Eris. Ini sangat berharga bagi saya."

Eris tersenyum, "Sekarang, kamu harus pergi dan menjelajahi dunia di permukaan. Aku akan selalu di sini jika kamu membutuhkanku."

Lian tersenyum dan merangkul Eris. "Aku akan selalu mengingatmu, Eris."

Mereka berpisah, dan Lian memulai perjalanannya ke dunia di permukaan. Dia tahu bahwa masih banyak petualangan yang menunggunya, tetapi dia siap menghadapinya dengan keberanian dan tekad. Dia telah belajar banyak dari petualangan di dunia bawah tanah, dan dia merasa siap untuk melangkah maju ke masa depan.

Lian merasa sedikit lega, tetapi masih ada kekhawatiran di hatinya. Dia tidak yakin apakah dia bisa benar-benar mempercayai Eris setelah apa yang terjadi di dunia bawah tanah.

Namun, seiring berjalannya waktu, Eris membuktikan kesetiaannya pada Lian. Dia membantu Lian mengembalikan kembali kekuasaan kepada keluarganya dan membantunya memulai kembali hidupnya di permukaan. Lian juga belajar bahwa Eris memiliki masa lalu yang kelam, dan bahwa dia telah melakukan hal-hal yang mengerikan dalam upayanya untuk mencapai tujuannya.

Meskipun begitu, Lian merasa bahwa dia tidak bisa menyalahkan Eris sepenuhnya atas apa yang terjadi di dunia bawah tanah. Dia tahu bahwa mereka berdua terjebak dalam situasi yang sulit dan mereka melakukan yang terbaik untuk bertahan hidup.

Beberapa bulan kemudian, Lian dan Eris berkumpul kembali di sebuah kota kecil di mana Lian telah memulai bisnisnya sendiri. Eris tampak lebih tenang dan lebih bersemangat daripada sebelumnya, dan Lian merasa bahwa dia telah menemukan tempat yang nyaman dalam hidupnya.

Saat mereka berjalan-jalan bersama di kota itu, Eris tiba-tiba berhenti di sebuah toko buku. Dia memilih sebuah buku dan menunjukkannya pada Lian. "Lihat ini," kata Eris, "ini tentang keajaiban."

Lian tersenyum. "Aku selalu percaya pada keajaiban, karena aku telah melihat keajaiban di dunia bawah tanah."

Eris mengangguk. "Aku juga." Dia memberikan buku itu pada Lian. "Ini adalah hadiah untukmu."

Lian tersenyum dan mengucapkan terima kasih pada Eris. Dia tahu bahwa meskipun petualangannya di dunia bawah tanah telah berakhir, hubungannya dengan Eris akan terus bertahan. Dan, meskipun dia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, dia yakin bahwa dia akan siap untuk setiap petualangan yang akan datang. Akhirnya, Lian membuka buku itu dan mulai membacanya, merasa bahwa keajaiban selalu mungkin terjadi jika seseorang percaya.

Eris menggelengkan kepalanya. "Aku masih merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan semua ini," katanya dengan serius. "Ketika kita berada di dunia bawah tanah, aku merasa ada kekuatan yang lebih besar di balik semua ini. Seseorang atau sesuatu yang ingin mengambil alih kekuatan yang ku miliki."

Lian mengangguk mengerti. Dia ingat betul bagaimana mereka berjuang melawan makhluk-makhluk jahat dan misterius selama petualangan mereka di dunia bawah tanah. "Tapi apa yang bisa kita lakukan?" tanyanya.

Eris menatap Lian dengan tajam. "Kita harus bersiap-siap," katanya dengan tegas. "Kita harus belajar lebih banyak tentang sihir dan kekuatan kita sendiri, dan kita harus mempersiapkan diri untuk menghadapi apa pun yang mungkin terjadi."

Lian merasa sedikit takut, tetapi pada saat yang sama, dia merasa bersemangat dengan perspektif petualangan baru yang menantinya. Dia mengangguk mantap. "Kita akan melakukannya," katanya dengan tekad.

Dan begitulah, Lian dan Eris memulai pelatihan intensif mereka. Mereka belajar tentang sihir dan kekuatan mereka sendiri, dan mengasah kemampuan mereka untuk melawan kekuatan gelap yang mungkin mengancam mereka.

Lama kelamaan, Lian dan Eris menjadi semakin dekat. Mereka berbagi banyak hal bersama-sama dan semakin memahami satu sama lain. Lian menyadari bahwa dia telah jatuh cinta pada Eris dan berharap bisa menjalin hubungan yang lebih dalam dengan wanita itu.

Tetapi pada suatu malam, ketika mereka sedang berlatih sihir di luar, Eris tiba-tiba terdiam dan melihat ke arah langit. "Ada yang tidak beres," katanya dengan serius.

Lian merasa tegang. "Apa yang terjadi?"

Eris menatap Lian dengan tajam. "Seseorang sedang mencari aku. Seseorang yang ingin mengambil kekuatan yang ku miliki."

Lian merasa gemetar. "Siapa dia? Dan apa yang harus kita lakukan?"

Eris mengambil napas dalam-dalam. "Aku belum yakin," katanya. "Tetapi kita harus siap. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tetapi kita harus siap untuk menghadapinya."

Mereka melintasi jalan setapak di antara hutan yang lebat, menghirup udara segar dan menikmati pemandangan yang indah di sekitar mereka. Setelah beberapa saat berjalan, mereka tiba di tepi danau yang luas, dan di ujung danau itu, mereka melihat sebuah kota kecil yang indah.

"Maka itulah kota kelahiranku," kata Eris, sambil menunjuk ke arah kota itu.

Lian melihat kota itu dengan penuh kekaguman. Bangunan-bangunan di sana terbuat dari batu bata, dengan atap genteng merah yang cantik dan jalan-jalan yang bersih dan rapi. Ada banyak pedagang yang menjajakan barang-barang mereka di tepi jalan, dan orang-orang yang berjalan kaki sibuk dengan kegiatan sehari-hari mereka.

"Mereka pasti senang melihatmu kembali," kata Lian, sambil tersenyum.

Eris mengangguk. "Ya, aku yakin begitu," katanya.

Mereka berjalan melintasi jembatan kayu yang melintasi danau dan masuk ke dalam kota. Ketika mereka berjalan-jalan di sekitar kota, Eris menunjukkan Lian ke mana ia biasa pergi saat masih muda. Dia menunjukkan kebun buah favoritnya, pasar ikan tempat dia selalu membeli ikan segar untuk keluarganya, dan toko roti tempat dia selalu membeli roti favoritnya.

Lian merasa senang bisa melihat tempat-tempat itu bersama Eris, dan dia merasa seperti dia benar-benar mengenalnya dengan lebih baik sekarang. Setelah beberapa jam berjalan-jalan di sekitar kota, mereka akhirnya tiba di rumah Eris.

"Mereka di dalam sana," kata Eris, sambil menunjuk ke pintu depan.

Lian menarik napas dalam-dalam dan menyiapkan diri untuk bertemu dengan keluarga Eris. Dia merasa sedikit gugup, tetapi dia tahu dia harus menunjukkan rasa hormat pada keluarga Eris.

Eris membuka pintu dan membawa Lian ke dalam rumah. Di dalam rumah, mereka disambut oleh sekelompok wanita yang tertawa dan berbicara dengan gembira. Eris memperkenalkan Lian kepada mereka sebagai temannya.

"Saya senang bisa bertemu dengan Anda semua," kata Lian, sambil tersenyum.

Wanita-wanita itu tersenyum dan menyambutnya dengan hangat. Mereka meminta Eris dan Lian duduk dan menawarkan minuman dan makanan kecil.

"Tidak sabar ingin melihatmu, Eris!" kata seorang wanita dengan suara ceria.

"Kami sudah merindukanmu," kata wanita lainnya.

Eris tersenyum lebar dan merangkul mereka. "Aku merindukanmu semua juga," kata Eris.

Lian merasa sedikit tersisihkan, tetapi dia tetap duduk di samping Eris dan menikmati suasana yang hangat dan ramah itu. Dia tahu dia harus memberi ruang pada Eris untuk menghabiskan waktu dengan keluarganya, dan dia juga menikmati momen ketenangan itu sendiri.

Saat malam semakin larut, keluarga Eris mulai bersiap-siap untuk tidur. Eris berdiri dan menarik Lian ke samping. "Ayo, kita pergi tidur sekarang," katanya dengan lembut.

Lian mengangguk dan mereka berjalan bersama ke kamar tidur tamu. Eris memberinya selimut dan bantal, dan Lian segera merasa nyaman di tempat tidur itu.

"Aku senang bisa tinggal di sini," kata Lian dengan senyum.

Eris mengangguk. "Aku juga senang kamu bisa datang, Lian."

Mereka berdua berbaring di tempat tidur, dalam keheningan yang nyaman. Lian merasa tenang dan bahagia, di samping wanita yang ia cintai.

Tapi, dia tidak bisa menolak pikiran tentang petualangan di dunia bawah tanah yang menunggunya. Dia tidak bisa membayangkan meninggalkan Eris, tetapi dia tahu dia harus pergi dan menyelesaikan apa yang harus dia selesaikan.

Lian merasa sedikit gelisah, tetapi Eris segera merasa getaran di tubuhnya dan bangun. "Apa yang terjadi?" tanya Eris dengan cemas.

Lian menatap wajahnya, memikirkan apa yang harus ia katakan. "Aku tidak bisa tinggal di sini selamanya, Eris," katanya dengan suara lembut. "Aku harus pergi."

Eris merasa sedih mendengar itu, tetapi dia juga mengerti. "Aku tahu," kata Eris. "Kamu harus pergi dan menyelesaikan apa yang kamu mulai. Tapi, janji padaku, kamu akan kembali."

Lian menatap wajahnya dengan lembut dan meraih tangannya. "Aku janji," katanya.

Mereka berdua tetap diam, saling merangkul dalam keheningan. Lian merasa sepi dan takut, tetapi dia juga merasa yakin bahwa dia akan menyelesaikan petualangannya dan kembali ke Eris.

Akhirnya, Lian dan Eris tertidur dalam pelukan satu sama lain, membiarkan petualangan dan masa depan yang tidak pasti menunggu di masa depan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!