Bab 2: Pertemuan dengan Eris

Lian berjalan menyusuri lorong gelap yang penuh dengan lumpur dan batu-batu besar. Dia merasa kesepian dan takut di dunia bawah tanah yang tidak dikenal ini. Dia merenungkan nasibnya yang buruk dan merindukan keluarganya yang ia tinggalkan di atas tanah.

Saat Lian berjalan terus, ia merasakan kehadiran seseorang di dekatnya. Dia berbalik dan melihat seorang wanita misterius yang berdiri di depannya. Wanita itu memiliki mata hijau yang dalam dan rambut hitam panjang yang tergerai di atas bahunya. Dia memakai jubah hitam dan gelap yang membuatnya tampak seperti bayangan di tengah-tengah kegelapan.

"Siapa kamu?" tanya Lian, ketakutan.

"Aku Eris," jawab wanita itu dengan suara lembut. "Aku membantumu untuk melarikan diri dari tempat ini."

Lian merasa aneh dan takut. Dia tidak tahu apakah dia harus percaya pada wanita misterius ini atau tidak. Namun, dia tidak punya pilihan lain selain mengikutinya.

Eris membawa Lian ke sebuah gua yang tersembunyi di dalam dinding batu. Di dalam gua, ada sebuah api unggun kecil yang menyala. Eris mengeluarkan kantong kecil dari dalam jubahnya dan menuangkan bubuk putih ke dalam api. Api seketika berubah menjadi biru, dan cahaya biru itu menyoroti wajah Eris. Lian terpesona oleh kemampuan sihir Eris.

"Ternyata kamu memiliki kemampuan sihir yang luar biasa," kata Lian dengan terkesan.

"Sihir adalah keajaiban yang harus dihormati," jawab Eris. "Tapi, kita tidak bisa mengandalkannya sepenuhnya di sini."

Lian merenungkan kata-kata Eris. Dia merasa bahwa Eris adalah orang yang bijak dan berpengalaman.

"Bagaimana cara keluar dari sini?" tanya Lian pada Eris.

"Kita harus melalui labirin yang rumit dan berbahaya," jawab Eris. "Namun, aku tahu cara keluar dari sini. Kita hanya perlu bekerja sama dan bersabar."

Lian merasa lega karena akhirnya ia bertemu dengan seseorang yang bisa membantunya keluar dari dunia bawah tanah yang menakutkan itu. Dia berjanji untuk membantu Eris mencapai tujuannya dan bekerja sama untuk bertahan hidup.

Dalam perjalanan mereka, Eris mengajarkan Lian tentang cara bertahan hidup di dunia bawah tanah yang penuh dengan bahaya. Dia mengajarkan Lian cara mendapatkan air dan makanan, serta cara menghindari makhluk-makhluk ganas yang bersembunyi di dalam labirin.

Lian dan Eris menjadi semakin dekat selama perjalanan mereka. Lian merasa bahwa Eris adalah orang yang sangat spesial dan memiliki kekuatan yang besar di dalam dirinya. Namun, dia juga merasa bahwa Eris memiliki rahasia yang tersembunyi.

Akhirnya, setelah beberapa hari berjalan, mereka sampai di sebuah terusan besar yang dihiasi dengan berbagai hiasan kristal berwarna-warni. Lian dan Eris terkesima melihat keindahan yang ada di hadapan mereka.

"Indah sekali," ucap Lian.

"Ya, dunia bawah tanah ini memiliki keajaiban-keajaiban yang tak terduga," jawab Eris.

Namun, keindahan tersebut tidak berlangsung lama. Mereka tiba-tiba diserang oleh sekelompok makhluk aneh yang keluar dari dalam air terusan. Makhluk-makhluk itu memiliki kulit yang keras dan berduri, dan mereka menyerang dengan gigi dan cakar yang tajam.

Lian dan Eris bergabung untuk melawan makhluk-makhluk tersebut. Lian berusaha menghindari cakaran dan gigi mereka, sementara Eris mengeluarkan sihirnya untuk membekukan dan memporakporandakan musuh-musuh mereka.

Setelah pertarungan sengit, mereka berhasil mengalahkan semua makhluk tersebut. Namun, mereka tahu bahwa bahaya tidak akan pernah jauh dari mereka di dunia bawah tanah ini.

"Mari kita teruskan perjalanan kita," ucap Lian.

Eris mengangguk dan keduanya melanjutkan perjalanan mereka melalui terusan yang indah itu, sambil menghadapi bahaya-bahaya baru yang menanti di setiap sudut. Mereka berdua sadar bahwa petualangan mereka di dunia bawah tanah ini masih panjang, dan mereka harus terus berjuang dan bekerja sama untuk bertahan hidup dan menemukan jalan keluar dari labirin yang mematikan itu.

Perjalanan mereka melalui labirin yang rumit dan berbahaya. Mereka melewati beberapa koridor sempit yang memutar dan bercabang-cabang, beberapa kali hampir salah jalan, tetapi selalu berhasil menemukan jalan keluar. Saat matahari mulai terbenam, mereka menemukan sebuah terowongan besar yang tampaknya membawa mereka keluar dari labirin.

Lian dan Eris melaju dengan hati-hati, waspada terhadap bahaya yang mungkin muncul. Mereka bergerak lambat-lambat di sepanjang terowongan, dengan api obor yang dibawa oleh Eris sebagai sumber cahaya. Namun, saat mereka mendekati ujung terowongan, suara-suara aneh mulai terdengar dari kejauhan.

"Eris, kau dengar itu?" tanya Lian, mengangkat telinganya.

Eris mengangguk, "Ya, aku mendengarnya. Aku takut ini adalah pertanda buruk. Kita harus berhati-hati."

Mereka semakin dekat dengan ujung terowongan, dan suara-suara itu semakin terdengar jelas. Lian mendengar suara yang mirip dengan serangga besar, sedangkan Eris mendengar suara mantra yang dinyanyikan oleh seorang penyihir.

Ketika mereka tiba di ujung terowongan, mereka melihat pemandangan yang mengerikan: sebuah kamp milik sekelompok makhluk yang menakutkan. Makhluk-makhluk itu tampaknya merupakan kombinasi antara serangga raksasa dan laba-laba, dengan rambut panjang yang menjuntai dari kepala mereka. Mereka sedang sibuk melakukan ritual magis di sekitar api unggun, sambil bernyanyi dengan suara merdu yang menakutkan.

Lian dan Eris bersembunyi di balik batu besar dan memperhatikan makhluk-makhluk itu. Mereka berusaha mencari tahu apakah ada jalan keluar yang aman dari kamp itu. Namun, mereka merasa semakin terjebak ketika Lian secara tidak sengaja menabrak sebuah batu dan membuat suara bising.

Makhluk-makhluk itu segera menyadari keberadaan mereka dan mulai bergerak menuju tempat persembunyian Lian dan Eris. Dalam sekejap, mereka dikepung oleh makhluk-makhluk itu yang bersenjatakan pedang dan busur.

Lian dan Eris berjuang dengan gigih, menghindari serangan makhluk-makhluk itu dan membalasnya dengan sihir dan pedang mereka. Mereka bergantian melindungi satu sama lain dari serangan musuh-musuh mereka. Namun, jumlah makhluk itu terus bertambah, dan tampaknya tidak ada akhirnya.

Tiba-tiba, Eris terjatuh setelah ditendang oleh makhluk yang menyerang dari belakang. Lian menjerit dan segera berlari ke arahnya, berusaha menyelamatkannya dari makhluk-makhluk yang menyerang. Dia meraih tangan Eris dan menariknya ke belakang, mencoba untuk menjauhkannya dari serangan.

Namun, terlambat. Satu makhluk berhasil menyerang Eris dan mendorongnya ke sisi dinding. Eris terkulai lemas di tanah, darah mengalir dari luka di kepalanya.

Lian melihat keadaan Eris dengan ngeri, dan kepanikan mulai menguasai dirinya. Dia merasa seperti kehilangan arah dan tidak tahu harus berbuat apa. Namun, dengan cepat ia mengambil napas dalam-dalam dan mencoba memusatkan pikirannya. Dia tahu bahwa jika dia tidak bertindak cepat, Eris akan mati.

Lian meraih tongkat sihir yang dipakainya dan memasukkannya ke dalam tanah. Dia merasakan energi sihir mengalir ke dalam dirinya, membangkitkan kekuatan dan kemampuan yang terpendam di dalamnya. Dengan kekuatan sihirnya, Lian mengeluarkan serangan besar ke arah makhluk-makhluk yang menyerang mereka.

Serangan itu menimbulkan ledakan dahsyat, membuat makhluk-makhluk itu mundur beberapa langkah. Namun, itu tidak cukup. Mereka mulai menyerang lagi, kali ini dengan lebih ganas dan penuh kebencian.

Lian tidak menyerah. Dengan kemampuan sihirnya yang terus berkembang, dia mulai melawan kembali, mengeluarkan serangan-serangan yang semakin kuat dan efektif. Makhluk-makhluk itu mulai terdesak, dan dengan cepat mereka jatuh satu per satu.

Setelah beberapa saat berjuang, akhirnya Lian berhasil mengalahkan semua makhluk itu. Dia melihat ke arah Eris, dan melihat bahwa dia masih hidup, meskipun kondisinya tidak bagus. Lian segera mendekatinya, merawat lukanya, dan mencoba menyadarkan Eris.

Dalam hitungan menit, Eris bangun, dan mereka berdua merasa lega. Namun, mereka juga menyadari bahwa mereka harus terus bergerak, karena waktu mereka semakin sedikit. Mereka kembali berjalan menuju jalan keluar, sambil berharap bahwa mereka tidak akan menemukan rintangan lain yang lebih berbahaya lagi di depan mereka.

Eris tampak kelelahan dan kesakitan. Darah mengalir dari luka di kakinya, dan dia bergumam dalam kesulitan ketika Lian mencoba untuk mengecek lukanya.

"Lian, cepatlah. Mereka akan segera kembali," ucap Eris sambil mencoba bangkit. "Kita harus pergi dari sini."

Lian memikirkan cara untuk menghentikan makhluk-makhluk itu, tetapi dia merasa tidak mampu melakukannya. Dia merasa putus asa dan takut. Tapi Eris tidak berhenti. Dia meraih tangan Lian dan berkata, "Mari, kita harus pergi sekarang!"

Mereka berlari secepat mungkin meninggalkan makhluk-makhluk itu dan terus berlari hingga mereka menemukan pintu yang terkunci. Lian mencoba membukanya, tetapi pintu itu tidak bisa dibuka dengan kekuatan fisik.

Eris tersenyum dan berkata, "Biarkan aku melakukannya." Dia menutup matanya dan menghentakkan tongkatnya ke lantai. Cahaya biru terang bersinar dari tongkatnya dan pintu terkunci itu langsung terbuka.

Lian terkejut dan bertanya, "Bagaimana kau melakukannya?"

Eris menjawab, "Ini adalah sihir, Lian. Aku bisa membuka pintu yang terkunci dengan menggunakan sihir. Kamu akan belajar tentang itu seiring berjalannya waktu."

Mereka melanjutkan perjalanannya dan akhirnya berhasil keluar dari labirin itu. Mereka terengah-engah dan kelelahan, tetapi mereka merasa lega bahwa mereka telah berhasil selamat.

Setelah keluar dari labirin, Eris dan Lian kembali ke tenda mereka. Mereka beristirahat dan membicarakan tentang petualangan mereka.

"Kamu sangat berani, Lian," ucap Eris sambil tersenyum. "Kamu telah membantuku dan melindungiku dari makhluk-makhluk itu."

Lian merasa senang mendengarnya. Dia merasa bangga dan bahagia bahwa dia bisa membantu Eris. Mereka berbicara sepanjang malam, bertukar cerita dan berbicara tentang rencana mereka selanjutnya.

Sementara itu, Eris merasakan sesuatu yang berbeda pada dirinya. Dia merasa bahwa Lian adalah orang yang sangat penting baginya, dan dia merasa nyaman berada di dekatnya. Dia merasa ada perasaan yang tumbuh dalam dirinya, tetapi dia tidak bisa mengungkapkannya. Dia masih takut tentang apa yang terjadi selama petualangan mereka berikutnya. Namun, Eris berjanji dalam hatinya bahwa dia akan selalu melindungi Lian dan bersama-sama mereka akan menyelesaikan petualangan ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!