Bab 16: Rencana Terakhir

Lian dan Eris terus berjalan melewati lorong-lorong gelap menuju ke pintu keluar. Tapi tiba-tiba, mereka dihadapkan pada sebuah ruangan besar. Di tengah ruangan itu terdapat meja besar dan di atasnya terdapat sebuah kotak kayu besar yang dihiasi dengan ukiran indah.

Eris merasa bahwa kotak kayu itu memiliki aura magis yang kuat. Dia merasa seperti ada energi yang menyebar dari kotak itu dan membuatnya merasa takut. Namun, dia juga merasa bahwa kotak itu adalah kunci untuk keluar dari dunia bawah tanah ini.

Lian menatap kotak kayu itu dengan perasaan yang sama. Dia merasa bahwa ada sesuatu yang aneh dengan kotak itu, tetapi dia tidak tahu apa itu.

"Kotak itu terlalu kuat untuk dibuka," kata Eris dengan suara bergetar. "Tapi aku punya rencana terakhir untuk keluar dari sini."

Lian menatap Eris dengan rasa penasaran. "Apa rencananya?" tanya Lian.

Eris tersenyum. "Aku akan menggunakan sihirku untuk membuka portal menuju dunia luar."

Lian terkejut. "Kamu bisa melakukan itu?"

Eris mengangguk. "Aku belajar dari guru sihirku. Tapi aku harus memfokuskan seluruh kekuatanku pada sihir ini. Jadi, kamu harus mempertahankan aku saat aku menciptakan portal."

Lian mengangguk dengan tegas. Dia berjanji untuk melindungi Eris dengan segala kekuatannya.

Eris mulai mengeluarkan sihirnya. Dia mulai menyanyikan mantra dan mengibaskan tongkat sihirnya. Lian merasa bahwa ada energi magis yang menyebar dari tubuh Eris dan memenuhi ruangan.

Tiba-tiba, sebuah portal muncul di depan mereka. Lian melihat ke luar dan melihat sinar matahari dan hijauan yang segar. Dia merasa seperti ingin melompat ke dalam portal dan keluar dari dunia bawah tanah ini.

Namun, sebelum mereka keluar dari dunia bawah tanah ini, sebuah makhluk mengerikan muncul dari bayangan. Makhluk itu tampaknya berukuran besar, dengan sayap hitam yang besar dan gigi tajam yang menonjol dari mulutnya. Lian dan Eris siap untuk bertarung.

"Jaga portal!" kata Eris pada Lian.

Lian mengangguk dan menempatkan pedangnya siap untuk bertarung. Dia siap melawan makhluk mengerikan itu.

Eris kembali mengeluarkan sihirnya. Dia melemparkan bola api besar ke arah makhluk itu. Makhluk itu menghindari bola api itu dengan kecepatan yang luar biasa.

Lian mencoba untuk menyerang makhluk itu dengan pedangnya, tetapi makhluk itu terlalu cepat. Makhluk itu terus menyerang dan mencoba untuk melumpuhkan Lian dan Eris.

Namun, Eris tidak menyerah. Dia terus mengeluarkan sihirnya dan menghantam makhluk itu dengan sihir-sihirnya.Lian melihat Eris berjuang dengan gigih melawan makhluk yang ganas itu dengan sihir-sihirnya. Meskipun dia terus mengeluarkan serangan-serangan hebat, makhluk itu tampaknya tidak bisa dikalahkan. Lian merasa putus asa, tapi dia tahu dia tidak bisa menyerah sekarang. Dia berlari ke arah makhluk itu dan mencoba memukulnya dengan pedangnya, tapi makhluk itu menghindar dengan mudah.

Eris memperhatikan gerakan Lian dan dengan cepat membuat keputusan. Dia menggunakan sihirnya untuk membuat dirinya terbang ke udara dan berada di atas makhluk itu. Dari sana, dia mengeluarkan sihir yang paling kuat yang pernah dia miliki, dan menghantam makhluk itu dengan sihir-sihirnya yang mematikan. Setelah beberapa saat, makhluk itu mulai melemah, dan akhirnya jatuh ke tanah dalam keadaan tak bernyawa.

Lian memandang Eris dengan penuh kekaguman. "Kamu hebat sekali," katanya.

Eris tersenyum lebar. "Kita hebat bersama-sama," kata dia.

Lian mengangguk, dan mereka berdua kembali berjalan menuju pintu keluar. Setelah beberapa saat berjalan, mereka akhirnya sampai di pintu itu. Lian mencoba membukanya dengan kekuatannya, tapi pintu itu terlalu berat. Eris melihat Lian berjuang dan segera membantunya. Bersama-sama, mereka membuka pintu itu, dan cahaya matahari menyilaukan memenuhi lorong.

Keduanya keluar dari pintu itu, dan merasakan angin segar yang bertiup di wajah mereka. Mereka memandang ke langit biru, yang terlihat begitu indah setelah berada di dalam kegelapan selama begitu lama.

"Mari kita pulang," kata Lian.

Eris mengangguk. "Aku setuju," kata dia.

Mereka berjalan bersama, menuju tempat yang sama dengan di mana mereka tiba di dunia bawah tanah. Lian merasa lega bahwa mereka telah selamat dan berhasil menyelesaikan petualangan mereka. Tapi di dalam hatinya, dia tahu bahwa dia akan selalu merindukan Eris, dan mengingat semua pengorbanannya untuk melindungi mereka berdua.

Lian menyaksikan dengan terpaku saat Eris berusaha menghentikan makhluk itu dengan sihirnya. Dia melihat tubuh Eris mulai melemah dan dia terus berdoa dalam hati agar Eris bisa mengalahkan makhluk itu.

Akhirnya, Eris menghentikan serangan makhluk itu dengan sihir terakhirnya. Makhluk itu akhirnya terjatuh ke tanah, tak bergerak lagi. Eris terjatuh ke lantai, sepertinya kehabisan tenaga. Lian segera berlari ke arahnya, dan memegang tangannya.

"Eris, apakah kamu baik-baik saja?" tanyanya khawatir.

Eris tersenyum lemah, "Aku baik-baik saja," katanya, "Tapi aku merasa sangat lelah."

Lian membantunya bangun dan membawa Eris ke ruang istirahat yang mereka temukan sebelumnya. Dia menemukan tempat duduk yang nyaman untuk Eris dan duduk di sampingnya.

"Makhluk itu sangat kuat," ucap Lian, "Bagaimana kamu bisa mengalahkannya?"

Eris menghela napas, "Itu adalah sihir terakhirku. Sihir yang sangat berbahaya, yang seharusnya tidak boleh digunakan," katanya, "Tapi aku tidak punya pilihan lain. Aku tidak ingin kita mati di sini."

Lian mengangguk mengerti, "Aku mengerti," katanya, "Tapi kamu seharusnya tidak menggunakan sihir itu jika itu membahayakan nyawamu."

Eris mengangkat wajahnya dan menatap mata Lian, "Aku tidak akan membiarkan kamu mati di sini," katanya dengan tegas.

Lian tersenyum, "Aku tahu itu," katanya.

Keduanya terdiam sejenak, menatap satu sama lain. Akhirnya, Eris melepas pandangannya dan menarik napas panjang.

"Ayo, kita harus mencari jalan keluar dari sini," katanya, "Sudah cukup lama kita berada di sini."

Lian mengangguk setuju dan membantu Eris bangkit. Mereka kembali melanjutkan petualangan mereka, mencari jalan keluar dari dunia bawah tanah yang mematikan itu. Tapi kali ini, mereka melakukannya dengan lebih berhati-hati dan waspada, mengingat bahaya yang terus mengancam mereka setiap saat.

Setelah beberapa jam berjalan, mereka akhirnya menemukan pintu keluar dari labirin itu. Keduanya merasa sangat lega dan bahagia, mereka telah berhasil melintasi dunia bawah tanah yang misterius dan berbahaya itu.

Mereka keluar ke permukaan dan merasakan sinar matahari yang hangat di wajah mereka. Lian menatap ke atas dan melihat langit yang cerah dan biru.

"Akhirnya kita keluar," ucapnya, "Aku tidak sabar untuk kembali ke rumah dan bertemu dengan keluargaku."

Eris tersenyum dan mengangguk, "Aku juga tidak sabar," katanya.

Keduanya melanjutkan perjalanan mereka kembali ke rumah, dengan hati gembira dan lega karena berhasil melalui semua rintangan dan bahaya di dunia bawah tanah. Setibanya di rumah, Lian dan Eris disambut dengan sukacita oleh teman-teman dan keluarga mereka yang sangat khawatir. Mereka bercerita tentang petualangan mereka, tentang keberanian dan kegigihan yang diperlukan untuk bertahan hidup di dunia bawah tanah yang misterius.

Seiring berjalannya waktu, hubungan antara Lian dan Eris semakin erat, dan mereka tidak bisa membayangkan hidup tanpa satu sama lain. Mereka sering berkunjung ke dunia bawah tanah untuk menjelajahi tempat-tempat yang belum mereka lihat sebelumnya, dan mereka berdua menemukan kebahagiaan dan kedamaian di antara kegelapan.

Namun, di tengah kebahagiaan mereka, ada rasa kekhawatiran yang tak terhindarkan tentang kekuatan misterius yang masih ada di dunia bawah tanah. Lian dan Eris tahu bahwa mereka harus tetap waspada dan siap menghadapi ancaman apa pun yang mungkin muncul di masa depan.

Dengan hati-hati, mereka mempersiapkan diri untuk melindungi diri dan orang yang mereka cintai dari bahaya di dunia bawah tanah yang misterius dan berbahaya. Dan dengan itu, mereka melangkah maju ke depan, siap untuk menghadapi apa saja yang mungkin menghadang di hadapan mereka. Petualangan mereka belum berakhir, dan mereka siap menghadapi tantangan yang lebih besar lagi.

Lian dan Eris tiba di pintu masuk rumah Lian tanpa kejadian yang tidak diinginkan. Mereka berterima kasih satu sama lain dan berjanji untuk tetap menjadi teman. Lian membuka pintu dan mereka berdua masuk ke dalam rumah.

Namun, begitu mereka masuk ke dalam rumah, mereka sadar bahwa ada yang berbeda. Rumah itu kosong dan tampaknya sudah lama tidak ditinggali. Semua mebel sudah terlipat rapi dan ada debu di setiap sudut.

"Eris, apa yang terjadi di sini?" tanya Lian, sedikit bingung.

Eris merenung sejenak dan berkata, "Aku punya firasat buruk tentang ini. Aku pikir kita harus segera keluar dari sini."

Lian mengangguk setuju dan mereka berdua mulai mencari jalan keluar. Namun, saat mereka berjalan melewati ruangan tamu, pintu tiba-tiba terbuka dengan keras dan seseorang muncul dari balik pintu.

Itu adalah seorang pria tinggi dengan jubah hitam dan topeng hitam yang menutupi wajahnya. Dia terlihat sangat kuat dan berbahaya.

"Sudah lama sekali aku menunggu kalian," kata pria itu dengan suara serak.

Lian dan Eris melihat satu sama lain dengan tatapan bingung, tidak tahu apa yang terjadi.

"Tidak tahu siapa aku? Saya adalah Raja Iblis, dan saya telah menunggu kedatanganmu," kata pria itu, mencoba menakut-nakuti mereka.

Lian dan Eris saling pandang lagi, kali ini dengan tatapan penuh tekad. Mereka tahu bahwa mereka harus bersatu dan melawan Raja Iblis jika mereka ingin keluar dari situ dengan selamat.

"Dia salah besar jika dia mengira kita akan menyerah dengan mudah," kata Eris dengan suara berapi-api.

Lian setuju dan mengangkat pedangnya siap untuk melawan Raja Iblis. Raja Iblis tertawa dengan keras dan meluncur ke arah mereka dengan cepat.

Pertarungan itu sengit dan sulit. Raja Iblis sangat kuat dan memiliki kemampuan sihir yang sangat besar. Namun, Lian dan Eris memiliki keberanian dan tekad yang sama besarnya.

Mereka bergantian menyerang Raja Iblis, dan akhirnya berhasil mengalahkannya dengan menggunakan kekuatan sihir dan pedang mereka yang terampil. Raja Iblis runtuh ke lantai, tak berdaya.

Lian dan Eris bernapas dengan berat dan berpelukan satu sama lain, merayakan kemenangan mereka. Mereka tahu bahwa ini bukanlah akhir dari petualangan mereka, tetapi mereka akan selalu bersatu dan menghadapi tantangan bersama-sama.

Akhirnya, mereka meninggalkan rumah itu dan kembali ke dunia luar. Matahari bersinar terang dan udara segar memenuhi paru-paru mereka. Mereka berdua tersenyum bahagia, tahu bahwa petualangan mereka telah mengubah hidup mereka selamanya.

Beberapa minggu setelah petualangan mereka di dunia bawah tanah berakhir, Lian dan Eris tetap saling berkirim pesan dan saling mengunjungi. Keduanya saling memberikan dukungan dan semangat dalam hidup mereka.

Lian terus belajar sihir dari Eris dan menunjukkan kemajuan yang menjanjikan, sementara Eris melanjutkan penelitiannya tentang dunia bawah tanah dan kemampuan sihirnya yang semakin kuat. Keduanya juga berbagi momen-momen bahagia bersama, mengeksplorasi dunia dan menikmati makanan dan minuman yang lezat.

Namun, mereka juga menghadapi tantangan dalam hidup mereka sendiri. Lian harus belajar mengatasi kecemasan dan ketakutan yang ia alami selama petualangan mereka, sedangkan Eris harus menemukan cara untuk membantu teman-teman di dunia bawah tanah yang masih terperangkap di sana.

Namun, dengan kegigihan dan dukungan satu sama lain, Lian dan Eris mengatasi rintangan-rintangan tersebut dan tumbuh menjadi lebih kuat. Hubungan mereka juga semakin berkembang, dan mereka akhirnya mengakui perasaan cinta mereka satu sama lain.

Akhirnya, Lian dan Eris memutuskan untuk kembali ke dunia bawah tanah untuk membantu orang-orang yang masih terperangkap di sana. Dengan kekuatan sihir dan semangat yang kuat, mereka berdua bersama-sama memimpin perjalanan keluar dari labirin yang mematikan dan membawa semua orang ke permukaan.

Petualangan mereka di dunia bawah tanah mungkin telah berakhir, tetapi Lian dan Eris tahu bahwa mereka selalu dapat mengandalkan satu sama lain untuk mengatasi rintangan apa pun yang mungkin ada di depan mereka, dan mereka siap untuk menghadapi masa depan bersama-sama.

Mereka tiba di permukaan tanah dengan selamat dan menemukan diri mereka di padang rumput yang luas. Matahari terbit dan sinar matahari yang hangat menyentuh wajah mereka, menambahkan semangat baru ke dalam langkah mereka.

Lian berbalik untuk melihat ke belakang, mencari tahu apakah ada tanda-tanda dunia bawah tanah di sekitarnya. Namun, dia hanya melihat pemandangan yang indah dan menenangkan di sekitarnya. Tidak ada tanda-tanda kegelapan atau bahaya.

Eris melihat Lian dan tersenyum lembut. "Kau mencari apa, Lian?" tanyanya.

Lian menggelengkan kepalanya, "Tidak ada. Aku hanya merasa aneh, sepertinya seluruh petualangan itu hanya mimpi."

Eris tersenyum lagi, "Itu tidak hanya mimpi, Lian. Itu nyata. Dan kamu berhasil melaluinya."

Lian merenung sejenak, mengingat semua yang telah terjadi selama petualangan mereka. Dia tersenyum, merasa lega dan bersyukur bahwa dia tidak sendirian dalam menghadapi bahaya itu.

Mereka berdua melanjutkan perjalanan mereka, melihat pemandangan yang indah di sekitarnya. Mereka tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tetapi mereka tahu bahwa mereka akan menghadapinya bersama-sama.

Akhirnya, mereka tiba di sebuah kota kecil di mana mereka menemukan penginapan. Setelah mandi dan makan, mereka duduk bersama di depan api unggun, merenungkan semua yang telah mereka alami selama petualangan mereka.

Lian memandang Eris dan tersenyum. "Terima kasih, Eris. Aku tidak akan bisa selamat tanpamu."

Eris menatap Lian dengan mata lembut. "Tidak perlu berterima kasih, Lian. Kita saling membantu."

Lian merenung sejenak, kemudian memutuskan untuk mengambil risiko. "Eris, apakah kau akan kembali ke dunia bawah tanah?"

Eris tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Tidak, Lian. Aku harus pergi. Tetapi ingatlah, kita selalu bisa bertemu lagi suatu hari nanti."

Lian tersenyum, tahu bahwa mereka akan bertemu lagi di suatu saat di masa depan. Dia mengucapkan selamat tinggal pada Eris dan berharap dia akan selalu baik-baik saja.

Setelah Eris pergi, Lian memutuskan untuk kembali ke rumah. Dia tahu bahwa banyak hal yang harus dia hadapi di masa depan, tetapi dia yakin bahwa dia akan bisa menghadapinya dengan baik, terutama dengan pengalaman dan persahabatan yang didapatkannya selama petualangan di dunia bawah tanah.

Dalam perjalanan pulang, Lian dan Eris mendiskusikan pengalaman mereka di dunia bawah tanah. Lian merasa terkejut dengan keberanian dan kekuatan Eris dalam menghadapi berbagai ancaman dan bahaya di sana. Sementara itu, Eris berterima kasih kepada Lian karena telah membantunya selama perjalanan mereka.

Setelah beberapa jam berjalan, mereka akhirnya tiba di rumah Lian. Keluarga Lian sangat terkejut dan senang melihat putra mereka kembali. Lian menceritakan segala hal yang terjadi selama ia hilang, termasuk petualangannya di dunia bawah tanah.

Kelurga Lian juga bertemu dengan Eris dan terkesan dengan kemampuan sihirnya. Eris mengungkapkan bahwa dia memiliki beberapa keahlian sihir yang dia pelajari dari ayahnya yang seorang penyihir.

Setelah tinggal beberapa hari di rumah Lian, Eris merasa bahwa sudah saatnya baginya untuk kembali ke tempat asalnya. Dia menjanjikan Lian untuk tetap menjaga hubungan mereka dan mungkin akan datang mengunjungi lagi di masa depan.

Sebelum Eris pergi, dia memberikan Lian sebuah benda yang dia sebut "kristal keajaiban". Dia mengatakan bahwa kristal itu dapat memberikan kekuatan sihir kepada siapa pun yang memilikinya. Lian merasa terkejut dan terima kasih atas hadiah tersebut.

Ketika Eris pergi, Lian merasa sedih dan merindukan petualangan mereka bersama di dunia bawah tanah. Namun, dia juga merasa bersemangat untuk memulai kembali hidupnya dan menggunakan kekuatan baru yang diberikan oleh kristal keajaiban itu. Ia yakin bahwa petualangan selanjutnya akan menunggunya di masa depan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!