Kami saling bertukar cerita dan saling memperkenalkan diri satu sama lain.
Ternyata MOS disini tidak seseram yang di bayangkan'. pikir Karin.
"Oh iya nanti kan kita ada acara malam inagurasi, jadi tiap kelompok harus menampilkan sebuah pertunjukkan."
"Pertunjukkan apa kak?" tanya seorang anggota kelompok.
"Ya terserah. Teater boleh, nge-band boleh, baca puisi boleh, bahkan kalo ada yang bisa nge-dance juga silahkan."
"Harus ya kak?"
"Ya harus lah, kalo nggak nampilin sesuatu nanti kelompok kita akan kena hukum." jelas kak Alin.
"Enaknya nampilin apa ya kak?"
"Apa ya? Aku juga bingung." pikir kak Alin sambil menopang dagu.
"Gimana kalo Karin aja yang tampil kak?" saran Leni.
"Ehh, enak aja."
"Ya kan kamu waktu SMP pernah ikut dance, jadi kamu aja yang wakilin kelompok kita."
"Lah terus masa aku mau nge-dance sendirian? Kayak orang gila lah, nggak deh." tolak Karin.
"Bener juga. Kalo nge-dance sendirian juga nggak seru." pikir kak Alin. "Di kelompok kita pun juga nggak ada yang bisa nge-dance selain Karin."
"Gimana kalo kamu nyanyi aja Rin?" saran Rara.
"Kok aku lagi sih?" Karin heran.
"Karena di kelompok kita ini yang bisa dilihat, ya cuma kamu." senyum Rara.
"Enak aja bisa di lihat? Emang yang lainnya ini makhlus halus sampai nggak bisa di lihat?" canda Karin sambil menunjuk satu persatu anggota kelompoknya.
"Nggak apa-apa lah Rin, sekali ini aja. Dari pada nanti kelompok kita di hukum gimana?" pinta kak Alin.
"Emang aku harus nyanyi apa kak?" tanya Karin tidak bersemangat.
"Terserah Rin, yang penting nyanyi."
"Ya kalo terserah, aku mau nyanyi Potong Bebek Angsa aja kak." guraunya.
"Ya elah Rin, kamu itu hidup di jaman apa? Masih mau nyanyi lagi itu." ledek Leni. "Tapi kalo kamu nggak malu sih nggak apa-apa, tapi sambil praktekin gaya bebeknya juga ya."
"Hahahahahaaa..." semua anggota kelompok tertawa mendengar ocehan tiga serangkai itu.
.
.
Tak lama kemudian seluruh peserta diharap kembali berkumpul ke halaman tengah dan bermain berbagai macam game bersama-sama. Dari mulai game menangkap belut, bola pingpong yang di taruh di dalam pipa sampai tepung maraton. Mereka semua bersenang-senang dan pada akhirnya kelompok Karinlah yang kalah.
"Nah karena kita sudah dapat kelompok yang kalah, mau di kasih hukuman apa nih?" tanya kak Doni.
Semua peserta berteriak mengutarakan pendapat mereka.
"Sudah, sudah. Tenang. Kita serahin aja ke ketua pendampingnya. Kak Alin..!!" panggil Ketua Osis.
"Iya, iya kami ngaku kalah. Kami menerima apapun hukumannya deh." jawab pasrah kak Alin.
"Oke kalo gitu. Aku dengar-dengar di kelompokmu ada yg hobi nyanyi ya? Kalo nggak salah namanya Karin." tegasnya.
Karin pun kaget saat namanya di sebut.
"Yang namanya Karin coba ke depan sebentar." panggil kak Doni.
Karin pun maju ke depan berdiri di samping Ketua Osis.
"Aku denger-denger kamu hobi nyanyi ya?"
"Ya... Sedikit kak." jawab Karin ragu.
"Kalo gitu sebagai hukumannya nanti saat malam inagurasi kamu harus nampilin dua lagu ya?"
"Loh..?" sontak Karin.
"Apanya yang Loh?" gurau kak Doni sambil tersenyum. "Itu hukuman yang gampang, cuma tinggal nyanyi aja di depan kita semua. Betul nggak?"
"Betulll!!!Nyanyii...Nyanyii...Nyanyi.." seru seluruh peserta.
"Demi kelompokmu Loh ini." bujuk kak Doni.
"I...i..iya deh kak." jawab Karin ragu.
Semua peserta bersorak.
"Eitss, bukan cuma Karin aja. Yang lainnya juga harus nampilin sesuatu di malam inagurasi. Tiap kelompok harus nampilin sesuatu di atas panggung itu." jelas kak Doni sambil menunjuk panggung yang ada di halaman tengah.
"Iya kak!!!" jawab mereka serentak.
Kami semua pun di ijinkan pulang untuk mempersiapkan penampilan nanti malam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Arias Binerkah
bacanya nyicil ya kak
2022-02-12
0