Lian dan Eris telah melakukan perjalanan yang panjang dan melelahkan melalui labirin yang rumit di dunia bawah tanah. Mereka bertarung melawan makhluk-makhluk yang ganas dan menghadapi rintangan-rintangan yang menghalangi jalan mereka. Namun, mereka tidak menyerah dan terus mencari jalan keluar.
Tiba-tiba, mereka dihadapkan pada sebuah pintu besar yang terlihat sangat kuat. Lian mencoba membuka pintu tersebut, namun pintu itu terkunci rapat. Eris melihat ke sekeliling dan mengatakan bahwa dia tahu cara membuka pintu tersebut.
Eris mengeluarkan sebuah kristal kecil dari sakunya dan meletakkannya di depan pintu. Dia mengucapkan beberapa kata ajaib dan kristal itu mulai bersinar terang. Lian menyaksikan dengan takjub saat pintu itu mulai terbuka perlahan-lahan.
Namun, ketika pintu itu terbuka sepenuhnya, Lian merasakan sesuatu yang aneh. Dia melihat Eris tersenyum dengan senyum jahat dan mengambil kristal itu dari depan pintu.
"Eris, apa yang kamu lakukan?" tanya Lian dengan khawatir.
Namun, Eris hanya tertawa dan berkata, "Maaf, Lian. Ternyata aku tidak bisa mengandalkanmu sepenuhnya."
Lian merasa terkejut dan terkhianat. Dia tidak percaya bahwa Eris yang selama ini telah membantunya, tiba-tiba berbalik melawan dirinya.
"Tolong beritahu aku apa yang kamu inginkan?" kata Lian dengan suara gemetar.
Eris menjawab dengan santai, "Oh, aku hanya membutuhkanmu untuk membantuku membuka pintu ini. Sekarang, aku sudah mendapatkan kristal itu, aku tidak memerlukanmu lagi."
Lian merasa sedih dan marah pada saat yang sama. Dia tidak percaya bahwa dia telah begitu naif dan percaya pada Eris. Namun, dia tidak ingin menyerah begitu saja.
"Lian, aku tidak ingin melukai kamu," kata Eris, "Tetapi aku perlu kristal ini untuk tujuan yang lebih besar."
Lian tidak yakin apakah dia harus mempercayai Eris lagi atau tidak. Namun, dia tahu dia harus bertindak cepat. Dia melompat ke arah Eris dan mencoba merebut kristal itu dari tangannya.
Namun, Eris terlalu cepat dan dengan mudah menghindari serangan Lian. Dia lalu berlari ke arah pintu dan masuk ke dalam ruangan itu. Lian mengejarnya dan masuk ke dalam ruangan itu juga.
Di dalam ruangan itu, mereka melihat sesuatu yang mengejutkan. Ada sekelompok orang yang sedang berkumpul di dalam ruangan itu. Mereka berdiri di sekitar sebuah kristal besar yang terletak di tengah ruangan itu.
Eris mengulurkan tangan dan menempatkan kristal kecil yang dia bawa ke dalam celah kecil di kristal besar itu. Kristal besar itu mulai bersinar terang dan mengeluarkan suara yang indah.
Lian melihat dengan kagum saat kristal itu mulai memancarkan cahaya ke seluruh ruangan. Suara yang keluar dari kristal itu seperti musik yang indah dan mengalun lembut di telinganya. Dia bisa merasakan keajaiban dan kekuatan yang kuat yang keluar dari kristal itu.
"Eris, apa itu kristal itu?" tanya Lian, terpesona oleh keindahan dan kekuatan yang keluar dari kristal itu.
"Itu adalah kristal keajaiban," jawab Eris sambil tersenyum. "Kristal ini memiliki kekuatan yang sangat kuat dan dapat menghasilkan sihir yang luar biasa."
Lian memandang kristal itu dengan penuh rasa ingin tahu. Dia merasa seperti dia bisa memahami semua rahasia dan keajaiban di dunia ini jika dia hanya bisa memahami kekuatan kristal itu.
"Tapi bagaimana kita bisa menggunakannya?" tanya Lian.
Eris mengambil kristal kecil yang dia bawa dan meletakkannya di tangan Lian. "Kamu harus merasakan keajaiban kristal itu di dalam dirimu sendiri, Lian. Biarkan kekuatannya mengalir melalui dirimu dan biarkan dirimu menjadi satu dengan keajaiban itu."
Lian merasa cemas dan ragu. Dia tidak yakin apakah dia bisa merasakan keajaiban yang Eris bicarakan. Tapi ketika dia memegang kristal itu di tangannya, dia merasa kehangatan dan kekuatan yang menyelimuti dirinya. Dia merasa seperti dia bisa mengatasi segala rintangan dan menjadi lebih kuat dari sebelumnya.
Lian menutup matanya dan merasakan kekuatan kristal itu masuk ke dalam dirinya. Dia merasakan dirinya menjadi lebih kuat, lebih cepat, dan lebih cerdas dari sebelumnya. Dia merasa seperti dia bisa menghadapi segala sesuatu yang akan datang kepadanya.
Ketika Lian membuka matanya lagi, dia melihat bahwa kristal itu masih bersinar terang di tangan Eris. Dia tersenyum padanya, merasa lega karena dia berhasil merasakan keajaiban kristal itu di dalam dirinya.
"Kamu melakukan dengan sangat baik, Lian," kata Eris dengan tersenyum. "Sekarang, kita harus segera pergi. Kita tidak punya banyak waktu."
Lian mengangguk dan mematikan lampu yang dia nyalakan. Dia dan Eris keluar dari ruangan itu dan melanjutkan petualangan mereka ke labirin yang lebih dalam lagi. Namun, di dalam hatinya, Lian tahu bahwa dia memiliki kekuatan yang baru dan siap untuk menghadapi segala rintangan yang akan datang.
Lian merasa terpesona oleh keindahan kristal itu dan suara yang dihasilkannya. Ia melihat Eris dengan rasa kagum karena kemampuannya yang luar biasa dalam menggunakan sihir.
"Eris, kamu luar biasa!" ucap Lian dengan suara terkesan. "Aku tak pernah melihat sihir sehebat ini sebelumnya."
Eris tersenyum dan menjawab, "Terima kasih, Lian. Sihir adalah bagian dari hidupku, dan aku sangat senang bisa membagikan keajaiban itu denganmu."
Namun, senyumannya tidak bertahan lama. Tiba-tiba, suara gemuruh terdengar dari kejauhan, dan Eris menegang. Ia menatap ke arah suara itu dengan cemas.
"Apa itu?" tanya Lian dengan hati-hati.
"Itu adalah kekuatan gelap yang sangat kuat," jawab Eris. "Kita harus bergerak cepat jika kita ingin keluar dari sini dengan selamat."
Lian tahu betapa pentingnya situasi ini dan segera mengambil pedangnya. Mereka berlari melewati lorong-lorong yang sempit dan memutar dengan cepat, menghindari jebakan dan rintangan yang menghalangi jalan mereka. Namun, suara gemuruh semakin dekat, dan mereka tahu bahwa waktu mereka semakin sedikit.
Akhirnya, mereka tiba di depan sebuah pintu besar yang terkunci rapat. Eris mengeluarkan tongkatnya dan melemparkannya ke arah pintu. Pintu itu terbuka dengan suara gemuruh, dan mereka masuk ke dalamnya dengan cepat.
Tiba-tiba, Eris berbalik dan menatap Lian dengan mata yang penuh kekhawatiran. "Lian, aku harus mengatakan sesuatu padamu," ucapnya dengan hati-hati.
Lian merasa jantungnya berdebar kencang karena ia merasakan sesuatu yang tidak beres. "Apa itu?" tanyanya dengan suara bergetar.
"Eris?" Lian mencoba untuk memanggil Eris, tetapi tak ada jawaban. Ia merasa bingung dan sedih, seperti kehilangan seseorang yang sangat ia cintai.
Lian mencoba untuk menenangkan dirinya dan memikirkan jalan keluar dari situasi ini. Ia mengingat kata-kata Eris tentang kekuatan gelap yang sangat kuat dan menyadari bahwa ia harus bergerak cepat untuk keluar dari labirin ini sebelum terlambat.
Dengan tekad yang kuat, Lian terus berlari dan akhirnya menemukan jalan keluar dari labirin itu. Ia keluar ke permukaan dan melihat sinar matahari yang cerah dan langit yang biru. Ia merasa lega dan bersyukur karena berhasil selamat.
Namun, hatinya masih terluka karena kehilangan Eris. Ia tidak tahu apakah ia akan pernah bertemu dengan wanita itu lagi, tetapi ia tahu bahwa ia akan selalu mengingat Eris sebagai sahabat dan orang yang sangat berarti dalam hidupnya.
Namun, Lian tidak bisa terlalu lama merenungkan perasaannya karena mereka harus segera menemukan cara untuk membuka pintu ketiga dan melanjutkan petualangan mereka. Eris mengambil kristal kecil itu dan menatap Lian dengan tajam.
"Eris, aku tahu aku tidak bisa memaksamu untuk berbicara, tapi aku perlu tahu apa yang sedang terjadi," kata Lian dengan suara lembut.
Eris tidak menjawab, namun dia memberikan Lian sebuah senyuman kecil yang menunjukkan bahwa dia mengerti.
Mereka berdua mulai berjalan ke sekitar ruangan, mencari tanda-tanda tentang bagaimana membuka pintu ketiga. Setelah mencari beberapa saat, Lian menemukan sebuah gambar di dinding yang menunjukkan tiga kristal besar yang terletak di atas tiga altar kecil. Di samping gambar itu, terdapat teks yang ditulis dalam bahasa aneh yang tidak dikenal.
"Eris, lihat ini," kata Lian sambil menunjuk ke gambar itu. "Aku rasa kita harus menempatkan tiga kristal itu di atas altar-alter itu."
Eris mengangguk, menunjukkan bahwa dia setuju dengan pendapat Lian. Mereka kemudian berusaha mencari tiga kristal besar lainnya yang diperlukan.
Setelah mencari beberapa saat, mereka menemukan kristal-kristal itu di bagian lain ruangan. Kristal-kristal itu sangat berat dan sulit untuk dipindahkan, tetapi dengan kerja sama mereka berhasil memindahkannya dan menempatkannya di atas altar-alter yang tepat.
Saat ketiga kristal itu ditempatkan dengan benar, pintu ketiga terbuka dengan sendirinya. Mereka berdua memasuki ruangan baru yang penuh dengan kegelapan, dan mereka bisa merasakan aura yang sangat kuat dan jahat di sekitar mereka.
Lian dan Eris saling berpegangan erat, siap menghadapi semua rintangan yang ada di depan mereka. Mereka tahu bahwa mereka harus terus maju, meskipun itu berarti harus menghadapi bahaya yang lebih besar daripada yang pernah mereka alami sebelumnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments