"Baiklah …sekarang Bagas dan yang lain bangun dan minta maaf ke pada Angga dan temannya”. Perintah bu Sarna kepada Bagas dan murid yang lainnya untuk meminta maaf kepada Angga dan temannya.
Mereka pun berdiri dan berjalan berderetan untuk meminta maaf kepada mereka bertiga. Dimulai dengan Bagas yang ada didepan, Ia berjalan dengan keadaan yang masih gemetar ketakutan tak berdaya.
“A —aku minta maaf kepada kalian atas sikap ku tadi, maafkan aku”. Kata Bagas sambil berjabat tangan dengan Devan dengan gemetar. Devan dapat merasakannya, suhu tubuh Bagas dingin, berkeringat dan gemetar, Ia pun memaafkannya. Begitu juga dengan Dilan, meski Dilan ingin menertawakannya, ya mau bagaimana lagi, kesalahan harus di maafkan.
Dan selanjutnya dengan anak mata batin yang menjadi penguasa sekarang, yaitu, Angga. Bagas berjalan di depan Angga dengan wajah pucat ketakutan dan tegang. Ia ragu untuk mengulur tangan meminta maaf kepadanya, Ia beranggapan jika Ia berjabat nanti, pasti tangannya akan putus karena Angga masih buas.
Angga menunggu, Ia dapat merasakan apa yang Bagas rasakan. Tidak tahan lagi, Angga pun mengulurkan tangannya duluan. Semua yang ada diruang BK berpaling ke arah Angga dan Bagas. Suasana semakin lengang dan tegang.
Dipikiran Bagas muncul kembali ingatannya tentang kejadian saat Angga mencengkram kepalanya. Bagas pun melihat wajah Angga datar menakutkan. Jantungnya semakin berdetak kencang, nafasnya tersengal sesak wajahnya semakin pucat, tubuhnya pun semakin gemetar.
Semuanya melihat kearah Bagas, mereka tidak pernah melihat Bagas setakut itu. Angga pun dapat melihatnya, Ia pun merasa bersalah karena terlalu keras kepadanya.
“Bagas…?!”. Tanya Angga kepadanya dengan pelan dan juga khawatir. Ya …meskipun Ia masih benci dan kesal, tapi Ia tidak pernah membuat teman sekelasnya ketakutan seperti itu.
Bagas yang tadi mendengar namanya terpanggil oleh Angga sangat kaget dan takut. Nafasnya pun semakin menjadi-jadi, Ia pun lari kabur ketakutan meninggalkan ruang BK. Semua reflek kaget dan heran, Angga kembali menghembuskan napasnya. Ia kini khawatir dengan keadaan Bagas yang takut padanya. Semua yang tersisa di ruang BK, kini kembali melihat Angga. Semua termasuk Dilan dan Devan, kini telah mengetahui Angga yang sebenarnya.
“Baiklah kalau seperti itu …..kita masuk kelas aja dulu, nanti bisa diselesaikan sendiri. Angga ...kamu telah memaafkan mereka kan”. Kata Pak Ridwan.
“Insyaallah pak ...”. Jawab Angga.
“Baik pak kalau begitu …untuk kalian, Ibu sarankan jangan mengulangi seperti kejadian seperti tadi. Mengerti”.
“Baik bu!”. Jawab seluruh siswa.
“Baiklah silahkan masuk kelas kalian masing-masing”. Bu Sarna memerintahkan kembali kepada mereka. Mereka pun masuk ke kelas. Angga dan dua temannya berjalan dibelakang Pak Ridwan. Raut wajah Angga kini terlihat cemas dan merasa bersalah. Dilan dan Devan pun ikut cemas.
“Ga —kamu …baik-baik saja?”. Tanya Devan cemas.
“Ha …ngak ada ...”. Balas Angga yang keluar dari lamunannya.
“Kamu tidak seperti biasanya saat ini, dari tadi kamu tampak cemas seperti itu, ada apa?”. Devan bertanya kembali.
“Eeem …aku cuma merasa bersalah sekarang. Apakah aku sekejam itu sehingga membuat Bagas ketakutan kepada ku”. Jawab Angga dengan keadaan bersalah.
“Ayolah …setiap manusia memiliki kesalahan. Nanti Ia juga mengerti sendiri. Lagi pula, Ia sekarang takut untuk menjadi preman disini, jadi …keadaan akan tentram dan damai.Iya kan Devan!”. Seru Dilan menyemagati dan menenangkan Angga. Devan mengangguk setuju atas tanggapan dari Dilan. Mereka tetap berusaha agar temannya itu tetap berpikir positif atas dirinya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Ansyanovels
Kalian memang sahabat yang terbaik! Aku suka dengan sikap protektif kalian terhadap Angga
2023-07-07
1
Ansyanovels
Good job, Ga. Meskipun demikian, tapi kamu masih punya hati buat itu cowok
2023-07-07
1
Ansyanovels
Hahahaha! Langsung Overthinking gak, tuh? 🤣
2023-07-07
1