Lian menatap Eris dengan perasaan yang bercampur aduk. Dia merasa terkesan dengan kemampuan Eris yang luar biasa, tetapi juga merasa curiga terhadapnya. Meskipun begitu, Lian tahu bahwa mereka harus bekerja sama untuk menghadapi rintangan-rintangan yang ada di depan mereka.
"Eris, kita harus bekerja sama untuk menyelesaikan misi ini. Apa yang harus kita lakukan?" tanya Lian.
Eris mengangguk dan mengeluarkan sebuah peta dari dalam jubahnya. "Ini peta labirin. Saya pikir kita harus mengikuti jalur ini," kata Eris sambil menunjuk sebuah garis merah di peta.
Lian mengamati peta itu dengan cermat. Dia melihat bahwa garis merah itu mengarah ke arah pintu ketiga. "Baiklah, mari kita coba mengikuti jalur ini," kata Lian.
Mereka berjalan sepanjang koridor yang gelap dan sempit. Meskipun suasana yang mencekam, Lian merasa lega karena dia tidak sendirian. Dia merasa nyaman dengan kehadiran Eris di sisinya.
Beberapa menit kemudian, mereka tiba di sebuah ruangan yang berbeda dari ruangan-ruangan sebelumnya. Di tengah ruangan, terdapat patung besar dari seekor naga. Mata naga itu terlihat hidup dan menyala dengan cahaya merah.
Lian dan Eris merasa sedikit gugup. Mereka tahu bahwa ada bahaya di depan mereka. Tiba-tiba, mata naga itu berkedip dan mulai berbicara.
"Selamat datang, petualang. Saya adalah penjaga pintu ini. Untuk membuka pintu ketiga, kalian harus menjawab tiga pertanyaan saya dengan benar. Jika kalian gagal, kalian akan menghadapi konsekuensi yang mengerikan. Apakah kalian siap?" tanya naga itu dengan suara yang menggelegar.
Lian dan Eris saling pandang. Mereka tahu bahwa mereka harus menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dengan benar.
"Saya siap," kata Lian dengan mantap.
"Saya juga siap," sahut Eris.
Naga itu mulai membacakan pertanyaan pertamanya. "Apa yang bisa dipegang, tetapi tidak bisa dilihat?"
Lian dan Eris berpikir sejenak. Akhirnya, Eris menjawab, "Angin."
Naga itu tersenyum. "Jawaban kalian benar. Pertanyaan kedua, apa yang bisa dihancurkan, tetapi tidak bisa dipegang?"
Lian dan Eris kembali berpikir sejenak. Kali ini, Lian menjawab dengan yakin, "Lingkaran waktu."
Naga itu mengangguk. "Jawaban kalian benar. Pertanyaan terakhir, apa yang selalu ada di depan Anda, tetapi Anda tidak bisa menjangkaunya?"
Lian dan Eris saling pandang. Mereka berpikir keras untuk menjawab pertanyaan terakhir itu. Setelah beberapa saat, Lian mengeluarkan sebuah jawaban yang terdengar ragu-ragu, "Aku ingin pulang ke keluargaku."
Eris mengangguk setuju, "Aku juga ingin pulang ke tempat asalku."
Mereka saling menatap sejenak, dan kemudian Lian memutuskan untuk melangkah lebih dulu ke dalam portal. Eris menyusulnya dengan cepat, dan dalam sekejap, mereka berdua lenyap dari ruangan itu.
Seketika kemudian, Lian merasakan sebuah dorongan kuat di dalam tubuhnya, dan dia terdorong keluar dari portal dengan keras. Dia jatuh ke tanah dan merasa sakit sekali di seluruh tubuhnya.
"Eris, kau ada di mana?" teriak Lian, sambil mencoba bangkit dari tanah.
Tapi tak ada jawaban dari Eris. Lian merasa panik dan mencari-cari di sekitarnya, tapi dia tidak bisa menemukan Eris di mana pun.
Lian merasa kecewa dan sedih. Dia tahu dia harus mencoba keluar dari labirin dan kembali ke permukaan, tapi dia tidak ingin melakukannya sendirian. Dia merindukan Eris, dan berharap bisa bertemu dengannya lagi.
Dengan hati yang berat, Lian berdiri dan mulai berjalan, mencari jalan keluar dari labirin. Dia tidak tahu apa yang menantinya di depan, tapi dia tahu dia harus tetap gigih dan berjuang untuk bertahan hidup.
Petualangan Lian baru saja dimulai, dan dia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Tapi dia merasa siap untuk menghadapi segala rintangan yang ada di depannya, karena dia tahu bahwa keberanian dan tekadnya akan membantunya melintasi bahaya dan menggapai tujuannya.
"Aku pikir kita harus menggabungkan kekuatan kita," jawab Lian mantap. "Aku tahu kita memiliki kemampuan yang berbeda, tapi jika kita bisa saling melengkapi, kita bisa mengalahkan siapa saja."
Eris tersenyum kecil. "Aku setuju," kata wanita itu. "Kita bisa saling belajar dari kekuatan kita dan menjadi lebih kuat bersama-sama."
Lian merasa lega bahwa mereka akhirnya menemukan kesepakatan. Namun, mereka masih harus melewati ujian terakhir dari Penjaga Kristal. Penjaga Kristal tersenyum puas pada mereka, dan membuka portal besar di depan mereka.
"Kalian telah melewati ujian ini dengan sukses," kata Penjaga Kristal. "Portal ini akan membawa kalian keluar dari dunia bawah tanah dan kembali ke permukaan. Tetapi ingatlah, kalian masih memiliki banyak ujian dan rintangan di masa depan. Kalian harus tetap berjuang dan tidak pernah menyerah."
Lian dan Eris mengangguk dalam penghormatan pada Penjaga Kristal, dan berjalan menuju portal itu. Mereka saling berpegangan tangan saat mereka melewati portal itu, merasakan energi magis yang memenuhi tubuh mereka.
Setelah melewati portal, mereka menemukan diri mereka di dalam gua besar yang terletak di atas tanah. Cahaya matahari menembus masuk melalui celah di atap gua, memberi mereka sedikit cahaya untuk melihat sekitar.
Lian dan Eris berbalik untuk mengucapkan selamat tinggal pada dunia bawah tanah yang penuh bahaya. Mereka tahu bahwa petualangan mereka belum berakhir, dan mereka harus tetap waspada pada rintangan-rintangan yang akan datang. Namun, mereka juga tahu bahwa mereka memiliki satu sama lain, dan dengan kekuatan bersama, mereka bisa mengatasi semua rintangan yang ada di depan mereka.
Eris tersenyum puas mendengar jawaban Lian. "Kau benar, Lian. Portal ini dapat membawamu ke permukaan. Namun, kau harus berhati-hati. Aku telah mencoba melalui portal ini sebelumnya dan aku terperangkap di dalam sana selama beberapa waktu sebelum berhasil keluar."
Lian mengangguk mengerti. "Terima kasih telah memberitahuku, Eris. Aku akan berhati-hati."
Eris mengulurkan tangannya dan meraih tangan Lian. "Ayo, mari kita keluar dari sini bersama-sama."
Lian merasa hangat di dalam hatinya. Dia merasa bersyukur telah bertemu dengan Eris dan menjadi teman baiknya. Bersama-sama, mereka berjalan menuju portal itu dan melewati lorong yang berliku-liku. Setelah beberapa menit berjalan, mereka sampai di depan portal.
Lian melihat ke dalam portal dan merasa takjub. Ia melihat cahaya yang terang di ujung sana dan merasa seperti melihat langit terbuka setelah berada di dalam gua selama beberapa hari. Dia berbalik dan melihat ke arah Eris.
"Eris, terima kasih untuk segalanya. Aku tidak akan bisa keluar dari sini tanpa bantuanmu."
Eris tersenyum lembut. "Kita saling membantu, Lian. Aku juga tidak akan bisa bertahan hidup di sini tanpamu."
Lian mengangguk, merasa terharu oleh kata-kata Eris. Dia kemudian melangkah ke dalam portal dan merasakan dirinya bergetar saat melintasi dimensi. Setelah beberapa saat, ia tiba di depan sebuah gua yang terletak di pinggir sebuah hutan.
Lian merasa lega bisa melihat cahaya matahari lagi dan merasakan angin segar di wajahnya. Dia merasa seperti telah melewati ujian yang besar dan berhasil keluar dari dunia bawah tanah yang penuh dengan kegelapan dan bahaya.
Namun, ia tidak bisa melupakan Eris dan janji yang mereka buat satu sama lain. Dia harus kembali ke dunia bawah tanah untuk menemukan Eris dan membantunya keluar dari sana. Lian menatap gua itu dengan tekad dalam hatinya dan bersiap-siap untuk petualangan berikutnya.
Akhirnya, Eris mengangguk dan mereka berdua menatap portal dengan penuh kehati-hatian. Lian merasa sedikit takut, tetapi dia mengambil nafas dalam-dalam dan melangkah ke dalam portal, diikuti oleh Eris.
Mereka merasa sensasi aneh saat melintasi portal itu. Seperti seluruh tubuh mereka diselimuti oleh awan biru. Tapi kemudian, ketika mereka keluar dari portal, mereka merasa bahwa mereka telah tiba di suatu tempat yang sama sekali berbeda.
Mereka berada di sebuah gua besar yang terang benderang, dengan lampu-lampu kristal yang tersebar di seluruh gua. Mereka melihat bahwa mereka tidak sendirian. Di gua itu ada banyak orang, makhluk, dan binatang aneh yang bergerak di sekitar mereka. Tapi yang membuat mereka terkejut adalah, mereka sedang berada di dalam gunung yang terkenal di dunia permukaan.
"Kita berhasil!" seru Lian, sambil melihat sekelilingnya dengan heran.
"Tapi bagaimana kita bisa sampai ke sini?" tanya Eris, sambil menggelengkan kepala.
Lian berjalan mendekati seorang makhluk aneh yang berjalan di dekatnya. Makhluk itu menatap Lian dengan ramah.
"Hai, maaf mengganggu. Bisakah kamu memberitahu kami di mana kami berada?" tanya Lian.
Makhluk itu mengangguk dan menjawab dengan suara yang nyaring dan jelas. "Kalian berada di dalam Gunung Terlarang. Tempat ini hanya bisa diakses melalui portal khusus, dan kalian berdua sangat beruntung bisa menemukannya."
Lian dan Eris saling bertatapan dan tersenyum, merasa lega bahwa mereka telah berhasil keluar dari dunia bawah tanah yang mematikan itu. Mereka berjalan keluar dari gua itu, dan saat mereka keluar ke permukaan, mereka merasa mentari yang hangat di wajah mereka dan udara yang segar di dalam paru-paru mereka. Mereka berterima kasih kepada makhluk itu dan berjalan menjauh dari gunung, menuju petualangan baru mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments