Bab 17: Akhir dari Petualangan

Lian dan Eris berhasil melawan musuh terakhir mereka, seorang makhluk besar yang memiliki kekuatan yang tak terkalahkan. Dalam pertarungan yang sengit, mereka bekerja sama dengan cermat dan memanfaatkan kekuatan sihir mereka untuk mengalahkan musuh mereka.

Setelah pertarungan selesai, Lian dan Eris merasa sangat lelah dan terluka. Mereka duduk di tanah dan bernapas berat. "Kita berhasil," kata Lian dengan napas tersengal-sengal.

Eris mengangguk, "Ya, kita berhasil. Sekarang kita harus mencari jalan keluar dari sini."

Lian mengangguk, lalu memandangi sekeliling. Mereka berada di sebuah ruangan besar yang dipenuhi dengan ribuan kristal yang bersinar terang. Di atas kepala mereka, ada lubang kecil yang tampaknya bisa membawa mereka keluar dari dunia bawah tanah itu.

Lian melangkah menuju lubang itu, tetapi Eris menahannya. "Tunggu, ada yang harus kita lakukan terlebih dahulu."

Lian memandang Eris dengan heran, "Apa yang harus kita lakukan?"

Eris tersenyum, "Kita harus mengucapkan selamat tinggal."

Lian mengerti, lalu mengangguk. Mereka berdua berjalan menuju kristal terbesar di ruangan itu. Mereka menatap kristal itu dengan penuh rasa hormat, lalu mengucapkan doa singkat untuk menghormati keberadaan kristal itu dan dunia bawah tanah yang mereka tinggali.

Setelah itu, mereka kembali ke lubang kecil di atas kepala mereka. Dengan susah payah, mereka berhasil memanjat lubang itu dan keluar ke permukaan.

Saat mereka mencapai permukaan, matahari sedang terbit dan udara segar memenuhi paru-paru mereka. Mereka merasa lega dan bahagia. Mereka saling memandang, lalu tersenyum.

"Sekarang apa yang harus kita lakukan?" tanya Lian.

Eris tersenyum, "Kita harus kembali ke dunia kita dan melanjutkan hidup kita. Kita harus menemukan cara untuk hidup dalam kebaikan dan mencari makna dalam hidup kita."

Lian mengangguk, "Ya, kita harus memulai hidup baru."

Eris memandang Lian dengan lembut, lalu menyentuh pipi Lian dengan lembut. "Dan kita akan melakukannya bersama-sama."

Lian tersenyum, lalu mencium Eris dengan lembut. Mereka berpelukan, merasakan kehangatan satu sama lain. Akhirnya, mereka melepaskan pelukan dan berjalan menjauh, menuju kehidupan yang baru dan petualangan yang menanti mereka di masa depan.

Lian dan Eris kembali berjalan menyusuri labirin yang penuh dengan bahaya, mencari jalan keluar dari dunia bawah tanah itu. Mereka bertemu dengan beberapa makhluk ganas yang mencoba menghentikan mereka, tetapi dengan keberanian dan keahlian sihir dari Eris, mereka berhasil melewati semua rintangan.

Setelah berjalan selama beberapa hari, mereka akhirnya menemukan jalan keluar. Namun, di pintu keluar, mereka dihadapkan dengan musuh terakhir mereka, seorang penyihir jahat yang ingin menguasai dunia bawah tanah itu.

Dalam pertarungan sengit, Lian dan Eris berjuang mati-matian melawan penyihir jahat itu. Namun, mereka akhirnya berhasil mengalahkannya dengan bantuan keajaiban sihir dari Eris.

Setelah melalui petualangan yang melelahkan, Lian dan Eris kembali ke permukaan. Mereka merasa lega bahwa petualangan mereka telah berakhir, tetapi juga merasa sedih karena harus berpisah.

Namun, ketika mereka berjalan ke arah yang berlawanan, Lian menyadari bahwa dia tidak ingin berpisah dengan Eris. Dia berbalik dan berlari menuju Eris, dan mereka berpelukan erat. Di saat itulah, Lian menyatakan perasaannya pada Eris dan mengatakan bahwa dia tidak ingin berpisah darinya.

Eris juga menyatakan perasaannya pada Lian dan mereka berjanji akan tetap bersama, bahkan setelah petualangan mereka berakhir.

Mereka menghabiskan beberapa saat bersama-sama, memikirkan apa yang akan mereka lakukan selanjutnya. Akhirnya, mereka memutuskan untuk kembali ke dunia bawah tanah dan menjelajahi lebih banyak tempat yang belum mereka jelajahi sebelumnya.

Mereka tahu bahwa petualangan yang menantang masih menunggu mereka di masa depan, tetapi mereka siap menghadapinya bersama-sama. Petualangan mereka mungkin telah berakhir, tetapi kisah cinta mereka baru saja dimulai.

Lian dan Eris menuju ke arah cahaya yang semakin terang di ujung lorong. Mereka melompati bebatuan dan menghindari lubang-lubang kecil yang bisa membahayakan mereka. Setelah beberapa menit berjalan, mereka sampai di sebuah ruangan yang cukup besar dengan pintu keluar di ujungnya. Ruangan itu tampak seperti bekas kuil yang sudah lama terabaikan. Di sisi kanan ruangan, terdapat altar besar yang terbuat dari batu hitam. Di atas altar itu terdapat benda bercahaya yang bergetar.

Lian dan Eris merasa sangat penasaran dengan benda itu, dan mereka berjalan menuju altar itu. Ketika mereka semakin dekat, mereka merasa semakin kuat getaran dari benda itu. Tiba-tiba, mereka merasa ada sesuatu yang mencengkeram kaki mereka. Mereka berdua berbalik dan melihat sebuah monster besar yang terdiri dari berbagai macam benda-benda yang sudah rusak. Monster itu menyerang mereka dengan cepat dan mereka harus berjuang dengan keras untuk melawannya.

Lian dan Eris saling membantu satu sama lain selama pertarungan dan dengan cepat mereka menemukan kelemahan monster itu. Mereka bekerja sama dengan efektif dan pada akhirnya berhasil mengalahkan monster itu. Setelah monster itu mati, mereka melanjutkan menuju altar. Mereka melihat bahwa benda bercahaya di atas altar itu adalah bola kristal besar dengan warna biru yang indah. Lian dan Eris saling berpandangan dan mereka tahu bahwa inilah benda yang mereka cari selama ini.

Lian mengambil bola kristal itu dari atas altar, dan segera setelah itu mereka berdua merasakan getaran yang sangat kuat. Mereka tahu bahwa mereka harus segera meninggalkan tempat itu sebelum ada yang datang dan menemukan mereka di sana. Mereka membuka pintu keluar dan keluar ke dalam terowongan yang panjang dan gelap. Mereka berlari secepat mungkin, dan akhirnya mereka keluar ke permukaan.

Matahari bersinar terang di langit dan mereka melihat sebuah desa di kejauhan. Lian dan Eris merasa senang dan lega, akhirnya mereka berhasil keluar dari dunia bawah tanah itu. Mereka tahu bahwa mereka masih harus berjuang untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka, tetapi setidaknya mereka sudah berhasil menyelesaikan yang pertama. Mereka saling tersenyum dan melanjutkan perjalanan mereka ke desa itu. Akhir dari petualangan mereka masih jauh, tetapi mereka siap untuk menghadapinya dengan keberanian dan tekad yang kuat.

Lian terdiam sejenak, merenungkan kata-kata Eris. Dia tahu bahwa Eris benar, bahwa mereka tidak bisa membiarkan kekuatan itu jatuh ke tangan yang salah. Tapi di sisi lain, dia tidak ingin kehilangan Eris. Dia tidak bisa membayangkan hidupnya tanpa wanita itu di sisinya.

"Lian, saya tahu ini sulit. Tapi kita harus memutuskan apa yang terbaik untuk dunia ini. Kita tidak bisa hanya memikirkan diri kita sendiri," kata Eris dengan suara lembut.

Lian menatap Eris, dan kemudian mengangguk perlahan. Dia tahu Eris benar, dan dia tidak bisa mempertaruhkan keamanan dunia ini. Dia perlahan-lahan melepaskan tangannya dari tangan Eris, merasakan kehilangan yang tiba-tiba. Namun, dia tahu itu adalah yang terbaik.

"Eris, saya mengerti. Kita harus melakukan apa yang terbaik untuk dunia ini," kata Lian.

Eris menatap Lian dengan senyum kecil, kemudian meraih tangan Lian dan memberikan sebuah ciuman lembut di pipinya. "Terima kasih, Lian. Kita akan mengatasi ini bersama-sama."

Lian tersenyum kecil, merasakan hatinya sedikit lega. Dia tahu bahwa mereka akan menghadapi banyak rintangan dan bahaya di depan, tetapi dia merasa bahwa dengan Eris di sisinya, mereka bisa mengatasi semua itu.

Mereka kembali berjalan melalui lorong, menuju ke kamar tempat kekuatan itu disembunyikan. Ketika mereka sampai di depan pintu, Lian menatap Eris dengan serius.

"Eris, kita harus berhati-hati. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi ketika kita mengambil kekuatan itu," kata Lian.

Eris mengangguk, kemudian mempersiapkan diri dengan tenang. Dia memusatkan energinya, kemudian mengulurkan tangannya ke arah pintu dan melepaskan sihirnya. Pintu itu terbuka dengan perlahan, mengungkapkan sebuah kamar kecil yang dipenuhi dengan cahaya.

Mereka berdua masuk ke dalam kamar itu, hati mereka berdebar-debar. Di tengah ruangan, ada sebuah kristal besar yang bersinar terang. Mereka berjalan menuju ke kristal itu, dan ketika mereka menyentuhnya, mereka merasakan energi yang kuat mengalir ke dalam tubuh mereka.

Tiba-tiba, sebuah suara menggema di dalam kamar itu, dan tanah di bawah mereka mulai berguncang. Mereka menyadari bahwa mereka tidak sendirian, dan mereka harus segera pergi dari sana.

"Eris, kita harus keluar dari sini sekarang!" teriak Lian.

Mereka berlari ke pintu, tetapi ketika mereka mencapai pintu itu, mereka dihadang oleh seorang wanita misterius dengan rambut hitam panjang dan mata yang menyala-nyala.

"Wanita itu!" teriak Eris.

Wanita itu tersenyum kejam, kemudian mengulurkan tangannya dan melepaskan serangan sihir yang menghantam Lian. Remaja itu terlempar ke belakang dan jatuh keras di lantai. Dia merasa sakit di seluruh tubuhnya dan sulit untuk bernafas. Ketika dia mencoba bangkit, Eris sudah berdiri di depannya.

"Jangan berpikir bahwa kamu bisa mengalahkan saya, Lian," kata Eris dengan suara dingin. "Kamu hanya remaja kecil yang tak berdaya di dunia bawah tanah ini. Tidak ada yang bisa menolongmu."

Lian meraba-raba untuk mencari tongkat sihirnya, tapi tidak bisa menemukannya. Dia merasa seperti dia terjebak di dalam labirin yang tak berujung dan tak bisa melihat jalan keluar.

"Tolong, Eris," katanya dengan suara lemah. "Apa yang kamu inginkan dariku?"

Eris tertawa sinis. "Apa yang saya inginkan? Saya ingin menguji kekuatanmu. Saya ingin melihat apakah kamu layak untuk tinggal di dunia bawah tanah ini. Dan, tentu saja, saya ingin menguasaimu."

Lian merasa ngeri mendengar kata-kata itu. Dia tahu bahwa dia tidak bisa melawan Eris sendirian. Tapi dia tidak ingin menyerah. Dia harus mencoba mencari cara untuk mengalahkan Eris dan keluar dari labirin ini.

Dia merenung sejenak dan kemudian membuat keputusan. Dia meraih pedangnya dan meluncurkan serangan ke arah Eris. Namun, Eris dengan mudah menghindarinya dan menyerang kembali dengan serangan sihir yang lebih kuat.

Lian terjatuh lagi dan merasa semakin lemah. Dia hampir putus asa, tapi kemudian dia teringat akan semua orang yang pernah dia cintai dan yang selalu mendukungnya. Dia harus bertahan hidup, dia harus mengalahkan Eris.

Dengan tekad yang kuat, Lian bangkit dan melancarkan serangan yang lebih kuat lagi. Kali ini, dia berhasil menghindari serangan sihir Eris dan berhasil menyerangnya dengan pedangnya. Eris jatuh ke belakang, terkena luka yang cukup dalam.

Lian merasa lega dan sedikit terkejut dengan keberhasilannya. Dia tidak tahu apakah dia akan selamat dari serangan Eris atau tidak. Tetapi sekarang, dia tahu bahwa dia bisa mengalahkan Eris jika dia fokus dan tekun.

Dia menolong Eris berdiri dan menyerahkan pedangnya. "Sekarang mari kita bekerja sama untuk mencari jalan keluar dari labirin ini," kata Lian dengan tulus.

Eris merenung sejenak, kemudian tersenyum. "Kamu hebat, Lian. Saya setuju, kita harus bekerja sama. Dan siapa tahu, mungkin ada jalan keluar untuk kita berdua."

Ketika mereka berjalan bersama, Lian merasa bahwa dia telah belajar banyak dari petualangannya di dunia bawah tanah. Dia telah belajar tentang keberanian, persahabatan, cinta, dan pengorbanan. Dan, meskipun dia masih jauh dari rumah dan keluarganya, Lian merasa lebih kuat dan lebih siap untuk menghadapi apa pun yang akan datang di masa depan.

Ketika mereka sampai di permukaan, Lian dan Eris berpisah. Meskipun mereka telah menjalani petualangan yang luar biasa bersama, Lian tahu bahwa dia harus kembali ke kehidupannya yang dulu dan menjalani tanggung jawabnya. Dia berjanji pada Eris bahwa mereka akan bertemu lagi di masa depan, dan mengucapkan terima kasih atas segalanya.

Setelah pulang ke rumah, Lian menemukan bahwa dia telah berubah. Dia lebih dewasa dan lebih bijaksana, dan memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang dirinya sendiri dan dunia di sekitarnya. Dia mulai menjalani kehidupannya dengan lebih giat dan lebih tekun, dan terus berjuang untuk mencapai tujuannya.

Namun, meskipun Lian telah kembali ke kehidupannya yang dulu, dia tidak pernah melupakan petualangannya di dunia bawah tanah. Setiap kali dia merasa putus asa atau lelah, dia akan mengingat keberanian dan tekadnya saat berjuang untuk bertahan hidup di tempat yang penuh bahaya itu. Dan setiap kali dia mengingat Eris, dia merasa terinspirasi oleh keajaiban sihir dan kekuatan yang dimilikinya.

Walaupun keberadaan Eris masih menjadi misteri baginya, Lian tahu bahwa dia akan selalu merindukan teman barunya itu. Dan dia tahu bahwa, suatu hari nanti, dia akan kembali ke dunia bawah tanah untuk melanjutkan petualangan mereka bersama-sama. Sampai saat itu tiba, dia akan terus berjuang untuk mencapai tujuannya, sambil membawa kenangan petualangannya di dunia bawah tanah sebagai motivasinya. Akhir dari petualangan mungkin telah tiba, tetapi cerita Lian dan Eris masih berlanjut.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!