Dengan lemas Maura kembali ke toko tempat dia bekerja. Motornya rusak dan tangannya terdapat beberapa lecet karena terkena jatuh dan tergores jalan aspal.
Sambil meringis Maura masuk ke dalam toko. Maura berharap dia tidak akan dimarahi oleh manajernya yang sudah mempercayakan tugas itu kepadanya.
Tetapi ketika Maura hendak duduk di tempat para karyawan biasa beristirahat tiba-tiba saja manajernya datang dengan mata berapi-api.
" Tapi Tuan, tadi saya sudah mengirimkan pesanan Anda. Bagaimana mungkin Anda mengatakan kalau pesanan itu belum datang?" tanya Manager itu sambil menatap tajam kepada Maura.
Maura yang sudah merasa tidak nyaman dengan tatapan sang Manager. Dia hanya bisa pasrah dan berharap nasibnya di toko itu tidak akan berakhir seperti ancaman managernya tadi, ketika dia hendak berangkat mengantarkan pesanan.
" Maura kenapa pemilik hadiah itu menelpon saya dan mengatakan kalau barangnya tidak sampai ke alamat dia?" tanya Manager dengan amarah memuncak.
Dengan menunduk dan ketakutan, Maura berusaha untuk mengatur kata-kata agar sang Manager tidak marah kepadanya.
" Maafkan saya manajer. Tadi ketika saya melewati persimpangan jalan, tiba-tiba saja motor saya ditabrak oleh sebuah mobil dan dia telah menghancurkan hadiah itu sampai tak berbentuk. Lihatlah motor Saya bahkan sampai rusak dan tubuh saya banyak lecet-lecet karena jatuh! Huhuhu!" ucap Maura.
Dengan terisak Maura menceritakan semua yang terjadi kepada managernya, dia berharap manajernya akan merasa iba dengan kejadian yang menimpa dirinya.
" Segera kau bereskan barang-barangmu. Karena kami tidak butuh pegawai yang tidak becus seperti kamu yang malah memberikan kerugian kepada toko dan membuat kecewa pelanggan kami!" Maura benar-benar terkejut mendengarkan apa yang dikatakan oleh manajer.
Managernya bahkan tidak memperdulikan keadaan motor Maura dan tubuhnya yang lecet-lecet karena tabrakan itu, dia langsung memecatnya tanpa perasaan sama sekali.
Maura serasa lemas tubuhnya mendapatkan kenyataan pemecatan tersebut. Bahkan manager tidak memberikan pesangon kepadanya. Sedih dan merasa teraniyaya.
Maura pun kemudian mengambil barang-barangnya di loker para karyawan, tampak sahabatnya memperhatikan Maura yang bersiap untuk meninggalkan toko.
" Maura kau akan ke mana?" tanya Layla cemas kepada Maura yang lecet-lecet tangan dan kakinya.
Maura memeluk Layla sambil terisak. Dia pun menceritakan semuanya kepada Layla yang merasa iba sekali dengan nasib sahabatnya.
" Sungguh zalim! Dua bahkan tidak mempertimbangkan motor dan tubuhmu yang lecet-lecet. Aku gak mau kerja di toko ini lagi. Aku akan keluar saja bersama kamu. daripada nanti aku juga mengalami nasib sepertimu lebih baik aku keluar saja." ucap Layla dengan geram.
Saat mereka berdua bercakap-cakap masuk seorang pelanggan yang sangat tampan dan bertanya tentang mainan yang hendak dia beli untuk keponakannya.
" Layla sana kau layani dia. Aku kan sudah dipecat di toko ini!" ucap Maura dengan sedih dan dia bersiap untuk keluar dari toko.
Layla menahan langkah kaki Maura dan memintanya untuk melayani pembeli tersebut karena dia hendak mengurus surat pengunduran dirinya kepada sang Manager yang sudah menzalimi sahabatnya.
" Tolonglah Maura kau layanilah dia dulu ya? Aku akan masuk ke dalam dulu untuk menyerahkan surat pengunduran diriku dan kita akan mencari pekerjaan di tempat yang sama karena aku tidak mau berpisah denganmu!" ucap Layla yang langsung meninggalkan Maura dalam kebingungannya.
Akhirnya Maura pun mendekati pelanggan tersebut dan menanyakan kebutuhannya.
" Maafkan saya. Apakah ada yang bisa saya bantu?" tanya Maura kepada pria tampan itu.
Pria itu terus memperhatikan mainan-mainan yang ada di hadapannya. Kemudian dia bertanya kepada Maura rekomendasi mainan yang bagus untuk keponakannya.
" Apakah kau bisa memilihkan ku sebuah mainan yang bagus serta mendidik seorang anak yang berusia 5 tahun?" tanya pemuda itu yang ternyata bernama Ardan, putra daru Aurel dan Rehan. Sepupu dari Volkan.
Maura kemudian memperhatikan beberapa mainan yang berjajar rapih di hadapannya dan memilih sebuah mainan limited editon yang bagus dan sesuai dengan kriteria Ardan.
Visualisasi Ardan
Visualisasi Volkan dan Maura
Visualisasi Maura
Visualisasi Volkan Al Fahrizi
Ardan memperhatikan mainan itu dan sangat menyukainya. Ardan kemudian langsung pergi ke kasir untuk membayarnya.
" Terima kasih karena kau sudah membantu untuk memberikan rekomendasi yang sangat bagus ini aku yakin keponakanku pasti akan merasa senang menerima mainan ini!" ucap Ardan sangat senang.
Maura sangat senang karena mendapatkan apresiasi dari Ardan. Maura sangat bahagia karena di antara kesedihannya hari ini. Setidaknya masih ada yang menghargai pekerjaannya.
" Sama-sama semoga keponakanmu merasa bahagia menerima mainan itu." ucap Maura tersenyum getir.
Ardan bisa melihat bahwa Maura tidak bahagia sehingga dia tergelitik hatinya untuk bertanya kepada Maura.
" Katakan padaku. Kenapa wajah cantikmu begitu sedih? Apakah kau sedang mempunyai masalah?" tanya Ardan sambil tersenyum.
Maura melihat bahwa mainan yang dibeli oleh Ardan sudah selesai dibungkus oleh temannya.
" Barang Anda sudah siap," ucap teman Maura yang bertugas untuk membungkus kado para pelanggan mereka.
Ardan menerima mainan yang tadi dia beli dan kemudian membayar sesuai harganya.
" Baiklah terima kasih atas bantuanmu. Saya permisi dulu. Semoga kita akan bertemu lagi di lain waktu." ucap Ardan santai sambil mengulurkan telapak tangannya untuk berjabat tangan dengan Maura.
Maura menarik nafasnya dengan berat. Karena saat ini dia sedang pusing setelah mendapatkan pemecatan dari sang Manager gara-gara keteledorannya ketika mengantarkan pesanan pelanggan.
Ardan bisa melihat bahwa Maura sedang sedih dan memiliki beban yang berat.
" Apakah aku bisa membantu masalahmu sebagai ucapan terima kasihku karena kau sudah membantuku tadi?" tanya Ardan ramah.
Naura menatap Ardan dengan lembut kemudian dia menggelengkan kepalanya.
" Tidak. Aku tidak apa-apa kok. Terima kasih sudah datang ke toko kami. Baiklah aku juga harus keluar dari toko ini karena hari ini adalah hari terakhir Aku bekerja di sini!" ucap Maura dengan wajah murung sehingga Ardan mengerutkan keningnya.
Sementara itu Layla yang sudah berhasil mengajukan proses pengunduran dirinya segera menemui Maura yang masih sibuk mengobrol dengan Ardan di luar toko.
" Layla! Apakah kau sudah selesai untuk mengajukan pengunduran dirimu? Cepatlah! Aku harus pulang karena ibuku pasti sudah menungguku." ucap Maura kepada Layla.
Layla tampak terpesona melihat ketampanan Ardan yang sangat ramah berbicara dengan Maura yang sedang sedih hatinya.
" Baiklah kami permisi dulu. Terima kasih karena sudah beramah tamah denganku!" Maura kemudian meninggalkan Ardan yang masih bengong di tempatnya.
Ardan merasa kasihan melihat Maura yang tampak sedih karena kehilangan pekerjaannya. Ardan tidak tahu alasan Maura di pecat karena tadi Maura belum sempat bercerita kepadanya, keburu Layla datang. Ardan bertanya-tanya kenapa Maura sampai kehilangan pekerjaannya di toko yang menjual mainan impor dan limited edition padahal cara kerja Maura sangat bagus di matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
վմղíα | HV💕
ganteng kali visual nya bikin aku meleleh😍😍
2023-03-15
0
Zahra Putri Mandala
Aduh visualnya itu lo,,😍😍😍🤗🤗🤗
2023-03-14
1