Bougenville of Love
Seorang lelaki berjalan dengan tak memperhatikan arah, pikirannya sedang tak bersamanya, melayang memikirkan seseorang yang mungkin tak peduli dengannya lagi.
"Rena, tega-teganya kau selingkuh di belakang aku dan sekarang kau lebih memilih lelaki lain dari pada aku. Apa mungkin ini adalah karma? Karena sebenarnya aku tidak benar-benar cinta pada Rena," batinnya
^flashback_POV^
Kakiku berjalan walau lelah, aku harus menemuinya. Namun, saat kulihat dia sedang tertawa dengan seseorang. Aku pun menghampirinya.
"Rena, dia siapa? Apa yang sedang kau bicarakan dengannya?"
Wajahnya nampak terkejut dan murung
"Maaf, Ngga. Aku rasa kita tak ada kecocokan dan hubungan kita cukup sampai di sini saja," ujarnya
Mataku terbelalak sempurna.
"Jadi ini dia? Yang bikin kau berubah? Yang buat kau tersenyum aneh dan menyembunyikan sesuatu dari aku? Kenapa kau seperti ini? Apa salahku?"
"Aku aneh, berubah, menyembunyikan sesuatu? Lalu, kau apa? Tanpa kau cerita, aku sudah tahu semuanya, Ngga. Mulut kamu terkunci, tapi mata kamu bicara. Kamu yang menyembunyikan sesuatu dari aku, kamu menyembunyikan cinta kamu untuk perempuan lain dari aku. Kamu yang aneh milih aku tanpa dasar cinta. Aku tak pernah berubah, tapi kamu yang buat aku pilih jalan ini. Aku tahu kamu tak pernah bisa cinta pada aku, kamu yg merubah haluan cinta kamu untuk dia dan memilih aku tanpa dasar rasa apa pun hanya untuk pelarian. Kamu tak salah, hubungan ini yang salah. Karena suatu hubungan butuh 2 rasa yang mengikat dan melengkapi, kamu tak punya rasa itu dan aku pun udah tak bisa berharap lagi sama kamu. Maaf, tapi aku tidak bisa tahan sama semua ini. Aku pilih dia karena kami udah dijodohkan. Ini Arya, lelaki yang aku cinta. Maaf, Ngga, tapi kejarlah perempuan itu, aku tahu kamu sangat mencintainya," ucapnya
Aku hanya terdiam.
"Maaf, Ngga. Aku pergi," katanya
Ia menggandeng kekasih barunya dan pergi dari hadapanku. Aku pun tertunduk.
"Rena, maafkan aku."
^flashback_POVoff^
Lelaki tersebut melangkah tak tentu arah, tanpa memerhatikan situasi di sekitar.
"Kamu di mana? Apa kamu juga lagi mikirin aku sekarang? Aku merindukan kamu, mencintai kamu, Damia," gumamnya
"AWAS!!"
TIIINN!!
CIIITT..
"AAAaaaaa..!!"
"Angga!"
BRAKK
BRUKK
BUGHH
Lelaki itu terkulai lemah, ia jatuh tertabrak mobil. Mobil yang menabraknya memutar arah dan kabur.
Banyak orang yang datang menghampiri untuk sekedar melihatnya. Dan seseorg pun datang mendekat. Dilihatnya, kepala lelaki tersebut mulai mengeluarkan darah.
"Kenapa diam saja? Ayo, bantu saya bawa dia ke rumah sakit. Taxi saya ada di sana," ujarnya
Beberapa orang membantunya membopong tubuh lelaki tersebut untuk dimasukkan ke dalam taxi. Seseorang meletakkan kepala lelaki tersebut di atas pangkuannya.
"Pak, tolong cepat ke rumah sakit Ananda Medika, ya," pintanya
"Baik, Mba."
...
"Suster, tolong bantu saya!"
Beberapa suster berlarian menghampiri dan membawa lelaki tersebut ke ruang penanganan Unit Gawat Darurat dengan menggunakan pembaringan.
"Halo.. Angga, kenapa, Nak?"
"Halo, selamat sore. Saya dari pihak Rumah sakit Ananda Medika, menghubungi dari ponsel Pasien, ingin memberitaukan bahwa saudara Angga Purnomo Saputra telah menjadi korban tabrak lari dan sekarag berada di UGD dan sedang dalam penanganan Dokter."
"Oh, ya ampun. Angga ... maaf, ini dari rumah sakit mana?"
"Rumah Sakit Ananda Medika, Bu. Pasien ada di ruang UGD."
"Oke, terima kasih banyak. Saya akan segera menuju ke sana."
"Sama-sama. Selamat sore."
Tut!
Seseorang dengan seragam perawat sedang menunggu di pintu dekat lobi rumah sakit. Saat seorang wanita paruh baya datang dengan wajah cemas, ia pun langsung berdiri menghampiri.
"Selamat sore, Ibu. Dengan Ibu pasien Angga yang tadi bicara di telepon?" tanyanya
"Ya, benar. Di mana anak saya, Sus?" tanya balik Ibu Angga
"Kebetulan saya Suster yang juga membawa anak Ibu ke rumah sakit ini. Mari, Bu, ruang UGD lewat sini," ucapnya
"Silahkan masuk, Bu. Pasien masih ditangani oleh Dokter," katanya
Ibu Angga pun masuk ke dalam ruang UGD. Dari sekian banyak pasien UGD, Ibu Angga mencari putranya itu. Dan menjadi tambah cemas ketika melihat kepala putranya yang sudah dibalut dengan perban.
"Dok, bagaimana keadaan anak saya?" tanya Ibu Angga
"Anak Ibu mengalami tabrak lari dan kepalanya terbentur cukup keras. Pasien akan siuman sebentar lagi dan kami akan memeriksa lebih lanjut kondisinya saat sadar nanti. Pasien harus di rawat inap. Silahkan Ibu urus administrasinya lebih supaya pasien dapat dipindahkan ke ruang rawat inap," jelas Dokter
"Saya akan urus administrasinya, tolong segera pindahkan anak saya, Dok," ujar Ibu Angga
Saat sedang menuju meja administrasi, Ibu Angga berpapasan dengan Suster yang menemuinya di depan pintu lobi tadi. Yang ditugaskan untuk memindahkan pasien Angga ke ruang rawat inap.
...
R. Bougenville 8
Secepat mungkin Ibu Angga menuju ruang rawat putranya. Di sana masih terdapat Suster yang mengantar putranya yang juga merupakan Suster yang menghubunginya lewat telepon dan menemuinya di lobi.
"Maaf, Bu. Saya masih sedang membersihkan ruangan sedikit lagi," katanya
"Iya, Sus. Tidak apa. Suster yang membawa anak saya ke sini dan menelepon saya juga menemui saya tadi, kan? Sekali lagi saya ucapkan terima kasih banyak," ujar Ibu Angga dengan tetap menatap wajah putranya.
"Sama-sama, Bu, sudah menjadi tugas saya. Ibu tenang saja, Angga akan segera sadar. Benturan di kepalanya memang cukup keras, tapi saat di perjalanan menuju ke rumah sakit tadi, Annga masih bisa membuka kedua matanya, jadj Pasien pasti akan segera sadar. Putra Ibu adalahh lelaki yang kuat," ucapnya yang berusaha menghibur.
"Suster, memang benar. Terima kasih," kata Ibu Angga
"Ohya, ini ponsel pasien yang saya gunakan untuk menelepon Ibu tadi. Maaf, baru sempat saya kembalikan sekarang," ujarnya
Suster tersebut pun menyerahkan ponsel pasien Angga pada Ibu-nya.
"Terima kasih banyak, Sus," ucap Ibu Angga
"Sama-sama. Kalau begitu, saya permisi dulu, Bu," katanya
Suster pun keluar dari ruangan tersebut.
"Angga, bagaimana bisa kamu celaka seperti ini, Nak?" cemas Ibu Angga
"Nggh ... " lenguh pasien
"Angga? Dok, Dokter! Anak saya sadar!" teriak Ibu Angga
Dokter pun berlarian masuk. Dan segera memeriksa pasien.
"Aku di mana? Ibu siapa? Kenapa aku ada di sini?" tanyanya yang menjadi linglung.
"Angga, ini Mama, Nak. Kamu di ada rumah sakit sekarang," jawab Ibu Angga
"Mama? Rumah sakit? Ah!" teriak pasien dengan perasaan bingung.
Pasien memegangi kepalanya yang terasa sakit.
"Ibu, mohon untuk ke luar dulu. Saya akan memeriksa pasien lebih lanjut. Harap tenang," ucap Dokter
Ibu Angga ke luar dari dalam ruang rawat dengan tetes air mata.
"Angga, apa kamu ingat apa yang sudah terjadi? Kenapa kamu bisa berada di sini?" tanya Dokter
Pasien pun berusaha untuk mengingat kembali.
"Saya jatuh karena ditabrak, setelah itu tidak tau apa yang terjadi, lalu saya sudah ada di sini," jawabnya
"Ingat siapa nama kamu? Tahun, hari, dan jam berapa sekarang?" tanya dan selidik Dokter
"Nama saya Angga Purnomo Saputra, sekarang tahun nggh~ hh ... " jelasnya yang kembali tak sadarkan diri.
Dokter pun menemui Ibu pasien
"Dok, bagaimana dengan keadaan anak saya?"
"Anak Ibu mengalami benturan cukup keras, sehingga tadi sempat lupa sementara, itu hal wajar, tapi saya belum tahu dengan pasti bagaimana kondisi lanjutnya karena pasien kembali pingsan. Sepertinya pasien cukup kehilangan banyak darah, kami butuh donor darah untuknya. Apa Ibu tahu golongan darah pasien? Dan apa golongan darah Ibu sama dengannya, atau mungkin ada sanak saudara lain?" tanya Dokter
Ibu Angga terlihat sangat syok mendengarnya. Ia belum tahu kondisi pasti putranya, sekarang putranya membutuhkan donor darah. Saat itu Suster yang menolong Angga menghampirinya sekali lagi.
"Dok, apa dari pihak rumah sakit bisa ikut mendonor? Golongan darah saya O. Apa saya bisa?" tanyanya
.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
S R
Novel baru..sukses ya😍
2023-03-24
1
Aerik_chan
Aku baru tahu kalau kakak bikin cerita baru...maklum beberapa hari gk baca mt...semngat kak...
2023-03-23
1
Terra Chi
episode berikutnya sudah terbit, yaa
2023-03-22
0