Lian dan Eris telah berhasil menemukan jalan keluar dari labirin yang sangat sulit dan mematikan. Namun, mereka masih harus berjuang untuk bertahan hidup di dunia bawah tanah yang penuh dengan bahaya.
Setelah beberapa hari berjalan, mereka menemukan sebuah gua yang tampaknya aman untuk beristirahat. Lian mengeluarkan makanan dari tasnya dan mereka mulai makan. Namun, ketika Lian memperhatikan Eris, dia melihat sesuatu yang aneh pada matanya.
"Eris, matamu... mengapa begitu aneh?" tanya Lian dengan cemas.
Eris menggelengkan kepala dan mencoba menutupi matanya. "Ini tidak apa-apa, Lian. Hanya sedikit sakit kepala."
Lian tidak yakin apakah dia harus mempercayai Eris atau tidak, tetapi dia tidak ingin mengganggunya lebih jauh. Dia memutuskan untuk pergi mencari kayu untuk membuat api unggun.
Setelah beberapa saat mencari kayu, Lian kembali ke gua. Namun, ketika dia masuk, dia melihat Eris terkulai lemas di tanah.
"Eris! Apa yang terjadi?" tanya Lian dengan panik.
Eris terengah-engah dan mencoba bangkit, tetapi dia terlihat sangat lemah. "Lian... Tolong... ambil buku itu..." ucap Eris dengan napas terengah-engah.
Lian memeriksa tas Eris dan menemukan buku itu. Dia membukanya dan kaget dengan apa yang dia lihat. Buku itu berisi mantra sihir yang sangat kuat, tetapi juga sangat berbahaya.
"Eris, apa ini? Kamu... Kamu menggunakan sihir terlarang?" tanya Lian dengan ketakutan.
Eris terlihat sangat lelah dan hampir tak mampu berbicara. "Ya... Saya tidak memiliki pilihan... Saya harus mempertahankan diri sendiri... Kamu harus membawa buku itu ke orang yang tepat... Lian... Tolong... Jangan... biarkan siapa pun mengambil buku itu... Tolong... Lian..."
Eris terdiam dan matanya terpejam. Lian mencoba membangunkannya, tetapi tidak berhasil. Dia tahu bahwa Eris sangat lemah dan memerlukan bantuan secepat mungkin.
Lian memutuskan untuk membawa Eris ke tempat yang lebih aman dan mencari bantuan. Dia mengambil buku sihir itu dan menarik Eris keluar dari gua. Dia berlari ke tempat yang lebih terbuka dan akhirnya menemukan sebuah desa kecil.
Dia membawa Eris ke rumah sakit dan memberi tahu dokter tentang kondisinya. Dokter mengatakan bahwa Eris membutuhkan perawatan intensif dan mungkin akan membutuhkan waktu yang lama untuk pulih.
Lian tidak bisa meninggalkan Eris begitu saja. Dia memutuskan untuk tinggal di desa itu dan merawat Eris. Selama beberapa minggu, dia merawat Eris dan membantunya pulih.
Selama waktu itu, Lian dan Eris terus berjalan melalui labirin yang semakin kompleks. Mereka menghadapi beberapa rintangan berbahaya, seperti lubang besar dan jembatan yang rapuh, tetapi berhasil melaluinya dengan berhati-hati.
Lian semakin menyadari kemampuan sihir Eris yang luar biasa dan kekuatan fisiknya yang luar biasa. Dia juga terkesan dengan keberanian Eris dan kegigihannya dalam menghadapi semua rintangan yang mereka temui.
Di sisi lain, Eris tampaknya memiliki rahasia yang tersembunyi, dan Lian tidak dapat membaca pikirannya dengan mudah. Meskipun demikian, dia merasa bahwa dia bisa mempercayainya dan menempatkannya sebagai teman yang sangat berharga.
Pada suatu titik, mereka menemukan sebuah pintu besar yang terkunci dengan kuat. Mereka mencoba membukanya, tetapi tidak berhasil. Lian merasa frustasi dan takut mereka akan terjebak di sana selamanya.
Namun Eris terlihat tenang dan berkata, "Saya tahu cara membukanya, tetapi kita perlu menemukan kunci yang tepat." Dia mengeluarkan tongkat kayu kecil dan menunjukkannya kepada Lian. "Ini adalah tongkat sihir saya, dan saya bisa menggunakannya untuk membuka pintu, tetapi hanya jika kita menemukan kunci yang tepat."
Lian merasa terkejut dan takut. Dia tidak pernah berpikir bahwa dia akan berada di dalam dunia sihir seperti ini. Namun, dia merasa yakin bahwa dia harus tetap bersama Eris dan menyelesaikan petualangan ini.
Mereka terus berjalan dan pada akhirnya menemukan kunci yang cocok untuk membuka pintu. Eris memimpin jalan menuju pintu dan dengan gesekan tongkatnya, pintu itu terbuka dengan sendirinya. Mereka melangkah ke dalam dan menemukan diri mereka di dalam ruangan besar yang gelap.
Dia merasa semakin khawatir dan tidak sabar untuk mengetahui kebenaran. Namun, Eris terlihat tidak begitu terburu-buru dan memberitahunya bahwa mereka harus menunggu sampai malam, ketika kekuatan sihirnya mencapai puncaknya.
Lian merasa frustrasi karena dia ingin segera menemukan jawaban, tetapi dia mengikuti nasihat Eris dan menunggu. Malam itu, Eris mengajarkan Lian cara menggunakan sihir untuk membuat mereka berdua tidak terlihat oleh musuh dan melindungi mereka dari bahaya di sekitar mereka. Setelah Lian berhasil mempraktikkan sihir tersebut, Eris akhirnya memperlihatkan kepadanya kebenaran tentang labirin dan makhluk-makhluk yang tinggal di dalamnya.
Eris menjelaskan bahwa dunia bawah tanah ini sebenarnya adalah sebuah kerajaan yang diperintah oleh seorang raja jahat yang mencari keabadian. Untuk mencapai tujuannya, dia mencari obat keabadian yang hanya bisa ditemukan di tempat-tempat tertentu di dalam labirin. Namun, obat itu sangat langka dan hanya dapat ditemukan dengan cara mengorbankan orang yang mencarinya.
Lian terkejut mendengar ini dan bertanya-tanya bagaimana mereka bisa melawan raja jahat itu. Eris mengatakan bahwa satu-satunya cara adalah dengan menemukan jalan keluar dari labirin dan memberitahu dunia permukaan tentang keberadaan kerajaan bawah tanah itu. Dengan demikian, orang-orang dapat mengambil tindakan untuk menghentikan raja jahat dan menghentikan pengorbanan manusia.
Lian dan Eris akhirnya memutuskan untuk bekerja sama untuk mencari jalan keluar dari labirin. Mereka menghadapi berbagai rintangan dan musuh yang kuat, tetapi mereka berhasil mengatasi semuanya dengan menggunakan keberanian dan kecerdikan mereka.
Setelah berbulan-bulan berpetualang dan menghadapi bahaya, Lian dan Eris akhirnya menemukan jalan keluar dari labirin dan kembali ke dunia permukaan. Mereka menyampaikan kebenaran tentang kerajaan bawah tanah kepada orang-orang dan akhirnya berhasil menghentikan raja jahat serta mengakhiri pengorbanan manusia di sana.
Lian dan Eris menjadi pahlawan di mata orang-orang dan memiliki hubungan yang semakin erat setelah mengalami petualangan berbahaya bersama. Mereka juga menemukan bahwa mereka memiliki perasaan satu sama lain yang lebih dari sekadar persahabatan, dan memutuskan untuk menjalin hubungan yang lebih dalam dan menghabiskan sisa hidup mereka bersama-sama.
Setelah beberapa saat, Eris akhirnya memutuskan untuk mengungkapkan kebenaran kepada Lian. Dia memberitahunya bahwa dia bukan hanya penghuni dunia bawah tanah, tapi dia adalah seorang penyihir yang terlibat dalam perang antara dua kelompok penyihir yang berkuasa di dunia bawah tanah.
Eris mengungkapkan bahwa dirinya dan kelompoknya telah lama berjuang untuk membebaskan dunia bawah tanah dari penindasan kelompok lawan, tetapi perjuangan mereka selalu dihadang oleh kekuatan yang lebih besar dan lebih kuat. Dia menyadari bahwa Lian telah membantunya dengan tulus, dan merasa bahwa dia harus menunjukkan kepadanya kebenaran sejati tentang dunia bawah tanah.
Lian merasa terkejut dan sedikit terkejut oleh pengakuan Eris, tetapi dia tetap teguh dan memutuskan untuk membantunya. Dia menyadari bahwa dia juga telah mengambil risiko besar dengan tetap tinggal di dunia bawah tanah dan membantunya, tetapi dia merasa bahwa itu adalah satu-satunya cara untuk menemukan jalan keluar dan kembali ke permukaan.
Setelah mengungkapkan kebenaran itu kepada Lian, Eris menawarkan untuk mengajari Lian beberapa trik sihir. Dia merasa bahwa Lian telah memperlihatkan kemampuan yang luar biasa dalam menghadapi bahaya, dan bahwa kemampuan sihirnya bisa berguna bagi mereka dalam perjuangan mereka untuk keluar dari labirin dan menghadapi musuh-musuh mereka.
Lian merasa sangat senang dengan tawaran Eris, dan dia mulai belajar sihir dengan tekun. Dia menunjukkan bakat yang luar biasa dalam belajar, dan dalam waktu singkat dia mampu menguasai beberapa trik sihir dasar yang bisa berguna bagi mereka dalam petualangan mereka.
Dengan bantuan kekuatan sihir dan kemauan mereka yang kuat, Lian dan Eris akhirnya berhasil menavigasi labirin yang mematikan dan mencapai pintu keluar yang lama mereka cari. Mereka berhasil melawan musuh-musuh mereka dan menemukan jalan keluar dari dunia bawah tanah yang misterius dan berbahaya.
Setelah berbulan-bulan berada di bawah tanah, Lian dan Eris akhirnya kembali ke permukaan dengan selamat. Mereka telah menemukan persahabatan dan kekuatan di dalam diri mereka sendiri, dan meskipun petualangan mereka berakhir, mereka tahu bahwa pengalaman itu akan selalu mengikuti mereka di kehidupan mereka yang selanjutnya.
Eris menatap Lian dengan tatapan tajam, mencoba membaca ekspresi wajahnya. Setelah beberapa saat, dia mengangguk perlahan.
"Aku bisa melihat bahwa kau tidak mempercayai aku," katanya. "Tapi itu bukan masalah sekarang. Kita harus fokus pada tujuan kita: keluar dari sini dan kembali ke dunia di atas."
Lian mengangguk, tetapi masih merasa ragu. Namun, dia tahu bahwa mereka harus tetap bergerak jika ingin memiliki kesempatan untuk bertahan hidup.
Mereka melanjutkan perjalanan mereka melalui lorong yang gelap, berjalan perlahan-lahan sambil menghindari jebakan dan jebakan yang tersembunyi di sekitar mereka. Sesekali, Eris menggunakan kekuatan sihirnya untuk membuka jalan atau melindungi mereka dari serangan yang tak terlihat.
Setelah beberapa jam berjalan, mereka akhirnya mencapai sebuah ruangan besar yang dipenuhi dengan cahaya biru yang lembut. Di tengah ruangan, ada sebuah kolam kristal yang indah dengan air biru yang jernih.
Eris menarik Lian ke arah kolam itu. "Ini adalah mata air kehidupan," katanya. "Air ini bisa memberi kita energi yang kita butuhkan untuk terus berjalan."
Lian memandang kolam itu dengan kagum. Airnya tampak menenangkan dan menenangkan. Dia meraih tangannya dan membiarkan Eris membimbingnya ke tepi kolam.
Ketika mereka mencapai tepi kolam, Eris meminta Lian untuk berdiri di depannya. "Aku akan mengambil air untuk kita berdua," katanya sambil menyentuh permukaan air dengan tangannya.
Ketika Eris menarik tangannya kembali, dia memegang segumpal energi biru yang tampaknya terbuat dari cahaya dan air. Dia menatap Lian serius. "Ini adalah kekuatan yang sangat besar," katanya. "Kita harus memanfaatkannya dengan bijak."
Lian mengangguk dan membiarkan Eris memasukkan energi itu ke dalam tubuhnya. Dia merasakan kehangatan yang menyenangkan menyebar melalui tubuhnya, mengisi setiap pori-pori dan membuatnya merasa hidup kembali.
Setelah mereka merasa cukup kuat, mereka melanjutkan perjalanan mereka melalui lorong yang gelap, mempertahankan kecepatan yang cepat dan waspada untuk menghindari jebakan dan bahaya lain yang mungkin mengancam mereka.
Namun, ketika mereka mencapai sebuah lorong yang terlihat aman, mereka tiba-tiba diserang oleh sekelompok makhluk ganas yang tampaknya berasal dari kegelapan itu sendiri. Lian dan Eris berjuang mati-matian untuk bertahan hidup, menghindari serangan yang mematikan sambil mencoba mengalahkan musuh mereka.
Namun, ketika Lian merasa semakin lelah dan kehabisan tenaga, dia menyadari bahwa dia tidak bisa terus bertahan lama. Dia melihat ke arah Eris, mencari bantuan, tetapi Eris juga terlihat lelah dan terus mengerahkan kekuatannya untuk menjaga kekuatan sihirnya agar tetap stabil.
Lian merasa putus asa, dan kemudian teringat akan kata-kata ayahnya yang mengajarkannya tentang keberanian dan tekad yang kuat. Dia meraih kekuatan dari ingatan itu dan mencoba untuk mengumpulkan semua tenaganya yang tersisa.
"Tidak," gumam Lian, "Saya tidak akan menyerah begitu saja."
Dia mengambil nafas dalam-dalam dan memusatkan pikirannya pada satu tujuan, yaitu untuk menyelamatkan dirinya dan Eris. Lian kemudian mengeluarkan sebuah jurus sihir yang dia pelajari dari ayahnya, dan kemampuan sihirnya menjadi lebih kuat dari sebelumnya.
Eris melihat dengan heran saat Lian menggunakan sihirnya dengan begitu hebat dan kuat. Bersama-sama, mereka menggabungkan kekuatan mereka dan mampu menahan serangan gelombang energi yang datang dari arah lawan.
Setelah beberapa saat bertarung, serangan lawan mulai melemah, dan mereka terpaksa mundur. Lian dan Eris melihat kesempatan untuk melarikan diri dan mulai berlari menuju lorong yang lebih lebar.
Mereka terus berlari, melewati lorong-lorong gelap dan terjal, hingga akhirnya mereka tiba di sebuah lorong yang terbuka. Mereka melihat cahaya di ujung lorong, dan Lian merasa semangatnya bangkit.
"Ini adalah jalan keluar!" seru Lian dengan sukacita.
Eris tersenyum dan mengangguk. Mereka berlari menuju cahaya, dan akhirnya mereka keluar dari gua yang gelap dan mencekam itu. Mereka melihat langit terbuka dan matahari terbit, dan Lian merasa lega bahwa mereka berhasil keluar dari dunia bawah tanah itu.
"Kami berhasil," kata Lian, tersenyum ke arah Eris.
Eris tersenyum balik, "Ya, kita berhasil."
Lian merasa ada perasaan aneh di dalam hatinya, dan kemudian menyadari bahwa dia mulai jatuh cinta pada Eris. Mereka mengambil napas dalam-dalam, menikmati momen kemenangan mereka.
Setelah itu, mereka berpisah dan kembali ke kehidupan mereka masing-masing. Namun, Lian selalu ingat petualangan yang dia alami di dunia bawah tanah dan cinta yang tumbuh di antara dia dan Eris.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments