Bab 4: Perjalanan Melalui Labirin

Lian dan Eris berjalan melalui labirin dengan hati-hati. Mereka berjalan pelan-pelan, menghindari jebakan dan bahaya yang mungkin tersembunyi di sekitar sudut.

Labirin ini berbeda dengan yang pernah dilihat Lian sebelumnya. Dinding-dindingnya terbuat dari batu hitam dan mengeluarkan aura kegelapan yang misterius. Beberapa dinding terlihat seperti menyala, tetapi ketika Lian mendekatinya, ia tidak merasakan panas sama sekali.

"Bagaimana kita bisa tahu arah yang benar?" tanya Lian sambil menatap ke sekitar.

"Kita tidak bisa. Tapi kita harus terus mencoba," jawab Eris sambil melangkah lebih jauh.

Lian mengikuti langkah Eris dengan hati-hati. Ia terus memeriksa sekitarnya, mencari tanda-tanda yang mungkin membantu mereka menemukan jalan keluar dari labirin ini. Tapi tak ada yang ditemukan.

Setelah beberapa saat berjalan, mereka tiba di sebuah ruangan yang sangat besar. Di tengah ruangan terdapat kolam besar yang mengeluarkan cahaya biru misterius. Kolam itu sendiri sangat dalam dan Lian tidak bisa melihat bagian dasarnya.

"Tunggu sebentar," kata Eris sambil mendekati kolam tersebut.

Ia kemudian menarik keluar sebuah kristal dari dalam tasnya dan mengayunkannya ke dalam kolam dengan tenang. Kristal itu tenggelam dan mengeluarkan sinar biru terang yang mengisi seluruh ruangan.

"Bagaimana itu bisa membantu kita?" tanya Lian.

"Kristal ini akan memperlihatkan jalur yang benar. Tapi kita harus hati-hati. Kristal ini bisa terbakar jika kita tidak memegangnya dengan benar," jelas Eris.

Lian mengangguk dan bersiap untuk melanjutkan perjalanan mereka. Mereka mengikuti jalur yang ditunjukkan oleh kristal tersebut dan melewati beberapa ruangan yang lain. Beberapa ruangan itu terlihat kosong dan beberapa lainnya penuh dengan jebakan dan bahaya.

Setelah beberapa lama berjalan, mereka tiba di sebuah ruangan yang lebih besar dari yang sebelumnya. Di tengah ruangan itu terdapat seorang pria yang duduk dengan tenang. Pria itu mengenakan jubah hitam dan memegang sebuah tongkat di tangannya.

"Mereka yang ingin melewati ruangan ini harus mengalahkan saya terlebih dahulu," kata pria itu dengan suara rendah.

Lian dan Eris mengangkat senjata mereka dan siap untuk bertarung. Pria itu mengangkat tangannya dan memanggil beberapa makhluk kecil yang keluar dari tanah. Lian dan Eris mempersiapkan diri mereka dan bersiap untuk melawan makhluk-makhluk tersebut.

Pertarungan itu sengit dan berlangsung lama. Lian dan Eris harus berjuang mati-matian melawan makhluk-makhluk itu. Namun, pada akhirnya, mereka berhasil mengalahkan semua makhluk tersebut dan membebaskan diri dari serangan.

Mereka berdua mengambil nafas panjang, mencoba untuk mengembalikan napas mereka yang terengah-engah setelah pertarungan yang sengit. Lian melihat sekeliling, mencoba untuk mencari tahu apakah masih ada makhluk yang tersisa di sekitarnya.

"Tidak ada lagi," kata Eris, memperhatikan Lian yang sedang mencari-cari. "Kita berhasil mengalahkan mereka semua."

Lian mengangguk, dan kemudian ia melihat sekeliling lagi. Dia menyadari bahwa mereka berdua telah melampaui satu area labirin dan memasuki ruang yang lebih besar. Di tengah ruangan itu, ada sebuah portal besar yang mengeluarkan cahaya biru.

"Apakah itu... pintu keluar?" tanya Lian dengan nada ragu.

Eris mengangguk, "Iya, itu adalah pintu keluar dari labirin ini."

Lian merasa lega mendengarnya, namun ada keraguan yang terbersit dalam pikirannya. "Apa kau yakin? Bagaimana kalau ini hanya jebakan?"

Eris tersenyum dan kemudian mengeluarkan sebuah kristal kecil dari kantongnya. "Ini akan membuktikan bahwa itu adalah pintu keluar."

Dia menempatkan kristal kecil itu di dekat portal dan kemudian mengeluarkan tongkat sihirnya. Dia mengucapkan beberapa kata ajaib dan kemudian melihat ke arah kristal. Kristal itu kemudian memancarkan cahaya yang sangat terang dan menghilang.

"Sekarang, kita bisa pergi," kata Eris, mengarahkan Lian ke arah pintu keluar.

Lian mengikuti Eris menuju pintu keluar itu, namun ia tetap waspada. Dia merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan Eris, dan ia merasa bahwa ia belum sepenuhnya bisa mempercayainya. Namun, untuk saat ini, ia harus memikirkan cara untuk keluar dari labirin ini dan kembali ke permukaan.

Mereka berdua mendekati pintu keluar itu, dan ketika mereka melintasi ambang pintu, cahaya biru yang sangat terang mengelilingi mereka dan membawa mereka keluar dari labirin itu. Setelah beberapa saat, cahaya itu hilang dan mereka berdua melihat bahwa mereka sudah berada di sebuah tempat yang sangat asing bagi mereka.

Mereka berdua melihat ke arah langit, dan terkejut melihat bahwa langit di tempat itu berwarna merah dan langit malam yang indah.

"Kita di mana, Eris?" tanya Lian dengan nada terkejut.

Eris tersenyum, "Kita berada di dunia bawah tanah, sebuah tempat yang sangat jauh dari permukaan."

Lian merasa tertegun mendengarnya, namun dia merasa yakin bahwa mereka akan menemukan cara untuk kembali ke permukaan. Mereka berdua pergi ke arah tempat yang lebih terang dan mencari petunjuk tentang cara keluar dari dunia bawah tanah itu. Namun, mereka tidak tahu bahwa petualangan mereka belum berakhir dan masih banyak rintangan yang harus mereka hadapi.

Namun, pada akhirnya, mereka berhasil mengalahkan semua makhluk tersebut dan memasuki ruangan yang lebih besar. Di dalam ruangan itu, terdapat banyak sekali benda-benda misterius yang terletak di atas meja dan rak. Ada buku-buku besar dengan huruf-huruf aneh yang tercetak di atasnya, kendi-kendi dari bahan yang tak diketahui, dan juga kristal-kristal yang memancarkan cahaya berwarna-warni.

Eris dengan cepat bergegas menuju salah satu rak dan mulai memeriksa beberapa buku yang ada di sana. Sementara itu, Lian melihat-lihat sekitar dan terpesona oleh keindahan kristal-kristal itu. Namun, tiba-tiba, suara gemuruh terdengar lagi dan kali ini lebih keras dari sebelumnya. Suara itu mengguncang seluruh ruangan dan membuat Lian dan Eris terdorong ke belakang.

"Mereka datang lagi!" teriak Lian, mengarahkan pandangannya ke pintu di ujung ruangan.

Eris langsung mengerti dan meraih tongkat sihirnya yang diambil dari tumpukan barang-barang itu. Mereka berdua siap menghadapi apa saja yang akan datang. Tak lama kemudian, pintu itu terbuka dengan sendirinya dan makhluk-makhluk itu muncul lagi.

Kali ini, mereka lebih banyak dan lebih kuat daripada sebelumnya. Lian dan Eris saling beradu pandang, mengetahui bahwa ini adalah pertarungan yang sebenarnya. Mereka tidak bisa menyerah dan harus bertarung sampai akhir.

Lian melompat ke depan dan dengan cepat melancarkan serangan ke arah makhluk-makhluk itu. Eris mengikuti di belakangnya, dengan memanipulasi kekuatan sihirnya untuk menghasilkan serangan-serangan yang mematikan. Pertarungan itu berlangsung sengit dan mereka harus berjuang dengan sekuat tenaga agar bisa mengalahkan makhluk-makhluk itu.

Setelah pertarungan yang panjang dan melelahkan, Lian dan Eris berhasil mengalahkan makhluk-makhluk itu dan melindungi diri mereka sendiri. Mereka terengah-engah dan terluka parah, tetapi mereka merasa lega karena berhasil melewati ujian berat ini.

Namun, ketika mereka melihat sekeliling ruangan, mereka menyadari bahwa ini hanyalah awal dari petualangan yang lebih besar dan lebih bahaya. Mereka harus siap untuk menghadapi tantangan yang lebih besar dan mengungkap rahasia yang tersembunyi di dunia bawah tanah itu.

Lian merasa kesal dengan sikap Eris yang terlihat seolah-olah meremehkan dirinya. Namun, ia menyadari bahwa mereka berdua harus bekerja sama jika ingin selamat dari dunia bawah tanah yang misterius ini.

"Eris, aku tahu aku belum berpengalaman seperti kamu dalam hal ini, tapi aku juga ingin membantu," kata Lian dengan tegas.

Eris menatap Lian dengan tatapan tajam. "Baiklah, kalau begitu mari kita bekerja sama. Kita perlu menemukan jalan keluar dari tempat ini secepat mungkin," ujarnya.

Lian merasa senang mendengar kalimat itu. Dia merasa bahwa Eris mulai mempercayainya. Mereka berdua berjalan menuju lorong berikutnya, mencari tanda-tanda kehidupan.

Setelah beberapa saat berjalan, mereka menemukan sebuah pintu besi yang terkunci. Eris meraba-raba sekeliling pintu dan mencari tombol atau pengunci yang bisa membukanya. Setelah beberapa saat, ia menemukan sebuah tombol kecil dan menggunakannya untuk membuka pintu.

Lian dan Eris masuk ke dalam ruangan dan melihat sebuah perpustakaan yang luas. Rak-rak buku dan meja panjang diisi dengan tumpukan buku-buku besar dan tua.

"Lihatlah ini," kata Lian sambil memegang sebuah buku dengan judul yang aneh. "Apa ini?"

Eris mengambil buku itu dari tangannya dan melihat-lihat halaman di dalamnya. "Ini adalah buku mantra kuno. Tampaknya, buku ini berisi mantra yang bisa digunakan untuk mengendalikan kekuatan sihir yang sangat kuat."

Lian terkesan. "Wow, keren sekali. Bisakah kita mempelajarinya?"

Eris mengangguk. "Tentu saja, kita bisa belajar mantra-mantra ini dan menggunakan kekuatan sihirnya untuk bertahan hidup di tempat ini. Tetapi, kita harus hati-hati. Kekuatan sihir ini bisa sangat berbahaya jika digunakan dengan cara yang salah."

Lian dan Eris mulai mempelajari mantra-mantra itu dan menguasainya dengan cepat. Mereka merasa semakin kuat dan mampu menghadapi tantangan yang lebih besar. Namun, di tempat yang misterius ini, tidak ada yang bisa dijamin. Apa yang akan terjadi pada mereka selanjutnya?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!